DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ……………..
Jalan xxxxxxxxxxxxxxxx, Telepon (0651) xxxxxxxxx, Email: .........................@gmail.com
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan HIV dan IMS merupakan suatu pelayanan terpadu,
komprehensif dan berkesinambungan yang diberikan oleh Puskesmas kepada
individu atau komunitas. Layanan komprehensif adalah upaya yang meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang mencakup semua bentuk
layanan HIV dan IMS, seperti kegiatan KIE pengetahuan komprehensif, promosi
penggunaan kondom, pengendalian faktor risiko, layanan Konseling dan Tes HIV
(KTS dan KTIP), Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP), Pencegahan
Penularandari Ibu ke Anak (PPIA), Pengurangan Dampak Buruk NAPZA (LASS,
PTRM, PTRB), layanan IMS, Pencegahan penularan melalui darah donor dan
produk darah lainnya, serta kegiatan monitoring dan evaluasi serta surveilan
epidemiologi di Puskesmas Rujukan dan Non‐Rujukan termasuk fasilitas
kesehatan lainnya dan Rumah Sakit RujukanKabupaten/Kota.
Layanan yang berkesinambungan adalah pemberian layanan HIV & IMS
secara paripurna, yaitu sejak dari rumah atau komunitas, ke fasilitas layanan
kesehatan seperti puskesmas, klinik dan rumah sakit dan kembali ke rumah atau
komunitas; juga selama perjalanan infeksi HIV (semenjak belum terinfeksi
sampai stadium terminal). Kegiatan ini harus melibatkan seluruh pihak terkait,
baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat (kader, LSM, kelompok
dampingan sebaya, ODHA, keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh
masyarakat serta organisasi/kelompok yang ada di masyarakat).
Layanan komprehensif dan berkesinambungan juga memberikan
dukungan baik aspek manajerial, medis, psikologis maupun sosial ODHA selama
perawatan dan pengobatan untuk mengurangi atau menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan penemuan kasus HIV adalah untuk mengidentifikasi individu yang
terinfeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) sehingga mereka dapat
menerima perawatan yang tepat dan pencegahan lebih lanjut dapat diambil.
Tujuan khusus
1. Pengobatan dan Perawatan yang Tepat, yaitu identifikasi kasus HIV
memungkinkan individu yang terinfeksi untuk segera memulai pengobatan
antiretroviral (ARV) yang dapat memperlambat perkembangan penyakit AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan menjaga sistem kekebalan
tubuh mereka. Ini membantu meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup
mereka.
2. Pencegahan Penularan, yaitu dengan menemukan kasus HIV, langkah-
langkah pencegahan dapat diambil untuk mencegah penularan virus kepada
orang lain. Orang yang terinfeksi dapat mendapatkan nasihat tentang
perilaku yang aman, termasuk penggunaan kondom dan menghindari
berbagi jarum suntik, yang dapat membantu mengurangi penularan HIV.
3. Konseling dan Dukungan, yaitu penemuan kasus HIV juga memungkinkan
individu yang terinfeksi untuk mendapatkan akses ke konseling dan
dukungan psikososial. Ini penting untuk membantu mereka mengatasi
stigma, depresi, dan kecemasan yang seringkali terkait dengan diagnosis
HIV.
4. Pengawasan Penyebaran Virus, yaitu melalui penemuan kasus HIV, pihak
berwenang dan organisasi kesehatan dapat melacak dan memantau
penyebaran virus dalam populasi. Ini membantu dalam perencanaan dan
pelaksanaan program pencegahan yang lebih efektif.
5. Mengidentifikasi Kluster dan Sumber Penularan, yaitu penemuan kasus HIV
dapat membantu dalam mengidentifikasi kluster infeksi dan sumber
penularan. Ini dapat membantu dalam investigasi epidemiologi untuk
menghentikan penyebaran virus lebih lanjut, terutama dalam kasus wabah.
6. Perencanaan Layanan Kesehatan, yaitu data tentang jumlah kasus HIV yang
teridentifikasi dapat digunakan untuk perencanaan layanan kesehatan yang
lebih baik dan alokasi sumber daya yang tepat.
Penting untuk mencatat bahwa penemuan kasus HIV harus dilakukan dengan
rahasia dan menghormati hak privasi individu yang terinfeksi. Kebijakan privasi
dan perlindungan data sangat penting dalam penanganan informasi tentang
status HIV seseorang.
E. SASARAN
Sasaran kegiatan pencegahan penularan HIV adalah kelompok individu atau
populasi tertentu yang memiliki risiko tertinggi terpapar kedua penyakit ini.
Identifikasi dan penargetan sasaran yang tepat adalah kunci dalam menjalankan
program pencegahan yang efektif. Berikut adalah beberapa sasaran utama
kegiatan pencegahan penularan HIV, yaitu :
1. Individu dengan Risiko Tinggi:
Individu yang memiliki perilaku seksual berisiko tinggi, seperti memiliki
banyak pasangan seksual, berhubungan seks tanpa kondom, atau terlibat
dalam hubungan seks dengan individu yang berisiko tinggi.
F. JADWAL PELAKSANAAN
Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan penemuan kasus HIV adalah sebagai
berikut:
B U LA N Keterangan
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12
1
Kunjungan
Posyandu
Kunjungan dilakukan oleh
Posyandu Pj. Program
√
dengan HIV bersama
kegiatan Petugas
skrining Ibu Laboratorium
Hamil Puskesmas
G. BIAYA
Biaya untuk pelaksanaan kegiatan ini dapat diperoleh dari dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK).
I. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini disusun untuk dapat dilaksanakan sesuai jadwal
kegiatan
Mengetahui ;
Kepala UPTD Puskesmas Johan Pahlawan Penanggungjawab
Program HIV dan Sifilis