Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan.
Teori Middle Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik,
cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai
petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada
grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris. Perlu diyakini bahwa
penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan
berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan
sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model
keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan
didalam praktek keperawatan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbandingan dengan level teori yang lain ?


2. Bagaimana pengelompokan Ttori, meliputi:

a) Ciri Middle Range Theory


b) Perkembangan middle range theory
c) Penggunaan middle range theory
d) Tokoh-tokoh middle range theory

C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory dan
beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh keperawatan.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Middle Range Theories


Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/gagasan
yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada
realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008) Teori-teori ini terdiri dari beberapa
konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu model.
Middle range theories dapatdikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk
menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada
disiplin ilmu keperawatan.

2.2 Perbandingan dengan Level Teori yang Lain

Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik


untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik
dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle
range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam
pemikiran empiris Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan
penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton
(1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik,
selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theories
menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak
dalam grand teori Mid-range memberikan manfaat bagi perawat, mudah
diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range,
tingkat keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup
terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.Kramer
(1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang
relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan
masalah pada disiplin ilmu Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range
theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan
middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi
penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori. Sependapat dengan
Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range theory jika
dibandingkan dengan grand theory:
a. ruang lingkupnya lebih sempit
b. lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
c. terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
d. merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas
e. lebih dapat diuji secara empiris
f. lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik

2.3 Pengelompokan Teori

Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan oleh

beberapa penyusun buku menurut:

a. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories ke

dalam tipe-tipe :

1. Tipe fisiologis
2. Tipe kognitif
3. Tipe emosional
4. Tipe sosial
5. Tipe integrative

b. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:

1. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)


2. Tidal Model (Phil Barker, 2001)
3. Comfort (Kolcaba, 1992)
4. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya

2.4 Ciri Middle Range Theory


a. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :

1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi


2. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
3. Tanpa indikator pengukuran
4. Masih cukup abstrak
5. Konsep dan proposisi yang terukur
6. Inklusif
7. Memiliki sedikit konsep dan variabel
8. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
9. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
10. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara
induktif menggunakan studi kualitatif
11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak
merupakan hal ilmiah yang menarik
12. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
13. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
14. Mid-range theory  tumbuh langsung dari praktik.

b. Menurut Meleis, A. I. (1997) :

1. Ruang lingkup terbatas,


2. Memiliki sedikit abstrak,
3. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
4. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)

c. Menurut Whall (1996) :

1. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan


2. Mudah diterapkan
3. Bisa diterapkan pada berbagai situasi
4. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat

2.5 Perkembangan Middle Range Theory

Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory

bersumber pada proses intelektual yang meliputi:

a. Teori induktif yang membangun teori melalui riset


b. Teori deduktif yang berasal dari grand theory
c. Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
d. Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi
e. Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik
2.6 Penggunaan Middle Range Theory

Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian.
Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari
penelitian. serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian.
(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat membantu praktik dengan
memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungkinkan untuk
menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi. Review terhadap beberapa
penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan penggunaan Middle Range Teori
dalam penelitian keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle Range
Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita membandingkan
seberapa sering Middle Range Teori dan Grand Teori dikutip dalam literatur
penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yang diidentifikasi menggunakan teori
adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian
yang benar-benar menggunakan teori keperawatan dan 54 lainnya menggunakan
mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari ilmu psikologi.

2.7 Kontroversi Tentang Middle Range Teori

Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz,
seorang penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage,
memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini, sedangkan yang lainnya
memasukkan ke dalam middle range teori. Dalam analisis dasar Middle Range
Teori “Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu
pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range
Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit,
tetapi berada pada kondisi dipertengahan. Untuk mencegah salah penafsiran dalam
pemahaman terhadap teori, para penemu  teori harus memberikan Identitas Teori
terhadap komponen  konsep dalam teori tersebut. Ketidakakuratan dari  middle
range teori hanya salah satu dari sekian banyak kritik terhadap teori ini. Selain hal
tersebut, ketidakjelasan definisi middle range teori telah dikritisi untuk
membedakannya  dengan Grand Teori,karena mampu untuk  diuji meggunakan ide
postif –logis.

2.8 Tokoh-tokoh middle range theory


1. Ramona T. Mercer

Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual


keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role
Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran
proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai
asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat
dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan
pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak
mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.

Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi


baru lahir terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir
masih sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat
bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru
lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati
dari pola perilaku bayi. Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan
oleh Mercer dengan menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979)
memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian
peran ibu.

2. Katharine Kolcaba

Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran

logis antara lain:

a. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang
diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh
melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan
sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit
atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
b. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan
spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya
dari yang umum ke yang spesifik.
c. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat
untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan
diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia
sedikit teori.Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi
fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai
semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat
yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus
kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan
teknik problem solving yang tepat.
3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
a) Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian,
Konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati
kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas,
penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.
b) Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai,
suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi
lebih baik.
c) Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik,
psikologis, sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu
kesejahteraan dan keadan yang baik.
4. Carolyn L Wiener
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada
kondisi fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk
membentuk kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan
dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama
(major influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran
perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya
merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena
itu kondisi sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut.
Domain dari kondisi sakit adalah berhubungan dengan ketidakpastian
bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table 30.1) melalui aliran
dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari
hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk kerja
.Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya dengan semua
interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan kesehatan. Semua komponen yang
berperan tersebut disebut total organisasi. Seorang yang sakit (pasien)
merupakan pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya
dipengaruhi oleh total organisasi.
5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN

a., Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory

Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering


diabaikan dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam
ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa,
dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah
emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi
postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya dan
aspek-aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi,
dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas tentang
Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum.
Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi
stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan
kemungkinan akan muncul beberapa gejala. Cheryl memperkenalkan
NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE program
ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan
depresi postpartum, yaitu:

1. Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)


2. Understanding (pemahaman)
3. Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
4. Spirituality (spiritualitas)
5. Exercise (latihan)

Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan


dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu
atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam
setiap tahap penyembuhan mereka.

6. Merle Helaine Mishel.


a) Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan
pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan terhadap penyakit
berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai
sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit,
keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat
terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri.
Keraguan terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress
psikologis yang lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup.

7. Phil Barker

1. Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu
diperhatikan:
2. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah
yang hal yang terpenting.
3. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup
mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
4. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan
ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.
5. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita
tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda
bantu (klien).
6. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya
setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman
hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk
membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu
dalam proses pemulihannya.
7. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi
atau tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus
menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan
atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa
yang sebenarnya sedang dilakukannya.
8. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang
berisi informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang
dapat digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak
dapat digunakan.
9. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong
bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan
langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal
merupakan langkah yang penting.
10. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga
daripada waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama.
Pertanyaan yang harus ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih
kita punya?” melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat
ini?".

8. Kristen Swanson
a. Theory of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang
dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang
memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko
dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk
perawatan kesehatan (Potter et al. 2005) Melalui wawancara ini, Swanson
mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat
yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang
perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang
memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen
bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah,
me lainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di
tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran,
perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993).

Hal yang menarik pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson


selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi
dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi
dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu
pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).

9. Shirly M. Moore
Teori Hidup damai di akhir
 Sumber Teoritis 

Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah
kerangka teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians
struktur, proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian,
dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan
struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang
signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit
perawatan akut. Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi
keperawatan) yang dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:

a. bebas dari rasa sakit,


b. mendapatkan penghiburan,
c. mendapatkan martabat dan rasa hormat,
d. berada dalam kedamaian dan
e. mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka
yang peduli.

 Penggunaan Bukti Empiris

Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari
kedua pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara
menyeluruh literatur menangani beberapa komponen teori. Para standart
perawatan terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian yang
diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori
preskriptif relaxation. Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi enam
pernyataan teoritis untuk teori mereka sebagai berikut:

1. Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi


farmakologis dan nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman pasien
tidak sakit.
2. Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik,
memfasilitasi istirahat, relaksasi dan kepuasan, dan mencegah komplikasi
berkontribusi dengan pengalaman pasien kenyamanan.
3. Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan
tentang perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan martabat, empati
dan rasa hormat dan menjadi perhatian terhadap pasien menyatakan
kebutuhan, keinginan, dan preferensi berkontribusi dengan pengalaman
pasien martabat dan rasa hormat.
4. Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan pasien
menyatakan kebutuhan untuk obat antiansietas, kepercayaan inspirasi,
memberikan yang lain pasien dan signifikan dengan bimbingan dalam
masalah-masalah praktis dan memberikan kehadiran fisik orang lain
peduli apakah berkontribusi diinginkan untuk pengalaman pasien merasa
damai.
5. Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati
kesedihan orang lain, kekhawatiran dan pertanyaan dan memfasilitasi
peluang untuk kedekatan keluarga kepada orang lain yang signifikan
atau orang yang peduli.
6. Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat
yang damai, kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang-
orang yang peduli berkontribusi sampai akhir hidup damai.
 Pengembangan Lebih Lanjut

Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan


sumber asli dan dengan demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah
langkah dapat digunakan untuk memajukan pembangunan. orang bisa
mempertimbangkan penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga
conceps (nyeri, kenyamanan, damai) menciptakan sebuah konsep tunggal
yang terkait dengan manajemen gejala fisik psikologis. Konsep atau
pemetaan analisis dapat digunakan untuk menentukan jika beberapa kriteria
proses yang berhubungan dengan tiga konsep (nyeri, kenyamanan, damai).
Misalnya :

a) Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa


sakit dan  menerapkan intervensi farmakologis dan non
phramlocological)
b) Kriteria proses kenyamanan  (mencegah, pemantauan, dan
menghilangkan ketidaknyamanan fisik)
c) Proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang
memenuhi kebutuhan obat anti ansietas).
10. Georgene Gaskill Eakes

Para NCRCS ( The Nursing Consurtium  For Research on Chronic


Sorrow ) berdasarkan berbagai Middle Range Theory  kesedihan Cronic pada
dua sumber utama. Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar
dari konsep asli kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998). Lazarus
dan Folksmans (1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar bagi
konseptualisasi tentang bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis.
Konsep kesedihan kronis berasal  karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren,
Burke, Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip
pengamatan Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan
kesedihan kronis panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai
deskripsi sederhana reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al,
1992).

Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari
anak-anak  baik secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan
yang berulang dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang
tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses
yang

menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan,


kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al,
1992). Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam
konsep kesedihan kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan
pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al,
1992). Burke dalam studinya anak-anak dengan spina bifida, kesedihan kronis
didefinisikan sebagai kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan
progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke 1994).

NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi


berusaha untuk memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan
Lazarus dan Folksmans 1984 bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar
untuk metode manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model mereka
(Eakes et al, 1998) Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali kesedihan
merangsang mekanisme koping individu. Ada  kategori mengatasi gaya atau
manajemen. Strategi koping internal meliputi tindakan berorientasi kognitif
penilaian kembali dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai
Middle Range Theory  kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan
kronis dalam situasi tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena
tersebut.
BAB 111

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori
adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret  dari pada
Grand Teori, karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari
disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan
diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya
terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan
fenomena abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup
terbatas, memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori
Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan
praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968),
menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.

B. Saran

Dari makalah yang kami buat, kami sebagai penulis menyarankan untuk
lebih banyak membaca dan memahami masalah middle range, dan bisa lebih
banyak mengetahui masalah genetik (pewaris sifat) pada manusia.

Anda mungkin juga menyukai