Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang


menunjukan adanya defisiensi imun selular sebagai akibat infeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV). Penyakit AIDS menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menurun sehingga
mudah terjangkit penyakit infeksi berat yang menyebabkan kematian.
Cara penularan HIV terjadi melalui tiga jalur transmisi utama, yaitu :
- Penularan vertikal dari ibu ke janin, transmisi ini terjadi melalui plasenta (intra-uterine)
atau melalui paparan dengan darah ibu dan sekret genitalia saat proses persalinan
(intra-partum).
- Transmisi melalui darah, produk darah, dan organ donor
- Transmisi melalui jalur hubungan seksual
- Transmisi karena faktor pekerjaan (needle stick injury)
Pelayanan HIV-AIDS adalah upaya yang meliputi upaya promotive, preventif, kuratif
dan rehabilitative yang mencakup semua bentuk layanan HIV seperti kegiatan pengendalian
factor risiko, layanan konseling, tes HIV, perawatan, dukungan dan pengobatan, serta
pencegahan penularan dari Ibu ke anak. RS St. Carolus Summarecon Serpong saat ini belum
mengadakan pelayanan perawatan dan pengobatan HIV, namun untuk mengontrol angka
kejadian HIV/AIDS terutama pada ibu hamil di RS St. Carolus Summarecon Serpong melakukan
perujukan pasien ke RS yang bekerja sama dengan pihak RS St. Carolus Summarecon Serpong
untuk dilakukan tatalaksana lebih lanjut.
Dalam hal ini RS. St. Carolus Summarecon Serpong hanya dapat menangani sampai
tahap pertama yaitu menurunkan hingga meniadakan infeksi baru HIV dengan cara
meningkatkan penemuan kasus HIV secara dini. Penawaran tes HIV rutin dilakukan pada ibu
hamil, pasien HIV, pasien hepatitis, warga binaan pemasyarakatan (WBP), pasien IMS,
pasangan tetap ataupun tidak tetap ODHA dan populasi kunci seperti WPS, waria, LSL dan
penasun (pengguna narkoba suntik).
BAB II

LATAR BELAKANG

Sejak kasus HIV/AIDS dilaporkan petama kali pada tahun 1981, masalah HIV/AIDS
semakin menjadi ancaman global pada berbagai Negara diberbagai belahan dunia.
Diperkirakan pada rahun 2007, berkisar antara 30 hingga 36 juta orang di dunia menderita HIV.
Kasus pertama kali di Indonesia dilaporkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia
padatahun 1987, hingga sekarang kasus HIV/AIDS terus mengalami paningkatan. Berdasarkan
data Departemen Kesehatan, jumlah kasus kumulatif hingga tahun 2009 dilaporkan sebanyak
6668 kasus infeksi HIV, 16.964 kasus AIDS dan 3492 orang diantaranya meninggal.
Diperkirakan terdapat 7 hingga 8 orang tiap 100.000 penduduk Indonesia menderita AIDS.

Status epidemic HIV dan AIDS di Indonesia sudah dinyatakan pada tingkat
concentrated epidemic level oleh karena angka prevalensi kasus HIV dan AIDS di kalangan sub
populasi tertentu di atas 5%. Hasil survailen terpadu HIV dan perilaku ( STHP ) tahun 2009
menunjukan angka estimasi orang dengan HIV dan AIDS ( ODHA ) di kalangan wanita penjaja
seks (WPS) langsung 6%, WPS tidak langsung 2%, waria 6%, pelanggan WPS 22%, pasangan
pelanggan 7%, lelaki seks lelaki (LSL) 10%, warga binaan 5%, pengguna napza suntik 37%, dan
pasangan penasun 5%.

Saat ini perkembangan epdiemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia.
Indonesia berada pada level epidemic HIV terkonsentrasi (concentrated epidemic) kecuali
Tanah Papua yang termasuk epidemic HIV yang meluas. Sebagian besar infeksi baru
diperkirakan terjadi pada beberapa sub-populasi beresiko tinggi yaitu pengguna napza suntik,
hetero dan homoseksual (WPS, waria). Sejak tahun 2000prevalensi HIV mulai konstan di atas
5% pada beberapa sub-populasi beresiko tinggi tertentu. Di Tanah Papua (Propinsi Papua dan
Papua Barat), prevalensi HIV menunjukan tingkat epidemic yang meluas (generalized
epidemic) yaitu lebih besar dari 1% pada masyarakat umum. Hasil estimasi jumlah ODHA di
Indonesia tahun 2009 berkisar 142.187 ODHA (97,652 – 187,029). Penggunaan jarum suntik
erupakan transmisi HIV yang terbanyak (53%) diikuti dengan transmisi heteroseksual (42%). Di
Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan RI hingga Desember 2014, secara kumulatif
jumlah kasus AIDS yang dilaporkan berjumlah 65.390.

Penularan dan penyebaran HIV dan AIDS sangat berhubungan dengan perilaku
beresiko, oleh karena itu penanggulangan harus memperhatikan factor-faktor yang
berpengaruh terhadap perilaku tersebut. Bahwa kasus HIV dan AIDS dididap sebagagian besar
oleh kelompok nperilaku resiko tinggi yang merupakan kelompok yang dimarginalkan, maka
program-program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS memerlukan pertimbangan
keagamaan, adat istiadat dan norma-norma masyarakat yang berlaku disamping pertimbangan
kesehatan. Perlu adanya program-program pencegahan HIV dan AIDS yang efektif dan memiliki
jangkauan layanan semakin luas dan program-program pengobatan, perawatan dan dukungan
yang kemprehensif bagi ODHA maupun OHIDA untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan adanya Pedoman Pengorganisasian


Pelayanan HIV/AIDS Rumah Sakit, sehingga dapat diimplementasikan, berkontribusi
meningkatkan kinerja pelayanan kasus HIV/AIDS yang akhirnya dapat menjamin
pasien dan masyarakat menerima pelayanan berkualitas dan aman.

Dalam rangka mendukung upaya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten


Tangerang untuk menurunkan angka kasus dan mengorganisir angka HIV/AIDS di Rumah Sakit,
maka RS St.Carolus Summarecon Serpong sebagai salah satu RS Katolik di wilayah Kabupaten
Tangerang dengan program unggulan di bidang Ibu dan Anak, turut berperan serta dengan
membentuk Tim HIV/ AIDS pada ibu hamil di wilayah lingkungan kerja RS.
BAB II

LANDASAN HUKUM

Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit St.Carolus Summarecon Serpong

Nomor : 001/RS-CSS/DIR/SKP/XI/2022 gantibulan dan tahun

tentang

Penetapan Tim Pengendalian Angka HIV/AIDS


BAB III

TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

1. TUJUAN UMUM
Mendukung program pemerintah dalam rangka menurunkan morbiditas dan
mortalitas pada kasus HIV di Indonesia.

2. TUJUAN KHUSUS
• Meningkatkan penemuan kasus HIV
• Meningkatkan kualitas hidup pasien HIV AIDS di Indonesia
• Menurunkan kejadian mother to child transmission
BAB IV

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dan sasaran pada program ini yaitu dilaukukan pada pasien yang datang
ke RS St Carolus Summarecon Serpong dengan kriteria sebagai berikut :
- Pasien dengan skrining HIV positif
- Pasien hamil dengan skrining HIV positif
- Pasien inpartu dengan riwayat ANC yang tidak diketahui sebelumnya dan pada
pemeriksaan berikutnya ditemukan skrining HIV positif
- Bayi baru lahir dari pasien dengan skrining HIV positif yang lahir di RS St. Carolus
Summarecon Serpong
BAB V

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


.
1 menurunkan hingga meniadakan infeksi 1. Sosialisasi program HIV
baru HIV dengan cara meningkatkan kepada unit-unit terkait di
penemuan kasus HIV secara dini internal RS
2. Menyediakan tempat untuk
unit HIV di dalam rumah sakit
sebagai tempat koordinasi
dan pelayanan terhadap
pasien HIV secara
komprehensif (melibatkan
semua unit di rumah sakit
yang menangani pasien HIV).

3. Menggunakan format
pencatatan sesuai dengan
program HIV nasional untuk
memantau pelaksanaan
pasien.

4. Membuat laporan dan


evaluasi tiap tahun kepada
direktur Rumah Sakit
BAB V

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

No. Uraian Maksud dan Tujuan Input Proses Output Outcome Penanggung
Kegiatan Jawab
1 Sosialisasi 1. Mengoptimalkan 1. Rekapitulasi 1. Sosialisasi Program 1. Tersosialisasi 1. Pencatatan Ketua Tim
program angka pencatatan Petugas HIV/AIDS terutama program HIV kasus baru dan Tim
HIV/AIDS kasus baru dan 2. Penyediaan ke seluruh petugas terutama ke seluruh HIV/AIDS
penurunan pasien ruangan medis yang terkait petugas medis optimal
HIV/AIDS untuk 2. Pembentukan (dokter dan perawat)
sosialisasi tempat untuk unit di instalasi rawat
HIV di dalam rumah inap, poliklinik rawat
sakit, sebagai jalan.
tempat koordinasi 2. Terbentuknya poli
dan pelayanan VCT yang akan
terhadap pasien HIV digunakan untuk
secara konseling.
komprehensif 3. Termonitoringnya
(melibatkan semua pecatatan dan
unit di rumah sakit pelaporan pasien HIV
yang menangani sesuai dengan
pasien HIV). strategi HIV.
3. Menggunakan 4. Terlaksananya rapat
format pencatatan rutin tim HIV.
sesuai dengan
program HIV
nasional untuk
memantau
pelaksanaan pasien.
4. Membuat laporan
dan evaluasi tiap
tahun kepada
direktur Rumah
Sakit.
BAB VI

SASARAN DAN TARGET KEGIATAN

Sasaran kegiatan pencatatan dan penurunan kasus HIV/AIDS antara lain sebagai berikut ini:
1. Anggota tim
2. Karyawan RS
3. Masyarakat awam
4. Pasien dan keluarga pasien

Target kegiatan pencatatan dan penurunan kasus HIV/AIDS antara lain sebagai berikut ini:
1. Pencatatan dan pelaporan pasien HIV terlaksana dengan baik.
2. Rapat Rutin tim HIV terlaksana setiap tahun.
3. Ibu hamil yang melahirkan di RS St.Carolus Summarecon Serpong dilakukan
pemeriksaan skrining anti-HIV dengan target > 90%
(data harus ada)
BAB VII

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan TAHUN 2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sosialisasi Tim HIV internal

2. Rapat tahunan tim HIV x

3 Sosialisasi Update mengenai


HIV ke Unit terkait internal
RS

4 Pelaporan pasien HIV di RS x


St. Carolus Summarecon
Serpong (akhir tahun)
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
(samakan dengan jadwal pelaksanaan kegiatan)

No. Rincian Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Pembuat Laporan Topik Laporan Penanggung Jawab
Kegiatan
1 Sosialisasi Program Tiap tahun Sekretaris Tim Laporan Hasil Sosialisasi Program Ketua dan sekretaris
HIV/AIDS terutama ke HIV/AIDS Tim
seluruh petugas medis
yang terkait
2 Pembentukan tempat Tiap 6 b Anggota Tim Penentuan tempat dan ruangan Ketua dan Anggota
untuk unit HIV di dalam unit HIV/AIDS di Rumah Sakit tim
rumah sakit, sebagai
tempat koordinasi dan
pelayanan terhadap
pasien HIV secara
komprehensif
3 Menggunakan format Tiap tahun Anggota Tim Laporan data pasien yang Anggota tim
pencatatan sesuai dengan terdeteksi Skrining HIV positif di
program HIV nasional Rumah Sakit
4 Laporan dan evaluasi tiap Tiap tahun Anggota Tim Laporan data pasien yang Anggota tim
tahun kepada direktur terdeteksi Skrining HIV positif di
Rumah Sakit. Rumah Sakit
BAB IX

PENCATATAN, PELAPORAN KEGIATAN DAN EVALUASI KEGIATAN

A. Pencatatan Kegiatan
Kegiatan pencatatan dan penurunan angka kasus HIV/AIDS yang baru, dilakukan dan
direkkapitulasi setiap bulan di VK

B. Pelaporan Kegiatan (samakan dengan pelaksaaan kegiatan)


Laporan kegiatan dibuat sesuai dengan pencatatan angka kasus ditemukannya hasil
skrining HIV positif pada setiap pasien hamil yang dating ke RS St. Carolus Summarecon
Serpong. Target pengumpulan dan penyerahan laporan sesuai dengan tabel di bawah ini.

No. Jenis Laporan Target Pengumpulan Ditujukan Kepada


Laporan
1 Laporan Jumlah Pasian Ibu Hamil Setiap Akhir Bulan Manajemen
Sepanjang Tahun
2 Laporan Jumlah Pasian Ibu Hamil yang Setiap Akhir Bulan Manajemen
Terdeteksi HIV Positif Sepanjang Tahun

Grafik dirubah + kan target , pencapaian, ibu hamil +


Pasien Hamil dan Hamil Dengan Hasil Skrining HIV
Positif
70

60
58

50

41 42 42 42 41
40
33 33
30
27 28

20

10

0 1
Ja Fe M A ei li A Se O N D
M Ju

C. Evaluasi Kegiatan
Program Pencatatan dan penurunan angka kasus HIV/AIDS secara keseluruhan akan
dievaluasi dalam waktu 1 tahun. Evaluasi akan dilakukan oleh ketua dan semua anggota tim
dengan jalan melakukan Analisa dan integrasi semua laporan masing-masing kegiatan. Hasil
evaluasi akan dilaporkan pada Direktur setiap tahun.

Anda mungkin juga menyukai