Anda di halaman 1dari 8

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS St.

Carolus Summarecon Serpong


Nomor : 011/RS-CSS/DIR/SKU/X/2017
Tentang : Panduan Pelayanan HIV dan AIDS

PANDUAN
PELAYANAN HIV DAN AIDS
DI RUMAH SAKIT ST. CAROLUS SUMMARECON SERPONG

BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang


menunjukan adanya defisiensi imun selular sebagai akibat infeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Penyakit AIDS menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menurun sehingga mudah
terjangkit penyakit infeksi berat yang menyebabkan kematian.
Cara penularan HIV terjadi melalui tiga jalur transmisi utama, yaitu :
- Penularan vertikal dari ibu ke janin, transmisi ini terjadi melalui plasenta (intra-uterine) atau
melalui paparan dengan darah ibu dan sekret genitalia saat proses persalinan (intra-partum).
- Transmisi melalui darah, produk darah, dan organ donor
- Transmisi melalui jalur hubungan seksual

1
- Transmisi karena faktor pekerjaan (needle stick injury)
Pelayanan HIV-AIDS adalah upaya yang meliputi upaya promotive, preventif, kuratif dan
rehabilitative yang mencakup semua bentuk layanan HIV seperti kegiatan pengendalian factor
risiko, layanan konseling, tes HIV, perawatan, dukungan dan pengobatan, serta pencegahan
penularan dari Ibu ke anak. RS St. Carolus Summarecon Serpong saat ini belum mengadakan
pelayanan perawatan dan pengobatan HIV.

B. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Mendukung program pemerintah dalam rangka menurunkan morbiditas dan mortalitas pada
kasus HIV di Indonesia.

2. TUJUAN KHUSUS

2
• Meningkatkan penemuan kasus HIV
• Meningkatkan kualitas hidup pasien HIV AIDS di Indonesia
• Menurunkan kejadian mother to child transmission

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini digunakan sebagai acuan atau arah kerja bagi tenaga kesehatan yang terlibat dalam
pelayanan HIV-AIDS.
Pelayanan ini ditujukan bagi semua pasien yang datang ke RS St Carolus Summarecon Serpong
dan kemudian menjadi terduga HIV atau pasien yang datang secara sukarela untuk skrining HIV.
Ruang lingkup pelayanan HIV-AIDS di RS St Carolus Summarecon Serpong meliputi :

1. Melayani pemeriksaan HIV untuk pasien yang datang secara sukarela untuk skrining HIV
2. Menawarkan semua wanita hamil untuk mengikuti skrining HIV dengan konseling yang memadai.
Pemeriksaan bersifat wajib.
3. Merekomendasikan pemeriksaan HIV secara rutin kepada pasien dengan kriteria :

4
a. Semua pasien yang didiagnosis infeksi menular seksual
b. Semua partner seksual dari laki-laki atau wanita yang diketahui HIV positif
c. Semua laki-laki dengan riwayat berhubungan seksual dengan laki-laki
d. Semua wanita partner seksual dari laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki
e. Semua pasien dengan riwayat penggunaan narkoba suntik
f. Semua pasien yang datang dengan menunjukkan gejala penurunan kekebalan tubuh
(immunocompromised) dan memiliki faktor resiko terinfeksi HIV.

4. Melayani konseling mengenai pemeriksaan HIV

5
BAB III
TATA LAKSANA

Penatalaksanaan pelayanan konseling dan skrining HIV-AIDS di Rumah Sakit St Carolus Summarecon
Serpong :
1. Semua wanita hamil harus ditawarkan untuk mengikuti skrining HIV dengan konseling yang
memadai. Pemeriksaan harus bersifat sukarela. Skrining harus dipertimbangkan sebagai salah satu
bagian dari standar pelayanan antenatal, meskipun klien tetap harus diinformasikan mengenai
manfaat dan risiko pemeriksaan ini serta hak mereka untuk menolak. Mereka tidak boleh diperiksa
tanpa sepengetahuannya.
2. Konseling pre test dan keputusan pasien mengenai pemeriksaan ini harus didokumentasikan di
dalam rekam medik pasien
3. Pasien yang menolak untuk dilakukan skrining, tetap berhak mendapatkan pelayanan antenatal
yang optimal
4. Pasien sebaiknya ditawarkan untuk skrining HIV pada kunjungan pertama ke pelayanan antenatal
5. Pasien yang hasil tes nya negative dan berperilaku risiko tinggi harus di tes ulang tiap trisemester
6. Wanita hamil yang tidak pernah menerima pelayanan antenatal dan tidak diketahui status HIV-nya
harus ditawarkan untuk mengikuti pemeriksaan HIV ketika masuk RS untuk melahirkan. Profilaksis
HIV harus diberikan pada bayi baru lahir.
7. Wanita hamil yang hasil tesnya positif selanjutnya akan dirujuk untuk ditangani oleh dokter yang
berpengalaman dalam menatalaksana wanita hamil yang positif HIV

6
8. Semua pasien, selain wanita hamil yang berperilaku resiko tinggi atau menujukkan gejala yang
sesuai dengan infeksi HIV (penurunan kekebalan tubuh), akan direkomendasikan untuk melakukan
skrining HIV. Pasien akan mendapat konseling yang tepat mengenai manfaat dan risiko dilakukan
test. Pasien berhak menolak, tapi semua keputusan pasien harus didokumentasikan di rekam medis
pasien tersebut.

BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan atau asuhan yang diberikan kepada pasien HIV-
AIDS . Hal – hal yang perlu ditulis/direkam pada pencatatan dan pelaporan pelayanan HIV-AIDS adalah :

1. Daftar pasien yang direkomendasikan melakukan pemeriksaan HIV-AIDS

2. Daftar pasien yang menolak dan menyetujui skrining HIV-AIDS

3. Jumlah pasien yang hasil tesnya positif

4. Jumlah pasien yang dirujuk

7
Dokumen terkait dengan Panduan Pelayanan HIV-AIDS adalah :
1. SPO Skrining HIV
2. SPO prosedur konseling pre test dan post test VCT
3. SPO pemindahan/rujukan pasien HIV ke fasilitas kesehatan lain

Anda mungkin juga menyukai