Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LABUAPI
Jalan TGH. Lopan, Gg. Permas, Dusun Labuapi, Desa Labuapi, Kecamatan labuapi
Tlpn./HP. 087 884 274 434 Kode Pos : 83361
E-mail: pkmlabuapi.ok@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM HIV – AIDS

A. PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu Negara di Asia yang memiliki kerentanan


HIV akibat dampak perubahan ekonomi dan perubahan kehidupan sosial.Saat
ini epidemi AIDS di dunia sudah memasuki dekade ketiga,namun penyebaran
infeksi terus berlangsung yang menyebabkan Negara kehilangan sumber daya
dikarenakan masalah tersebut. Program HIV AIDS dikelola pemerintah dan
masyarakat merupakan kebijakan yang terpadu untuk mencegah penularan HIV
dan memperbaiki kualitas hidup orang dengan HIV. Berdasarkan Undang-
undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam
upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif,
pastisipatif dan berkelanjutan. Peraturan Presiden No 75 Tahun 2006
mengamanatkan perlunya peningkatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS
di seluruh Indonesia.

Infeksi menular seksual ( IMS ) di Negara berkembang merupakan


masalah besar dalam bidang kesehatan masyarakat. Di Asia Tenggara terdapat
hamper 50 juta IMS setiap tahun. IMS dapat menyebabkan individu menjadi
rentan terhadap infeksi HIV- IMS dalam populasi merupakan faktor utama
pendorong terjadinya pandemik HIV. Di Negara berkembang proporsi infeksi
baru HIV dalam populasi IMS lebih tinggi pada awal dan pertengahan epidemi
HIV. Penularan infeksi melalui hubungan seksual diikuti dengan perilaku yang
menempatkan individu dalam resiko tertular HIV seperti berganti-ganti
pasangan seksual, pasangan beresiko tinggi, dan tidak konsisten menggunakan
kondom. Pencegahan terhadap IMS akan melindungi diri tertular HIV.
B. LATAR BELAKANG

Strategi penanggulangan HIV AIDS ditujukan untuk mencegah dan


mengurangi resiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta
mengurangi dampak social dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu,
keluarga dan masyarakat agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan
bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multipihak
baik pemerintah dan masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan
terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS
dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, menyangkut area pencegahan,
pengobatan, mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan yang kondusif.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan peran
aktif dari kelompok populasi kunci yait : (1) Orang-orang yang beresiko
tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual beresiko yang tidak
terlindung, bertukar alat suntik tidak steril, (2)Orang-orang yang rentan adalah
orang yang karena pekerjaan, lingkungannya rentan terhadap penularan HIV
seperti buruh migrant, pengungsi dan kalangan muda beresiko, dan ( 3 )
ODHA adalah orang yang sudah terinfeksi HIV. Epidemi HIV merupakan
masalah dan tantangan serius terhadap kesehatan masyarakat di dunia. Pada
tahun 2007 jumlah ODHA diseluruh dunia diperkirakan sudah mencapai 33,2
Juta 9 30,6-36,1 juta. Setiap hari lebih 6800 orang terinfeksi HIV dan lebih
dari 5700 meninggal karena AIDS, yang disebabkan terutama kurangnya akses
terhadap pelayanan pengobatan dan pencegahan HIV.

Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan AIDS di Indonesia telah


memasuki epidemi terkonsentrasi. Berdasarkan hasil survey terpadu Biologis
dan Perilaku (STBP) pada populasi kunci tahun 2007 dan 2011 (Kemenkes
2007 dan 2011) menunjukkan bahwa prevalensi HIV pada pengguna Napza
Suntik (Penasun) turun dari 52,4 % pada tahun 2007 menjadi 42,4 % tahun
2011. Prevalensi HIV pada waria, wanita pekerja seks (WPS) tampak stabil
atau sedikit berkurang dari 24,3 % menjadi 23,2 % (Waria) dan 9,8% menjadi
9,3 % (WPS) dari 4 % menjadi 3 %. Namun demikian meningkatnya
prevalensi HIV pada lelaki yang seks dengan lelaki (LSL)dari 5,3 % menjadi
12,4 % dan pelanggan PS dari 0,1 % menjadi 0,7 % meningkatkan
kekhawatiran. Model matematik dari epidemic HIV di Indonesia (Asian
EpidemicModel) menunjukkan proyeksi jumlah orang dengan HIV dan AIDS
(ODHA) yang meningkat pesat sampai dengan tahun 2017 jika tidak dilakukan
percepatan upaya pencegahan dan pengobatan.Dalam menghadapi epidemi
HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahandan penanggulangan HIV
AIDS yang lebih intensif, menyeluruh terpadu dan terkoordinasi untuk
menghasilkan program yang cakupannya tinggi efektif dan berkelanjutan.

Puskesmas Labuapi sebagai salah satu Puskesmas di Lombok Barat ikut


serta aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dengan
mengadakan kegiatan berupa Klinik VCT dan IMS, penyuluhan tentang HIV
AIDS dan IMS ke kelompok resiko tinggi dan kelompok yang rentan tertular
yang menjadi populasi kunci dalam keberhasilan penanggulanagn HIV AIDS
ini.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1.TujuanUmum
Program HIV AIDS dan IMS di Puskesmas Labuapi adalah pencegahan
dan penanggulangan HIV AIDS dan IMS di Masyarakat.

2.Tujuankhusus :

a. Menemukan kasus baru penderita HIV dan


IMS
b. Mencegah penularan HIV dan
c. Meningkatkan pengetahuan Masyarakat,
Kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan
tertular HIV tentang HIV AIDS dan Penyakit
Infeksi Menular Seksual ( IMS )

D. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR

LINTAS PERAN LINTAS PERAN


PROGRAM SEKTOR

Lombo
 Poli Rawat  Penemuan KPA k Barat  Dukungan
jalan dan suspek HIV dana dan
Rawat Inap logistik
Puskesmas

 Laboratorium  Penegakkan Kader  Membantu


Diagnosa Lingkungan jalannya
pasien kegiatan
yang

 Promkes diselenggar
 Penyebarluasa
akan di li
ninformasi
ngkungan
tentan HIV
dan IMS

Kepala
 Gizi  Penemuan  Membantu
Lingkungan
Suspek dari terselengga
kasus Gizi ranya acara
buruk yang
diadakan

 Kolaborasi
 TB HIV puskesmas
pemeriksaan
di
HIV pada
lingkungan
pasien TB

 INSET  Kerjasama
dalam
penemuan
kasus HIV

 Puskesmas  Pemeriksa
Non LKB an HIV
bagi
suspek
HIV
E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Program Kegiatan Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

Kegiatan program HIV Melakukan kegiatan  Melakukan konseling

AIDS dan IMS pada penanganan HIV IMS dan tes HIV sukarela (
penyelenggara UKP dalam gedung KTS ) maupun
konseling IMS baik
rujukan dari dalam
gedung maupun luar
gedung

 Melakukan Tes HIV


atas inisiasi petugas
kesehatan ( TIPK )
pasien yang
berkunjung ke
layanan klinik
Puskesmas Labuapi

 Penjaringan HIV
dalam gedung pada
ibu hamil dan pasien
TB

 Pemeriksaan
Diagnosis HIV dan
IMS

 Memberikan
pengobatan pada
pasien IMS

 Melakukan rujukan
pasien HIV reaktif ke
layanan PDP

Kegiatan program HIV Melakukan kegiatan  Penyuluhan pada


AIDS dan IMS pada penanganan HIV IMS di kelompok resiko
penyelenggara UKM luar gedung. tinggi

 Penyuluhan kapada
kelompok anak
sekolah

 Mobile KTS

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Kegiatan penanganan HIV IMS di Puskesmas Labuapi dilaksanakan dengan

a. Pelayanan dalam gedung yang meliputi pemeriksaan HIV dan IMS


secara sukarela maupun tes inisiatif petugs kesehatan

b. Kolaborasi dengan lintas program dalam penemuan HIV (kolaborasi


pada pemeriksaan ibu hamil,penderita TB dan Gizi buruk)

c. Pelayanan diluar gedung yang meliputi penyuluhan yang dilakukan


pada kelompok resiko tinggi.

G. SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan adalah kelompok yang beresiko tinggi


maupun masyarakat yang ingin memeriksakan status HIVnya.
H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

JADWAL

NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Konseling dan Test √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Merujuk Pasien ke Layanan PDP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Penyuluhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Mobile VCT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 Laporan Bulanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan penangann HIV dan IMS di Puskesmas Labuapi dievaluasi


oleh penanggung jawab program kemudian dilaporkan ke penanggung
jawab upaya kesenatan masyarakat dan perorangan untuk dipaparkan
lokakarya mini puskesmas baik lokakarya mini bulanan maupun lokakarya
mini lintas sektor.

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Hasil kegiatan penanganan HIV dan IMS di Puskesmas Labuapi dicatat


dalam registrasi dilaporkan dalam bentuk laporan bulanan dan aplikasi SIHA
dan dievaluasi dalam bentuk laporan tahunan mengetahui kepala puskesmas
diteruskan ke Dinas Kesehatan Lombok Barat.

Mengetahui
Pimpinan UPT Puskesmas Labuapi Penanggung Jawab UKM

Rohayati,.S.Si Ns. Nurul Ilham.,S.Kep


NIP. 19690310 198803 2 004 NIP. 19770130 200012 2 003

Anda mungkin juga menyukai