Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“MENGEMBANGKAN PROSES KEPERAWATAN MENURUT


TEORI GORDON & CALISTA ROY”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Keperawatan

Dosen Pengampu :Ns. Grace Carol Sipasuta, M.Kep.,Sp.Kep.Mat

Disusun oleh :

OCTAVIANA NUR ARDIYATI P07220118098


PUTRI CAHYATI P07220118099

POLITEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS BALIKPAPAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Konsep Dasar Keperawatan. Makalah ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, makalah ini tentu masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan dalam upaya untuk menuju perbaikan. Terimakasih.

Balikpapan, 17 Juli 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………………........
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………
B. Tujuan………………………………………………………………………….
C. Sistematika Penulisan………………………………………………………….

BAB II. TINJAUAN TEORI

A. PROSES KEPERAWATAN MENURUT TEORI GORDON………………

1. Modal konsep & tipologi pola kesehatan fungsional menurut Gordon…


2. Asuhan keperawatan medical bedah 1 menggunakan pola proses………
B. PROSES KEPERAWATAN MENURUT TEORI CALISTA ROY.….......
1. Modal keperawatan menurut calista roy………………………………...
2. Paradigma keperawatan menutut calista roy…………………………….
3. Aplikasi teori adaptasi roy……………………………………………….

BAB III. KESIMPULAN……………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Model konseptual Roy dan gordon mengacu pada ide-ide global mengenai
individu, kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang
berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin ilmu.

Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli


keperawatan tentang keperawatan yang bertolak belakang dari paradigma
keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat
untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi
dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.

Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan ahli


dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Roy. Roy dalam
teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi keperawatan ,
yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Model adaptasi Roy
menguraikan bahwa bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan
cara memepertahankan perilaku secara adaptif karena menurut Roy, manusia adalah
makhluk holistic yang memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptsi.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Modal konsep & tipologi pola kesehatan fungsional
menurut Gordon
2. Untuk memahami Asuhan keperawatan medical bedah 1 menggunakan
pola proses Gordon
3. Untuk mengetahui apa saja Modal keperawatan menurut calista roy
4. Untuk mengetahui apa itu Paradigma keperawatan menutut calista roy
5. Untuk memahami Aplikasi teori adaptasi roy

C. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika
penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan denan konsep dasar
keperawatan menurut teori

BAB III KESIMPULAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Proses Keperawatan Menurut Teori Gordon

Pengertian

Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda,
suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang
berupa ide, pandangan atau keyakinan.

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep / definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fonomena-fonomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-
konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan
dan atau mengendalikan suatu fonomena. Teori dapat diuji, diubah atau
digunakan sebagai pedoman dalam penelitian.

Ada 3 cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori


keperawatan, yaitu
1). meminjam teori – teori dari disipin ilmu lain yang relevan dengan tujuan
untuk mengintegrasikan teori- teori ini ke dalam ilmu keperawatan,
2). menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang
berkaitan dengan praktik keperawatan, serta
3). menumbuh-kembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.

Pola/konsep di definisikan seperti pembentukan tingkah laku yang terjadi


secara berangkai. (Gordon,1994,p.70). “Pola Fungsional Kesehatan (cara Hidup)
klien, apakah pribadi, keluarga atau masyarakat, berkembang dari interaksi klien-
lingkungan. Masing-masing pola adalah penjabaran dari gabungan
biopsikososial. Tidak satupun pola yang dapat dimengerti tanpa mengetahui pola
yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi oleh faktor
biologi,perkembangan,budaya,sosial dan spiritual” (Gordon.1994. p318). Pola
Fungsional Kesehatan dapat dikaji perkembangannya sejalan dengan perubahan
waktu. 11 pola fungsional kesehatan termasuk Persepsi kesehatan-managemen
Kesehatan, Nutrisi-metabolisme, eliminasi, aktivitas –latihan, istirahat-tidur.
Persepsi kognitif, konsep diri-persepsi diri,Hubungan-peran, seksual-
reproduksi,Pola pertahanan diri-toleransi,keyakinan dan nila. (Gordon,194, p.70).

Contoh aplikasi teori dalam keperawatan

1). Perubahan sensori/ perceptual (penglihatan) yang berhubungan dengan:


Kaji ketajaman visual klien, kaji orientasi dan memori klien akhir-akhir
ini,obesrvasiperilaku klien, kaji ulang catatan medis dari kunjungan klinik.
2).Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
Timbang berat badan klien, tanyakan klien tentang perubahan berat badan
yang direncanakan atau tidak direncanakan, tanyakan klien tentang makanan
yang disukai maupun tidak disukai,inspeksi mukosa mulut klien, palpasi
abdomen.

1. MODEL KONSEP & TIPOLOGI POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


MENURUT GORDON :

a). Pola Persepsi-Managemen Kesehatan

Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan


Persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan
kesehatan,kemampuan menyusun tujuan,pengetahuan tentang praktek
kesehatan,

b). Pola Nurtisi –Metabolik

Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit


Nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir,
kesulitan menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah
/penyembuhan kulit,Makanan kesukaan.

c). Pola Eliminasi

Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit


Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi
(oliguri,disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi,
Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran
kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll

d). Pola Latihan-Aktivitas

Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan


sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit,gerak
tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama lain
Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan 0:
mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan
alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL,kekuatan otot dan Range Of
Motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi,irama dan kedalam
nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru,

e). Pola Kognitif Perseptual

Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori


meliputi pengkajian fungsi penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau
dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya
mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah
lama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap
waktu,tempat, dan nama (orang,atau benda yang lain).
Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan penanganan nyeri,kemampuan
untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10,pemakaian alat bantu
dengar,melihat,kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat
kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan,pendengaran,
persepsi sensori (nyeri),penciuman dll.
f). .Pola Istirahat-Tidur

Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.


Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia
atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih

g). Pola Konsep Diri-persepsi Diri

Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap


kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga
diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka
dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan
lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga
sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan
secara holistic. Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap
diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif atau passive, isyarat
non verbal,ekspresi wajah, merasa taj berdaya,gugup/relaks

h). Pola Peran dan Hubungan

Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap


anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien
Pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang
passive/agresif teradap orang lain,masalah keuangan dll

i). Pola Reproduksi/Seksual

Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan


dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat
haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub sex,pemeriksaan
genital

j). Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )

Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan


penggunaan system pendukung. Penggunaan obat untuk menangani
stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata,metode
koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap tingkat stress

k). Pola Keyakinan Dan Nilai


Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk
spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan
agama yang dipeluk dan konsekuensinya.Agama, kegiatan keagamaan
dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dan
kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama
selama sakit.(winugroho, 2008)

2. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah menggunakan pola proses


keperawatan menurut gordon
Tanggal pengkajian : 12 Februari 2010
Nama pengkaji : Ahmad Sukron Mu'min
Ruang : Bougenvil I
Waktu pengkajian : jam 21.00 wib

A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. G
Tanggal lahir : Cilacap, 30 Januari 2003
Umur : 7 tahun, 1 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Berat badan : 21 Kg
Tinggi badan : 110 Cm
Alamat : Jl. Damai Rt 05/ I Glempang, Maos
Agama : Islam
Pendidikan : SD

Suku bangsa : Jawa


Tanggal masuk : 10 Februari 2010
No RM : 03
Diagnosa medik : ISPA

2. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn R
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Damai Rt 05/ I Glempang, Maos
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan Klien : Ayah kandung

B. Riwayat Keperawatan
1. Kelihan utama
Panas, nyeri kepala, mual
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien panas, menggigil sejak tadi pagi, karena semalam kehujanan, mual, nyeri
kepala,nyeri akan bertambah jika beraktifitas dan akan berkurang apabila istirahat
(tiduran dengan mata terpejam), skala nyeri sedang (4-6), klien slalu mengatakan
kepalanya sakit, rewel sudah minum obat kontreksin dua tablet, panas hanya turun
sebentar kemudian kambuh lagi keadaan saat ini panas, nyeri kepala, mual, muntah,
rewel, menggigil suhu 40,1 °C, nadi 112 kali permenit, badannya teraba panas,
batuk., RR : 26 x/ mnt
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien sebelumnya tidak pernah sakit yang parah, menular maupun menurun dan jika
diobati dengan contreksin kemudian tidur maka sembuh.
4. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien baik dari kakek, nenek, ayah maupun ibu tidak ada yang punya
penyakit menurun maupun menular.
5. Riwayat kehamilan
Pada Trimester I dan II mengalami hiperemes gravidarum
Trimester III kehamilan normal
6. Riwayat persalinan
Klien lahir di tolong oleh Bidan di Rumah bersalin dengan partus spontan umur
kehamilan 37 minggu. Panjang badan 49 cm, berat badan 3,0 Kg, jenis kelamin
perempuan.
7. Riwayat imunisasi
Imunisasi lengkap
Umur 2 hari : Hb Unijek
Umur 1 bulan : BCG, Polio I
Umur 2 bln : DPT / HB I, Polio II
Umur 3 bln : DPT / HB II, Polio III
Umur 4 bln : DPT / HB III, Polio IV
Umur 9 bln : Campak
8. Riwayat tumbuh kembang
Motorik kasar : berdiri dengan satu kaki selama 6 detik, berjalan dengan tumit ke jari
kaki
Motorik halus : mencontoh 6 kotak, menggambar orang 6 bagian
Personal sosial : makan sendiri tanpa bantuan dan bersih
Bahasa : mengartikan 7 kata dan menghitung 6 kubus
Nilai kelulusan 80 %, semua tahapan dilalui dengan baik
9. Kebutuhan cairan
Klien banyak minum, karena merasa haus terus, banyak mengeluarkan keringat,
BAK lancar, muntah 2 ( dua) kali, biasanya minum 8 gelas setiap hari.
10. Kebutuhan kalori
Klien makan 3 kali sehari, tapi pada saat sakit tak mau makan, kalau makan muntah.
C. Pola pengkajian menurut Gordon
1. Persepsi kesehatan – Pola manajemen kesehatan
Keluarga klien mengnggap bahwa kesehatan sangatlah penting dalam
kehidupannya, oleh karena itu apabila sakit maka akan segera diobati dengan cara
membeli obat ke warung atau berobat ke dokter praktek swasta atau ke rumah sakit.

2. Pola nutrisi – metabolik


Keluarga klien mengatakan jenis makanan yangt dimakan nasi, sayuran
seperti : bayam, wortel, kangkung, kol, dll. lauk seperti : tahu, tempe, daging dan
ikan dan buah-buahan kadang susu. Minum minimal 8 gelas setiap harinya dan tidak
ada masalah mengunyah maupun menelan. Sebelum klien sakit nafsu makan baik
dan selama sakit selera makan berkurang karena ada rasa pahit dan mual. Klien
selalu minta minum karena haus .Klien tidak punya pantangan atau alergi pada
makanan tertentu.

3. Pola eliminasi
Pola eliminasi BAB
Klien sebelum sakit BAB 1 kali sehari pada pagi hari, dan tidak mengalami kesulitan
dalam BAB serta tidak pernah menggunakan obat-obat pencahar.
Saat sakit BAB klien tidak mengalami perubahan.
Pola Eliminasi BAK
Frekuensi BAK sebelum sakit 4 – 5 kali sehari dan tidak ada kesulitan.
Saat sakit BAK 7-8 kali sehari dan tidak mengalami mkesulitan

4. Pola latihan dan aktifitas


Klien sebelum sakit aktifitas sehari-hari sekolah, belajar dan bermain dengan
teman-teman sebayanya.
Pada saat sakit klien hanya tiduran sambil menonton televisi bersama kakaknya.
5. Pola persepsi kognitif
Pada saat pengkajian klien sdalam kondisi sadar, dapat berkomunikasi
dengan baik, dapat mendengar dan melihat secara normal.

6. Pola tidur dan istirahat


Klien sebelum sakit biasa tidur siang selama dua jam dan kalau malam hari
selam 8 jam/ hari. Saat sakit klien tiduran terus karena rasa dingin dan pusing.

7. Konsep diri dan persepsi diri


Keluarga klien pasrah dan sabar menerima cobaan dari Allah SWT dan yakin
bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya

8. Peran dan pola hubungan


Hubungan klien dan keluarga serta teman sebaya baik.

9. Pola reproduktif dan seksual


Klien seorang perempuan, dia menyadari kalau dirinya perempuan.
Reproduksi dan seksualitas belum matang.

10. Pola pertahanan diri (coping)-stress-toleransi


Apabila klien ada masalah maka Dia akan bercerita pada kakaknya / Ibunya/
Bapaknya bahkan sama pembantunya.

11. Pola keyakinan dan nilai


Klien walaupun masih anak-anak, dia rajin ngaji dan ikut sholat berjamaah.
Pada saat sakit ia tetap berdoa kepada Allah agar cepat disembuhkan. (azka, 2010)
B. PROSES KEPERAWATAN MENURUT TEORI CALISTA ROY

Teori AdaptasiCallista Roy

1. Model Keperawatan
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy sebagai penerima asuhan
keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang
sebagai “Holistic adaptif system” dalam segala aspek yang merupakan satu
kesatuan.

System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai


kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap
bagian-bagiannya.

System terdiri dari proses input, output, kontrol dan umpan balik.

(A). Input
Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan
kesatuan informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat
menimbulkan respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :
(1). Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan
seseorang, efeknya segera, misalnya infeksi.
(2). Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami
seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi
situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif
dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana
dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal seperti
anemia, isolasi sosial.
(3). Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan
dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi
kepercayan, sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman
yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi.
Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang toleransi
tetapi ada yang tidak.
(B). Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme
koping yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan
kognator yang merupakan subsistem.

(1). Subsistem regulator


Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-
proses dan output. Input stimulus berupa internal atau eksternal.
Transmiter regulator sistem adalah kimia, neural atau endokrin.
Refleks otonom adalah respon neural dan brain sistem dan spinal cord
yang diteruskan sebagai perilaku output dari regulator sistem. Banyak
proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku regulator
subsistem.
(2). Subsistem kognator
Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun
internal. Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi
stimulus umpan balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol
proses berhubungan dengan fungsi otak dalam memproses informasi,
penilaian dan emosi. Persepsi atau proses informasi berhubungan
dengan proses internal dalam memilih atensi, mencatat dan
mengingat. Belajar berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement
(penguatan) dan insight (pengertian yang mendalam). Penyelesaian
masalah dan pengambilan keputusan adalah proses internal yang
berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi adalah proses
pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan penilaian dan
kasih sayang.
Dalam memelihara integritas seseorang, regulator dan kognator
subsistem diperkirakan sering bekerja sama. Tingkat adaptasi
seseorang sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan
individu itu sendiri, dan penggunaan mekanisme koping. Penggunaan
mekanisme koping yang maksimal mengembangkan tingkat adaptasi
seseorang dan meningkatkan rentang stimulus agar dapat berespon
secara positif. Untuk subsistem kognator, Roy tidak membatasi
konsep proses kontrol, sehingga sangat terbuka untuk melakukan riset
tentang proses kontrol dari subsitem kognator sebagai pengembangan
dari konsep adaptasi Roy.

Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem


adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
a) Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya.
Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus
dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian,
mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi
fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu:
1). Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya,
yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas.
2). Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan
mengganti jaringan yang injuri.
3). Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal
dan ginjal.
4). Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik
dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi
fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-
komponen tubuh.
5). Proteksi/perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses
imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana
hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan
perubahan suhu.
b) Mode Konsep Diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan
spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep
diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas
mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua
komponen yaitu the physical self dan the personal self.
1). The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya
berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya.
Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa
kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang
kemampuan seksualitas.
2). The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal
diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas,
hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam
area ini.

c) Mode Fungsi Peran


Mode fungsi peran mengenal pola-pola interaksi sosial seseorang
dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran
primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat
memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.

d) Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan
oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima
cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.Interdependensi yaitu
keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima
sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan
untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan
berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat
dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan
menerima.
(C). Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat di amati, diukur
atau secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari
luar . Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy
mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang
tidak mal-adaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas
seseorang yang secara
keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan
tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan,
reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon yang mal adaptif perilaku
yang tidak mendukung tujuan ini.
(wisuda, 2016)

2. Paradigma Keperawatan
Empat Elemen utama dari teori Roy adalah :
1) Manusia sebagai penerima asuhan keperawatan
2) Konsep lingkungan
3) Konsep sehat dan
4)Keperawatan.
Dimana antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena
merupakan suatu sistem.
1) Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena
manusialah yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistic
Adaptif System”. Dimana “Holistic Adaptif System “ ini merupakan
perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi.
2) Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan
elemen dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy
adalah
“Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu yang
dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok”.
Dalam hal ini Roy menekankan agar lingkungan dapat didesign untuk
meningkatkan kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan resiko yang
akan terjadi pada individu terhadap adanya perubahan.
3) Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and
becoming an integrated and whole person”. Integritas individu dapat
ditunjukkan dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh,
reproduksi dan “mastery”. Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu dengan cara meningkatkan
respon adaptifnya.
4) Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan
menurut Roy adalah meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan
respon inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun sehat. Selain
meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan juga
bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan damai.Untuk
mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur stimulus fokal,
kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan lebih
menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus tertinggi
(hasan, 2012)

3. APLIKASI TEORI ADAPTASI ROY

Selama lebih dari 30 tahun Model Adaptasi Roy telah digunakan untuk
memahami dan menuntun praktik keperawatan dalam perawatan pasien.Para perawat
menggunakan model ini sebagai framework untuk mengkonseptualisasi dan
merencanakan intervensi keperawatan pada pasien atau menggunakan model ini
untuk menciptakan intervensi untuk pemisahan populasi klinik. (wisuda, 2016)

Roy Adaptation Model telah diimplementasikan di NICU sebagai sebuah


ideology untuk keperawatan (Nyqvist dan sjoden, 1993 dalam Senesac 2007), pada
perawatan bedah akut, sebagai alat dokumentasi dalam proses keperawata , pada
fasilitas rehabilitasi untuk mengintegrasi basis professional perawatan pasien
(Mastal, Hammond, dan Roberts, 1982 dalam Senesac, 2007); pada dua unit rumah
sakit umum sebagai konseptual framework untuk menuntun praktik; memfasilitasi
sistem integral keperawatan pada bagian orthopedic, unit neurosurgical untuk
mempertahankan lingkungan praktik professional bagi pelatihan mahasiswa,
meningkatkan otonomi professional, membantu proses rekrutmen dan penguranan
staf, dan untuk meningkatkan kejelasan peran pemberi layanan, dan menguatkan dan
mengefektifkan kolaborasi interdisiplin.

Peran perawat yang diharapkan berdasarkan teori Roy. Perawat harus


mampu meningkatkan respon adaptif pasienpada situasi sehat atau sakit.Perawat
dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal,
kontextual maupun residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga
stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk
mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator,
cognator dan mekanisme koping yang lain. Pada situasi sehat, perawat berperan
untuk membantu pasien agar tetap mampu mempertahankan kondisinya sehingga
integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat
mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.

Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat


adanya perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal.Misalnya, seseorang
yang mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan.Perawat perlu
mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita.Dimana pasien harus mampu
berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya.Kehilangan
salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang mudah untuk diterima.Jika perawat
dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat bertahan dengan melaksanakan
fungsi perannya secara optimal.
KASUS

Ibu L, 48 tahun mengalami nyeri yang luar biasa di daerah punggung bawah yang
menjalar sampai ke tungkai sebelah kanannya. Nyeri ini sangat hebat pada saat
melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk untuk berdiri dan duduk. Setelah dilakukan
konsultasi dengan dokter A, Ibu L dinyatakan mengalami herniasi diskus
intervertebra (HNP), dan dijadwalkan untuk dilakukan discectomi (operasi
pemotongan bagian diskus yang mengalami herniasi). Selanjutnya Ibu L diantar oleh
suaminya dengan membawa surat pengantar dari dokter A masuk rumah sakit untuk
dilakukan persiapan-persiapan termasuk pemeriksaan penunjang sebelum waktu
operasi ditetapkan. Hasil pengkajian didapatkan data TD 120/90 mmHg, nadi
92x/menit, respirasi 24x/menit dan suhu 37,5˚C, pasien tampak gelisah.

Ibu L adalah wanita yang memiliki usaha menjual baju dan perlengkapan wanita
disebuah toko miliknya.Ia mengaku memiliki banyak pelanggan yang terbiasa
melihatnya menjadi orang yang berbusana serasi dengan koleksi jualannya. Sebelum
masuk RS kebiasaan Ibu L melakukan aktifitas 12 jam perhari. Pola tidur 8 jam di
waktu malam dan 1-1,5 jam di waktu siang. Olah raga yang biasa dlakukan adalah
jalan pagi setiap hari Ahad. Setelah persiapannya dianggap cukup, maka disepakati
akan dilakukan operasi pada tanggal 21 Maret 2011 jam 10.00 pagi. Hasil kesepakan
tersebut diperkuat surat persetujuan operasi yang di tanda tangani oleh bpk A selaku
suami Ibu L.

Pengkajian.

1) Biodata:

Nama : Ibu L
Tempat lahir : Makassar
Umur : 48 tahun.
Agama : Islam.
Suku : Makassar.
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta.
Alamat : Makassar
Sumber Data : Pasien dan Keluarga (suami)
No medical record : 36 51 01.
Masuk Rumah sakit : Tanggal 21 Maret 2011

2) Pengkajian Perilaku

a. Pengkajian Tahap Pertama

Pengkajian tahap pertama adalah mengumpulkan data perilaku output Ibu L sebagai
sistim adaptasi dihubungkan dengan 4 mode adaptif fungsi fisiologis, konsep diri,
peran dan interdependen.

Pengkajian tahap pertama pada Ibu N didapatkan data :

Mode fisiologis

S : Menyatakan gerakan- nya terbatas

O : Pasien nampak terbaring di tempat tidurnya dan nampak ragu-ragu

untuk bergerak, serta tampak gelisah

Mode Konsep diri

S : Menyatakan cemas akan terjadi perubahan penampilan

O : Tampak gelisah

Mode Fungsi peran

S : Menyatakan takut terjadi kecacatan

O : Rendah diri terhadap penampilanya


Mode Interdependen

Tidak berdaya

b. Pengkajian Tahap Kedua

Setelah mengidentifikasi respon tidak efektif dan respon adaptif selanjutnya


melakukan pengkajian tahap kedua yang meliputi fokal, kontekstual dan residual
stimuli.

Pengkajian tahap dua pada Ibu N didapatkan data :

1) Pengkajian stimulus

a) Stimulus fokal (etiologi)

b) Stimulus konstekstual (presipitasi)

c) Stimulus residual (predisposisi)

(1) Identifikasi stimulus yang berpengaruh: Budaya, keluarga, fase perkembangan

(2).Istirahat dan aktifitas

Tidur sering terbangun dan keterbatasan beraktifitas

Kekurangan istirahat tidur dapat menyebabkan kelelahan dan menghambat proses


recovery sedangkan keterbatasan aktifitas dapat menyebabkan ketergantungan ADL

(3) Rasa nyeri dapat mengaktivasi RAS yang menghambat proses tidur sedangkan
post operasi discectomi membutuhkan sedikit pengaturan aktifitas

Self Konsep : Penurunan konsep diri body image takut terjadi kecacatan

Phisical self : Rendah diri tehadap penampilannya

Personal self : Ketakutan terhadap gagalnya pengembalian fungsi normal

dari kaki
Fungsi peran : Takut keberadaannya menjadi beban orang lain

Peran primer : Kehilangan hoby bermain tenis setiap minggu

Peran tersier : Banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk berobat

Interdependence :

(1). Keterbatasan kebebasan di rumah sakit

(2). Kesepian, terbatasnya interaksi dengan keluarga dan kolega

(3) Adanya jadwal berkunjung dari rumah sakit

Diagnosa keperawatan

Sesuai dengan metode pembuatan diagnose keperawatan yang dikembangkan oleh


Roy melalui tiga cara yaitu menggunakan tipologi berdasarkan adaptasi mode,
mengobservasi perilaku yang paling dipengaruhi oleh stimulus dan menyimpulkan
dari perilaku dari satu atau lebih adaptif mode dengan stimulus yang sama maka
disusunlah diagnosa sbb:

a. Gangguan aktifitas berhubungan dengan keterbatasan gerak

b. Cemas berhubungan dengan penurunan konsep diri body image dan harga diri

Intervensi
Tanggal :
Problem aktual/resiko :

Gangguan istirahat dan aktifitas berhubungan dengan nyeri dan keterbatasan gerak

Hasil yang diharapkan :

(a) Klien dapat tidur 8 jam perhari tanpa gangguan

(b) Dengan keterbatasan aktifitasnya klien dapat menggunakan kemampuan yang


dimiliki secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan ADL nya
(c) Kondisikan lingkungan yang nyaman bagi klien-Lakukan mobilisasi sesuai
dengan program perawatan

Tindakan keperawatan :

(a) Ajarkan klien untuk melakukan mobilisasi secara mandiri

(b) Latih klien sesuai kemampuan untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan ADLnya sesuai dengan kemampuan

Tanggal :
Problem aktual/resiko :

Cemas dan ketakutan berhubungan dengan : penurunan konsep diri body image dan
harga diri

Hasil yang diharapkan :

Klien mampu mengungkapkan cemas dan ketakutanya dan mau mendiskusikan


untuk mencari alternatif pemecahan

Tindakan keperawatan :

1. Bina hubungan saling percaya dan yakinkan kehadiran perawat adah untuk
membantu memecahkan permasalahan klien

2. Kuatkan koping klien dengan aspek adaptif yang dimiliki

3. Jelaskan operasi discectomi tidak akan menimbulkan kecacatan bila dilakukan


perawatan dengan benar

4.. Rencanakan kehadiran keluarga untuk menemani klien


BAB III

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda,
suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang
berupa ide, pandangan atau keyakinan. Pola kesehatan fungsional menurut
gordon adalah:

a). Pola Persepsi-Managemen Kesehatan b). Pola Nurtisi –Metabolik. c).


Pola Eliminasi d). Pola Latihan-Aktivitas e). Pola Kognitif Perseptual f).
.Pola Istirahat-Tidur g). Pola Konsep Diri-persepsi Diri h). Pola Peran dan
Hubungan i). Pola Reproduksi/Seksual j). Pola Pertahanan Diri (Coping-
Toleransi Stres ) k). Pola Keyakinan Dan Nilai

proses keperawatan menurut calista roy adalah :

a) Modal keperawatan b). paradigma keperawatan dan c) aplikasi teori


adaptasi menurut calista roy

SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
azka. (2010). http://legrazip.blogspot.com/p/askep.html.

hasan, n. (2012). http://nurhasan-unija.blogspot.com/2012/12/teori-dan-model-


keperawatan-callista-roy.html.

winugroho, t. (2008). http://winugroho-emt-n.blogspot.com/2008/08/model-konsep-


tipologi-pola-kesehatan.html.

wisuda, a. c. (2016). http://arisoesman88.blogspot.com/2016/10/aplikasi-teori-


callista-roy-dalam.html.

Anda mungkin juga menyukai