Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN

PENANGANAN HIV/AIDS
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
SAMARINDA

Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda


Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit menular yang bersifat
kronis yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh manusia. Kondisi ini tidak dapat
disembuhkan secara tuntas, akan tetapi dapat dikontrol dengan pemberian Obat Antiretro
Viral (ARV) seumur hidup. Kondisi seperti ini disebut kronis atau memerlukan
pengobatan jangka panjang. Kerusakan sistem tubuh menyebabkan pasien rentan terhadap
berbagai penyakit yang disebut sebagai infeksi oportunistik. Stadium klinis HIV dan fase
pengobatan menentukan dimana pasien akan ditemukan, tipe fasyankes yang akan
menemukan dan mengobati pasien serta sistem jejaring rujukan dan komunikasi agar
pasien tidak hilang, terdiagnosis, dan terkontrol dengan ARV. Pengetahuan tentang
stadium klinis diperlukan untuk membantu menumukan pasien, menentukan fasyankes
yang mampu merawat dan mengobati serta mempertahankan pasien untuk minum obat.
Dengan disusunnya Pedoman Penanganan HIV/AIDS RSIA Qurrata A’yun ini, berharap
untuk bisa mengimplementasikan pengelolaan pasien suspek, upaya preventif penularan,
dan pasien yang sudah terdiagnosa positif HIV/AIDS.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelayanan konseling dan tes HIV
dalam rangka penegakkan diagnosis HIV/AIDS untuk mencegah sedini mungkin
terjadinya penularan atau peningkatan kejadian infeksi HIV dan pengobatan lebih dini.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT),
b. Meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Theraphy (ART) atau kerjasama
dengan rumah sakit yang ditunjuk,
c. Meningkatkan fungsi pelayanan infeksi oportunistik (IO),
d. Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan faktor risiko Injection Drug
Use (IDU).
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan penanganan HIV/AIDS terdiri atas :
1. Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan melalui Voluntary Counselling Testing (VCT)
atau Konsultasi Test Sukarela (KTS) dan Tes Inisiasi Petugas Kesehatan (TIPK) untuk
pasien terduga/suspek HIV/AIDS
a. KTS dilakukan dengan langkah langkah meliputi; konseling pra test, tes HIV dan
konseling pasca test.
b. TIPK dilakukan dengan langkah – langkah meliputi; pemberian informasi tentang
HIV AIDS sebelum tes, pengambilan darah untuk diagnostik, penyampaian hasil tes,
dan konseling
c. TIPK dianjurkan sebagai standar pelayanan bagi :
1) Setiap orang dewasa, remaja atau anak anak yang datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan dengan tanda gejala, atau kondisi medis yang mengidentifikasikan
atau patut diduga telah terjadi infeksi HIV terutama pasien dengan riwayat
penyakit Tuberkulosis ( TB) dan Infeksi Menular Seksual ( IMS )
2) Asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin
3) Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan infeksi HIV
4) Anak anak dengan pertumbuhan sub optimal atau mal nutrisi di wilayah
epidemik luas yang tidak menunjukkan respon baik dengan pengobatan nutrisi
yang adekuat.
d. TIPK yang direkomendasikan oleh WHO memiliki dua kategori:
1) Tes Diagnostik, adalah bagian dari proses klinis untuk menetukan
diagnosapasien mengacu pada kondisi medis dari pasien misalnya TB atau gejala
klinisyang mengindikasikan secara kuat HIV sebagai penyakit yang
mendasarinya
2) Penawaran rutin untuk tes dan konseling kepada semua pasien dewasa yang
berobat ke sarana kesehatan tanpa memandang alasan berobatnya.
2. Pencegahan Penularan HIV
Pencegahan penularan HIV dapat dicapai dengan efektif dengan cara menerapkan pola
hidup aman dan tidak berisiko, meliputi upaya:
a. Pencegahan HIV melalui hubungan seksual,dengan cara:
1) Tidak melakukan hubungan seksual (abstinensia)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

2) Setia dengan pasangan ( be faithfull)


3) Menggunakan kondom secara konsisten ( condom use)
4) Menghindari penggunaan obat /zat adiktif ( No Drug )
5) Meningkatkan kemampuan pencegahan melalui edukasi sedini mungkin
(education)
6) Melakukan pencegahan lain/sirkumsisi
7) Mengobati Pasangan Seksual.
b. Pencegahan penularan HIV melalui hubungan non seksual,ditujukan untuk
mencegah penularan HIV melalui darah / donor darah.
c. Pencegahan penularan dari ibu ke anak, dilakukan melalui 4 (empat ) kegiatan yang
meliputi:
1) Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia produktif
2) Pencegahan kehamilan tak diinginkan pada perempuan dengan HIV
3) Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang
dikandungnya
4) Pemberian dukungan psikologissosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV
beserta anak dan keluarganya
3. Pengelolaan Pasien dengan HIV/AIDS
a. Care,support and Treatment (CST) merupakan layanan perawatan yang tersedia
melalui konseling dan tes HIV untuk tujuan skrining dan diagnostik.Terapi
antiretroviral (ARV) merupakan komitmen jangka panjang dan kepatuhan terapi
dalam rangka menekan replikasi HIV dan menghindari adanya resistensi,
b. Perawatan dan dukungan
Perawatan dan dukungan di laksanakan dengan pendekatan sesuai kebutuhan;
perawatan berbasis fasilitas kesehatan dan perawatan berbasis masyarakat.
c. Konseling hasil pemeriksaan diagnostik HIV.
d. Melakukan Dokumentasi dan Pelaporan hasil kegiatan.
e. Melakukan pengelolaan jenazah pasien dengan HIV/AIDS
f. Melakukan pengelolaan linen pasien dengan HIV/AIDS
g. Melakukan rujukan pada pasien dengan risiko tinggi HIV/AIDS
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

4. Ketentuan Pemeriksaan diagnosis HIV


a. Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan berdasarkan prinsip
confidentiality,consent,counseling,correct test results, Connections to HIV
prevention,treatment and care and support services
b. Prinsip konfidensialitas berarti pemeriksaan harus dirahasikan dan hanya dapat
dibuka kepada:
1) Yang bersangkutan
2) Tenaga kesehatan yang menangani
3) Keluarga terdekat dalam hal yang bersangkutan tidak cakap
4) Pasangan seksual
5) Pihak lain sesuai perundang-undangan
6) Tes HIV dilakukan dengan metode Rapid Diagnostic Test ( RDT) atau Enzyme
Imumuno Assay ( EIA).
5. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu dan Anak
Program PPIA merupakan program pencegahan penularan vertikal dari seorang ibu
kepada bayinya. Kerangka kerja program PPIA dilaksanakan melalui kegiatan
pencegahan dan penanganan HIV secara komprehensif berkesinambungan yang
meliputi tiga komponen sebagai berikut :
a. Pencegahan primer agar perempuan pada usia reproduksi (usia 15-49 tahun) tidak
tertular HIV.
b. Pencegahan kehamilan yang tak direncanakan pada perempuan pengidap HIV.
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Pencegahan dan penundaan kehamilan pada ibu dengan HIV melalui konseling
dan penyediaan sarana kontrasepsi yang aman dan efektif.
2) Perencanaan dan persiapan kehamilan yang tepat, jika ibu ingin hamil
c. Pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV
beserta anak dan keluarganya.
6. Infeksi Oportunistik
Seseorang yang terkena infeksi HIV akan menurun respon normalnya terhadap infeksi
bakteri,virus,jamur maupun parasit,yang jika pada orang normal tidak akan
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

menyebabkan penyakit tetapi akan menimbulkan penyakit pada ODHA,inilah yang


disebut sebagai Infeksi Oportunistik.
Infeksi oportunistik dapat menyerang semua organ atau sistem, meskipun kebanyakan
organ yang terserang adalah organ yang mempunyai hubungan dengan dunia luar
seperti kulit, mulut, paru, dan saluran cerna. Infeksi oportunistik pada ODHA
merupakan tanda menurunnya sistem imun. Kebanyakan IO yang mengancam jiwa
terjadi ketika jumlah CD4 < 200 sel/mm dan IO merupakan penyebab kematian
terbesar pada ODHA.
D. BATASAN OPERASIONAL
Pedoman ini dapat dijadikan acuan bagi Dokter, Perawat, Petugas Laboratorium dan Tim
Medis lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pada pasien yang
tersangka atau yang terindikasi tertular HIV/AIDS berdasarkan tanda dan gejala
HIV/AIDS melalui proses skrining yang dilakukan oleh petugas.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan
ARV;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 74 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Konseling dan Tes HIV;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV
dan AIDS;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran;
6. Kesepakatan Bersama 5 Menteri, Tahun 2013 tentang Peningkatan Pengetahuan
Komprehensif HIV/AIDS pada penduduk usia 15 sampai dengan 24 tahun;
7. Surat Edaran Menkes Nomor 129 tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pengendalian
HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS);
8. Surat Edaran Menkes Nomor GK/Menkes/001/I/2013 tentang Layanan Pencegahan
Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari Ibu ke Anak (PPIA);
9. Surat Edaran Dirjen PPPL No HK.02.03/D/III.2.823/2013 tentang Alokasi Biaya
Logistik Program Pengendalian HIV/AIDS dan IMS.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Distribusi Ketenagaan
Tim HIV/AIDS terdiri dari :
1 dokter spesialis penyakit dalam,
1 dokter spesialis anak,
1 dokter umum,
1 S1 Keperawatan,
3 DIII Keperawatan,
3 DIII Kebidanan,
1 Analis Kesehatan,
1 lulusan SMU.
B. Pengaturan Jaga
Tim melaksanakan tugas sesuai jam kerja Poli dan IGD dengan ketentuan :
Poli :
Hari Senin s/d Sabtu pukul 10.00 s/d 13.00 WITA, pukul 16.00 s/d 17.00, dan 19.30 s/d
21.00 WITA
IGD : 24 jam
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang (Poli)

Keterangan :
a = lemari b = meja dokter
c = meja perawat/bidan d = kamar mandi
B. Standar Fasilitas
a. Meja Pendaftaran
1. Papan petunjuk dipasang yang jelas untuk memudahkan akses pasien bertuliskan
Meja Pendaftaran.
2. Ruang tunggu di depan ruang konseling. Diruang tunggu tersedia televisi,kotak
saran, leaflet, meja dan kursi, kalender, dan tempat sampah.
b. Ruang Poli (Pemeriksaan)
Jam pemeriksaan dan anamnesa terintegrasi dalam jam pelayanan kesehatan poli, yaitu
setiap hari Senin s/d Sabtu pukul 10.00 s/d 13.00 WITA, pukul 16.00 s/d 17.00, dan
19.30 s/d 21.00 WITA. Untuk layanan melalui IGD, dapat dilakukan selama 24 jam.
c. Ruang Konseling Ruang konseling disediakan senyaman mungkin dan terjaga
kerahasiaannya serta terpisah dari ruang tunggu. Ruang konseling dilengkapi :
1. 2 meja dan 4 kursi ( tempat duduk bagi klien maupun konselor ), 1 lemari dokumen
dan disediakan kamar mandi
2. Buku catatan daftar pasien, formulir informed consent, formulir konseling pre dan
pasca testing, buku rujukan, formulir rujukan, kalender, formulir ikhitisar perawatan
pasien dan ATK.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Alur Pelayanan tes HIV

B. Tatalaksana VCT dan TIPK


1. Pasien dengan suspek HIV mendapatkan informasi mengenai HIV/AIDS,
2. Melakukan inisiasi tes HIV dan memberikan informed consent pemeriksaan
laboratorim untuk diagnostik HIV,
3. Jika pasien setuju atau menolak, pasien menandatangi formulir persetujuan atau
penolakan tindakan pemeriksaan HIV,
4. Menyampaikan hasil test kepada klien/pasien, jika hasil negatif :
a. Petugas menyampaikan hasil test negatif dan memberikan informasi tentang
pencegahan HIV
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

b. Sarankan klien/pasien untuk konseling lebih lanjut dan test ulang setelah beberapa
waktu.
5. Menyampaikan hasil test jika hasil positif :
a. Petugas menyampaikan hasil test positif
b. Berikan dukungan pada pasien dalam menanggapi hasil test
c. Menginformasikan perlunya perawatan dan pengobatan.
d. Menginformasikan cara pencegahan penularan kepada pasangan
e. Menginformasikan layanan pengobatan ARV
d. Melakukan dokumentasi dan pelaporan
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

BAB V
LOGISTIK

A. Kebutuhan Anggaran kegiatan pengendalian HIV/AIDS dari Anggaran Rutin Rumah Sakit
Ibu dan Anak Qurrata A’yun.
B. Peralatan dan Bahan yang dibutuhkan untuk program pengendalian HIV/AIDS berasal
dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Qurrata A’yun
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Kewaspadaan merupakan upaya pencegahan infeksi yang megalami perjalan panjang. Mulai
dari infeksi nosokomial yang menjadi ancaman bagi petugas kesehatan dan
pasien.Seperangkat prosedur dan pedoman yang dirancang untuk mencegah terjadinya infeksi
pada tenaga kesehatan dan juga memutus rantai penularan ke pasien.Terutama mencegah
penularan melalui darah dan cairan tubuh. Prinsip Kewaspadaan Umum di Jabarkan dalam 5
kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci Tangan guna mencegah infeksi silang
Cuci tangan dilakukan :
a. Setelah menyentuh darah,cairan tubuh sekresi dan bahan terkontami nasi lain
b. Segera setelah melepas sarung tangan
c. Cuci tangan dengan menggunakan 6 langkah
d. Antiseptik dan Air mengalir
2. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
a. Masker
b. Pelindung Mata
c. Pelindung Kepala
d. Gaun/Jubah/Apron
e. Pelindung Kaki
f. Sarung tangan
3. Pengelolaan alat Kesehatan bekas pakai ( Dekontaminasi, sterilisasi, disinfeksi)
a. Dekontaminasi : suatu proses menghilangkan mikroorganisme patogendan kotoran
dari suatu benda sehingga aman untuk pengelolaan Alkes bekas pakai.
b. Pencucian : Proses secara fisik untuk menghilangkan kotoran terutama bekas
darah ,cairan tubuh dan benda asing lainnya seperti debu, kotoran yang menempel di
kulit atau di alat kesehatan.
c. Disinfeksi : Suatu proses untuk menghilangkan sebagian mikroorganisme
d. Sterilisasi : Suatu proses untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme termasuk
endospora bakteri dari alat kesehatan. Cara paling aman untuk pengelolaan Alkes
yang berhubungan langsung dengan darah.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

4. Pengelolaan Jarum dan Alat Tajam


Jarum dan Alat Tajam dimasukkan ke dalam safety box.
5. Pengelolaan Limbah dan Sanitasi Ruangan
Pemilihan Cara Pengelolaan Limbah dan Sanitasi Ruangan
a. Limbah Cair
b. Sampah Medis
c. Sampah Rumah Tangga
d. Disinfeksi Permukaan
6. Penanganan Linen
Linen infeksius atau terkontaminasi dengan darah atau kontaminen lain dipisahkan
dengan menggunakan kantong kresek warna kuning
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Perlindungan Diri , Profilaksis pasca Pajanan HIV (PPP)


Profilaksis Pasca Pajanan HIV merupakan tindakan Pencegahan terhadap petugas
kesehatan yang tertular HIV akibat tertusuk jarum, tercemar darah dari penderita atau
mayat pasien HIV.Paparan cairan infeksius tidak saja membawa virus HIV tetapi juga
virus Hepatitis. Perlukaan pekutaneus merupakan kecelakaan kerja tersering dan biasanya
disebabkan oleh jarum yang berlubang.
B. Faktor yang mempengaruhi
1. Jumlah dan Jenis cairan yang mengenai
2. Dalamnya Tusukan atau Luka
3. Tempat perlukaan atau paparan.
C. Indikasi Pemberian Profilaksis Pasca Pajanan
1. Tertusuk/ luka superficial yang merusak kulit oleh jarum yang telah terpapar sumber
dengan HIV + asimtomatik . Membran mukosa terpapar oleh darah terinfeksi HIV
dalam jumlah banyak dari sumber HIV + asimtomatik ( tergantung banyak tidaknya
volume dan tetesan ).
2. Membran mukosa terpapar darah yang terinfeksi HIV + dalam jumlah sedikit, dari
sumber dengan HIV + simptomatik.
3. Terpapar dengan orang HIV + asimtomatik lewat tusukan yang dalam dengan jarum
berlubang yang berukuran besar.
4. Luka tusukan Jarum dengan darah yang terlihat di permukaan jarum.
5. Luka tusukan jarum yang telah digunakan untuk mengambil darah arteri atau vena
pasien.
6. Luka tusuk dari jenis jarum apapun yang telah di gunakan pada sumber dengan HIV+
yang simptomatik.
7. Membran mukosa yang tepapar oleh darah yang terinfeksi HIV dalam jumlah yang
banyak dari sumber HIV + yang simptomatik.
8. Tusukan jarum dengan tipe jarum apapun dan bebagai derajat paparan dari sumber
dengan status HIV tidak diketahui tetapi memiliki faktor resiko HIV.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

9. Tusukan jarum dengan tipe jarum apapun dan bebagai derajat paparan dari sumber
yang tidak diketahui status HIV dan tidak diketahui faktor resikonya, namun dianggap
sebagai sumber HIV +.
10. Membran mukosa yang terpapar darah dalam jumlah berapapun dari sumber yang
tidak diketahui status HIV tetapi memiliki faktor resiko HIV.
11. Membran Mukosa yang terpapar dalam dalam jumlah berapapun dari sumber yang
tidak diketahui status HIV nya, namun sumber tersebut dianggap sebagai sumber HIV
+.
D. Penatalaksanaan Pasca Pajanan.
1. Keputusan Pemberian ARV harus segera diambil dan ARV diberikan < 4 jam setelah
paparan.
2. Penanganan luka
3. Beri Informed Consent
4. Lakukan test HIV
5. Pemberian ARV profilaksis
6. Penanganan tempat paparan/luka : Segera!!
7. Luka tusuk : bilas air mengalir dan sabun /antiseptik
8. Pajanan mukosa mulut : ludahkan dan kumur
9. Pajanan mukosa mata :Irigasi dengan air/garam fisiologis
10. Pajanan mukosa hidung : Hembuskan keluar dan bersihkan dengan air
11. Jangan dihisap dengan mulut, jangan ditekan
12. Disinfeksi Luka dan daerah sekitar kulit dengan salah satu :
13. Betadine (povidone iodine 2.5 %) selama 5 menit.
14. Alkohol 70 % selama 3 menit .
Catatan :
1. Chlorhexidine cetrimide bekerja melawan HIV tetapi bukan HBV.
2. Pelaporan terjadinya paparan. Rincian waktu, tempat, paparan dan konseling serta
manajemen pasca paparan.
3. Evaluasi dan risiko transmisi.
4. Konseling berupa risiko transmisi, penceganan transmisi sekunder, tidak boleh hamil
dsb.
5. Pertimbangan pemakaian terapi profilaksis pasca paparan.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

6. Pemantauan (follow up).


E. Pemantauan
Tes Antibodi dilakukan pada minggu ke-6 , minggu ke-12 dan bulan ke-6. Dapat
diperpanjang sampai bulan ke-12.
F. Aspek Manajemen.
1. Merupakan bagian medico legal
2. Perlu dilakukan pencatatan dan evaluasi
3. Evaluasi meliputi :
a. Kesalahan sistem.
b. Tidak ada pelatihan.
c. Tidak ada SOP tidak tersedia alat pelindung diri.
d. Ratio pekerja dan pasien yg tidak seimbang.
e. Kesalahan manusia.
f. Kesalahan dalam penggunaan dan pemilihan alat kerja.
g. Rekomendasi kepada management RS perlu diberikan setelah evaluasi dilakukan
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN
Jl. D.I. Panjaitan No. 77 Samarinda Telp (0541) 282816
e-mail rsqurrataayun@gmail.com

BAB VIII
DOKUMENTASI

Dokumentasi melalui pencatatan di rekam medik berupa:


1. Form rujukan pasien HIV/AIDS
2. Daftar Nama Pasien
3. MoU dengan fasilitas rujukan

Anda mungkin juga menyukai