KEPERAWATAN MATERNITAS
Oleh:
Kelompok 2
Muhammad Usamah Prasetiyo 2011311027
Mutia Salsabilla 2011311018
Naura Salsabila Afina 2011311015
Nurul Sakinah 2011311024
Tumiar Tamara Nathania Silalahi 2011313010
Kelas A3 2020
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan kepada kami. Sholawat
beserta salam juga kami haturkan kepada kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga kita
semua mendapat syafaat Beliau di Yaumil Akhir kelak. Amin ya Robbal ‘Alamin.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas dan dengan judul makalah ini adalah “Philosopy dan Framework
Keperawatan Maternitas”.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Lili Fajria, S.Kep M.Biomed selaku dosen
pengajar dan kepada teman-teman anggota kelompok yang sudah membantu dalam penulisan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih dapat kekurangan
dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka kami berharap adanya masukan dari berbagai
pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan
layak sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
1.2 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................4
1.3 MANFAAT.................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 FILOSOFI KEPERAWATAN MATERNITAS..........................................................................6
2.2 TEORI-TEORI KEPERAWATAN MATERNITAS...................................................................7
2.3 FASE PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS.......................................................18
BAB III......................................................................................................................................................24
PENUTUP.................................................................................................................................................24
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................24
3.2 SARAN.........................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas, mengenai Philosopy dan
Framework Keperawatan Maternitas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan dibuatnya makalah ini agar mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:
a. Philosopy Keperawatan Maternitas
b. Teori – teori keperawatan dalam lingkup maternitas
c. Fase pelayanan keperawatan maternitas
1.3 MANFAAT
PEMBAHASAN
A. Definisi
Keperawatan maternitas adalah bagian dari bentuk pelayanan professional
keperawatanyang ditujukan kepada wanitas pada masa usia subur (WUS) yang
berkaitan dengan systemreproduksi, kehamilan, melahirkan nifas, antara dua
kehamilan dan bayi baru lahir sampai usia40 hari, beserta dengan keluarga, berfokus
untuk pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasisecaraa fisik dan psikososial
untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
Asuhan Keperawatan maternitas merupakan filosofi perawatan ibu,
proses fisiologisnormal yang membuat seseorang menemukan reaksi individual
dalam konteks normal. Asuhankeperawatan yang diberikan bersifat holistic dengan
selalu menghargai klien beserta keluargaserta mengetahui bahwa klien dan
keluarga berhak menentukan perawatan yang sesuai untukdirinya. Pelayanan yang
diberikan perawat merupakan pelayanan yang berkelanjutan (continuityc a r e ) . P a d a
pelayanan maternitas, seorang perawat melaksanakan asuhan
k e p e r a w a t a n berdasarkan filosofi keperawatan maternitas.
A. Teori Marcer
Menjadi seorang ibu adalah satu pengalaman yang luar biasa karena harus
menjalankan peran ganda yang melibatkan pikiran, fisik, sosial yang sangat luas.
Seorang perempuan memiliki kerentanan yang tinggi dan menghadapi tantangan yang
luar biasa ketika ia mengalami transisi menjadi seorang ibu (Mercer, 2006). Ibu tidak
boleh memiliki kepercayaan diri rendah karena berpengaruh pada transisi peran ibu/
identitas serta membatasi kepuasan dalam peran keibuan (Mercer 1986 dalam Russel
2006). Mercer (2006) menyatakan bahwa perawat memiliki kesempatan yang luar biasa
dalam membantu wanita belajar menemukan identitas ibu, mendapatkan kepercayaan,
dan peningkatan identitas diri. Orientasi teori ini bisa diaplikasikan di dalan
praktek/layanan kepewatan, dalam pendidikan dan juga penelitian.
Maternal Role Attainment adalah proses yang mengikuti 4 (empat) tahap
penguasaan peran yaitu :
1. Antisipatory
Dimulai selama kehamilan mencakup data sosial, psikologi, penyesuaian selama
hamil, harapan ibu terhadap peran, belajar untuk berperan, hubungan dengan janin
dalam uterus dan mulai memainkan peran.
2. Formal
Dimulai dari kelahiran bayi yang mencakup proses pembelajaran dan
pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi petunjuk formal,
harapan konsesual yang lain dalam sistem sosial ibu.
3. Informal
Tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan atau cara khusus yang
berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial. Wanita membuat
peran barunya dalam keberadaan kehidupannya yang berdasarkan pengalaman
masa lalu dan tujuan ke depan.
4. Personal
Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita terhadap
perannya. Pengalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri, kemampuan
dalam menampilkan perannya dan peran ibu tercapai.
Sedangkan sifat bayi yang memberi dampak terhadap identitas peran ibu
meliputi temperamen, kemampuan memberi isyarat, ekspresi, karakteristik umum,
respon dan kesehatan Contoh respon perkembangan bayi, mengenai perkembangan
identitas pengasuhan meliputi :
1. Kontak mata dengan ibu, ketika berkomunikasi dan menggenggam tangan
2. Reflek tersenyum dan tenang ketika berespon terhadap perawatan ibu.
3. Perilaku interaktif yang konsisten dengan ibu
4. Respon melepaskan diri dari ibu, anak sudah lebih aktif
2. EKSTERNAL CRITICISM
a. Complexcity
Teori Model Maternal Role Attainment - Becoming a Mother sudah spesifik
pada dimensi pencapaian peran ibu dan menjadi seorang ibu yang dibatasi dalam
makrosistem, mesosistem, dan mikrosistem.
b. Discrimination
Pada Theory of Maternal Role Attainment Becoming a mother tidak
ditemukan adanya diagnosis keperawatan dalam tahapan pelaksanaan asuhan
keperawatan. Oleh sebab itu penerapan teori ini perlu mengadopsi beberapa hasil
penelitian middle range theory lainnya untuk menyempurnakan tahapan asuhan
keperawatan tersebut.
c. Reality Convergence
Fokus realitas dari konsep teori Mercer adalah kesiapan individu (wanita)
dalam menghadapi peranya sebagai seorang ibu dalam tahap pertumbuhan serta
perkembangan bayi
d. Pragmatic
Aplikasi teori Mercer mudah dipraktikan dan mudah dipahami dalam
lingkungan keperawatan maternitas dan bayi baru lahir. Dimana kerangka konsep
dari Mercer sudah menspesifikasikan pada interaksi ibu dan bayi.
e. Scope
Teori ini menekankan pada interaksi antara ibu, bayi, ayah sebagai pusat
interaksi lingkungan hidup.
f. Utility
Meliputi : Praktek, Pendidikan dan Penelitian.
Kesehatan
Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai persepsi kesehatan
mereka yang lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang kesehatan, resiko terhadap
penyakit, kekhawatirkan dan perhatian tentang kesehatan, orientasi pada penyakit dan
penyembuhannya, status kesehatan bayi baru lahir dengan tingkat kehadiran penyakit
dan status kesehatan bayi oleh orang tua pada kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan
dipandang sebagai keinginan yang ditunjukkan untuk bayi. Mercer mengemukakan
bahwa stress suatu proses yang memerlukan perhatian penting selama perawatan
persalinan dan proses kelahiran.
Lingkungan
Definisi lingkungan yang dikemukakan oleh Mercer diadaptasi dari
definisi Bronfenbrenner’s tentang ekologi lingkungan dan berdasarkan teori awalnya.
Mercer menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat menjadi bagian dari lingkungan,
terdapat akomodasi mutual antara perkembangan individu dan perubahan sifat dengan
segera. Stress dan dukungan sosial dalam lingkungan mempengaruhi untuk mencapai
peran maternal dan paternal serta perkembangan anak.
B. Teori Orem
Salah satu model konseptual yang diterapkan oleh perawat adalah teori Self Care
Deficit oleh Dorothea Orem. Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan
seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan
untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraanya. Teori ini memberikan landasan
bagi perawat pentingnya memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan
menempatkan klien dalam posisi dependen. Orem menyatakan bahwa self care itu bukan
proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.
Asuhan keperawatan yang diberikan perawat dilakukan dengan keyakinan bahwa
setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu
individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai
kesejahteraan.
Pada tahun 1971 Orem mengembangkan konsep keperawatan “self care” yang
dipublikasikan Nursing: Concepts of Practice. Terdapat tiga bentuk teori kemandirian
yang disampaikan Orem dalam capable of self care (mampu merawat diri sendiri) yakni:
Teori Self Care
Teori ini mengungkapkan hubungan antara tindakan untuk merawat diri dengan
perkembangan fungsi individu. Self care adalah performance atau praktek kegiatan
individu untuk berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Bila self care dibentuk dengan efektif maka hal
tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat
kaitannya dengan perkembangan.
Self care agency adalah kemampuan individu atau kekuatan untuk melakukan
self care. Kemampuan untuk melakukan self care dipengaruhi oleh faktor kondisi seperti
usia, jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya,
sistem perawatan kesehatan, keluarga, pola kehidupan, serta ketersediaan sumber.
Therapeutic self care demand adalah totalitas dari tindakan self care yang
diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care.
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care
requisite yang terdiri dari tiga kategori yakni:
Universal: Pemeliharaan asupan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan
istirahat, kesendirian dan interaksi sosial, pencegahan bahaya, peningkatan fungsi
manusia.
Developmental: lebih spesifik dari universal. Pengembangan siklus kehidupan
seperti pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh.
Health Deviation: perubahan kesehatan akibat terjadinya kerusakan integritas
individu untuk melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada ibu postpartum akibat proses pembedahan
seksio sesarea serta adanya efek anastes imembuat ibu mengalami kelemahan fisik dan
ketidaknyaman karena adanya luka operasi dalam memenuhi kebutuhan self care
pascamelahirkan sehingga perlu dilakukan perawatan, berdasarkan orem pada tiga
katagori perawatan meliputi Universal self care requisite yaitu membantu ibu terhadap
kebutuhan dasarnya, Developmental self care requisit yaitu kemampuan, hambatan dan
sistem pendukung ibu dalam beradaptasi terhadap kondisi yang terjadi dan health
deviationyaitu pemberian bantuan dan dukungan pada ibu (Orem, 2001).
Perawat maternitas mengaplikasikan teori keperawatan self careOrem melalui
kemampuan ibu untuk mencapai kemandirian dalam self caredimana perawat berperan
untuk membantu ibu postpartum mencapai kemandirian.
C. Teori Wiedenbech
Ernestine Wiedenbach adalah seorang perawat kebidanan (nurse midwifery) yang
sangat tertarik pada masalah sepitar keperawatan maternitas yang terfokus pada keluarga
(Family-Centered Maternity Nursing). Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja
dalam suatu proyek yang mempersiapkan persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick
Read. Wiedenbach mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman
dan observasi dalam praktik.konsep teori yang dihasilkan Ernestine Wiedenbach bukan
hasil penelitian melainkan hasil pemikirannya yang dituangkan dalam bukunya.
Teori Ernestine Widenbach dikenal dengan “The Need For Help”. Teori ini
melihat segala aspek yang terdapat dalam ruang lingkup asuhan keperawatan baik dari
aspek pasien, perawat dan lingkungan sosial yang berada di sekitar pelayanan kesehatan
yang diberikan. Dengan penggunaan teori ini diharapkan dapat melihat keseluruhan dari
aspek-aspek yang terkait dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada pasien
terutama dalam keadaan emergensi dengan cepat dan tepat yaitu dengan mengidentifikasi
bantuan segera apa yang dibutuhkan oleh pasien (kegawatdaruratan), perawat dapat
menggunakan sumber dukungan pasien untuk memenuhi kebutuhannya dan menilai
apakah bantuan yang diberikan benar-benar dibutuhkan oleh pasien (Alligood, 2014).
Dalam Teori Ernestine Wiedenbach terdapat 5 konsep model asuhan kebidanan
yaitu:
1. The agent (Perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lain)
Wiedenbach mengidentifikasi empat elemen dalam praktik klinik perawat.
Empat elemen dalam ”clinical nursing” yaitu Philosophy, tujuan,praktik dan art
(seni) ( Raleigh, 1989 dan Wiedenbach, 1964 ) sebagai berikut penjelasannya :
1. Philosophy
Berikut ini adalah 3 point dasar philosophy keperawatan :
a. Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan
b. Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan
individualisme pada setiap orang
c. Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain (Raleigh,
1989)
Philosophy yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang
segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan
untuk persiapan menjadi orang tua.
2. Tujuan
Tujuan yang dimaksud adalah apa yang ingin perawat capai melalui apa
yang dilakukan-keseluruhan tujuan untuk praktik professional, termasuk
keseluruhan kegiatan yang berdampak baik pada pasien
3. Praktik
Mengobservasi aksi keperawatan termasuk disiplin dalam pemikiran dan
perasaan melalui pertemuan bantuan yang dibutuhkan pasien. Aksi ini adalah
tujuan secara langsung dan berpusat pada pasien
4. Art
Art pada keperawatan klinik terdiri dari :
a. Pemahaman perawat pada kondisi, situasi dan kebutuhan pasien
b. Tujuan internal perawat dan aksi eksternal untuk meningkatkan
kemampuan pasien melalui perawatan yang sesuai
c. Aktivitas perawat secara langsung memperbaiki kondisi pasien
melalui penggunaan artful pada perencanaan perawatan medis
d. Intervensi perawat bertujuan mencegah kekambuhan dan membangun
new concern
2. The recipient (Wanita, keluarga, masyarakat)
Perawat memberikan intervensi kepada individu disesuaikan dengan situasi dan
kebutuhan masing-masing ( Raleigh, 1989). Recipient meliputi wanita, keluarga, dan
masyarakat. Perempuan menurut masyarakat oleh masyarakat tertentu tidak mampu
memenuhi kebutuhannya. Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa recipient adalah
individu yang berkompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri serta dapat
memastikan jika need-for-help telah menjadi pengalaman. Sehingga perawat
memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhannya sendiri.
3. The goal : goal dari intervensi (tujuan)
Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan
pertolongan. Konsep Wiedenbach tujuan akhir dari perawatan “ sebuah ukuran atau
tindakan yang diperlukan dan diinginkan seseorang dan berpotensi untuk merubah
atau memperpanjang kemampuan seseorang tersebut untuk mengatasi keterbatasan “
( Danko et al., 1989 cite Wiedenbach’s ( 1964 ).. Wiedenbach mendefinisikan need-
for-help adalah pengukuran atau tindakan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
individu dan yang berpotensi untuk memulihkan atau memperluas kemampuannya
untuk mengatasi implisit dalam situasi.
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum
menemukan goal. Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal
yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau
psikologis yang berbeda dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik,
emosional atau psikologis. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien,
bidan/perawat harus menggunakan mata, telinga, tangan, serta pikirannya.
4. The means : metode untuk mencapai tujuan
Maksud atau arti pada pencapai tujuan perawatan midwifery diekpresikan
dalam praktik terdiri dari empat fase :
1) Identifikasi pengalaman need-for-help pasien
2) Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan
yang dibutuhkan
3) Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan
yang dibutuhkan
4) Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien
Model Wiedenbach mengidentifikasi kebutuhan dari nurse midwife akan
pengetahuan, penilaian dan keterampilan yang dapat dicapai:
1) Pengetahuan meliputi segala sesuatu yang telah dipahami. Pengetahuan
dapat berupa fakta, spekulatif atau praktik dan menyediakan sumber
2) Penilaian meliputi kemampuan perawat dalam membuat keputusan
3) Keterampilan menunjukan kemampuan perawat dalam mencapai
keberhasilan hasil
5. The framework : kerangka kerja (organisasi sosial, lingkungan sosial, dan
professional)
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi, dan
profesional. Tujuan Wiedenbach dalam teorinya adalah untuk mengindentifikasi
bantuan yang dibutuhkan pasien melalui tahapan berikut:
1) Mengobservasi perilaku yang konsisten atau tidak konsisten terhadap
kenyamanan pasien
2) Mengeksplorasi maksud atau arti dari perilaku pasien
3) Memastikan penyebab ketidaknyamanan atau ketidakmampuan pasien
4) Menentukan apakah pasien dapat mengatasi masalahnya sendiri atau
membutuhkan bantuan
Serta terdapat 4 tahap untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan antara lain:
1. Identifikasi kebutuhan klien
2. Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang
dibutuhkan
3. Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang
dibutuhkan
4. Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien
D. Teori Comfort
Model keperawatan lainnya yaitu Catherine Kolkoba dalam teori comfort (2001)
berpendapat bahwa manusia memiliki respon menyeluruh terhadap stimulus/ rangsangan
yang kompleks dan rasa nyaman merupakan hasil yang muncul sebagai suatu respon dari
stimulus tersebut, untuk mendapatkan rasa nyaman tersebut ibu berusaha aktif dengan
mencoba berprilaku hidup sehat didalam kehidupannya serta berusaha untuk memperoleh
kepuasan dalam perawatan, konteks rasa nyaman sebagai pengalaman yang holistik
dilihat dari 4 aspek yaitu fisik, psikospritual, lingkungan dan sosial. Adapun aspek
lingkungan berkaitan keadaaneksternal yang ada disekitarnya.Aspek sosial, dimana aspek
ini berkaitan dengan hubungan interpersonal.(Tomey dan Alligood, 2006).
Perawatan pada ibu postpartum juga menggunakan model comfort yaitu untuk
memberikan kenyamanan akibat nyeri yang dirasakan karena efek operasi. Ibu
postpartum seksio sesarea dalam 24 jam pertama memerlukan bantuan sebagian (the
partially compensatory nursing system). Dukungan (support education), pendidikan
kesehatan untuk memotivasi ibu melakukan self care secara mandiri, hal ini sejalan
dengan teori comfort yaitu coaching (pelatihan/ bimbingan) yang diberikan dalam bentuk
mengurangi kecemasan, memberikan dukungan emosional dan spiritual serta comfort
food for the soul (kenyamanan jiwa) dalam bentuk sentuhan, massage dan perhatian
(Tomey dan Alligood, 2006).
Upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan taraf kesehatan ibu dan anak
adalah salah satunya dengan memelihara kesehatan para calon ibu, berikut upaya untuk
memelihara kesehatan para calon ibu :
Pembinaan Remaja
Menjaga Berat Badan Ideal
Pemeriksaan Kesehatan Secara Teratur
Menjaga Kebugaran dan Kesehatan Tubuh
Menghentikan Kebiasaan Buruk
Meningkatkan Asupan Makanan Bergizi
Persiapan Secara Psikologis dan Mental
Perencanaan Finansial yang Matang
Menghindari Lingkungan Polutif
Dilakukan Pemeriksaan Terhadap Calon Ibu
4. Kehamilan berisiko tinggi biasanya terjadi karena faktor 4 terlalu dan 3 terlambat:
-(4 (empat) Terlalu yaitu):
Mudah tersinggung
Perasaan mudah lelah
Mencemaskan perubahan fisisknya
Ingin diperhatikan
Sesudah melahirkan bayi tidak serta-merta kembali seperti semula. Salah satunya adalah
karena masih ada darah didalam rahim, yang biasa disebut dengan nifas. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri mendefinisikan nifas sebagai darah yang keluar dari rahim
wanita sesudah melahirkan, sampai organ produksi dan anggota badan kembali pulih, yaitu
kira-kira 40-60 hari.
Istirahat
Menjaga Higienitas Daerah Vagina
Jaga asupan makan
Banyak Makanan Berserat untuk Mencegah Wasir
Breast Care
Kembali aktif berolahraga
Kondisi emosi pascamelahirkan
Lakukan Senam Nifas
(Enam minggu pasca persalinan) : ibu akan menjalani pemeriksaan darah untuk
melihat apakah ada anemia (kekurangan sel
darah merah) atau tidak
D. Rehabilitasi
proses pengobatan medis untuk mencapai kemampuan fisik, psikologis dan sosial yang
maksimal bagi wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan.depresi Pascamelahirkan
merupakan masalah yg signifikan dan menjadi perhatian masyarakat sejak lama. Walaupun
terkadang sering tidak terdeteksi karena minimnya pelaporan, penelitian menyebutkan
bahwa sekitar 10%-20% wanita yg melahirkan menderita depresi.
Perbedaan Antara Baby Blues, Depresi Pasca Melahirkan & Psikosis Pasca Melahirkan:
Baby blues dapat terjadi segera setelah kelahiran namun segera akan menghilang dalam
beberapa hari sampai satu minggu.
Depresi pasca melahirkan dapat terjadi kapan saja dalam waktu setahun setelah
melahirkan namun biasanya dalam beberapa kepustakaan dikatakan sebulan setelah
melahirkan.
psikosis pasca melahirkan (puerperal psychosis) yang dapat
terjadi sekitar 1 sampai 2 dari 1000 kelahiran pada satu tahun
pertama pasca melahirkan.
Berikut ini sejumlah cara sederhana yang bisa Anda coba untuk mengatasi depresi pasca
persalinan.
Dapatkan tidur yang cukup.
Miliki waktu yang berkualitas untuk memanjakan diri.
Jaga pola makan.
Dapatkan paparan sinar matahari.
Olahraga rutin
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
https://id.scribd.com/presentation/437889846/kelompok-3-EMPAT-FASE-PELAYANAN-
KEPERAWATAN-MATERNITAS-PROMOSI-PEMELIHARAAN-RESTORASI-DAN-
REHABILITASI-pptx
http://adhkediri.ac.id/media/file/19841628987Konsep_Kep_Matrenitas.pdf
https://www.coursehero.com/file/78448097/FILOSOFI-KEPERAWATAN-MATERNITAS-1docx/
https://www.ppnisulut.org/2020/01/maternal-role-attainmentbecoming-mother.html
http://rumah-perawat.blogspot.com/2016/11/teori-keperawatan-maternal-role.html
https://media.neliti.com/media/publications/138352-ID-none.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/cad02bb6b2ea6f17037ba31cce6d543a.pdf