Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan
kepada kami selaku penanggung jawab program diare, sehingga dapat menyelesaikan tugas
kami sebagai petugas pelaksana program dan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ampana
Barat. Penyusunan pedoman Upaya diare Puskesmas Ampana Barat tahun 2017 merupakan
tanggung jawab kami sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan terkait pelaksanaan
program diare dan penanganan pasien diare di Kecamatan Ampana Kota sebagai bagian dari
program penanggulangan penyakit menular yang ada di puskesmas.
2.1 Kualifikasi SDM Upaya penanggulangan penyakit diare dilaksanakan oleh penanggung
jawab upaya diare dibawah koordinasi program penanggulangan penyakit yang ada di
puskesmas. Penanggung jawab upaya diare di Puskesmas Ampana Barat memiliki
kompetensi sebagai berikut :
Kopetensi Ijazah/
No SDM Kopetensi Tamabahan
Pendidikan
Penanggung Jawab
1. D III Keperawatan -
Upaya P2 Diare
Penanggung Jawab
2. D III Keperawatan -
Upaya P2 ISPA
Penanggung Jawab Poli
3. D III Keperawatan -
MTBS
Penanggung Jawab
4. D III Keperawatan -
Kesehatan Tradisional
2.2 Tugas Dan Kewenangan Penanggung jawab upaya P2 Diare bertanggung jawab dan
mengkoordinir semua kegiatan yang berhubungan dengan penyakit diare.
2.3 Jenis Kegiatan Jenis, kegiatan upaya P2 Diare yang dilaksanakan dipuskesmas Ampana
Barat adalah :
berlangsung. Pemberian oralit untuk menghindari dehidrasi Pemberian Zinc pada balita
Pemberian obat diare bila d perlukan Pemerksaan laboratorium tinja untuk memgetahui
penyebab diare Cara mencegah Diare Mencuci tangan sebelum dan setelah makan
Menjauhi makanan dan minuman yang di ragukan kebersihannya Utamakan bahan
makanan yang segar
sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
B. Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan upaya penanggulangan
penyakitdiare adalah: 1. Risiko yang terkait dengan pelayanan sasaran/ pasien 2. Risiko
yang terkait dengan sarana dan prasarana 3. Risiko financial 4. Risiko lain (yang lain,
misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya
ambulans, vans, sepeda motor dsb) Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka
pelayanan puskesmas dalam melaksanakan pelayanannya harus senantiasa
memperhatikan Keselamatan pasien (patient safety). Upaya Keselamatan Pasien adalah
reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan
sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum.
C. Sasaran Keselamatan Sasaran/ Pasien meliputi : 1. Ketepatan identifikasi sasaran/
pasien; 2. Peningkatan komunikasi yang efektif; 3. Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai; 4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat sasaran/ pasien 5.
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; 6. Pengurangan risiko pasien
jatuh
BAB VII KESELAMATAN KERJA A. Keselamatan Kerja Puskesmas merupakan tempat kerja
yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh
karena itu petuga puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena sering kontak
dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum
suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti
hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain. B.
Tujuan Keselamatan Kerja 1) Meningkatnya kemampuan
tenaga
puskesmas
memecahkan
masalah
diselenggarakan dengan
senantiasa memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan. E. Pencatatan dan
Pelaporan Semua kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja di catat dan
dilaporkan kepada pimpinan
BAB VIII PENGENDALI MUTU A. Pengendali Mutu Upaya Program Diare Pengendalian
mutu dilaksanakan dengan cara menentukan sasaran mutu yang ditetapkan berdasarkan
standart kinerja/ standart pelayanan minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan
upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan
harapan sasaran, hak dan kewajiban sasaran, serta upaya untuk mencapai sasaran
kinerja yang ditetapkan. B. Tujuan Pengendali Mutu Upaya Program Diare 1)
Terwujudnya pelayanan berkualitas 2) Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan di puskesmas 3) Untuk meningkatkan cakupan pelayanan C.
Jenis Kegiatan Pengendali Mutu Upaya Program Diare 1) Melaksanakan kegiatan sesuai
rencana kerja tahunan program Diare 2) Pelaksanaan kegiatan berdasarkan SOP 3)
Menentukan sasaran mutu upaya program diare 4) Audit Internal
BAB IX PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan upaya penanggulanan penyakit diare dengan tetap memperhatikan prinsip
proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan upaya penanggulangan
penyakit diare tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam
upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam
bidang kesehatan. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia yang telah diberikan kepada kami selaku penanggung jawab program diare,
sehingga dapat menyelesaikan tugas kami sebagai petugas pelaksana program dan
pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas Babat. Penyusunan pedoman Upaya diare
Puskesmas Babat tahun 2016 merupakan tanggung jawab kami sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan terkait pelaksanaan program diare dan penanganan pasien diare
di kecamatan babat sebagai bagian dari program penanggulangan penyakit menular
yang ada di puskesmas. Puskesmas Babat menjalankan fungsi pokok sebagai pusat
kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang
melaksanakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Mudah-mudahan
dengan buku pedoman ini setiap orang yang terkena penyakit diare dapat ditemukan
secara dini tanpa cacat dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat
pelayanan yang berkuailitas, serta dapat meningkatkan hasil cakupan program di
puskesmas. Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang berperan dalam penyusunan pedoman ini, saran dan masukan sangat kami
harapkan agar pedoman ini lebih sempurna dan mudah dilaksanakan di lapangan.
masih banyak
menimbulkan masalah kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis
tetapi meluas sampai ke masalah social, ekonomi dan budaya. Penyakit diare sampai
saat ini masih banyak terjadi di masyarakat . Hal ini disebabkan masih kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang diare serta banyaknya pengertian dan kepercayaan
yang keliru terhadap penyakit diare . Penyakit diare dapat menunjukkan gejala-gejala
yang tanpa dehidrasi sampai dengan dehidrasi berat. . Propinsi Jawa Timur masih banyak
terjadi angka kejadian diare. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kebupaten di
Jawa Timur yang angka prevalensi diarenya tinggi. 1.2 TUJUAN 1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kejadian diare 2. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan penemuan kasus
diare secara dini 2. Menentukan diagnosis secara tepat 3. Memberikan pengobatan yang
tuntas 4. Mencegah terjadinya diare berulang 1.3 SASARAN Sasaran dari punyusunan
pedoman program kegiatan penanggulangan penyakit diare di puskesmas ini adalah: 1.
Wasor kabupaten 2. Penanggung jawab program diare di puskesmas 3. Semua unit
pelayanan pasien di puskesmas 4. Lintas program 5. Lintas sektor 6. Masyarakat 1.4
RUANG LINGKUP Upaya penanggulangan penyakit diare di puskesmas meliputi
tatalaksana program penanggulangan penyakit diare dan tata laksana pasien diare
SDM
Kompetensi Ijazah dan kompetensi tambahan
1.
2.2 Tugas Dan Kewenangan Penanggung jawab upaya P2 Diare bertanggung jawab dan
mengkoordinir semua kegiatan yang berhubungan dengan penyakit diare. 2.3 Jenis
Kegiatan Jenis kegiatan upaya P2 Diare yang dilaksanakan dipuskesmas Babat adalah :
No 1
Upaya P2 Diare
Kegiatan dalam
Kegiatan Luar
Pelaksana Kegiatan
Gedung 1. Penemuan
Penanggung
jawab diare,
penderita diare
upaya
pada
baru
Dokter
paien
rawat
jalan 2. Pemeriksaan
dan
petugas
2. Pemeriksaan dan
diagnosis diare
diagnosis
P2 Umum,
dan
kesehatan
lain.
diare 3. Pemantauan
5. Rujukan
keluarga,
6. Pencatatan
masyarakat
dan
pelaporan
dan
2.4 Pengaturan Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian
disosialisasikan melalui pertemuan mini lokakarya puskesmas, mini lokakarya lintas
sektor, media komunikasi dan distribusi langsung kepada sasaran program. Adapun
jadwal kegiatan sebagai berikut UPAYA KESEH ATAN Upaya Penceg ahan
LO KA SI
JADWAL KEGIATAN JA N
FE B 17 Tr ep
MA R 16 Bab at
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEP
OKT
NOV
20 K.Pel ang
18 Banar an
Pua sa
20 Truni
24 S.Genu k
21 Sogo
19 Plaos an
16 Beda han
DE S
penyuluha n kepada
an
Samid i/
7,8 Sogo
2.5 Ruangan Di puskesmas Babat tersedia ruangan khusus untuk pemeriksaan pasien
diare
R. periksa
R.Bersalin
Ruang tunggu
Kamar mandi px
Ruang petugas
Dapur
BAB 3 TATA LAKSANA PROGRAM P2 DIARE 3.1 PENEMUAN PASIEN A. Penemuan pasien
secara pasif (sukarela) Pasien yang ditemukan karena datang ke puskesmas atau
pelayanan kesehatan atas kemauan sendiri atau saran dari orang lain B. Penemuan
pasien secara aktif 1. Pemeriksaan kontak Penemuan pasien dengan cara melakukan
kunjungan kerumah pasien
yang baru ditemukan (kasus indeks) Kegiatan ini memerlukan biaya yang rendah tapi
memiliki efektivitas
yang tinggi, jadi wajib dilaksanakan Sasarannya adalah pasien anggota keluarga dan
tetangga sekitar.
Tujuannya adalah penemuan kasus secara dini dan meningkatkan kesadaran anggota
keluarga agar pengobatan dini berjalan dengan baik
atau unit yang lebih kecil yaitu dusun Tujuannya adalah meningkatkan kedadaran dan
partisipasi masyarakat desa dalam penemuan kasus diare secara dini di lingkup desa
atau
pasien
diare
dan
penyuluhan
membuat
keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah yang timbul akibat penyakit diare B.
Tujuan 1. Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap dan tindakan
pasien, keluarga dan masyarakat untuk mendukung upaya pengendalian diare 2. Tujuan
Khusus 1. Meningkatkan pengetahuan pasien, keluarga dan masyarakat tentang
penyakit diare, pengobatan, dan pencegahannya
BAB 4 TATA LAKSANA PASIEN DIARE A. DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI B. Diagnosis Diare
Diagnosis penyakit diare hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda utama (cardinal
sign), yaitu: Buang air besar
C. Klasifikasi diare Klasifikasi penyakit diare menurut WHO a.diare tanpa dehidrasi
b.diare dengan dehidrasi ringan/sedang c,diare dengan dehidrasi berat 1. PEMERIKSAAN
KLINIS A. Pemeriksaaan 1. Anamnesis meliputi: a. Nama, alamat, dan daerah asal b.
Keluhan pasien c. Riwayat penyakit lain/sebelumnya 2. Pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan
TTV b. Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi 2. PENGOBATAN A. Tujuan pengobatan
Tujuan pengobatan diare adalah: 1. Memutus rantai penularan 2. Menyembuhkan
penyakit penderita 3. Mencegah terjadinya dehidrasi atau mencegah bertambah
parahnya penyakit diare B. Pengobatan Diare a. Penderita di sarankan untuk meminum
banyak cairan selama diare masih b. c. d. e. C. a. b. c.
berlangsung. Pemberian oralit untuk menghindari dehidrasi Pemberian Zinc pada balita
Pemberian obat diare bila d perlukan Pemerksaan laboratorium tinja untuk memgetahui
penyebab diare Cara mencegah Diare Mencuci tangan sebelum dan setelah makan
Menjauhi makanan dan minuman yang di ragukan kebersihannya Utamakan bahan
makanan yang segar
sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
B. Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan upaya penanggulangan
penyakitdiare adalah: 1. Risiko yang terkait dengan pelayanan sasaran/ pasien 2. Risiko
yang terkait dengan sarana dan prasarana 3. Risiko financial 4. Risiko lain (yang lain,
misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya
ambulans, vans, sepeda motor dsb) Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka
pelayanan puskesmas dalam melaksanakan pelayanannya harus senantiasa
memperhatikan Keselamatan pasien (patient safety). Upaya Keselamatan Pasien adalah
reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan
sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum.
C. Sasaran Keselamatan Sasaran/ Pasien meliputi : 1. Ketepatan identifikasi sasaran/
pasien; 2. Peningkatan komunikasi yang efektif; 3. Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai; 4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat sasaran/ pasien 5.
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; 6. Pengurangan risiko pasien
jatuh
BAB VII KESELAMATAN KERJA A. Keselamatan Kerja Puskesmas merupakan tempat kerja
yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh
karena itu petuga puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena sering kontak
dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum
suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti
hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain. B.
Tujuan Keselamatan Kerja 1) Meningkatnya kemampuan
tenaga
puskesmas
memecahkan
masalah
diselenggarakan dengan
BAB VIII PENGENDALI MUTU A. Pengendali Mutu Upaya Program Diare Pengendalian
mutu dilaksanakan dengan cara menentukan sasaran mutu yang ditetapkan berdasarkan
standart kinerja/ standart pelayanan minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan
upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan
harapan sasaran, hak dan kewajiban sasaran, serta upaya untuk mencapai sasaran
kinerja yang ditetapkan. B. Tujuan Pengendali Mutu Upaya Program Diare 1)
Terwujudnya pelayanan berkualitas 2) Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan di puskesmas 3) Untuk meningkatkan cakupan pelayanan C.
Jenis Kegiatan Pengendali Mutu Upaya Program Diare 1) Melaksanakan kegiatan sesuai
rencana kerja tahunan program Diare 2) Pelaksanaan kegiatan berdasarkan SOP 3)
Menentukan sasaran mutu upaya program diare 4) Audit Internal
BAB IX PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan upaya penanggulanan penyakit diare dengan tetap memperhatikan prinsip
proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan upaya penanggulangan
penyakit diare tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam
upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam
bidang kesehatan.*