BARNARD”
DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
Oleh :
Kelompok III
30901900100 LILIK RETNA M 30901900114 MAULINA YASIN
2021
KATA PENGANTAR
ii
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Penerapan Teori Model Kathryn E. Barnard dalam Praktik
Keperawatan.”
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata Kuliah
Keperawatan Anak dan juga dalam rangka memperdalam pemahaman tentang teori dan
konsep keperawatan, khususnnya teori dan konsep keperawatan menurut Kathryn E.
Barnard.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
iii
Daftar Isi ............................................................................................................................iii
2.5.1 Manusia......................................................................................................10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
kontribusi pemikiran Kathryn E. Barnard dan andilnya dalam perkembangan
keperawatan.
2
3. Untuk memberikan informasi tentang aplikasi teori Kathryn E. Barnard.
4. Untuk memberikan informasi tentang peran praktik keperawatan menurut
Kathryn E. Barnard.
5. Untuk memberikan informasi tentang paradigma keperawatan menurut Kathryn
E. Barnard.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kathryn E Barnard lahir Omaha, Nebraska pada tanggal 16 April 1938. Beliau
memperoleh pendidikan di Universitas Nebraska. Menurut Baker et al. (1994), setelah
Barnard lulus dari University of Nebraska, ia bekerja sebagai asisten instruktur di
keperawatan anak. Ketika dia selesai gelar Master-nya di Boston University, ia
dipekerjakan sebagai instruktur untuk University of Washington di keperawatan ibu-
anak. Di sini, ia meraih gelar doktor dalam ekologi perkembangan anak usia dini dan
menjadi profesor keperawatan orangtua-anak di University of Washington. Dr Barnard
berpartisipasi dalam proyek-proyek pelatihan banyak di bidang pengembangan masa
kanak-kanak. Dia juga mengarahkan studi penelitian yang mengarah pada pembentukan
Nursing Child Assessment Project (NCAP), yang merupakan dasar dari Model PCI.
4
2.2. Teori Kathryn E. Barnard
Dr. Barnard PCI (Parent Child Interaction) Model mendalilkan bahwa hubungan
interaktif antara orang tua dan anak secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan kognitif. Selain itu, kualitas interaksi ini dapat diukur untuk keberhasilan
mereka dan informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi berisiko keluarga (PCI,
2007). Menurut model ini, orang tua dan anak terus tanggung jawab untuk menetapkan
"komunikasi isyarat," atau akurat mengirim dan menerima isyarat dalam lingkungan
mereka (The Barnard Model, 2007). Interpretasi yang sesuai dan tepat waktu respon
oleh kedua belah pihak merupakan komponen penting dari dialog (Huber, 1991).
Menurut Baker et al. (1994), Model Barnard juga dapat diterapkan di banyak
disiplin ilmu lain yang mengamati hubungan orangtua anak. Selain adaptasi mereka,
kekuatan tambahan skala penilaian Barnard adalah waktu singkat administrasi,
kemudahan penggunaan, dan kemampuan mereka untuk dilakukan di sekitar aktivitas
normal anak makan dan atau bermain tanpa memerlukan gangguan pola harian nya
(Huber, 1991). Keumuman Model Dr Barnard, awalnya dirancang untuk mengatasi
tahun pertama kehidupan seorang anak, sejak burgeoned untuk menyertakan penilaian
anak-anak sampai usia tiga tahun (Masters, 2012).
5
2.3 Aplikasi Teori Kathryn E. Barnard
6
c. Parent sensitivity to the child’s cues (rasa sensitif orang tua terhadap isyarat
bayi)
Orang tua, seperti halnya bayi, harus mampu memahami isyarat yang diberikan
bayi sehingga mereka memodifikasi perilakunya dengan tepat. Orang tua yang
memiliki masalah dalam aspek kehidupannya seperti : masalah pekerjaan dan
keuangan, masalah emosional atau stress dalam pernikahan, dapat menjadi tidak
sensitive terhadap isyarat bayi. Jika stress dapat diatasi oleh orang tua, orang tua
dapat memahami isyarat bayinya.
d. Parent’s ability to alleviate the infant’s distress (kemampuan orang tua
mengurangi distress pada bayi)
Beberapa isyarat yang diberikan bayi membantu orang tua. Efektifitas orang tua
dalam mengurangi distress bayi bergantung pada beberapa hal, yaitu :
1. Orang tua harus mengenali bahwa distress sedang terjadi,
2. Harus mengetahui tindakan yang tepat untuk mengurangi distress.
3. Dan akhirnya orang tua harus mampu melaksanakan tindakan sesuai
pengetahuannya.
e. Parent’s social and emotional growth fostering activities (orang tua membantu
pertumbuhan social dan emosional)
Kemampuan untuk membantu aktivitas pertumbuhan social emosional
bergantung kamampuan orang tua untuk beradaptasi secara luas. Orang tua
harus mampu bermain dengan mesra dengan anak, menggunakan interaksi social
saat member makan, member pujian atas perilaku anak. Orang tua harus
menyadari tingkat perkembangan anak dan mampu mengatur perilaku yang
sesuai. Hal ini tergantung pada kemampuan orang tua dalam menerapkan
pengetahuan dan keahliannya.
7
pemahaman tentang kemampuan anakny dan orang tua harus memiliki energy
untuk menerapkan keahliannya.
1. Anak (Child)
Barnard menggambarkan anak dengan karakteristik berikut : perilaku bayi baru
lahir, pola makan dan tidur, tampilan fisik, temperamen dan kemampuan anak
beradaptasi terhadap lingkungan dan petugas kesehatan.
2. Ibu/ pengasuh (Mother/ care giver)
Karakteristik ibu yang digambarkan Barnard meliputi: aspek psikososial,
perhatian terhadap anak, kesehatan ibu sendiri, pengalaman ibu yang mengubah
kehidupannya, harapan ibu terhadap anaknya, dan yang paling penting adalah
pola hubungan orang tua- anak dan kemampuan adaptasinya.
3. Lingkungan (Environment)
Karakteristik lingkungan aspek lingkungan fisik dan keluarga, keterlibatan ayah,
dan derajat hubungan orang tua untuk menghormati anaknya.
8
gizi anak dan ahli terapi fisik saat mengatur kelompok yang memberikan
perawatan pada klien.
Peran praktik keperawatan dalam berkolaborasi yang sesuai dengan teori
Kathryn E. Barnard:
Selain berkolaborasi atau bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk
memberikan perawatan, perawat harus berkolaborasi dengan ibu dari anak
tersebut, agar tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. Salah satu caranya
adalah, dengan memberikan dukungan untuk meningkatkan sensitivitas ibu dan
respon terhadap isyarat bayinya agar interaksi orangtua-anak berjalan lancar
dengan melakukan kolaborasi antar perawat dengan sang ibu.
Sehat sakit:
a. Bayi dikatakan sehat jika semua kebutuhannya dapat terpenuhi, baik kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Ibu sebagai orang terdekat bagi bayi,
maka ibu memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Tugas perawat adalah memberikan informasi, memberikan dukungan, dan juga
membantu ibu dalam memberikan kebutuhan bayi karena perawat juga
mempunyai tugas untuk memberikan asuhan keperawatan secara holistic atau
menyeluruh.
b. Bayi dikatakan sakit jika kebutuhannya tidak terpenuhi dan menyebabkan
rentang sehatnya bergeser menuju rentang sakit. Untuk dapat memulihkannya
lagi, maka kebutuhan bayi harus terpenuhi, disinilah sensitivitas ibu harus
ditingkatkan agar dapat mengenali dan meringankan penderitaan bayi. Bukan
hanya ibu, namun perawat juga harus selalu membantu untuk memulihkan
kesehatan bayi dengan memberikan perawatan agar bayi kembali sehat.
9
2.5.1 Manusia
2.5.2 Lingkungan
2.5.3 Sehat
2.5.4 Keperawatan
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Baker, JK, Borchers, DA, Cochran, D., Kaltofen, KG, Orcutt, N., Peacock, JA, &
Yeager, LA (1994). Model interaksi orangtua-anak. Di AM Tomey, teoris
Keperawatan dan Pekerjaan mereka (3rd ed., Pp. 406-422). St Louis, MO: Mosby
Yearbook, Inc.
Skala interaksi orangtua-anak (PCI) makan dan mengajar. 2007. Retreived dari
http://www.ncast.org/index.cfm?category=2
Saidah, Qori’ila. 2010. Identifikasi Pengaruh Perawatn Metode Kangguru terhadap Ibu
dan Status Bangun Tidur BBLR di Rumah Sakit di Surabaya. Tesis. Program
Pascasarjana UI. Depok.
12