PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1
menggambarkan fenomena yang dialami dalam disiplin keperawatan. Kritik
teori adalah suatu proses dimana teori- teori ini dapat dievaluasi untuk
menentuan signifikan dan kontribusi mereka terhadap pengetahuan bagi profesi
keperawatan.
Atas dasar tersebut, maka diharapkan para perawat dapat menerapkan
pola berpikir kritis dalam bidang keperawatan dan asuhan keperawatan dengan
tepat sehingga tercapainya pelayanan yang baik.
1.2 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Barnard juga mengidentifikasikan factor-faktor tertentu di
lingkungan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap pembentukan
hubungan yang diinginkan (Illman,1996). Untuk mendukung teori dan
mengidentifikasi beresiko keluarga, Dr Barnard merancang skala penilaian
yang dikenal sebagai Nursing Child Assesment Feeding Scale (NCAFS) dan
Nursing Child Assesment Teaching Scale (NCATS), untuk mengukur
perilaku antara orang tua dan anak akurat ( Huber,1991).
Menurut Baker et al (1994), Model Barnard juga dapa t diterapkan di
banyak disiplin ilmu lain yang mengamati hubungan orang tua dan anak.
Selain adaptasi mereka, kekuatan tambahan skala penilaian Barnard adalah
waktu singkat administrasi, kemudahan penggunaan, dan kemampuan
mereka untuk dilakukan di sekitatr aktivitas normal anak makan dana tau
bermain tanpa memerlukan gangguan pola hariannya (Huber 1992 ).
Keumuman Model Dr. Barnard awalnya dirancang untuk mengatasi tahun
pertama kehidupan seorang anak, sejak burgeoned untuk menyertakan
penilaian anak-anak sampai usia tiga tahun (Masters, 2012).
4
Perilaku Adaptif tersebut meliputi :
Allaviation od Distress
5
3. Dan akhirnya orang tua harus mampu melaksanakan tindakan sesuai
pengetahuannya.
e. Parent’s social and emotional growth fostering activities ( orang tua membantu
pertumbuhan social dan emosional )
Kemampuan untuk membantu aktivitas pertumbuhan social emosional bergantung
kemampuan orang tua untuk beradaptasi secara luas. Orang tua harus mampu bermain
dengan mesra dengan anak, menggunakan interaksi social saat memerikan makan,
memberikan pujian atas perilaku anak. Orang tua harus yang sesuai. Hal ini tergantung
pada kemampuan orang tua dalam menerapkan pengetahuan dan keahliannya.
f. Parent’s cognitive growth fostering activities ( orang tua membantu perkembangan
kognitif)
Pertumbuhan kognitif difasilitasi dengan pemberian stimulasi sesuai tingkat pemahaman
anak. Untuk melaksanakannya orang tua harus memiliki energy untuk menerapkan
keahliannya.
Model Barnard tersebut selanjutnya berkembang menjadi dasar teori interaksi
pengkajian kesehatan anak (Child Health Assesment Interaction Theory). Konsep utama/
asumsi dari teori adalah : anak (child), ibu atau pengasuh (mother/caregiver), dan
lingkungan (environment) ( Tomey & Alligood, 1998).
1. Anak (Child )
Barnard menggambarkan anak dengan karakteristik berikut : perilaku bayi baru
lahir, pola makan dan tidur, tampilan fisik, temperamen dan kemampuan anak
beradaptasi terhadap lingkungan dan petugas kesehatan
2. Ibu / pengasuh ( Mother /caregiver)
Karakteristik ibu yang digambarkan Barnard meliputi : aspek psikososial, perhatian
terhadap anak, kesehatan ibu sendiri, pengalaman ibu yang mengubah
kehidupannya, harapan ibu terhadap anaknya, dan yang paling penting adalah pola
hubungan orang tua –anak dan kemampuan adaptasinya
3. Lingkungan (Environment)
Karakteristik lingkungan aspek lingkungan fisik dan keluarga, keterlibatan ayah, dan
derajat hubungan ornag tua dan menghormati anaknya
Teori Barnard tentang interaksi anak penilaian kesehatan didasarkan pada 10 berikut
pernyataan orectical:
6
1. Dalam penilaian kesehatan anak tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi
masalah pada suatu itik sebelum mengembangkan dan ketika intervensi yang paling
efektif.
2. Faktor lingkungan seperti ditandai oleh proses interaksi orang tua anak yang penting
untuk menentukan hasil kesehatan anak.
3. Interaksi pengasuh-bayi menyediakan informasi yang mencerminkan sifat dari anak-
anaknya terhadap lingkungan pergi
4. Pengasuh membawa gaya dasar dan tingkat keterampilan yang merupakan ciri khas
abadi. kapasitas adaptasi pengasuh lebih mudah dipengaruhi oleh respon dari bayi dan
dukungan lingkungan nya.
5. Induk interaksi anak adaptif, ada proses modifikasi bersama dalam bahwa pengaruh
perilaku orang tua bayi atau anak dan pada gilirannya anak mempengaruhi orang tua
sehingga keduanya perubahan.
6. Proses adaptif lebih dimodifikasi dari ibu atau bayi karakteristik dasar. Oleh karena itu
dalam intervensi perawat harus memberikan dukungan bagi para ibu sensitivitas dan
respon terhadap bayi nya isyarat daripada mencoba untuk mengubah karakteristik nya
atau gaya.
7. Kualitas penting untuk mempromosikan pembelajaran anak-anaknya adalah dalam
memungkinkan perilaku dimulai anak dan memperkuat upaya anak-anaknya pada
tugas.
8. Masalah besar bagi profesi keperawatan adalah dukungan dari anak-anaknya pengasuh
selama tahun pertama kehidupan.
9. Penilaian interaktif adalah penting dalam setiap model perawatan kesehatan anak yang
komprehensif
10. Penilaian lingkungan anak-anaknya adalah penting dalam setiap model penilaian
kesehatan anak.
7
mengkoordinasikan aktivitas anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli
gizi anak dan ahli terapi fisik saat mengatur kelompok yang memberikan
Kathryn E Barnard :
Selain berkolaborasi atau bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk
memberikan perawatan, perawat harus berkolaborasi dengan ibu dari anak
tersebut, agar tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. Salah satu
caranya adalah, dengan memberikan dukungan dan meningkatkan
sensitivitas ibu dan respon terhadap isyarat bayinya agar interaksi orang tua
–anak berjalan lancar dengan melakukan kolaborasi antar perawat dengan
sang ibu.
Sehat sakit :
a) Bayi dikatakan sehat jika semua kebutuhannya dapat terpenuhi, baik kebutuhan
biologis, psikologis, social dan spiritual. Ibu sebagai orang terdekat bagi bayi,
maka ibu memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tugas
perawat adalah memberikan informasi, memberikan kebutuhan bayi karena
perawat juga mempunyai tugas untuk memberikan asuhan keperawatan secara
holistic atau menyeluruh
b) Bayi dikatakan sakit jika kebutuhannya tidak terpenuhi dan menyebabkan
rentang sehatnya bergeser menuju rentang sakit. Untuk dapat memulihkannya
lagi, maka kebutuhan bayi harus terpernuhi, disinilah sensitivitas ibu harus
ditingkatkan agar dapat mengenali dan meringankan penderitaan bayi. Bukan
hanya ibu, namun perawat juga harus selalu membantu untuk memulihkan
kesehatan bayi dengan memberikan perawatan agar bayi kembali sehat.
8
2) Lingkungan
Barnard menjelaskan bahwa dalam tahun pertama kehidupan, lingkungan
termasuk seluruh pengalaman yang dihadapi oleh anak sangat mempengaruhi
kehidupan anak, baik berupa objek, tempat, suara, visual, sensasi taktil bahkan
orang-orang sekitar yang disebut hidup dan mati.
3) Sehat
Barnard menggambarkan keluarga sebagai unit dasar perawatan. Dalam nursing
child assessment satelit training study ia menyatakan bahwa perawatan
kesehatan bertujuan untuk pencegahan primer.
4) Keperawatan
Barnard mendefinisikan keperawatan sebagai “diagnosis dan pengobatan
tanggapan manusia masalah kesehatan “ (Fine, 2002).
a) Kekurangan
9
Selebihnya dia menggambarkan dan menyatakan secara tidak langsung definisi dari
konsep-konsep ini .dalam teori dengan kejelas structural konsep dan diatur kedalam
seluruh koheren , dengan menggunakan model interaksi penafsiran kesehatan anak
barnard . secara mudah untuk membaca mengerti dengan tumpuan konsep teoritisnya,
barnard sudah berjanji dalam penggunaan sebuah bentuk induktif logis
c) Kesederhanaan
Model interaksi penafsiran kesehatan anak adalah cara sederhana komunikasi dari
folis utama pekerjaan barnard yang menghubungkan terhadap interaksi orang tua – anak
dan perkembangan alat penafsiran yang teliti. Bagaimanapun,ada beberapa identifikasi
karakteristik untuk kedua konsep dan penjelasan yang tegas,maka dari itu kerumitan
sangatlah besar . itu harus juga dicatat bahwa kebutuhan penelitian harus tegas dan
mendukung penjelasan yang tegas secara kompleks,Secara umum pekerjaan barnard
dengan interaktif memfokuskan antara orang tua dan anak tidak disamaratakan terhadap
keperawatan .pekerjaan yang asli/ orisinil melibatkan interaksi antara orang tua dan anak
sampai 12 bulan pertama anak . pekerjaan berikutnya memperpanjang waktu priode
penilain anak sampai 36 bulan . bagaimanapun seseorang bisa hanya menyamaratakan
kepada interaksi orang tua . anak pada 3 tahun pertama model interaksi orang tua- anak
mendekatkan pada teori midrange yang dikatakan oleh chinn dan Jacobs
Walaupun bidang yang sempit teori barnard sudah dapat dipakai tidak hanya untuk
keperawatan tapi juga untuk pelajaran yang lain bahwa perlakuan dengan hubungan orang
tua – anak.
d) Ketelitian empiris
Lebih dari 4000 perawat telah dilatih untuk digunakan ukuaran penilaian
standarisasi dengan 85%.Perawat melewati bangsa dan Negara-negara lain menggunakan
kemampuan pengamatan pada praktek sehari-hari.Seluruh tulisannya, Barnard
10
menekankan kebutuhan hubungan kuat diantara penelitian keperawatan teori dan
praktek.Dia mengusulkan, “Tidak ada lagi waktu menyenangkan dalam keperawatan dari
pada sekarang.Kita mempunyai klinis penelitian beasiswa, administrative dan keahlian
pendidikan jadi berhati-hati mengembangkan tahun yang sudah berlalu”.Dalam diskusi
penelitian. Dia menyatakan “ Kita dengan sederhana harus mencoba penjajaran yang lebih
dekat dengan praktek dari permulaan”. Dalam rancangan latihan hubungan penilaian
keperawatan anak, dia mengidentifikasikan hasilnya sebagai penyebaran penemuan
penelitian dan aplikasi penemuan ini untuk praktek.Hasil ini adalah contoh utama usaha
Barnard utnuk menghubungkan penelitian,teori, dan praktek.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam teori Barnard ini lebih menekankan pada Pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak dan hubungan ibu-bayi. karakteristik individu masing-masing
anggota mempengaruhi sistem induk-bayi dan perilaku adaptif memodifikasi
karakteristik tersebut untuk memenuhi kebutuhan sistem .Fokus utama dari kerja barnard
adalah pengembangan alat penilaian untuk mengevaluasi kesehatan anak, pertumbuhan,
dan perkembangan saat melihat orangtua dan anak sebagai suatu sistem interaktif.
3.2. Saran
Perawat harus memahami tentang teori keperawatan,yang salah satunya adalah
teori keperawatan Barnard yang memfokuskan pada perawatan anak dan orang tua agar
memudahkan dalam setiap mengambil tindakan.
12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Jk, Borches, DA, Cochran, D Kaltofen, KG, Orcutt, N, Peacock,JA & Yeager (1994),
Model interaksi orang tua anak. Di AM Tomey, toris Keperawatan dan pekerjaan mereka (3rd
ed, Pp. 406-422) St Louis
Huber, CJ. 1991. Mendokumentasikan kualitas interaksi orang tua-anak, penggunaan NCAST
Timbangan BAyi dan Anak Muda
13
KASUS
PENTALAKSANAAN
14
c. Intervensi
2) Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit Pantau cairan IV Kaji
asupan dan keluaran Kaji status hidrasi Pantau berat badan harian Pantau kemampuan
anak untuk rehidrasi Melalui mulut
3) Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebih lanjut Kaji kemampuan anak untuk
mengkonsumsi melalui mulut (misalnya: pertama diberi cairan rehidrasi oral,
kemudian meningkat ke makanan biasa yang mudah dicerna seperti: pisang, nasi, roti
atau asi. Hindari memberikan susu produk. Konsultasikan dengan ahli gizi tentang
pemilihan makanan.
15
4) Cegah iritasi dan kerusakan kulit Ganti popok dengan sering, kaji kondisi kulit setiap
saat.
- Basuh perineum dengan sabun ringan dan air dan paparkan terhadap udara.
- Berikan salep pelumas pada rektum dan perineum (feses yang bersifat asam akan
mengiritasi kulit).
5) Ikuti tindakan pencegahan umum atau enterik untuk mencegah penularan infeksi
(merujuk pada kebijakan dan prosedur institusi).
8) Rencana pemulangan. Ajarkan orang tua dan anak tentang higiene personal dan
lingkungan. Kuatkan informasi tentang diet. Beri informasi tentang tanda-tanda
dehidrasi pada orang tua. Ajarkan orang tua tentang perjanjian pemeriksaan ulang
16
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE A. PENGERTIAN. Menurut Haroen N, S.
Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan
atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996)
diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus. . Menurut
Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali
atau lebih dengan bentuk encer atau cair. Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air
besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer
dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses
inflamasi pada lambung atau usus B. PENYEBAB Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O
Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua
golongan yaitu: 1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh: a) Infeksi virus,
kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B.
Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang
disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang
pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin,
alergi dan sebagainya. b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama
canalida. 2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh: a) malabsorpsi makanan:
karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral. b) Kurang kalori protein.
17
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir. Sedangkan menurut Ngastiyah (1997),
penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu: 1. Faktor infeksi a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus
(enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan
infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba
histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous). b) Infeksi
parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA)
tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini
terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun. 2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein. 3. Faktor makanan 4. Faktor psikologis C.
PATOFISIOLOGI Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan
osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya
toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga
gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik
usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
18
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus
setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang
biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare. Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal
sebagai berikut: 1. Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output)
lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis) Hal ini terjadi karena kehilangan
Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor
tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia
jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan
oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan
ekstraseluler kedalam cairan intraseluler. 3. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi pada 2-3%
anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP.
Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan
adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa
darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak. 4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh: Makanan
sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat.
Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini
diberikan terlalu lama. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik. 5. Gangguan sirkulasi
19
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan
otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal. D. MANIFESTASI
KLINIS DIARE 1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang. 2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer,
kadang disertai wial dan wiata. 3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena
bercampur empedu. 4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat. 5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit
jelas (elistitas kulit menurun), ubunubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan. 6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat
tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik. 7. Diuresis berkurang (oliguria
sampai anuria). 8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam. (Kusmaul). D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan tinja a)
Makroskopis dan mikroskopis b) PH dan kadar gula dalam tinja c) Bila perlu diadakan uji
bakteri 2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah. 3. Pemeriksaan kadar ureum dan
kreatinin untuk mengetahui faal ginjal. 4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K,
Kalsium dan Posfat.
20
E. KOMPLIKASI 1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik). 2.
Renjatan hipovolemik. 3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram). 4. Hipoglikemia. 5. Introleransi laktosa
sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik. 7. Malnutrisi energi, protein, karena selain
diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan. F. DERAJAT DEHIDRASI Menurut
banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan: a. Kehilangan
berat badan 1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%. 2) Dehidrasi
ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%. 3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan
berat badan 5-10% b. Skor Mavrice King Bagian tubuh Yang diperiksa Keadaan umum 0 Sehat
Nilai untuk gejala yang ditemukan 1 Gelisah, cengeng Apatis, ngantuk Kekenyalan kulit Mata
Ubun-ubun besar Mulut Denyut nadi/mata Normal Normal Normal Normal Kuat 40
Keterangan Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
21
- Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi bera c. Gejala klinis Gejala klinis Keadaan umum
Kesadaran Rasa haus Sirkulasi Nadi Respirasi Pernapasan Kulit Uub Agak cekung Agak cekung
Biasa Normal Normal Cekung Cekung Agak kurang Oliguri Agak kering Cekung sekali Cekung
sekali Kurang sekali Anuri Kering/asidosis Biasa Agak cepat Kusz maull N (120) Cepat Cepat
sekali Baik (CM) + Gelisah ++ Apatis-koma +++ Gejala klinis Ringan Sedang Berat G.
KEBUTUHAN CAIRAN ANAK Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat
padat seperti protein, lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran harus
seimbang, bila terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan cairan parentral, secara
matematis keseimbangan cairan pada anak dapat di gambarkan sebagai berikut : Kebutuhan
Umur Berat Badan Total/24 jam Cairan/Kg BB/24 jam 3 hari 10 hari 3 bulan 3.0 3.2 5.4 250-
300 400-500 750-850 80-100 125-150 140-160
22
6bulan 9 bulan 1 tahun 2 tahun 4 tahun 6 tahun 10 tahun 14 tahun 18 tahun 7.3 8.6 9.5 11.8
16.2 20.0 28.7 45.0 54.0 950-1100 1100-1250 1150-1300 1350-1500 1600-1800 1800-2000
2000-2500 2000-2700 2200-2700 130-155 125-165 120-135 115-125 100-1100 90-100 70-
85 50-60 40-50 Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998),
Suharyono, Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UI (1988),
menyatakan bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah
2 tahun adalah sebagai berikut : Derajat Dehidrasi Ringan Sedang Berat PWL 50 75 125 NWL
100 100 100 CWL 25 25 25 Jumlah 175 200 250 Keterangan : PWL : Previous Water loss
(ml/kg BB) NWL : Normal Water losses (ml/kg BB) CWL : Concomitant Water losses (ml/kg
BB)
23
H. PATHWAYS Faktor infeksi Endotoksin merusak mukosa usus Pergeseran cairan dan
elektrolit ke lumen usus Makanan tidak Pertumbuhan bakteri sempat diserap Endotoksin
berlebih Faktor malabsorbsi Tekanan osmotik ↑ Gangguan peristaltik Hiperperistaltik
Hipoperistaltik Hipersekresi cairan dan elektrolit Isi lumen usus ↑ Rangsangan pengeluaran
Hiperperistaltik Diare Gangguan keseimbangan cairan Gangguan keseimbangan elektrolit
Kurang volume cairan (dehidrasi) Hiponatremia Hipokalemia Pusing, lemah, letih, sinkope,
anoreksia, mual, muntah, haus, oliguri, turgor kulit kurang, mukosa mulut kering, mata dan
ubun cekung, peningkatan suhu tremor tubuh, penurunan berat badan Penurunan klorida
serum Hipotensi postural, kulit dingin, ubun- kejang, peka rangsang, denyut cepat dan lemah
jantung (Horne & Swearingen, 2001; Smeltzer & Bare, 2002
24
I. PENTALAKSANAAN a. Mengkaji beberapa syarat utama dari teori keperawatan Kathryn E.
Bernand (1) kejelasan bayi dalam mengirimkan isyarat, - Identifikasi tingkah laku bayi -
identifikasi ekspresi bayi (2) respon bayi terhadap orang tua, - Reaksi bayi terhadap
perhatian orangtua - sikap bayi saat menerima stimulus dari orangtua - sikap bayi saat
menerima perawatan dari orangtua (3) sensitivitas orang tua isyarat anak, - Identifikasi
pengetahuan orangtua tentang reaksi bayi - menilai tingkat respon orangtua terhadap
isyarat bayi (4) kemampuan orangtua untuk mengenali dan meringankan penderitaan bayi,
- Identifikasi pengetahuan orangtua dalam mengenal dan memberikan perwatan (5) orang
tua sosial, emosional, dan pertumbuhan kognitif - membina kegiatan - Identifikasi kegiatan
sehari hari orangtua - idenifikasi respon emosional orangtua terhadap bayi - identifikasi
perawatan orangtua dalam tumbuh kembang bayi b. Diagnosa keperawatan Cemas
berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, tidak mengenal lingkungan, prosedur
yang dilaksanakan. Kecemasan keluarga berhubungan dengan krisis situasi atau kurangnya
pengetahuan. c. Intervensi 1) Fokus perawat sesuai teori Kathryn E. Bernand (1) kejelasan
bayi dalam mengirimkan isyarat, - mengidentifikasi tingkah laku bayi - mengidentifikasi
ekspresi bayi (2) respon bayi terhadap orang tua, - mengidentifikasi Reaksi bayi terhadap
perhatian orangtua - mengidentifikasi sikap bayi saat menerima stimulus dari orangtua
25
-
26