1
Kesehatan atau sehat-sakit ad/
2
“Sakit” ini juga mempunyai beberapa
tingkat atau gradasi.
Secara umum dapat dibagi dalam tiga
tingkat, yakni :
Sakit ringan (mild)
Sakit sedang (moderate)
Sakit parah (severe)
3
Dengan ada 3 gradasi penyakit
maka menuntut bentuk pelayanan
canggih/lebih baik.
4
Oleh sebab itu, perlu dibedakan adanya
3 bentuk pelayanan, yakni :
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
(primary health care)
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
(secondary health services)
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
(tertiary health services)
5
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
(primary health care) :
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk
masyarakat yang sakit ringan & masyarakat yang
sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau
promosi kesehatan.
Oleh karena jumlah kelompok ini di dalam suatu
populasi sangat besar (lebih kurang 85%),
pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini
bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health
service), atau juga merupakan pelayanan kesehatan
primer atau utama (primary health care).
Bentuk pelayanan ini di Indonesia Puskesmas,
Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, &
Balkesmas.
6
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
(secondary health services) :
Pelayanan kesehatan jenis ini
diperlukan oleh klpk masyarakat yg
memerlukan perawatan nginap
yg sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan primer.
Bentuk pelayanan ini misalnya RS
tipe C dan D, & memerlukan
tersedianya tenaga-2 spesialis
7
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
(tertiary health services) :
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh
kelompok masyarakat atau pasien yg
sdh tidak dapat ditangani oleh plyn
kesehatan sekunder.
Pelayanan sudah kompleks, dan
memerlukan tenaga-2 super spesial.
Contoh di Indonesia : RS tipe A dan B.
8
Dalam suatu sistem pelayanan
kesehatan, ketiga strata atau jenis
pelayanan tersebut tidak berdiri
sendiri-sendiri, namun berada di dalam
suatu sistem, & saling berhubungan.
Apabila pelayanan kesehatan primer
tidak dapat melakukan tindakan medis
tingkat primer, maka ia menyerahkan
tanggung jawab tersebut ke tingkat
pelayanan di atasnya, dst
9
Ada 3 hal yg k’mungkinan terjadi dlm
kegiatan m’rujuk, a.l :
1. Penyerahan TJ timbal balik perawatan
penderita dr suatu unit kes. secara vertikal
& horisontal pd unit kes. yg lbh mampu.
2. Penyaluran pengetahuan & ketrampilan dr
unit kes. yg lbh mampu pd unit kes. yg lbh
kecil.
3. Pengiriman bahan utk pemeriksaan lab.
dr unit kes. yg kecil pd unit kes yg lbh
mampu pengiriman hasil kemb. pd unit
kes. yg mengirimnya. 10
Bagian penting dlm penyelenggaraan pelayanan
kesehatan adalah “RUJUKAN KESEHATAN”
???????
Penyerahan tanggung jawab dari satu
pelayanan kesehatan ke pelayanan
kesehatan lain.
Atau
“SISTEM RUJUKAN”
11
Secara lengkap dapat dirumuskan bhw
“SISTEM RUJUKAN” adalah :
17
Dari batasan tersebut dpt dilihat bhw
dlm hal ini yg dirujuk bukan hanya pasien
saja tapi juga masalah-2 kesehatan lain,
teknologi, sarana, bahan-2 laboratorium
dsb.
Di samping itu, rujukan tidak berarti
berasal dari fasilitas yg lebih rendah ke
fasilitas yg lebih tinggi, tetapi jg dapat
dilakukan di antara fasilitas-2 kesehatan
yg setingkat.
18
Secara garis besar rujukan
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1.Rujukan Medik :
Rujukan ini berkaitan dgn
upaya penyembuhan
penyakit & pemulihan
kesehatan pasien.
Mencakup rujukan :
pengetahuan (konsultasi
medis), & bahan-bahan
pemeriksaan.
19
Rujukan Medik, meliputi :
a. Konsultasi penderita untuk keperluan
diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dll
disebut transfer of patient.
21
Rujukan kesehatan masyarakat
rujukan yg menyangkut masalah kesehatan
masyarakat yg bersifat preventif & promotif
yg antara lain meliputi bantuan :
Masalah
Kesehat
an - Teknologi
25
Skema Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan di Indonesia
28
Skema Sistem Rujukan Masalah
Kesehatan di Indonesia
Pusat m
Propinsi B
Kabupaten C/D
Kecamatan
j
Kelurahan
Puskesmas Pembantu
32
RUANG PERAWATAN KHUSUS
PENANGANAN KASUS NEONATAL
Terdiri dari TIGA LEVEL, berdasarkan derajat
kesakitan, resiko masalah & kebutuhan
pengawasan.
1. Level I : untuk bayi resiko rendah/bayi normal
RAWAT GABUNG.
2. Level II : untuk bayi resiko tinggi tetapi
pengawasan belum perlu intensif.
Bayi diawasi perawat/bidan selama 24 jam, ttp
perbandingan perawat & bayi, tdk perlu 1:1.
3. Level III : pengawasan yg dilakukan ekstra
ketat, pengawasan dilakukan 24 jam.
Perbandingan perawat:bayi (1:1), 33
ANY
QUESTION
?????????
34
ATAS PERHATIANNYA
35