Anda di halaman 1dari 35

SISTEM RUJUKAN

RUS ANDRAINI, A.Kp., M.P.H


POLTEKES KEMENKES KALTIM
JURUSAN KEPERAWATAN
KELAS BALIKPAPAN

1
Kesehatan atau sehat-sakit ad/

suatu keadaan yang kontinyu


dimulai dari sehat walafiat s/d
sakit parah.
Kesehatan seseorang berada
dalam bentangan tersebut.

2
“Sakit” ini juga mempunyai beberapa
tingkat atau gradasi.
Secara umum dapat dibagi dalam tiga
tingkat, yakni :
 Sakit ringan (mild)
 Sakit sedang (moderate)
 Sakit parah (severe)

3
 Dengan ada 3 gradasi penyakit 
maka menuntut bentuk pelayanan
canggih/lebih baik.

 Namun sebaliknya untuk penyakit


yang sudah parah tdk cukup hanya
dengan pelayanan yg sederhana
saja  melainkan memerlukan
pelayanan yg sangat spesifik.

4
Oleh sebab itu, perlu dibedakan adanya
3 bentuk pelayanan, yakni :
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
(primary health care)
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
(secondary health services)
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
(tertiary health services)

5
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
(primary health care) :
 Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk
masyarakat yang sakit ringan & masyarakat yang
sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau
promosi kesehatan.
 Oleh karena jumlah kelompok ini di dalam suatu
populasi sangat besar (lebih kurang 85%),
pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini
bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health
service), atau juga merupakan pelayanan kesehatan
primer atau utama (primary health care).
 Bentuk pelayanan ini di Indonesia  Puskesmas,
Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, &
Balkesmas.
6
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
(secondary health services) :
 Pelayanan kesehatan jenis ini
diperlukan oleh klpk masyarakat yg
memerlukan perawatan nginap 
yg sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan primer.
 Bentuk pelayanan ini misalnya RS
tipe C dan D, & memerlukan
tersedianya tenaga-2 spesialis
7
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
(tertiary health services) :
 Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh
kelompok masyarakat atau pasien yg
sdh tidak dapat ditangani oleh plyn
kesehatan sekunder.
 Pelayanan sudah kompleks, dan
memerlukan tenaga-2 super spesial.
 Contoh di Indonesia : RS tipe A dan B.

8
 Dalam suatu sistem pelayanan
kesehatan, ketiga strata atau jenis
pelayanan tersebut tidak berdiri
sendiri-sendiri, namun berada di dalam
suatu sistem, & saling berhubungan.
 Apabila pelayanan kesehatan primer
tidak dapat melakukan tindakan medis
tingkat primer, maka ia menyerahkan
tanggung jawab tersebut ke tingkat
pelayanan di atasnya, dst
9
Ada 3 hal yg k’mungkinan terjadi dlm
kegiatan m’rujuk, a.l :
1. Penyerahan TJ timbal balik perawatan
penderita dr suatu unit kes. secara vertikal
& horisontal pd unit kes. yg lbh mampu.
2. Penyaluran pengetahuan & ketrampilan dr
unit kes. yg lbh mampu pd unit kes. yg lbh
kecil.
3. Pengiriman bahan utk pemeriksaan lab.
dr unit kes. yg kecil pd unit kes yg lbh
mampu pengiriman hasil kemb. pd unit
kes. yg mengirimnya. 10
 Bagian penting dlm penyelenggaraan pelayanan
kesehatan adalah “RUJUKAN KESEHATAN”

???????
Penyerahan tanggung jawab dari satu
pelayanan kesehatan ke pelayanan
kesehatan lain.
Atau

“SISTEM RUJUKAN”
11
Secara lengkap dapat dirumuskan bhw
“SISTEM RUJUKAN” adalah :

Suatu sistem penyelenggaraan pelayanan


kesehatan yg melaksanakan pelimpahan
tanggung jawab timbal balik thd satu
kasus penyakit atau masalah kesehatan
secara vertikal (dari unit yg lebih mampu
menangani), atau secara horizontal (antara
unit-unit yang setingkat kemampuannya).
 Prof. Dr. Soekidjo Notoadmodjo
12
Pengertian lain………..

Sistem Rujukan adalah.......


Suatu jaringan sistem pelayanan
kesehatan yg memungkinkan terjadinya
penyerahan tanggung jawab secara timbal
balik atas timbulnya suatu masalah dari
suatu kasus atau masalah kesehatan
masyarakat, baik secara vertikal maupun
horisontal, kepada yg lebih kompeten,
terjangkau & dilakukan secara rasional
(SK Menkes no. 23 thn 1972)
13
Pengertian lain………..

Sistem Rujukan (Depkes RI, 2006)….


suatu sitem yg dikelola scr strategis,
proaktif, pragmatif & koordinatif utk
menjamin pemerataan plyn kes maternal &
neonatal yg paripurna & komprehensif bg
masyarakat yg m’butuhkan  terutama ibu
& BBL  dimanapun mrk brd & berasal dr
golongan ekonomi manapun agar dpt di
capai peningkatan derajat kes ibu & anak
melalui peningkatan mutu &
keterjangkauan plyn kes. & kes. neonatal
di wilayah mrk berada 14
Pengertian lain………..

 Sistem Rujukan menurut Sistem Kesehatan


Nasional (Depkes RI, 2009)….

Suatu sitem penyelenggaraan pelayanan


kesehatan yg melaksanakan pelimpahan
tanggung jawab timbal balik thd
satu/lebih kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertikal dari unit
berkemampuan kurang  unit yg lebih
mampu secara horizontal antar unit-unit
yg setingkat kemampuannya.
15
Tujuan Umum :
Dihasilkannya pemerataan upaya
kesehatan yang didukung mutu
pelayanan yg dioptimal dlm rangka
memecahkan masalah kesehatan
secara berdaya guna & berhasil
guna.
16
Tujuan Khusus :
 dihasilkannya upaya pelayanan
kesehatan klinik yang bersifat kuratif
dan rehabilitatif secara berhasil guna
dan berdaya guna.

Dihasilkannya upaya kesehatan


masyarakat yang bersifat preventif
dan promotif secara berhasil guna dan
berdaya guna.

17
Dari batasan tersebut dpt dilihat bhw
dlm hal ini yg dirujuk bukan hanya pasien
saja tapi juga masalah-2 kesehatan lain,
teknologi, sarana, bahan-2 laboratorium
dsb.
Di samping itu, rujukan tidak berarti
berasal dari fasilitas yg lebih rendah ke
fasilitas yg lebih tinggi, tetapi jg dapat
dilakukan di antara fasilitas-2 kesehatan
yg setingkat.
18
Secara garis besar rujukan
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1.Rujukan Medik :
Rujukan ini berkaitan dgn
upaya penyembuhan
penyakit & pemulihan
kesehatan pasien.
Mencakup rujukan :
pengetahuan (konsultasi
medis), & bahan-bahan
pemeriksaan.

19
Rujukan Medik, meliputi :
a. Konsultasi penderita untuk keperluan
diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dll
 disebut transfer of patient.

b. Pengiriman bahan (spesimen) untuk


pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap
 disebut transfer of specimen.

c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yg lebih


kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu
pelayanan pengobatan setempat  disebut
trasfer of knowledge/personel.
20
2. Rujukan Kesehatan
Masyarakat :

Rujukan ini berkaitan


dgn upaya pencegahan
penyakit (preventif) &
peningkatan kesehatan
(promosi).
Rujukan ini mencakup
rujukan teknologi,
sarana & operasional.

21
Rujukan kesehatan masyarakat 
rujukan yg menyangkut masalah kesehatan
masyarakat yg bersifat preventif & promotif
yg antara lain meliputi bantuan :

 Survei epidemologi & pemberantasan peny.


atas kejadian luar biasa (KLB) atau
berjangkitnya penyakit menular.
 Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan
di suatu wilayah.
 Pemeriksaan spesimen air di laboratorium
kesehatan.
22
 Penyelidikan sebab keracunan, bantuan
teknologi penanggulangan keracunan &
bantuan obat-obatan atas terjadinya
keracunan massal.
 Pemberian makanan, tempat tinggal &
obat-obatan untuk pengungsi atas
terjadinya bencana alam.
 Sarana & teknologi penyediaan air
bersih untuk mengatasi masalah
kekurangan air bersih bagi masyarakat
umum
• € 23
JALUR RUJUKAN :
 Intern antara petugas puskesmas
Antara puskesmas pembantu dengan
puskesmas pembina
Antara masyarakat dengan Puskesmas
Antara satu Puskesmas dengan
Puskesmas lain
Antara Puskesmas dengan rumah
sakit lain, laboratorium atau fasilitas
kesehatan lain
24
Penderita
Masalah Rujukan
Pengetahuan
Medis Medis
Bahan-2
pemeriksaan

Masalah
Kesehat
an - Teknologi

Masalah Rujukan - Sarana


Kesehatan Kesehatan - Operasinal
Masyarakat

25
Skema Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan di Indonesia

Rumah Sakit Tipe A

Propinsi Rumah Sakit Tipe B


Kabupaten Rumah Sakit Tipe C/D
Kecamatan Puskesmas/Balkesmas

Kelurahan Puskesmas Pembantu

Dokter praktek swasta


bidan praktek swasta

posyandu posyandu posyandu posyandu


26
MASYARAKAT
LANGKAH-LANGKAH DALAM
MENINGKATKAN RUJUKAN :
 Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas
dalam menampung rujukan dari puskesmas
pembantu & pos kesehatan, posyandu dari
masyarakat
 Mengadakan pusat rujukan dengan
mengadakan ruang tambahan untuk tempat
tidur penderita gawat darurat pada lokasi
yg strategis
 Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat
untuk menunjang pelayanan rujukan
27
Lanjutan……..

Meningkatkan sarana komunikasi antara


unit-unit pelayanan kesehatan dengan
media telepon atau radio komunikasi
pada setiap unit pelayanan kesehatan
Menyediakan sarana pencatatan dan
pelaporan yang memadai bagi sistem
rujukan, baik rujukan medik maupun
rujukan kesehatan

28
Skema Sistem Rujukan Masalah
Kesehatan di Indonesia
Pusat m

Propinsi B

Kabupaten C/D
Kecamatan
j
Kelurahan
Puskesmas Pembantu

KLB Bencana alam wabah


29
MASYARAKAT
SISTEM RUJUKAN
NEONATUS…
adalah…
Suatu sistem yg m’berikan suatu
gambaran ttg tata cara pengiriman
neonatus risiko tinggi dari t4 yg kurang
mampu m’berikan penanganan ke RS yg di
anggap m’punyai fasilitas yg lbh mampu
dlm hal penatalaksanaannya secara
menyeluruh  fasilitas lbh baik :
tenaga medis, laboratorium,
perawatan & pengobatan 30
Tujuan sistem rujukan
neonatus

 Memberikan pelayanan kesehatan pada


neonatus dengan cepat & tepat 
menggunakan fasilitas kesehatan neonatus
seefisien mungkin.
 Mengadakan pembagian tugas pelayanan
kesehatan neonatus pd unit-2 kesehatan yg
sesuai dgn lokasi & kemampuan unit-2 tsb.
 Mengurangi angka kesakitan & kematian
bayi.
31
Rujukan sistem perawatan neonatus :
Pertimbangan berdasarkan keadaan bayi:
• BAYI NORMAL: ruang transisi-rawat gabung / madya /
intensif.
• BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) ATAU
BAYI KURANG BULAN : rawat madya/intensif.
• BAYI DGN TUNJANGAN VENTILASI/ RESPIRASI/
SIRKULASI : rawat intensif.
• BAYI DGN TUNJANGAN METABOLIK/NUTRISI
PARENTERAL : rawat madya/intensif.
• BAYI DGN PEMANTAUAN KETAT RESPIRASI &
SIRKULASI : rawat madya/intensif.

32
RUANG PERAWATAN KHUSUS
PENANGANAN KASUS NEONATAL
Terdiri dari TIGA LEVEL, berdasarkan derajat
kesakitan, resiko masalah & kebutuhan
pengawasan.
1. Level I : untuk bayi resiko rendah/bayi normal
 RAWAT GABUNG.
2. Level II : untuk bayi resiko tinggi tetapi
pengawasan belum perlu intensif.
Bayi diawasi perawat/bidan selama 24 jam, ttp
perbandingan perawat & bayi, tdk perlu 1:1.
3. Level III : pengawasan yg dilakukan ekstra
ketat, pengawasan dilakukan 24 jam.
Perbandingan perawat:bayi (1:1), 33
ANY
QUESTION
?????????

34
ATAS PERHATIANNYA

35

Anda mungkin juga menyukai