Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan
kepada kami selaku penanggung jawab program diare, sehingga dapat menyelesaikan tugas
kami sebagai petugas pelaksana program dan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ampana
Barat. Penyusunan pedoman Upaya diare Puskesmas Ampana Barat tahun 2017 merupakan
tanggung jawab kami sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan terkait pelaksanaan
program diare dan penanganan pasien diare di Kecamatan Ampana Kota sebagai bagian dari
program penanggulangan penyakit menular yang ada di puskesmas.

Puskesmas Ampana Barat menjalankan fungsi pokok sebagai pusat kesehatan


masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang melaksanakan kegiatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Mudah-mudahan dengan buku pedoman ini
setiap orang yang terkena penyakit diare dapat ditemukan secara dini tanpa cacat dan
mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat pelayanan yang berkuailitas, serta dapat
meningkatkan hasil cakupan program di puskesmas. Kami menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan pedoman ini, saran
dan masukan sangat kami harapkan agar pedoman ini lebih sempurna dan mudah
dilaksanakan di lapangan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Derajat kesehatan di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna,
hal ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya angka kematian bayi dan ibu,
menurunnya prevalensi gizi buruk pada balita serta meningkatnya angka harapan hidup.
Namun demikian indonesia masih menghadapi beban karena munculnya beberapa
penyakit menular baru, sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan
dengan tuntas. Salah satu penyakit menular yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan
adalah penyakit diare. Meskipun penyakit diare saat ini sudah bisa disembuhkan bukan
berarti indonesia sudah terbebas dari masalah penyakit diare. Hal ini disebabkan karena
dari tahun ke tahun masih ditemukan sejumlah kasus baru. Penyakit diare adalah suatu
penyakit menular yang masih banyak menimbulkan masalah kompleks.
Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai ke masalah
social, ekonomi dan budaya. Penyakit diare sampai saat ini masih banyak terjadi di
masyarakat . Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang diare
serta banyaknya pengertian dan kepercayaan yang keliru terhadap penyakit diare .
Penyakit diare dapat menunjukkan gejala-gejala yang tanpa dehidrasi sampai dengan
dehidrasi berat. . Propinsi Sulawesi Tengah masih banyak terjadi angka kejadian diare.
Kabupaten Tojo Una - una merupakan salah satu kebupaten di Sulawesi Tengah yang
angka prevalensi diarenya tinggi.
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum Menurunkan angka kejadian diare
2. Tujuan Khusu antara lain :
1) Meningkatkan penemuan kasus diare secara dini
2) Menentukan diagnosis secara tepat
3) Memberikan pengobatan yang tuntas
4) Mencegah terjadinya diare berulang
1.3 SASARAN
Sasaran dari punyusunan pedoman program kegiatan penanggulangan penyakit diare di
puskesmas ini adalah:
1. Wasor kabupaten
2. Penanggung jawab program diare di puskesmas
3. Semua unit pelayanan pasien di puskesmas
4. Lintas program
5. Lintas sektor
6. Masyarakat
1.4 RUANG LINGKUP
Upaya penanggulangan penyakit diare di puskesmas meliputi tatalaksana program
penanggulangan penyakit diare dan tatalaksana pada pasien penderita diare.
1.5. BATASAN
1. Tata laksana program penanggulangan diare, meliputi:
a. Penemuan pasien
b. Pengelolaan logistic
c. Promosi pengendalian penyakit diare dan konseling pasien diare
d. Pencatatan dan pelaporan
e. Monitoring dan evaluasi
2. Tata laksana pasien diare, meliputi:
a. Diagnosis dan klasifikasi
b. Pemeriksaan klinis
c. Pengobatan
d. Pencegahan dan tata laksana diare
1.6. LANDASAN HUKUM
1. Permenkes no.75 tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
2. Undang – undang no 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN DAN FASILITAS

2.1 Kualifikasi SDM Upaya penanggulangan penyakit diare dilaksanakan oleh penanggung
jawab upaya diare dibawah koordinasi program penanggulangan penyakit yang ada di
puskesmas. Penanggung jawab upaya diare di Puskesmas Ampana Barat memiliki
kompetensi sebagai berikut :

Kopetensi Ijazah/
No SDM Kopetensi Tamabahan
Pendidikan
Penanggung Jawab
1. D III Keperawatan -
Upaya P2 Diare
Penanggung Jawab
2. D III Keperawatan -
Upaya P2 ISPA
Penanggung Jawab Poli
3. D III Keperawatan -
MTBS
Penanggung Jawab
4. D III Keperawatan -
Kesehatan Tradisional
2.2 Tugas Dan Kewenangan Penanggung jawab upaya P2 Diare bertanggung jawab dan
mengkoordinir semua kegiatan yang berhubungan dengan penyakit diare.
2.3 Jenis Kegiatan Jenis, kegiatan upaya P2 Diare yang dilaksanakan dipuskesmas Ampana
Barat adalah :

Jenis Kegiatan P2 Kegiatan Dalam Kegiatan Luar Pelaksanaan


No
Diare Gedung Gedung Kegiatan
Penanggung
Penemuan kasus baru
jawab P2 Diare
1 (Kasus Baru) diare pada √
dan Dokter
pasien rawat jalan
Umum
Pelacakan dan penemuan
Penanggung
2 kasus baru penderita √
Jawab P2 diare
diare
Pemeriksaan dan
3 √ Dokter Umum
diagnosis diare
Pemantauan pengobatan Penanggung
4 √
diare Jawab P2 diare
Penanggung
Konseling penderita atau jawab P2 Diare
5 √
keluarga penderita diare dan Dokter
Umum
6 Rujukan √ √ Dokter Umum
Pencatatan dan pelaporan Penanggung
7 √
Jawab P2 diare
2.4 Pengaturan Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melalui pertemuan mini lokakarya puskesmas,
mini lokakarya lintas sektor, media komunikasi dan distribusi langsung kepada sasaran program. Adapun jadwal kegiatan sebagai berikut :
KELURAHA BULAN / TANGGAL KET
NO N/ DESA JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUS SEPT OKTO NOV DES
1. MALOTONG 3 15 6 3 8 2 3 7 4 2 6 4 Pendanaan
2. BONERATO 4 16 7 4 9 3 4 8 5 3 7 5 kegiatan
3. BAILO BARU 5 17 8 5 10 5 5 9 6 4 8 6 dibiayai
4. BAILO 6 18 9 6 12 6 6 10 7 5 9 7 Dana DAU
5. LABIABAE 7 19 10 7 13 7 7 11 8 6 10 8
6. AMPANA 16 20 11 8 15 8 8 12 9 7 11 9
7. SANSARINO 17 21 13 10 16 9 10 14 11 9 13 11
8. SALUABA 18 23 14 11 17 10 11 15 12 10 14 12
9. BUNTONGI 19 24 15 12 18 12 12 16 13 11 15 13
10. P. TUMBUO 20 25 16 13 19 13 13 18 14 12 16 14
2.5 Ruangan Di Puskesmas Ampana Barat tersedia ruangan khusus untuk pemeriksaan pasien
diare
1. Ruangan Poli Umum
2. Ruangan Poli MTBS
3. Ruang Tindakan
BAB III
TATA LAKSANA PROGRAM P2 DIARE
3.1 PENEMUAN PASIEN
A. Penemuan pasien secara pasif (sukarela) Pasien yang ditemukan karena datang ke
puskesmas atau pelayanan kesehatan atas kemauan sendiri atau saran dari orang lain
B. Penemuan pasien secara aktif
1. Pemeriksaan kontak
 Penemuan pasien dengan cara melakukan kunjungan kerumah pasien yang
baru ditemukan (kasus indeks)
 Kegiatan ini memerlukan biaya yang rendah tapi memiliki efektivitas yang
tinggi, jadi wajib dilaksanakan
 Sasarannya adalah pasien anggota keluarga dan tetangga sekitar.
 Tujuannya adalah penemuan kasus secara dini dan meningkatkan kesadaran
anggota keluarga agar pengobatan dini berjalan dengan baik
 Pelaksanaannya segera setelah ditemukan pasien baru
 Kegiatan dilakukan meliputi pemeriksaan fisik dan konseling
2. Rapid Village
 Sasarannya adalah kelompok potensial masyarakat Survey (RVS)
desa/kelurahan atau unit yang lebih kecil yaitu dusun.
 Tujuannya adalah meningkatkan kedadaran dan partisipasi masyarakat desa
dalam penemuan kasus diare secara dini di lingkup desa atau penemuan
kasus secara aktif dengan mengunjungi dusun
3. Chase survey wilayah tertentu berdasarkan informasi dari berbagai sumber
tentang adanya kasus diare di suatu willayah Kegiatan meliputi pemeriksaan
pasien diare dan penyuluhan masyarakat di wilayah tersebut.
3.2 REHABILITASI
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
a. Memperbaiki system rujukan
b. Memfasilitasi akses kepada panyedia alat bantu
c. Memfasilitasi klien dan keluarga untuk pengobatan diare secara dini.
d. Melakukan sosialisasi tentang diare dan bahaya diare
b. Menyediakan dan memfasilitasi klien yang memerlukan konseling
3.3 PENGELOLAAN LOGISTIK
Pengelola program mengajukan permintaan keperluan pasien ke dinas kesehatan
Kabupaten Tojo Una - Una berupa ;
a. Dukumen pendukung (Buku kohort penderita , leafleat , poster )
b. obat
3.4 PROMOSI PENGENDALIAN PENYAKIT DIARE DAN KONSELING PASIEN
DIARE
1. Pengertian Promosi pengendalian penyakit diare adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat agar
dapat menolong dirinya sendiri dalam upaya pengendalian penyakit diare serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat. Konseling diberikan
untuk membantu masyarakat dalam membuat keputusan yang tepat dalam
menghadapi masalah yang timbul akibat penyakit diare
2. Tujuan
1) Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap dan tindakan pasien,
keluarga dan masyarakat untuk mendukung upaya pengendalian diare.
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan pasien, keluarga dan masyarakat tentang penyakit
diare, pengobatan, dan pencegahannya.
b. Meningkatkan dukungan lintas sektor dalam promosi P2 diare
3. Sasaran
1) Pasien diare Diberi penjelasan tentang:
a. Penyakit diare dan tanda-tandanya
b. Pentingnya berobat
2) Keluarga pasien
3) Masyarakat
3.5 PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan Pencatatan di puskesmas menggunakan formulir sebagai berikut :
Kartu penderita Informasi yang ada dalam kartu penderita meliputi:
 Nomer register pasien
 Identitas pasien
 Klasifikasi penyakit diare
 Cara penemuan
 Riwayat penyakit sebelumnya
 Evaluasi pengobatan diare
3.6 MONITORING DAN EVALUASI
Indikator yang dipakai untuk monitoring dan evaluasi program pengendalian diare adalah
sebagai berikut:
Indikator utama
 Angka penemuan kasus baru (CDR : Case Detection Rate) Adalah jumlah kasus
baru yang ditemukan pada periode satu tahun per 100.000 penduduk.
Rumus: Jumlah kasus yang baru ditemukan pada periode satu tahun X 100.000
Jumlah penduduk pada tahun yang sama.
BAB IV
TATA LAKSANA PASIEN DIARE
4.1 DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI
1. Diagnosis Diare Diagnosis penyakit diare hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda
utama (cardinal sign), yaitu: Buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi
lain dari biasanya.
2. Klasifikasi diare Klasifikasi penyakit diare menurut WHO
a.diare tanpa dehidrasi b.diare dengan dehidrasi ringan/sedang c,diare dengan
dehidrasi berat 1. PEMERIKSAAN KLINIS A. Pemeriksaaan 1. Anamnesis meliputi: a.
Nama, alamat, dan daerah asal b. Keluhan pasien c. Riwayat penyakit lain/sebelumnya 2.
Pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan TTV b. Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi 2.
PENGOBATAN A. Tujuan pengobatan Tujuan pengobatan diare adalah: 1. Memutus
rantai penularan 2. Menyembuhkan penyakit penderita 3. Mencegah terjadinya
dehidrasi atau mencegah bertambah parahnya penyakit diare B. Pengobatan Diare a.
Penderita di sarankan untuk meminum banyak cairan selama diare masih b. c. d. e. C. a.
b. c.

berlangsung. Pemberian oralit untuk menghindari dehidrasi Pemberian Zinc pada balita
Pemberian obat diare bila d perlukan Pemerksaan laboratorium tinja untuk memgetahui
penyebab diare Cara mencegah Diare Mencuci tangan sebelum dan setelah makan
Menjauhi makanan dan minuman yang di ragukan kebersihannya Utamakan bahan
makanan yang segar

BAB V LOGISTIK A. Manajemen Logistik Penanggung jawab upaya merencanakan logistik


kebutuhan kegiatan meliputi jenis dan jumlah yang diperlukan. Di dalam merencanakan
logistik penanggung jawab bisa merencanakan bersama

sama dengan pelaksana upaya dan diusulkan pada tim

perencana puskesmas. B. Jenis-Jenis Logistik 1. Alat tulis 2. Alat kesehatan 3. Bahan


habis pakai 4. Materi kegiatan : brosur, liflet, lembar balik, lembar kuesioner dan
handout 5. LCD dan Laptop 6. Makan minum untuk kegiatan kelas

BAB VI KESELAMATAN SASARAN/PASIEN A. Keselamatan Sasaran Program/ Pasien


Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan
keselamatan pasien/ sasaran program melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan
Indeks Keselamatan Pasien (IKP) yang telah ditetapkan. Mutu pelayanan kesehatan
adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang
disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien

sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
B. Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan upaya penanggulangan
penyakitdiare adalah: 1. Risiko yang terkait dengan pelayanan sasaran/ pasien 2. Risiko
yang terkait dengan sarana dan prasarana 3. Risiko financial 4. Risiko lain (yang lain,
misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya
ambulans, vans, sepeda motor dsb) Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka
pelayanan puskesmas dalam melaksanakan pelayanannya harus senantiasa
memperhatikan Keselamatan pasien (patient safety). Upaya Keselamatan Pasien adalah
reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan
sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum.
C. Sasaran Keselamatan Sasaran/ Pasien meliputi : 1. Ketepatan identifikasi sasaran/
pasien; 2. Peningkatan komunikasi yang efektif; 3. Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai; 4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat sasaran/ pasien 5.
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; 6. Pengurangan risiko pasien
jatuh

BAB VII KESELAMATAN KERJA A. Keselamatan Kerja Puskesmas merupakan tempat kerja
yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh
karena itu petuga puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena sering kontak
dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum
suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti
hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain. B.
Tujuan Keselamatan Kerja 1) Meningkatnya kemampuan

tenaga

puskesmas

memecahkan

masalah

sekehatan kerja diwilayah kerja puskesmas. Teridentifikasinya permasalahan kesehatan


kerja dilingkungan Puskesmas 2) Teridentifikasi potensi masyarakat diwilayah kerja
puskesmas kawasan

3) Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas. 4) Terselenggaranya


kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan 5) Terselenggaranya koordinasi
lintas program dan lintas sector C. Strategi Keselamatan Kerja 1) Melindungi petugas
dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari 2) 3) 4) 5)

pekerjaan dan lingkungan kerja. Membantu petugas menyesuaikan diri dengan


pekerjaannya. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial
Pakai APD pada tindakan tertentu Senantiasa melaksanakan pelayanan sesuai dengan
SOP

D. Pengelolaan Kesehatan Petugas Pelaksanaan pelayanan UKM di Puskesmas Babat

diselenggarakan dengan
senantiasa memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan. E. Pencatatan dan
Pelaporan Semua kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja di catat dan
dilaporkan kepada pimpinan

BAB VIII PENGENDALI MUTU A. Pengendali Mutu Upaya Program Diare Pengendalian
mutu dilaksanakan dengan cara menentukan sasaran mutu yang ditetapkan berdasarkan
standart kinerja/ standart pelayanan minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan
upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan
harapan sasaran, hak dan kewajiban sasaran, serta upaya untuk mencapai sasaran
kinerja yang ditetapkan. B. Tujuan Pengendali Mutu Upaya Program Diare 1)
Terwujudnya pelayanan berkualitas 2) Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan di puskesmas 3) Untuk meningkatkan cakupan pelayanan C.
Jenis Kegiatan Pengendali Mutu Upaya Program Diare 1) Melaksanakan kegiatan sesuai
rencana kerja tahunan program Diare 2) Pelaksanaan kegiatan berdasarkan SOP 3)
Menentukan sasaran mutu upaya program diare 4) Audit Internal

BAB IX PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan upaya penanggulanan penyakit diare dengan tetap memperhatikan prinsip
proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan upaya penanggulangan
penyakit diare tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam
upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam
bidang kesehatan. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia yang telah diberikan kepada kami selaku penanggung jawab program diare,
sehingga dapat menyelesaikan tugas kami sebagai petugas pelaksana program dan
pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas Babat. Penyusunan pedoman Upaya diare
Puskesmas Babat tahun 2016 merupakan tanggung jawab kami sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan terkait pelaksanaan program diare dan penanganan pasien diare
di kecamatan babat sebagai bagian dari program penanggulangan penyakit menular
yang ada di puskesmas. Puskesmas Babat menjalankan fungsi pokok sebagai pusat
kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang
melaksanakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Mudah-mudahan
dengan buku pedoman ini setiap orang yang terkena penyakit diare dapat ditemukan
secara dini tanpa cacat dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat
pelayanan yang berkuailitas, serta dapat meningkatkan hasil cakupan program di
puskesmas. Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang berperan dalam penyusunan pedoman ini, saran dan masukan sangat kami
harapkan agar pedoman ini lebih sempurna dan mudah dilaksanakan di lapangan.

Lamongan, April 2016 Program Diare

Mujiati ratna AMd.Keb.


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Derajat kesehatan di Indonesia saat ini
telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna, hal ini ditunjukkan dengan semakin
menurunnya angka kematian bayi dan ibu, menurunnya prevalensi gizi buruk pada balita
serta meningkatnya angka harapan hidup. Namun demikian indonesia masih
menghadapi beban karena munculnya beberapa penyakit menular baru, sementara
penyakit menular lain belum dapat dikendalikan dengan tuntas. Salah satu penyakit
menular yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan adalah penyakit diare. Meskipun
penyakit diare saat ini sudah bisa disembuhkan bukan berarti indonesia sudah terbebas
dari masalah penyakit diare. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun masih
ditemukan sejumlah kasus baru. Penyakit diare adalah suatu penyakit menular yang

masih banyak

menimbulkan masalah kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis
tetapi meluas sampai ke masalah social, ekonomi dan budaya. Penyakit diare sampai
saat ini masih banyak terjadi di masyarakat . Hal ini disebabkan masih kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang diare serta banyaknya pengertian dan kepercayaan
yang keliru terhadap penyakit diare . Penyakit diare dapat menunjukkan gejala-gejala
yang tanpa dehidrasi sampai dengan dehidrasi berat. . Propinsi Jawa Timur masih banyak
terjadi angka kejadian diare. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kebupaten di
Jawa Timur yang angka prevalensi diarenya tinggi. 1.2 TUJUAN 1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kejadian diare 2. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan penemuan kasus
diare secara dini 2. Menentukan diagnosis secara tepat 3. Memberikan pengobatan yang
tuntas 4. Mencegah terjadinya diare berulang 1.3 SASARAN Sasaran dari punyusunan
pedoman program kegiatan penanggulangan penyakit diare di puskesmas ini adalah: 1.
Wasor kabupaten 2. Penanggung jawab program diare di puskesmas 3. Semua unit
pelayanan pasien di puskesmas 4. Lintas program 5. Lintas sektor 6. Masyarakat 1.4
RUANG LINGKUP Upaya penanggulangan penyakit diare di puskesmas meliputi
tatalaksana program penanggulangan penyakit diare dan tata laksana pasien diare

1.5 BATASAN 1. Tata laksana program penanggulangan diare, meliputi: a. Penemuan


pasien b. Pengelolaan logistic c. Promosi pengendalian penyakit diare dan konseling
pasien diare d. Pencatatan dan pelaporan e. Monitoring dan evaluasi 2. Tata laksana
pasien diare, meliputi: a. Diagnosis dan klasifikasi b. Pemeriksaan klinis c. Pengobatan d.
Pencegahan dan tata laksana diare 1.6 LANDASAN HUKUM 1. Permenkes 75 tahun 2014
2. Undang – undang no 36 tentang kesehatan

BAB II STANDAR KETENAGAAN DAN FASILITAS 2.1 Kualifikasi SDM Upaya


penanggulangan penyakit diare dilaksanakan oleh penanggung jawab upaya diare
dibawah koordinasi program penanggulangan penyakit yang ada di puskesmas.
Penanggung jawab upaya diare di Puskesmas Babat memiliki kompetensi sebagai berikut
: No

SDM
Kompetensi Ijazah dan kompetensi tambahan

1.

Penanggung Jawab Upaya P2 Diare

a. D3 Kebidanan b. Pelatihan BBLR

2.2 Tugas Dan Kewenangan Penanggung jawab upaya P2 Diare bertanggung jawab dan
mengkoordinir semua kegiatan yang berhubungan dengan penyakit diare. 2.3 Jenis
Kegiatan Jenis kegiatan upaya P2 Diare yang dilaksanakan dipuskesmas Babat adalah :
No 1

Upaya P2 Diare

Kegiatan dalam

Kegiatan Luar

Gedung 1. Penemuan kasus

Pelaksana Kegiatan

Gedung 1. Penemuan

Penanggung

jawab diare,

baru (deteksi dini)

penderita diare

upaya

pada

baru

Dokter

paien

rawat
jalan 2. Pemeriksaan

dan

petugas

2. Pemeriksaan dan

diagnosis diare

diagnosis

P2 Umum,

dan

kesehatan

lain.

diare 3. Pemantauan

3. Pemantauan pengobatan diare 4. Penyuluhan dan konseling

pengobatan diare 4. Penyuluhan kepada individu,

5. Rujukan

keluarga,

6. Pencatatan

masyarakat

dan

pelaporan

dan

5. Rujukan 6. pencatatan dan pelaporan.

2.4 Pengaturan Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian
disosialisasikan melalui pertemuan mini lokakarya puskesmas, mini lokakarya lintas
sektor, media komunikasi dan distribusi langsung kepada sasaran program. Adapun
jadwal kegiatan sebagai berikut UPAYA KESEH ATAN Upaya Penceg ahan

JENIS KEGIATA N 1. Sosialisasi dan

LO KA SI

JADWAL KEGIATAN JA N

FE B 17 Tr ep

MA R 16 Bab at

APR

MEI

JUN

JUL

AGST

SEP

OKT

NOV

20 K.Pel ang

18 Banar an

Pua sa

20 Truni

24 S.Genu k

21 Sogo

19 Plaos an

16 Beda han

DE S
penyuluha n kepada

an

Samid i/

. dan pengen dalian penyaki t menula r diare

2. Penemua n kasus secara dini / Pelacakan kasus di masyarak at

5,6 Bana ran De sa

7,8 Sogo

5,6 K.Pel ang 11,12 S.Gen uk 13 Trepa n

2.5 Ruangan Di puskesmas Babat tersedia ruangan khusus untuk pemeriksaan pasien
diare

R. periksa

R.Bersalin

Ruang tunggu

Kamar mandi px

Kamar mandi petugas

Ruang petugas

Dapur

BAB 3 TATA LAKSANA PROGRAM P2 DIARE 3.1 PENEMUAN PASIEN A. Penemuan pasien
secara pasif (sukarela) Pasien yang ditemukan karena datang ke puskesmas atau
pelayanan kesehatan atas kemauan sendiri atau saran dari orang lain B. Penemuan
pasien secara aktif 1. Pemeriksaan kontak Penemuan pasien dengan cara melakukan
kunjungan kerumah pasien

yang baru ditemukan (kasus indeks) Kegiatan ini memerlukan biaya yang rendah tapi
memiliki efektivitas


yang tinggi, jadi wajib dilaksanakan Sasarannya adalah pasien anggota keluarga dan
tetangga sekitar.

Tujuannya adalah penemuan kasus secara dini dan meningkatkan kesadaran anggota
keluarga agar pengobatan dini berjalan dengan baik

Kegiatan yang Pelaksanaannya segera setelah ditemukan pasien baru . dilakukan


meliputi pemeriksaan fisik dan konseling 2. Rapid Village Sasarannya adalah kelompok
potensial masyarakatSurvey (RVS) desa/kelurahan

atau unit yang lebih kecil yaitu dusun Tujuannya adalah meningkatkan kedadaran dan
partisipasi masyarakat desa dalam penemuan kasus diare secara dini di lingkup desa
atau

Penemuan kasus secara aktif dengan mengunjungidusun 3. Chase survey wilayah


tertentu berdasarkan informasi dari berbagai sumber tentang adanya kasus

diare di suatu willayah Kegiatan meliputi pemeriksaan

pasien

diare

dan

penyuluhan

masyarakat di wilayah tersebut 3.2 REHABILITASI Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: a.


Memperbaiki system rujukan b. Memfasilitasi akses kepada panyedia alat bantu c.
Memfasilitasi klien dan keluarga untuk pengobatan diare secara dini. d. Melakukan
sosialisasi tentang diare dan bahaya diare e. Menyediakan dan memfasilitasi klien yang
memerlukan konseling

3.3 PENGELOLAAN LOGISTIK Pengelola program mengajukan permintaan keperluan


pasien ke dinas kesehatan lamongan berupa ; a. Dukumen pendukung (Buku kohort
penderita , leafleat , poster ) b. obat 3.4 PROMOSI PENGENDALIAN PENYAKIT DIARE DAN
KONSELING PASIEN DIARE A. Pengertian Promosi pengendalian penyakit diare adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh
dan bersama masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri dalam upaya
pengendalian penyakit diare serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat. Konseling diberikan untuk membantu masyarakat dalam

membuat
keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah yang timbul akibat penyakit diare B.
Tujuan 1. Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap dan tindakan
pasien, keluarga dan masyarakat untuk mendukung upaya pengendalian diare 2. Tujuan
Khusus 1. Meningkatkan pengetahuan pasien, keluarga dan masyarakat tentang
penyakit diare, pengobatan, dan pencegahannya

2. Meningkatkan dukungan lintas sektor dalam promosi P2 diare C. Sasaran 1. Pasien


diare Diberi penjelasan tentang: a. Penyakit diare dan tanda-tandanya b. Pentingnya
berobat 2. Keluarga pasien 3. Masyarakat 3.5 PENCATATAN DAN PELAPORAN A.
Pencatatan Pencatatan di puskesmas menggunakan formulir sebagai berikut 1. Kartu
penderita Informasi yang ada dalam kartu penderita meliputi: a. Nomer register pasien
b. Identitas pasien c. Klasifikasi penyakit diare d. Cara penemuan e. Riwayat penyakit
sebelumnya f. evaluasi pengobatan diare 3.6 MONITORING DAN EVALUASI Indikator
yang dipakai untuk monitoring dan evaluasi program pengendalian diare adalah sebagai
berikut: A. Indikator utama 1. Angka penemuan kasus baru (CDR : Case Detection Rate)
Adalah jumlah kasus baru yang ditemukan pada periode satu tahun per 100.000
penduduk. Rumus: Jumlah kasus yang baru ditemukan pada periode satu tahun X
100.000 Jumlah penduduk pada tahun yang sama

BAB 4 TATA LAKSANA PASIEN DIARE A. DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI B. Diagnosis Diare
Diagnosis penyakit diare hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda utama (cardinal
sign), yaitu: Buang air besar

lebih dari tiga kali sehari dengan

konsistensi lain dari biasanya.

C. Klasifikasi diare Klasifikasi penyakit diare menurut WHO a.diare tanpa dehidrasi
b.diare dengan dehidrasi ringan/sedang c,diare dengan dehidrasi berat 1. PEMERIKSAAN
KLINIS A. Pemeriksaaan 1. Anamnesis meliputi: a. Nama, alamat, dan daerah asal b.
Keluhan pasien c. Riwayat penyakit lain/sebelumnya 2. Pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan
TTV b. Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi 2. PENGOBATAN A. Tujuan pengobatan
Tujuan pengobatan diare adalah: 1. Memutus rantai penularan 2. Menyembuhkan
penyakit penderita 3. Mencegah terjadinya dehidrasi atau mencegah bertambah
parahnya penyakit diare B. Pengobatan Diare a. Penderita di sarankan untuk meminum
banyak cairan selama diare masih b. c. d. e. C. a. b. c.

berlangsung. Pemberian oralit untuk menghindari dehidrasi Pemberian Zinc pada balita
Pemberian obat diare bila d perlukan Pemerksaan laboratorium tinja untuk memgetahui
penyebab diare Cara mencegah Diare Mencuci tangan sebelum dan setelah makan
Menjauhi makanan dan minuman yang di ragukan kebersihannya Utamakan bahan
makanan yang segar

BAB V LOGISTIK A. Manajemen Logistik Penanggung jawab upaya merencanakan logistik


kebutuhan kegiatan meliputi jenis dan jumlah yang diperlukan. Di dalam merencanakan
logistik penanggung jawab bisa merencanakan bersama

sama dengan pelaksana upaya dan diusulkan pada tim

perencana puskesmas. B. Jenis-Jenis Logistik 1. Alat tulis 2. Alat kesehatan 3. Bahan


habis pakai 4. Materi kegiatan : brosur, liflet, lembar balik, lembar kuesioner dan
handout 5. LCD dan Laptop 6. Makan minum untuk kegiatan kelas

BAB VI KESELAMATAN SASARAN/PASIEN A. Keselamatan Sasaran Program/ Pasien


Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan
keselamatan pasien/ sasaran program melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan
Indeks Keselamatan Pasien (IKP) yang telah ditetapkan. Mutu pelayanan kesehatan
adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang
disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien

sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
B. Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan upaya penanggulangan
penyakitdiare adalah: 1. Risiko yang terkait dengan pelayanan sasaran/ pasien 2. Risiko
yang terkait dengan sarana dan prasarana 3. Risiko financial 4. Risiko lain (yang lain,
misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya
ambulans, vans, sepeda motor dsb) Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka
pelayanan puskesmas dalam melaksanakan pelayanannya harus senantiasa
memperhatikan Keselamatan pasien (patient safety). Upaya Keselamatan Pasien adalah
reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan
sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum.
C. Sasaran Keselamatan Sasaran/ Pasien meliputi : 1. Ketepatan identifikasi sasaran/
pasien; 2. Peningkatan komunikasi yang efektif; 3. Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai; 4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat sasaran/ pasien 5.
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; 6. Pengurangan risiko pasien
jatuh

BAB VII KESELAMATAN KERJA A. Keselamatan Kerja Puskesmas merupakan tempat kerja
yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh
karena itu petuga puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena sering kontak
dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum
suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti
hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain. B.
Tujuan Keselamatan Kerja 1) Meningkatnya kemampuan

tenaga

puskesmas
memecahkan

masalah

sekehatan kerja diwilayah kerja puskesmas. Teridentifikasinya permasalahan kesehatan


kerja dilingkungan Puskesmas 2) Teridentifikasi potensi masyarakat diwilayah kerja
puskesmas kawasan

3) Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas. 4) Terselenggaranya


kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan 5) Terselenggaranya koordinasi
lintas program dan lintas sector C. Strategi Keselamatan Kerja 1) Melindungi petugas
dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari 2) 3) 4) 5)

pekerjaan dan lingkungan kerja. Membantu petugas menyesuaikan diri dengan


pekerjaannya. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial
Pakai APD pada tindakan tertentu Senantiasa melaksanakan pelayanan sesuai dengan
SOP

D. Pengelolaan Kesehatan Petugas Pelaksanaan pelayanan UKM di Puskesmas Babat

diselenggarakan dengan

senantiasa memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan. E. Pencatatan dan


Pelaporan Semua kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja di catat dan
dilaporkan kepada pimpinan

BAB VIII PENGENDALI MUTU A. Pengendali Mutu Upaya Program Diare Pengendalian
mutu dilaksanakan dengan cara menentukan sasaran mutu yang ditetapkan berdasarkan
standart kinerja/ standart pelayanan minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan
upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan
harapan sasaran, hak dan kewajiban sasaran, serta upaya untuk mencapai sasaran
kinerja yang ditetapkan. B. Tujuan Pengendali Mutu Upaya Program Diare 1)
Terwujudnya pelayanan berkualitas 2) Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan di puskesmas 3) Untuk meningkatkan cakupan pelayanan C.
Jenis Kegiatan Pengendali Mutu Upaya Program Diare 1) Melaksanakan kegiatan sesuai
rencana kerja tahunan program Diare 2) Pelaksanaan kegiatan berdasarkan SOP 3)
Menentukan sasaran mutu upaya program diare 4) Audit Internal

BAB IX PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan upaya penanggulanan penyakit diare dengan tetap memperhatikan prinsip
proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan upaya penanggulangan
penyakit diare tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam
upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam
bidang kesehatan.*

Anda mungkin juga menyukai