JAKARTA
PEMBIMBING
Disusun Oleh :
Kelompok B2
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas telaah jurnal ini tepat pada
waktunya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar kita
yakninya Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman
jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan pada saat
sekarang ini.
Telaah jurnal ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan
Dasar Klinik. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi
Penulis menyadari bahwa telaah jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi kesempurnaan
telaah jurnal ini. Akhir kata penulis berharapsemoga telaah jurnal ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes adalah suatu kondisi yang lama dan serius dengan dampak besar
pada kehidupan individu dan keluarga. Diabetes mellitus adalah salah satu
(463 juta orang), meningkat menjadi 10,2% (578 juta) pada tahun 2030 dan
10,9% (700 juta) pada tahun 2045 ( IDF, 2019). Pada tahun 2018 terdapat 34,2
juta orang atau 10,5% dari populasi penduduk Amerika Serikat mengidap
diabetes mellitus. Jawa Timur merupakan provinsi dengan angka paling banyak
penderita diabetes sedangkan Jakarta berada pada posisi ke enam dengan angka
40.210 orang (Riskesdas, 2018). Kelompok Umur yang paling banyak menderita
Keinginan buang air kecil sering terjadi di malam hari (nokturia), hal ini
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Tidur merupakan suatu
keadaan tidak sadarkan diri dimana persepsi dan reaksi individu terhadap
terbangunnya pada malam hari atau karena sulit untuk tertidur (Insomnia).
Prevalensi nokturia berat pada penyandang diabetes mellitus tipe 2 sekitar 25%
(Purnamasari, 2020).
yaitu Sleep Education After Night. Sleep Education After Night merupakan suatu
menekankan jadwal dan rutinitas tidur yang stabil, lingkungan yang ramah untuk
B. Tujuan
diabetes mellitus.
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
pada diabetes melitus merupakan akibat dari dua faktor utama, yakni kadar
glukosa darah yang tinggi dan penurunan jumlah insulin efektif yang
(Sudoyo, 2009).
mengalami kurang energi untuk proses metabolisme selular. Hal ini kemudian
untuk menimbulkan kadar glukosa darah. Respon pertama yaitu pasien sering
merasa lapar sebagai respon terhadap rendahnya intake glukosa oleh sel.
menjadi glukosa. Jika hal ini terjadi secara berkepanjangan maka tubuh akan
lipid akan menghasilkan produk sampingan berupa benda keton yang bersifat
asam. Kondisi ini dapat mengakibatkan ketosis dan ketoasidosis yang dapat
(Sudoyo, 2009).
5
Faktor risiko DM tipe 2 terdiri dari faktor risiko yang tidak bisa
dimodifikasi, yang bisa dimodifikasi dan faktor lain yang terkait dengan
dengan meningkatnya umur yaitu dari umur lebih dari 45 tahun harus
4) Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi > 4000 gram
5) Riwayat lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg (bayi yang lahir
4) Dislipidemia ( HDL250mg/dL)
5) Diet yang tidak sehat (unhealthy diet), diat dengan tinggi gula dan
klien DM adalah:
Adalah seringnya buang air kecil terutama pada malam hari dengan
volume banyak. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya kadar gula darah
yang tidak bisa ditoleransi oleh ginjal dan agar urin yang dikeluarkan tak
terlalu pekat, ginjal harus menarik banyak cairan dari dalam tubuh.
c. Polifagia(banyak makan)
Adalah seringnya merasa lapar yang luar biasa. Hal ini disebabkan
karena gula darah yang tidak bisa masuk kedalam sel, dimana sel-sel
fase ini pasien menunjukan berat badan yang terus naik atau bertambah
gemuk.
singkat disertai keluhan lemas. Hal ini disebabkan karena glukosa darah
lipatan kulit seperti ketiak atau payudara. Keluhan lain sering dirasakan
oleh pasien yaitu adanya bisul dan luka yang sulit sembuh.
5. Klasifikasi
kurang atau tidak ada sama sekali. Glukosa di dalam darah menumpuk
8
karena tidak dapat diangkut ke dalam sel. DM tipe ini tergantung pada
degenerasi atau kerusakan organ dan faktor gaya hidup (Bustan, 2015).
atas 40 tahun disertai berat badan yang berlebih. Selain itu diabetes tipe
6. Komplikasi
penyebab kematian 50% akibat penyakit jantung koroner dan 30% akibat
2015).
9
7. Penatalaksanaan
dikenal dengan empat pilar utama yaitu edukasi, terapi nutrisi medis,
tersebut dapat diterapkan pada semua jenis tipe Diabetes Melitus termasuk
a. Edukasi
b. Pengaturan makanan/diet
± 10% dari berat badan idaman, mencegah komplikasi akut atau kronik,
c. Latihan Jasmani
hari dan latihan jasmani dilakukan secara secara teratur sebanyak 3-5
kali perminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit
latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah <100 mg/dL pasien harus
d. Terapi Farmakologis
5 golongan:
i. Sulfonilurea
ii. Glinid
i. Metformin
Acarbose.
kehidupan lain setelah bangun tidur. Ide ini menggabungkan beberapa atribut,
misalnya, waktu yang dibutuhkan untuk mulai tertidur, kedalaman istirahat dan
digambarkan dengan alokasi waktu dia tertidur, dan keberatan yang dirasakan
selama istirahat atau setelah bangun tidur. Menurut Potter dan Perry (2005)
kebutuhan tidur yang cukup ditentukan selain oleh faktor jumlah jam tidur
(kuantitas tidur), ditambah dengan kedalaman (kualitas tidur). (Serko AJi, 2015)
malas dan tanpa emosi, kegelapan di sekitar mata, kelopak mata membesar,
konjungtiva merah, mata sakit, perhatian terpecah-pecah, nyeri kepala dan terus
fisiologis, mental, dan faktor lingkungan secara teratur mengubah kualitas dan
tidur. Salah satu zat yang meningkatkan istirahat pada banyak orang adalah
b. Gaya Hidup.
benar- benar bekerja, secara penuh atau tanpa istirahat misalnya, ( 2 minggu
siang hari diikuti oleh 1 minggu malam hari ) sering mengalami masalah
pekerjaan pada jam 9. Orang dapat beristirahat 3 atau 4 jam karena tubuh
mendeteksi bahwa waktunya telah tiba untuk bangun dan beristirahat. Kesulitan
Amerika tidak bisa tidur dan mengalami kelesuan siang hari yang ekstrim.
d. Stres Emosional
Klien yang lebih muda pasti akan menghadapi kemalangan yang mendorong
tekanan antusias seperti pensiun, dan kematian orang yang dicintai. Lansia dan
e. Lingkungan
mempengaruhi kapasitas untuk memulai dan tetap tidak sadar. Ventilasi yang
baik sangat penting untuk istirahat malam yang layak. Ukuran, kenyamanan
dan posisi tempat tidur mempengaruhi sifat istirahat. Jika seseorang biasanya
berbaring dengan orang lain, tidur sendiri akan membuatnya terbangun secara
teratur. Kemudian lagi, berbaring dengan teman tidur yang gelisah atau mengi
keributan membuat satu masalah lagi bagi pasien. Jadi pasien akan bangun
tanpa masalah. Masalah ini secara signifikan lebih penting pada malam
atau olahraga yang menyenangkan. Berlatih 2 jam atau lebih sebelum tidur
berasal dari pekerjaan yang terkuras atau stres membuatnya sulit untuk
Makan malam yang besar, berat, dan juga lezat di malam hari sering
dan nikotin yang dikonsumsi sekitar malam hari menghasilkan gangguan tidur.
Espresso, teh, cola, dan coklat yang mengandung kafein dan xanthenes
saluran nafas bagian atas. Penambahan berat badan menyebabkan kurang tidur
dan berkurangnya istirahat. Masalah istirahat tertentu adalah efek samping dari
diet semi-diet yang terkenal di masyarakat yang sadar akan berat badan. (Putri,
2016)
h. Jenis Kelamin
adalah bagian dari faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada wanita.
pribadi mereka. Wanita dua kali lebih logis daripada pria untuk mengalami
16
i. Usia
Perkembangan ini adalah jam organik pemuda atau disebut irama sirkadian.
nanti sekitar waktu malam dan bangun nanti menjelang awal hari. Juga remaja
lebih siap sekitar waktu malam dan mengalami lebih banyak kesulitan tidur.
Sementara pada lansia, lansia bangun lebih teratur di sekitar waktu malam dan
beristirahat di siang hari tentu saja akan menjadi semakin waspada pada
kualitas tidur telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Yi, Si, danShin (2006)
kualitas tidur dan desain tidur pada orang dewasa. PSQI diciptakan untuk
mengukur dan memisahkan orang dengan kualitas tidur yang baik dan
kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur adalah kekhasan yang rumit dan
1989).
b. Latensi tidur
c. Durasi tidur
bangun menjelang awal hari tanpa mengacu pada bangun di malam hari.
Orang dewasa yang dapat beristirahat lebih dari 7 jam secara konsisten
dapat dikatakan memiliki kualitas tidur yang baik (J.Buysse et al., 1989).
e. Gangguan tidur
individu dan bangun berubah dari kebiasaan mereka, hal ini menyebabkan
penurunan baik jumlah dan sifat tidur seseorang (J.Buysse et al., 1989).
f. Penggunaan obat
kondisi lesu ketika baraktivitas di siang hari, tidak adanya energi atau
lengkap diperoleh dengan memasukkan skor part 1-7 dengan cakupan 0-21.
Survei ini telah diuji validitas dan reabilitas. (Cronbach's alpha) yaitu 0,83
(Adrianti, 2017).
pola tidur pada pasien, maka tahap berikutnya adalah membuat kontrak
dengan kriteria poin 4 di hari yang sama dan dibagi menjadi 3 sesi dengan
masing-masing 10 menit.
d. Tidak ada media elektronik (mis : hp, ipod, menonton tv) minimal
kerugian dari penerapan Sleep Education After Midnight ini sesuai dengan
BAB III
TELAAH JURNAL
1. Abstrak
dari jurnal yang dilakukan. Abstrak terdiri dari latar belakang, tujuan, metode
penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian serta kata kunci. Kata kunci dalam
Penulisan abstrak terdiri dari 250 kata, beberapa panduan juga menyarankan
antara 150-250 kata. Spasi penulisan antar baris adalah spasi 1 (single spacing).
Hasil analisa:
a. Jurnal ini menggunakan bahasa Indonesia yang memiliki abstrak yang rinci
b. Abstrak pada jurnal ini sudah mencantumkan latar belakang sampai hasil dan
kesimpulan penelitian.
c. Abstrak pada jurnal ini terdiri dari 3 kata kunci yaitu sleep education after
d. Abstrak pada jurnal ini terdiri dari 200 kata, dimana telah sesuai dengan
e. Spasi penulisan abstrak telah sesuai dengan ketentuan yaitu spasi 1 (single
spacing).
22
f. Penggunaan bahasa asing dalam abstrak sudah dicetak miring yang juga
2. Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari 4-5 paragraf, dimana dalam setiap paragraf terdiri dari
4-5 kalimat.
Hasil analisa:
a. Masalah pada peneliti ini yaitu prevalensi nokturia berat pada penyandang
buang air kecil di malam hari (nokturia) atau karena sulit untuk tertidur
mellitus.
Untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan maka dapat diberikan terapi
kegiatan yang dilakukan berupa menekankan jadwal dan rutinitas tidur yang
stabil, lingkungan yang ramah untuk tidur, menghindari zat-zat yang akan
Hasil analisa:
Hasil analisa:
jurnal ini tidak terdapat pembanding dari hasil penelitian lain yang juga
Hasil analisa:
6. Metodologi
Hasil analisa:
group design, dimana di dalam kegiatan penelitian ini terdapat dua kelompok,
yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang kemudian diberi pretest
7. Instrumen Penelitian
Hasil Analisa :
c) Evaluasi dilakukan melalui kuisioner yang dibagikan dalam bentuk google form
8. Sampel
Hasil analisa:
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah adanya pemeriksaan kadar glukosa
darah, HBA1c (yang sudah ada dalam rekam medik), jika tidak ditemukan
9. Hasil Penelitian
Hasil analisa:
Hasil dalam penelitian ini sudah dilengkapi dengan table karateristik responden
seperti usia, jenis kelamin, berat badan dan lama menderita DM. selanjutnya
terdapat table tentang sleep education after midnight pre dan post, perbedaan nilai
Sleep Education After Midnight sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pada
rata-rata nilai PSQI Sleep Education After Midnihgt sebelum dan sesudah pada
10. Pembahasan
Hasil analisa:
a) Pada jurnal ini sudah menampilkan hasil peenlitian yang didapat, pendapat
b) Dalam jurnal ini belum terlihat adanya dukungan dari penelitian sebelumnya
terkait intervensi yang sama untuk mendukung penelitian dalam jurnal ini.
Hasil analisa :
a) Pada jurnal ini didapatkan hasil kesimpulan bahwa, dilihat dari usia bahwa
diabetes mellitus banyak dialami oleh penderita dengan usia >60 tahun dan
c) Didapatkan nilai pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) sebesar 8,47 sebelum
kembali setelah dilakukan intervensi maka diperoleh nilai PSQI sebesar 2,47
Hasil Analisa:
Hasil analisa:
a) Daftar pustaka yang dijadikan referensi pada jurnal ini sebanyak 18 referensi,
b) Daftar pustaka masih menggunakan referensi yang lama (>5 tahun terakhir)
untuk artikel yaitu tahun 2010 dan untuk referensi buku dengan tahun penulisan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidur adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia.
terbangunnya pada malam hari atau karena sulit untuk tertidur (Insomnia).
terapi nonfarmakologi yaitu Sleep Education After Night. Oleh sebab itu,
B. Saran
mellitus.
29
DAFTAR PUSTAKA
ADA. (2019). Standar Of Medical Are In Diabetes 2019 (1st ed., Vol. 42, pp. 2–6).
dari https://care.diabetesjournals.org/content/42/Supplement_1
IDF. (2019). IDF Diabetes Atlas (9th ed.). Belgium: International Diabetes federation.
https://www.diabetesatlas.org/en/resources/
209-215
http.www.perkeni.net.
Prasetyani, D., & Apriani, E. (2017). Karakteristik pasien diabetes melitus tipe ii di
Siopis, et. al. (2017). Dietitians' experiences and perspectives regarding access to and
delivery ofdietetic services for people with type 2 Diabetes Melitus. The
30