Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LABUAPI
Jl. TGH Lopan, Gg Permas, dusun Labuapi, Desa Labuapi, Kecamatan Labuapi
Hp. 087887884434 Kode Pos : 83361
E-mail : pkmlabuapi.ok@gmail.com

KERANGKA ACUAN

CARE SEEKING DIARE

A. Pendahuluan

Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain
dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair
dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair
tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Kemenkes RI, 2011).
Dampak negatif dari diare pada bayi dan anak antara lain adalah menghambat proses
pertumbuhan anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak. Diare juga
berpotensi menyebabkan anak mengalami gangguan gizi (malnutrisi) karena selama diare
sebagian besar zat- zat penting dalam tubuh akan keluar dan diikuti dengan penurunan
asupan makanan serta nutrisi yang mengakibatkan menurunnya berat badan. Jika tidak
segera mendapat asupan makanan bergizi seimbang, anak akan kekurangan gizi dan
pertumbuhannya jadi terhambat.
Strategi program pengendalian penyakit diare yaitu melaksanakan tata laksana diare
yang standar di sarana kesehatan melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS
DIARE), meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar,
meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB diare, melaksanakan upaya pencegahan yang
efektif dan melaksanakan monitoring dan evaluasi.

B. Latar Belakang

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara


berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi.
Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun
2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare
301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik
menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk.
Tujuan Pembangunan Millenium (Millennium Development Goals-MDGs) pada
tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian Balita (AKABA) hingga dua pertiga dalam
kurun waktu 1990-2015. Angka kematian Balita (AKB) merupakan salah satu tolak ukur
untuk menilai sejauh mana ketercapaian kesejahteraan rakyat sebagai hasil dari pelaksanaan
pembangunan dibidang kesehatan.
Pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi persoalan kesehatan
anak. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang sangat ini terjadi dinegara Indonesia. Indonesia masih memiliki angka
kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. masalah tersebut terutama dalam periode
neonatal dan dampak dari penyakit menular seperti diare.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), setiap jam 50


anak belita di Asia Tenggara meninggal dunia karena diare. Kejadian diare pada anak balita
dikawasan Asia Tenggara bisa sampai 12 kali dalam satu tahun pada setiap anak.
Data profil kesehatan Indonesia tahun 2011, penyakit diare menempati urutan
pertama dalam sepuluh besar penyakit rawat inap di rumah sakit pada tahun 2010, yaitu
sebanyak 71,889 kasus. Sementara pasien yang meninggal sebanyak 1.289 (1.79%).
Menduduki urutan kelima dalam sepuluh besar penyakit rawat jalan di rumah sakit.

C. TUJUAN
Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan sektor
terkait.
Khusus :
1. Tercapainya penurunan angka kesakitan.
2. Terlaksananya talalaksana diare sesuai standar.
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di masyarakat,
sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun
pemberantasannya di semua jenjang pelayanan.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat
melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian
karena diare dapat dicegah.
Tersusunnya rencana kegiatan Pengendalian Penyakit Diare di suatu wilayah kerja yang
meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaannya.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kunjungan rumah pada kasus diare
a. Memberi penyuluhan untuk mencegah timbulnya masalah berkelanjutan
dengan upaya promotif dan preventif
b. advokasi
c. pelaksanaan kegiatan dilakukan apabila ada kasus gizi kurang
2. Penyuluhan mengenai PHBS dan Oralit
Menjelaskan kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan oralit dan PHBS.

E. CARA PELAKSANAAN :
1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana Kesehatan
melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE)
2. Meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar
(kunjungan rumah)
3. Meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB Diare
4. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan promotif dan preventif
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi
F. SASARAN :
1. Penderita Diare
2. Masyarakat

G. JADWAL PELAKSANA KEGIATAN

NO KEGIATAN J F M A M J J A S O N D

1. Kunjungan v v v V v v
Rumah pada
kasus diare

2 Penyuluhan v v v V v v
Mengenai PHBS Dan
Oralit pada penderita
Diare
I. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan program diare dapat di ketahui melalui laporan kegiatan
bulanan dengan melihat data diare yaitu target diare dan oralit
H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus ada laporan hasil kegiatan, masukan/umpan
balik dari sasaran/masyarakat terhadap pelaksana kegiatan, ada bukti kegiatan berupa
photo pelaksanaan kegiatan.
2. Laporan Program diare terdiri dari laporan bulanan dan yang dikirim ke Dinas
Kesehatan kabupaten.
3. Evaluasi dilakukan setiap bulan sekali dengan melihat capaian masing – masing
indikator serta berdasar analisis sehingga dapat di ketahui rencana tindakan yang harus
dilakukan.

Mengetahui,
Labuapi,
Kepala UPT Puskesmas Labuapi Penanggung Jawab,

Rohayati, S.Si Ns. Nurul Ilham, S.Kep


NIP. 19690310 198803 2 004 NIP. 19770130 200012 2 003

Anda mungkin juga menyukai