PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan.
Teori Middle Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik,
cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai
petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada
grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris. Perlu diyakini bahwa
penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan
berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan
sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model
keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan
didalam praktek keperawatan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory dan
beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
dalam tipe-tipe :
1. Tipe fisiologis
2. Tipe kognitif
3. Tipe emosional
4. Tipe sosial
5. Tipe integrative
Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory
Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian.
Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari
penelitian. serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian.
(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat membantu praktik dengan
memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungkinkan untuk
menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi. Review terhadap beberapa
penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan penggunaan Middle Range Teori
dalam penelitian keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle Range
Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita membandingkan
seberapa sering Middle Range Teori dan Grand Teori dikutip dalam literatur
penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yang diidentifikasi menggunakan teori
adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian
yang benar-benar menggunakan teori keperawatan dan 54 lainnya menggunakan
mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari ilmu psikologi.
Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz,
seorang penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage,
memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini, sedangkan yang lainnya
memasukkan ke dalam middle range teori. Dalam analisis dasar Middle Range
Teori “Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu
pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range
Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit,
tetapi berada pada kondisi dipertengahan. Untuk mencegah salah penafsiran dalam
pemahaman terhadap teori, para penemu teori harus memberikan Identitas Teori
terhadap komponen konsep dalam teori tersebut. Ketidakakuratan dari middle
range teori hanya salah satu dari sekian banyak kritik terhadap teori ini. Selain hal
tersebut, ketidakjelasan definisi middle range teori telah dikritisi untuk
membedakannya dengan Grand Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide
postif –logis.
2. Katharine Kolcaba
a. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang
diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh
melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan
sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit
atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
b. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan
spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya
dari yang umum ke yang spesifik.
c. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat
untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan
diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia
sedikit teori.Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi
fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai
semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat
yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus
kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan
teknik problem solving yang tepat.
3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
a) Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian,
Konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati
kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas,
penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.
b) Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai,
suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi
lebih baik.
c) Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik,
psikologis, sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu
kesejahteraan dan keadan yang baik.
4. Carolyn L Wiener
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada
kondisi fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk
membentuk kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan
dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama
(major influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran
perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya
merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena
itu kondisi sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut.
Domain dari kondisi sakit adalah berhubungan dengan ketidakpastian
bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table 30.1) melalui aliran
dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari
hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk kerja
.Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya dengan semua
interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan kesehatan. Semua komponen yang
berperan tersebut disebut total organisasi. Seorang yang sakit (pasien)
merupakan pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya
dipengaruhi oleh total organisasi.
5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN
7. Phil Barker
1. Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu
diperhatikan:
2. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah
yang hal yang terpenting.
3. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup
mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
4. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan
ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.
5. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita
tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda
bantu (klien).
6. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya
setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman
hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk
membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu
dalam proses pemulihannya.
7. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi
atau tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus
menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan
atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa
yang sebenarnya sedang dilakukannya.
8. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang
berisi informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang
dapat digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak
dapat digunakan.
9. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong
bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan
langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal
merupakan langkah yang penting.
10. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga
daripada waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama.
Pertanyaan yang harus ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih
kita punya?” melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat
ini?".
8. Kristen Swanson
a. Theory of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang
dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang
memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko
dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk
perawatan kesehatan (Potter et al. 2005) Melalui wawancara ini, Swanson
mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat
yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang
perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang
memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen
bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah,
me lainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di
tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran,
perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993).
9. Shirly M. Moore
Teori Hidup damai di akhir
Sumber Teoritis
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah
kerangka teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians
struktur, proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian,
dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan
struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang
signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit
perawatan akut. Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi
keperawatan) yang dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:
Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari
kedua pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara
menyeluruh literatur menangani beberapa komponen teori. Para standart
perawatan terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian yang
diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori
preskriptif relaxation. Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi enam
pernyataan teoritis untuk teori mereka sebagai berikut:
Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari
anak-anak baik secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan
yang berulang dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang
tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses
yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori
adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret dari pada
Grand Teori, karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari
disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan
diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya
terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan
fenomena abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup
terbatas, memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori
Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan
praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968),
menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
B. Saran
Dari makalah yang kami buat, kami sebagai penulis menyarankan untuk
lebih banyak membaca dan memahami masalah middle range, dan bisa lebih
banyak mengetahui masalah genetik (pewaris sifat) pada manusia.