Aplikasi Teori Keperawatan dan Pendektan NANDA NIC NOC dalam Keperawatan Anak
Dosen Pengampu : Dr. Fitri Haryanti, S,Kp., M.Kes
Disusun oleh: KELOMPOK 3 Zenni Puspitarini Sri Endang Kusrini Zurriyatun Thoyibah Fatma Zulaikha Ririnisahawaitun Rosikhan Almaris Eka Oktavianto Anggun Fajar R. 13/353630/PKU/13744 13/353941/PKU/13781 13/353949/PKU/13784 13/353950/PKU/13785 13/353956/PKU/13789 13/353975/PKU/13790 13/353978/PKU/13792 13/353992/PKU/13795
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014 KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiret alah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan hasil tutorial ini tepat pada waktunya. Laporan dengan topik Parent Child Interaction Model yang dipelopori oleh Kathryn E. Barnard ini adalah laporan hasil tutorial pada mata kuliah Aplikasi Teori NANDA NOC NIC dalam Keperawatan Anak Semester 2 di Program Magister Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Kami menyadari bahwa laporan ini masih mempunyai banyak kelemahan dan kekurangan, tetapi kami sangat mengharapkan bahwa isi laporan ini dapat memperluas wawasan bagi pembacanya. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amien.
Yogyakarta, Juni 2014
Kelompok 3
LAPORAN TUTORIAL PARENT CHILD INTERACTION MODEL: KATHRYN E. BARNARD
A. SKENARIO PARENT CHI LD I NTERACTI ON MODEL An. Q berusia 6 tahun dirawat di ruang perawatan non infeksi karena penyakit Leukimia yang dideritanya. Orangtuan An. Q maupun anggota keluarga yang lainnya bergantian menjaga di rumah sakit. Ners H adalah perawat yang bertanggungjawab merawat An. Q. Selama membrikan asuhan keperawatan tidak jarang Ners H melibatkan orangtua atau keluarga An. Q karena klien anak masih dalam usia perkembangan dan orang tua sebagai penanggungjawab anaknya. Berdasrkan pengalamannya tersebut Ners H teringat Model Konsep Barnards yaitu Parent Child Interaction. Ners H kemudian mempelajari lebih dalam bagaimana melakukan pengkajian dengan menggunakan model tersebut dan apakah ada perbedaannya dengan model keperawatan lainnya serta merumuska rencana asuhan keperawatannya dengan Standarized Nursing Language (Nanda, NOC dan NIC).
B. PROSES PELAKSANAAN TUTORIAL Step 1-5 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Mei 2014 dan Step 7 pada hari Senin 9 Juni 2014. Adapun hasil pelaksanaan tutorial adalah sebgaai berikut. 1. Step 1 a. Model PCI Suatu model interaksi orang tua dan anak yang dimulai sejak bayi. Dicetuskan oleh Barnard dengan melihat interaksi orang anak dan anak yang khusus. Model ini dipengaruhi oleh perilaku orang tua dan anak serta dapat diterapkan pada anak yang mengalami hospitalisasi. b. Usia perkembangan Usia dimana anak dapat berkembang maksimal
c. Tumbuh kembang anak usia 6 tahun Pada usia 6 tahun fokus perkembanagan anak adalah komunikasi dan sosialisasi d. Pengkajian Barnard Pengkajian Barnard terdiri dari 2 bagian yaitu pengkajian ada orang tua dan pengkajian pada anak. 2. Step 2 a. Bagaimana tumbuh kembang anak usia 6 tahun? b. Bagaimana pola asuh anak usia 6 tahun? c. Bagaimana konsep MPCI? d. Apakah pengkajian MPCI dapat dilakuakn pada semua usia anak? e. Apakah MPCI dapat diterapkan pada anak disabilitas? f. Apa masalah keperawatan yang muncul pada anak Leukimia? g. Apa MPCI bisa diaplikasikan pada semua area keperawatan anak? h. Bagaimana apikasi MPCI pada anak dengan Leukimia? i. Bagaimana aplikasi SNL pada MPCI? j. Bagaimana penerapan MPCI pada keluarga? k. Bagaimana Evidence Based Nursing pada MPCI? 3. Step 3 a. Tahap tumbuh kembang anak usia 6 tahun yaitu tahap industri dan inferiority yang artinya anak dalam tahap kemnadirian dan sosialisasi dengan lingkungan baru seperti dengan teman sekolah. b. Pola asuh orang tua pada anak usia 6 tahun yaitu mendukung sosialisasi anak dengan teman sebaya, membantu anak untuk sosialisasi dengan lingkungan dan tidak memberikan target yang terlalu tinggi pada anak. c. Konsep MPCI 1) Karakteristik orang tua a) Sensitif merespon terhadap isyarat yang diberikan anak b) Mengurangi distres pada anak c) Memelihara tumbuh kembanga anak 2) Karakteristik anak a) Pemberian isyarat oleh anak b) Memberikan respon terhadap pola asuh yang diberikan d. Jika melihat konsep MPCI, maka pengkajian MPCI dapat diterapkan di semua usia anak. e. Penerapan MPCI pada anak disabel masih perlu dicari evidence basednya. f. Pertanyaan di bawah ini memiliki jawaban yang saling terkait. Adapun pertanyaanya adalah: 1) Apa masalah keperawatan yang muncul pada anak Leukimia? 2) Apa MPCI bisa diaplikasikan pada semua area keperawatan anak? 3) Bagaimana apikasi MPCI pada anak dengan Leukimia? Masalah yang muncul pada anak leukimia: 1) Kebutuhan aktualisasi diri 2) Tarumatic care 3) Gangguan proses keluarga 4) Kenyamanan 5) Gangguan tumbuh kembang Adapun masalah yang muncul dari pengkajian orang tua antara lain: 1) Mekanisme koping keluarga 2) Tingkat pendidikan keluaraga yang mempengaruhi perilaku orang tua dalam mengasuh anak 3) Kondisi fisik dan emosi orang tua Dengan adanya masalah yang ditemukan pada anak dan orang tua tersebut diperlukan penerapan MPCI. MPCI dapat diterapkan di semua area keperawatan anak. g. Dalam SNL, MPCI masuk dalam domain 7 yaitu Hubungan Peran. Nursing Intervention yang tepat adalah Role Enhancement. h. Penerapan MPCI pada keluarga perlu mempertimbangkan 1) Lingkungan keluarga 2) Karakteristik orangtua 3) Lingkungan rumah sakit i. Mencari evidence base penerapan MPCI
4. Step 4
5. Step 5 a. Bagaimana konsep MPCI? b. Apakah MPCI dapat diterapkan pada anak semua usia? c. Apakah MPCI dapat diterapkan pada anak disabel? d. Apakah MPCI dapat diterapkan pada semua area keperawatan? e. Bagaimana aplikasi MPCI pada anak Leukimia? f. Bagaimana aplikasi SNL pada MPCI? g. Bagaimana evidence base penerapan MPCI? 6. Step 6 Step 6 yaitu belajar mandiri dan pencarian literatur sesuai LO dilakukan sejak tanggal 25 Mei sampai 8 Juni 2014. 7. Step 7 Step 7 merupakan proses pembahasan materi secara lebih detail melalui penelusuran literatur.
C. PEMBAHASAN PARENT CHILD INTERCATION MODEL 1. Konsep Model Parent Child Interaction Model Konsep Teori Kathryn E. Barnards : Parent Child Interaction Model Merupakan middle range teori yang menerangkan tentang hubungan antar fenomena lain, serta dapat digunakan untuk mengendalikan dimensi Anak hospitalisasi dengan Leukimia Peningkatan Quality of Life Anak Leukimia Lingkungan Penerapan model Parent Child Interaction keperawatan tertentu. Teori ini membahas fenomena interaksi antara anak dan orang tua Teori keperawatan Barnard berfokus pada interaksi antara ibu-bayi dan lingkungannya. Menurut teori ini, karakteristik individu dipengaruhi oleh system ibu-bayi yang terjadi dan perilaku adaptifnya memodifikasi karakteristik tersebut untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan system yang ada. Teori Barnard dikembangkan dari psikologi dan perkembangan manusia. Teori ini didasarkan skala perkembangan untuk mengukur efek pemberian makan, pendidikan kesehatan dan lingkungannya. Model keperawatan barnard pada awalnya dikembangkan untuk bayi/infant, selanjutnya berkembang menjadi teori interaksi pengkajian pada anak. Model ini difokuskan pada pengembangan perangkat atau suatu format pengkajian untuk mengevaluasi kesehatan anak, perkembangan dan pertumbuhannya Karakteristik orang tua dan anak dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan system. Barnard menekankan modifikasi sebagai perilaku adaptif. Paradigma keperawatan menurut Konsep Model Parent Child Interaction (Tomey & Alligood, 2002), yaitu : a. Manusia Barnard menjelaskan manusia atau human being dihubungkan pada kemampuan dalam adaptasi melalui pendengaran, penglihatan dan stimulasi taktil dari lingkungan. b. Kesehatan Barnard menggambarkan keluarga sebagai unit dasar perawatan. Dalam nursing child assessment satellite training study ia menyatakan bahwa perawatan kesehatan bertujuan untuk pencegahan primer. c. Lingkungan Barnard menjelaskan bahwa dalam tahun pertama kehidupan, lingkungan termasuk seluruh pengalaman yang dihadapi oleh anak sangat mempengaruhi kehidupan anak, baik berupa objek, tempat, suara, visual, sensasi taktil bahkan orang- orang sekitar, yang disebut hidup dan mati. Fokus utama Barnard adalah mengembangkan format pengkajian untuk mengevaluasi kesehatan anak, pertumbuhan dan perkembangan di samping memandang system interaksi orang tua dan anakdipengaruhi oleh karakteristik individu setiap anggota dan karakteristik individu tersebut juga memodifikasi untuk memenuhhi kebutuhan system. Mendifinisikan modifikasi sebagai perilaku adaptif, interaksi anak dan orang tua dapat digambarkan dalam model berikut :
a. Infant clarity of cues (kejelasan isyarat bayi) Untuk berpartisipasi dalam suatu hubungan yang seimbang, bayi harus memberikan isyarat kepada caregiver. Isyarat yang diberikan dapat mempermudah atau mempersulit orang tua untuk memahami isyarat tersebut dan membuat modifikasi yang tepat sesuai perilaku tersebut. Bayi memberikan beberapa isyarat seperti rewel, tidur, cari perhatian, rasa lapar dan rasa kenyang dan perubahan aktivitas tubuh. b. Infant responiviness to caregiver (respon bayi terhadap pengasuh) Bukan hanya bayi harus memberikan isyarat sehingga bayi dapat memodifikasi kembali perilakunya. Secara jelas, jika bayi tidakberespon terhadap isyarat dari caregiver, adaptasi tidak mungkin terjadi c. Parent sensitivity to the childs cues (rasa sensitif orang tua terhadap isyarat bayi) Orang tua, seperti halnya bayi, harus mampu memahami isyarat yang diberikan bayi sehingga mereka memodifikasi perilakunya dengan tepat. Orang tua yang memiliki masalah dalam aspek kehidupannya seperti : masalah pekerjaan dan keuangan, masalah emosional atau stress dalam pernikahan, dapat menjadi tidak sensitive terhadap isyarat bayi. Jika Caregiver-Parent characteristic : 1. Sensitivity to cues 2. Alleviation of distress 3. Parents social and emotional growth fostering activities 4. Cognitive growth fostering activities Infant characteristic 1. Clarity of cues 2. Responsiveness to caregiver stress dapat diatasi oleh orang tua, orang tua dapat memahami isyarat bayinya. d. Parents ability to alleviate the infants distress (kemampuan orang tua mengurangi distress pada bayi) Beberapa isyarat yang diberikan bayi membantu orang tua. Efektifitas orang tua dalam mengurangi distress bayi bergantung pada beberapa hal, yaitu : 1) Orang tua harus mengenali bahwa distress sedang terjadi, 2) Harus mengetahui tindakan yang tepat untuk mengurangi distress. 3) Dan akhirnya orang tua harus mampu melaksanakan tindakan sesuai pengetahuannya. e. Parents social and emotional growth fostering activities (orang tua membantu pertumbuhan social dan emosional) Kemampuan untuk membantu aktivitas pertumbuhan social emosional bergantung kamampuan orang tua untuk beradaptasi secara luas. Orang tua harus mampu bermain dengan mesra dengan anak, menggunakan interaksi social saat member makan, member pujian atas perilaku anak. Orang tua harus menyadari tingkat perkembangan anak dan mampu mengatur perilaku yang sesuai. Hal ini tergantung pada kemampuan orang tua dalam menerapkan pengetahuan dan keahliannya. f. Parents cognitive growth fostering activities (orang tua membantu perkembangan kognitif) Pertumbuhan kognitif difasilitasi dengan pemberian stimulasi sesuai tingkat pemahaman anak. Untuk melaksanakannya orang tua harus memiliki pemahaman tentang kemampuan anakny dan orang tua harus memiliki energy untuk menerapkan keahliannya. 2. Konsep Utama Konsep Interaksi adalah proses komunikasi yang terjadi antara bayi/anak dan orangtua termasuk perilaku verbal dan nonverbal, yaitu terjadi proses timbale balik dimana tingkah laku seseorang mempengaruhi tingkah lakuseseorang atau respon yang lain. Interaksi ini terjadi sejak bayi lahir (misalnya bayi menangis, tertawa) kemudian isyaratnya ditangkap oleh orangtua. Oleh karena itu dikatakan bahwa ibu/bayi memiliki karakteristik tingkah laku individual yang saling memberikan isyarat yang jelas dan berespon satu sama lain Terdapat 3 faktor penting dalam MPCI yang digambarkan dalam bagan 3 lingkaran dan hasil dari ke tiga faktor tesebut lah sehingga muncul interaksi. Ketiga faktor tersebut adalah : a. Environment yaitu, termasuk lingkungan fisik dan keluarga. Lingkungan disini termasuk lingkungan anak dan ibu. Karakteristik lingkungan termasuk aspek lingkunngan fisik keluarga, keterlibatan ayah, dan tingkat hubungan orang tua dengan anak yang saling menghormati. b. Child (terdiri dari temperament dan regulation) Barnard menggambarkan anak dengan karakteristik : perilaku baru lahir, pola makan dan tidur, tampilan fisik, temperamen, kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan. Seorang anak menggunakan karakteristik perilaku bayi baru lahir, pola pemberian makan dan tidur, penampilan fisik, temteramen dan kemampuan anak untuk beradaptasi kepada pengasuh dan lingkungannya. c. Care giver/mother (tediri dari physical health, mental health, coping, educational level), jika dijabarkan contohnya adalah aspek psikososial, perhatian pada anak, kesehatan ibu, pengalaman, harapan. Ibu menujukkan sebagai ibu dari anaknya atau pengasuh dan memiliki karakteristik yang penting. Karakteristik ibu termasuk kemampuan psikososial, kepedulian terhadap anak dan kesehatannya, pengalaman yang dimiliki, harapan terhadap anaknya dan yang terpenting adalah gaya orang tua dan kemampuan beradaptasi.
2. Apakah MPCI dapat diterapkan pada anak semua usia? Berdasarkan jurnal yang didapatkan dari School of Nursing, MPCI dapat diterapkan pada usia bayi dan toddler. Pada awalnya, MPCI ditujukan untuk bayi baru lahir yang disebut dengan Model Parent Newborn Interaction (MPNI). Dengan semakin berkembangnya penelitian dalam bidang keperawatan dan penerapan model parent interaction tersebut, model barnard yang awalnya dikembangkan untuk bayi/infant, kemudian berkembang menjadi teori interaksi pengkajian pada anak, dimana digunakan untuk mengevaluasi kesehatan anak, perkembangan dan pertumbuhan anak dengan melihat hubungan orangtua-anak sebagai suatu interaksi, sehingga dapat disimpulkan MPCI dapat diterapakan pada anak semua usia. Dalam jurnal yang berjudul A Parent-Child Interactional Model Of Social Anxiety Disorder In Youth, dijelaskan bahwa salah satu gangguan ENVIRONMENT : resoucers, animate, inanimate CHILD : temperament, regulation CAREGIVER : physical health, mental health, coping, educational level INTERACTION yang paling umum dari masa kanak-kanak dan remaja adalah gangguan kecemasan sosial (SAD). Penelitian ini untuk menggambarkan interaksi yang kompleks dan halus antara orangtua dan anak yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat mengakibatkan perkembangan itu normal atau jelek/kacau. Secara khusus, lima faktor risiko yaitu: karakteristik temperamental anak, kecemasan orang tua, proses interaksi orangtua-anak, kesalahan pemahaman informasi dan pola pengasuhan, termasuk pengaruh genetik dan hubungan sesama teman. Model ini diaplikasikan kepada remaja anak-anak yang mengalami gangguan kecemasan sosial dihubungkan dengan interaksi antara ortu, anak dan faktor-faktor di atas yg mempengaruhi gangguan tersebut.( Ollendick TH 1 , Benoit KE, 2012). Selain itu, dalam jurnal yang berjudul A collaborative Effort to Study Mother-Child Intrecation in Three Groups: Social Risk Mother, Adolescent Mother, Preterm Infant membandingkan interaksi orang tua/ibu dengan ketiga grup tersebut. Berdasarkan jurnal ini, MPCI juga dapat diterapkan pada keluarga dengan anak remaja.
3. Apakah MPCI dapat diterapkan pada anak disabel? Berdasarkan penelusuran literatur didapatkan penelitian tentang penerapn MPCI, yaitu antara lain: a. MPCI dikembangkan menjadi PCIT (Parent Child Interaction Therapy) diterapakan pada anak dengan gangguan interaksi sosial. Orangtua diberikan intervensi dengan dengan model PCIT, sehingga terjadi perubahan sikap dalam berinteraksi dengan anak yang mengalami gangguan interaksi sosial. b. MPCI diterapkan pada anak dengan keterlambatan perkembanagan. Dengan penerapan MPCI, pengasuh bisa lebih responsif terhadap isyarat yang diberikan anak. c. MPCI diterapkan pada anak usia 8-10 tahun yang mengalami gangguan bahasa. Komunikasi orangtua dan anak sangat penting untuk menangani gangguan bahasa dan perlu ditingkatkan melalui penerapan MPCI. d. MPCI juga diterapkan pada keluarga dengan anak down syndrome, melalui jurnal yang berjudul Parent-Child Interaction when babies have down syndrome (The perception of Taiwanese Mothes). Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana MPCI pada anak dengan syndrome down. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan terbuka untuk mengetahui bagaimana interaksi antara oranftua dengan anak syndrome down. Yang dinilai atau dilihat adalah bagaimana orangtua berkomunikasi dan berinteraksi dengan anaknya dengan mempelajari keterbatasan pada anaknya.. Ternyata orangtua mempelajari keterbatasan anakanya dengan mempelajari dan memahami apa yang disukai dan tidak disukai oleh anaknya sehingga hubungan mereka pun meningkat. Di sini juga dilihat bagaimana perspektif optimis dan pesimis pada orangtua yaitu terkait dengan persepsi terhadap kecacatan anaknya, sehingga diharapkan pertugas kesehatan mampu memberikan intervensi yang tepat kepada orangtua. (Peneliti : Jeanette A, Mc Collum, Yu-Jun Chen (2003)
4. Apakah MPCI dapat diterapkan pada semua area keperawatan? Berdasarkan jurnal yang didapatkan, MPCI dapat diterapakan pada semua area keperawatan, yaitu; di komunitas maupun di klinik, baik area keperawatan bedah, jiwa, penyakit kronik dan sebagainya. MPCI dapat diterapkan pada keluarga dengan anak depresi, anxietas, down syndrome, dan anak yang mengalami sexual abuse.
5. Bagaimana aplikasi MPCI pada anak Leukimia? a. Penelitian di Washington tentang penerapan MPCI pada anak Leukimia. Dalam penelitian tersebut, didapatkan bahwa perilaku orangtua terkait dengan kelangsungan hidup anak leukimia (life survival). b. Penelitian sejenis juga menyebutkan bahwa tingkat survial anak dipengaruhi oleh perilaku orang tua, isalnya tingkat stres ata depresi orang tua menghadapi anaknya yang sakit, sangat mempengaruhi kualitas hidup anak. c. Melalui peerapan MPCI, dapat menurunkan distres pada orang tua. Berdasarakan hasil penelitian, pengkajian model interaksi orang tua dan anak lebih awal menggunakan instrumen PCI dapat menurunkan distres pada orang tua maupun anak.
6. Bagaimana aplikasi SNL pada MPCI? a. Pengkajian Pengkajian menggunakan MPCI terkait dengan: 1) Kesehatan anak 2) Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada anak 3) Mengkaji lingkungan social 4) Observasi interaksi anak dan caregiver 5) Keterampilan dalam merawat anak 6) Proses adaptasi antara caregiver dan anak 7) Lingkungan 8) Pemeliharaan lingkungan tempat tinggal Ada beberapa instrumen dalam pengakajian menggunakan model parent child interaction ini antara lain: 1) Child Report Parent Behaviour Inventory (CRPBI). Merupakan instrumen pengkajian untuk orang tua yang terdiri dari: psikologi kontrol, behaviour kontrol dan parental support. 2) Child Behaviour Chek List (CBCL). Merupakan instrumen pengkajian untuk anak yang mengkaji isyarat dan respon yang diberikan oleh anak. 3) BNBAS ( Brazelton Neonatal Behavioral Assessment Scale ) tahun 1973 dikembangkan utk mengkaji perilaku bayi baru lahir dan mengkaji kemampuan sarafnya , toos ini dipengaruhi oleh adanya perkembangan teori Parent Child Interaction Barnard yang dipubikasikan tahun 1970. 4) BNBAS (Brazelton Neonatal Behavioral Assessment Scale) dikembangkan menjadi Nursing Child Assesment Satelite Treatment (NCAST) yang terdiri dari 2 bagian yaitu: Feeding Scale dan Teaching Scale. Feeding scale terdiri dari 76 points dan untk teaching scale ada 73 poin. Feeding scale dapat digunakan dari usia 0 bulan hingga 1 tahun, sementara teachig scale dapat digunakan untuk mengakaji bayi baru lahir hingga berusia 3 tahun. Aspek- aspek yang dkaji yaitu sensitivitas oratu untuk mengenali respon bayi, sikap ortu dalam mengatasi distress pada bayinya, perkembangan sosial emosional bayi, kejelasan respon dan respon yang diberikan bayi terhadap orang yang mengasuhnya( Chiu,2009 ). Adapun pengkajian langsung yang dilakukan pada anak maupun orangtua yaitu: 1) Mengkaji isyarat anak terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, misalnya lumbal punctie. 2) Mengakaji respon anak terhadap caregiver 3) Megakaji respon orangtua terhadap isyarat yang diberikan orangtua 4) Mengkaji kemampuan orangtua dalam menurunkan sdistres pada anak 5) Mengkaji pertumbuhan dan perkembanagan anak
b. Diagnosa Keperawatan 1. Domain 7: Hubungan Peran Kelas 1: Peran Pemberi Asuhan 1) Ketegangan peran pemberi asuhan berhubungan dengan ketakutan terhadap masa depan terkait kesehatan penerima asuhan (anak) 2) Hambatan menjadi orang tua berhubungan dengan defisiensi pengetahuan tentang perkembangan anak 3) Resiko hambatan menjadi orang tua 4) Ketidakmampuan menjadi ortu 5) Kesiapan menjadi ortu
Kelas 2: Hubungan Peran 1) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan krisis perkembangan, pergeseran status kesehatan keluarga 2) Disfungsi proses keluarga Kelas 3: Performa Peran 1) Konflik peran orang tua berhubungan dengan regimen perawatan anak 2. Domain 13: Pertumbuhan dan Perkembangan (Kelas 1 dan 2: Pertumbuhan dan Perkembangan) a) Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan gangguan pertumbuhan fisik, gangguan genetik, penyakit kronis.
c. Rencana Keperawatan NOC: Parenting performance Parenting psycososial safety Knowledge parenting NIC Parenting Promotion Family integrity promotion 1) Diagnosis Hubungan Peran, diharapkan orang tua akan: a) Memahami perubahan dalam peran keluarga b) Mengidentifikasi pola koping c) Berpartisipasi dalam proses membuat keputusan berhubungan dengan perawatan selanjutnya d) Berfungsi untuk saling memberikan dukungan kepada setiap anggota keluarga e) Memahami dampak situasi pada hubungan personal, gaya hidup dan penampilan peran yang sangat menyenangkan f) Memberikan lingkungan yang meningkatkan pertumbuhan optimum g) Memberikan kebutuhan fisik anak. h) Melakukan stimulasi kognitif dan perkembangan sosial serta stimulasi emosi dan pertumbuhan spiritual i) Mengungkapkan pengetahuan tentang program dan prosedur penanganan, perawatan tindak lanjut secara verbal. 2) Diagnosis Pertumbuhan dan Perkembangan a) Peningkatan ukuran tubuh dan berat badan yang normal sesuai usia b) Perubahan fisik normal yang terjadi dengan transisi dari anak ke dewasa c) Anak akan mencapai tahapan penting perubahan fisik, kognitif, dan kemajuan psikososial sesuai usia.
7. Bagaimana evidence base penerapan MPCI? Dari jurnal penelitian pada pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sudah banyak bukti tentang penerapan model ini sehingga sangat diharapkan dalam tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia hendaknya menerapakan model parent child interaction ini. Beberepa penelitian terkait eviden based MPCI antara lain: a. Judul : Maternal distress influences young childrens family representation through maternal view of child behavoour and parent- child interactin. Peneliti : Yoo YS, Popp J., Robinson J (2014) Jurnal ini dapat dijadikan landasan atau pedoman untuk memberikan intervensi keperawatan bagi orangtua untuk meningkatkan interaksinya dengan anaknya karena ternyata hasil penelitian atau jurnal ini menunjukkan bahwa stress dari orangtua mempengaruhi perilaku anak ke depannya. Orangtua khususnya ibu yang diobservasi/dikaji tingkat stressnya diamati interaksi dengan anaknya, dimana hubungan emosional kurang, mempengaruhi perilaku anak pada tahap perkembangan selanjutnya (perilaku menjadi negative). Kemudian ini diperparah dengan paparan masalah atau stress pada ibu atau orangtua dalam waktu yang lama. b. Judul: The effect of skin-to-skin contact (kangaroo care) shortly after birth on the neurobehavioral responses of the term newborn: a randomized, controlled trial. (Ferber SG, Makhoul IR, 2004) Memberikan gambaran ttg kanguru care yang dapat memberikan stimulasi gerak pada bayi setelah lahir untuk membntu fase transisi dari rahim ke lingkungan luar, KC ini penting diberikan seger setelah lahir. Kotak kulit antara bayi dan ibu menunjukkan efek positif pada fisiologis, kognitif dan emosi pd bayi. c. MPCI juga sudah dikembangkan untuk menjadi terapi yaitu Parent- child interaction Therapy (PCIT) PCIT ini dikembangkan oleh Dr. Sheila Eyberg (professor psikologi dari Universitas Florida tahun 1970) untuk menangani disruptive behaviour yang muncul pada anak-anak usia 3-6 tahun.. PCIT sudah digunakan pada keluarga dari beragam latar belakang social ekonomi (Brinkmeyer & Eyberg, 2003). Tahap PCIT yaitu : 1) Child Directed Interaction (CDI) yaitu sama dengan play therapy, dimana anak dan orangtua terlibat dalam diskusi bermain untuk meningkatkan hubungan orangtua-anak. 2) Parent Directed Interacton (PDI) Ini merupakan terpi tingkah laku, orangtua belajar dan mennggunakan tehnik pengaturan tingkah laku tertentu sambil bermain dengan anak. Di dini yang diajarkan adalah bagaimana orangtua melakukan perintah dengan batasan-batasan, bersikap konsisten, adil dalam pendisiplinan, menurunkan tingkah laku membangkang dan tingkah laku lainnya pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson,Lori S., Susan K. Riesch, et al. (2010). Furthering the understanding of parent-child relationships: A nursing scholarship review series. Part 4: Parent-child relationships at risk. J Spec Pediatr Nurs. 2010 April ; 15(2): 111134. doi:10.1111/j.1744-6155.2009.00223.x. Bagner , Daniel M., Stephen J. Sheinkopf, et al. (2009). Parent-Child Interaction Therapy for Children Born Premature: A Case Study and Illustration of Vagal Tone as a Physiological Measure of Treatment Outcome. Cogn Behav Pract. 2009 November 1; 16(4): 468477. doi:10.1016/j.cbpra.2009.05.002. Barnard, Kathryn., Joy Osofsky, et al. (1996). A collaborative Effort to Study Mother-Child Intrecation in Three Groups: Social Risk Mother, Adolescent Mother, Preterm Infant. Infant mental Health Journal Vo. 17 (4) 293-301 (1996). Michigan Association for Infant Mental Health. Child Welfare Information Gateway .(2013). Parent-Child Interaction Therapy With At-Risk Families. https:\\www.childwelfare.gov Ferber SG, Makhoul IR. (2004). The Effect Of Skin-To-Skin Contact (Kangaroo Care) Shortly After Birth On The Neurobehavioral Responses Of The Term Newborn: A Randomized, Controlled Trial. Pediatric Final Version. 2004 Apr;113(4):858-65 Jeanette A, Mc Collum, Yu-Jun Chen (2003). Parent-Child Interaction when babies have down syndrome (The perception of Taiwanese Mothes). Kelly, Jean F., Kathryn E. Barnard. (1999). Parent EducationWithin a Relationship-Focused Model. University of Washington. Lutz, Kristin F., Lori S. Anderson, et al. (2009). Furthering the Understanding of ParentChild Relationships: A Nursing Scholarship Review Series. Part 1: Introduction. J Spec Pediatr Nurs. 2009 October ; 14(4): 256 261. doi:10.1111/j.1744-6155.2009.00206.x. Moorhead, Sue., Marion Johnson, at al. (2008). Nursing Outcomes Clacification (NOC) Fifth Edition. Mosby: Elsevier NANDA Internasional. (2012). Diagnosis Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC National Resourc Center for Permanen and Family Connectios. (2013). Parent- Child Interaction Therapy (PCIT). June 2013 www.nrcpfc.org Wilkinson, Judith M., (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC edisi 7. Jakarta: EGC Yoo YS, Popp J., Robinson J (2014). Maternal distress influences young childrens family representation through maternal view of child behavoour and parent-child interactin. Yuan-Hsu Lin. Helping Parents Interact With Their Hospitalized Preschooler.