Anda di halaman 1dari 6

DINAS KESEHATAN KABUPATEN AGAM

UPTD PUSKESMAS PASAR AHAD


Jalan Raya Maninjau Lubuk Basung Nagari Duo Koto Kec.Tanjung Raya
Telp.0752-61107 Kode Pos 26471.26471 Email: puskesmas.psa@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM HIV – AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL

A. PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu dari negara di Asia yang memiliki kerentanan HIV
akibat dampak perubahan ekonomi dan perubahan kehidupan sosial. Saat ini epidemi
AIDS dunia sudah memasuki dekade ketiga, namun penyebaran infeksi terus
berlangsung yang menyebabkan negara kehilangan sumber daya dikarenakan masalah
tersebut. Materi dasar dalam pelatihan konseling dan tes HIV akan menggambarkan
kebijakan Pemerintah RI dalam penanganan HIV dan membantu peserta memahami arti
dari epidemiologi. Program HIV AIDS dikelola pemerintah dan masyarakat merupakan
kebijakan yang terpadu untuk mencegah penularan HIV dan memperbaiki kualitas
hidup orang dengan HIV. Berdasarkan Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang
kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip
non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan.
Infeksi Menular Seksual (IMS) di negara berkembang merupakan masalah besar
dalam bidang kesehatan masyarakat. Di Asia Tenggara terdapat hampir 50 juta IMS
setiap tahun. IMS dapat menyebabkan individu menjadi rentan terhadap infeksi HIV.
IMS dalam populasi merupakan faktor utama pendorong terjadinya pandemi HIV di
negara berkembang. Proporsi infeksi baru HIV dalam populasi IMS, lebih tinggi pada
awal dan pertengahan epidemi HIV. Penularan infeksi melalui hubungan seksual diikuti
dengan perilaku yang menempatkan individu dalam resiko tertular HIV, seperti
berganti-ganti pasangan seksual, pasangan beresiko tinggi, dan tidak konsisten
menggunakan kondom. Pencegahab terhadap IMS akan melindungi diri tertular HIV.

B. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan mengurangi
risiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak
sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, agar
individu dan masyarakat menjadi produktif dan bermanfaat untuk pembangunan. Hal
ini memerlukan peran aktif berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat
termasuk mereka yang terinfeksi dan terdampak, sehingga keseluruhan upaya
penanggulangan HIV dan AIDS dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, yang
menyangkut area pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan pengembangan
lingkungan yang kondusif. Untuk keberhasilan program pencegahan dan
pengobatan diperlukan peran aktif dari kelompok populasi kunci yaitu : (1) Orang-
orang berisiko tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual berisiko yang tidak
terlindung, bertukar alat suntik tidak steril; (2) Orang-orang yang rentan adalah orang
yang karena pekerjaan, lingkungannya rentan terhadap penularan HIV, seperti buruh
migran, pengungsi dan kalangan muda berisiko; dan (3) ODHA adalah orang yang sudah
terinfeksi HIV. Epidemi HIV merupakan masalah dan tantangan serius terhadap
kesehatan masyarakat di dunia. Pada tahun 2007 jumlah ODHA di seluruh dunia
diperkirakan sudah mencapai 33.2 juta (30.6–36.1 juta). Setiap hari, lebih 6800 orang
terinfeksi HIV dan lebih dari 5700 meninggal karena AIDS, yang disebabkan terutama
kurangnya akses terhadap pelayanan pengobatan dan pencegahan HIV. Seperti
diketahui situasi epidemi HIV dan AIDS di indonesia telah memasuki epidemi
terkonsentrasi. Berdasarkan hasil Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) pada
populasi kunci tahun 2007 dan 2011 (Kemenkes, 2007 dan 2011) menunjukkan bahwa
pravalensi HIV pada pengguna napza suntik (penasun) turun dari 52,4% pada tahun
2007 menjadi 42,4% tahun 2011. Prevalensi HIV pada waria, wanita pekerja seks
langsung (WPSL) dan wanita pekerja seks tidak langsung (WPSTL) tampak stabil atau
sedikit berkurang, dari 24,3% menjadi 23,2% (waria), dari 9,8% menjadi 9,3%(WPSL),
dan 4% menjadi 3% menjadi 3,1% (WPSTL). Namun demikian, meningkatnya
prevalensi HIV pada lelaki yang seks dengan lelaki (LSL) dari 5,3% menjadi 12,4% dan
klieng WPS dari 0,1% menjadi 0,7% meningkatkan kekhawatiran. Model matematik dari
epidemi HIV di Indonesia (Asian Epidemic Model) menunjukkan proyeksi jumlah orang
dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang meningkat pesat sampai dengan tahun 2016 jika
tidak dilakukan percepatan upaya pencegahan dan pengobatan. Dalam menghadapi
epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV dan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi, untuk
menghasilkan program yang cakupannya tinggi, efektif dan berkelanjutan.
UPTD Puskesmas Pasar Ahad sebagai salah satu Puskesmas di Kabupaten Agam
ikut serta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS dengan mengadakan
penyuluhan tentang HIV-AIDS dan IMS ke kelompok resiko tinggi dan kelompok yang
rentan tertular HIV yang menjadi populasi kunci dalam keberhasilan
penanggulangan HIV-AIDS ini.

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Program HIV AIDS dan IMS di UPTD Puskesmas Pasar Ahad adalah pencegahan
dan penanggulangan HIV- AIDS dan IMS di masyarakat.
2. Tujuan khusus
Program HIV- AIDS dan IMS di UPTD Puskesmas Pasar Ahad adalah;
- Menemukan kasus baru penderita HIV dan IMS
- Mencegah penularan HIV dan IMS
- Meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan
tertular HIV tentang HIV – AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS).

D. KEGIATAN
1. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada penyelenggaran UKP:
- Melakukan Test HIV atas Inisiasi Petugas Kesehatan (PITC) pasien yang
berkunjung ke pelayanan poli umum dan KIA
- Melakukan Konseling dan Test HIV sukarela (VCT) maupun konseling IMS baik
rujukan dari dalam gedung maupun luar gedung UPTD Puskesmas PasarAhad
- Pemeriksaan diagnosis HIV dan IMS
- Memberikan pengobatan pada pasien dengan IMS
- Melakukan rujukan pasien dengan HIV positive kelayanan PDP dan pendamping
(atas izin pasien)

2. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada Penyelenggaraan UKM:


- Pelaksanaan kegiatan berupa penyuluhan kepada kelompok resiko tinggi dan
rentan tertular HIV tentang masalah HIV-AIDS dan penyakit IMS
- Pelaksanaan kegiatan berupa penyuluhan kepada kelompok anak sekolah tentang
HIV/AIDS dan penyakit IMS
- Penjaringan HIV luar gedung pada pasien TB dan Ibu Hamil
- Kegiatan mobile VCT

E. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada penyelenggaran UKP:
a. Syarat
 Membawa dokumen administrasi yang diperlukan
 Pengguna layanan BPJS harus membawa kartu BPJS
 Pengguna layanan umum harus membawa KTP, Kartu Keluarga
 Setiap klien akan dipanggil sesuai nomor antrian untuk mendaftar diloket
 Setiap klien menunggu diruang tunggu untuk dipanggil sesuai dengan urutan
rekam medik
b. Biaya
Gratis
c. Waktu
 Waktu :
Senin – Sabtu : Poli umum/KIA
Jumat : 08.00 – 11.00
d. Prosedur pelayanan
1) Datang sendiri atau diantar oleh pejangkau
2) Membawa rujukan bila dirujuk oleh fasilitas kesehatan lain
3) Membawa persyaratan dokumen administrasi
4) Melalui alur pendaftran
e. Produk / hasil pelayanan yang akan diterima klien :
1) Pelayanan medis
2) Resep obat
3) Surat pengantar pemeriksaan laboratorium
4) Mengetahui hasil pemeriksan laboratorium
5) Surat rujukan
6) Konseling pratest dan posttest
f. Kompetensi petugas
 Konselor yang terlatih sebanyak 2 orang
g. Sarana dan Prasarana
1) ruang tunggu
2) ruang konseling
3) alat diagnostik
4) media informasi
h. Pelayanan informasi
Klien mendapat informasi mengenai :
1) Penyakit yang diderita
2) Tindakan medis yang akan dilakukan
3) Kemungkinan efek samping obat dan tindakan serta cara mengatasinya

2. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada Penyelenggaraan UKM:


a. Penyuluhan HIV AIDS dan IMS sesuai dengan kegiatan pada perencanaan BOK.
b. Penyuluhan HIV AIDS dan IMS diluar gedung maupun didalam gedung dengan
mengundang kader kesehatan maupun kelompok resiko tinggi dan rentan tertular
HIV-AIDS dan penyakit IMS
c. Penjaringan HIV luar gedung pada pasien TB dan Ibu Hamil

F. SASARAN KEGIATAN
1. Konseling dan test terutama pada
a. Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan rentan tertular HIV-AIDS
dan penyakit Infeksi Menular seksual (IMS), yaitu wanita penjaja seks (WPS),
Lelaki Beresiko Tinggi (LBT), pengguna nafza suntik, waria, LSL dan pasangan
beresiko tinggi
b. Klien yang berkunjung ke UPTD Puskesmas Pasar Ahad yang menunjukan adanya
gejala IMS dan Infeksi Opportunistik (IO) HIV-AIDS
c. Semua ibu hamil baik yang berkunjung ke Puskesmas DTP Sukamantri maupun
rujukan dari fasilitas kesehatan lain
d. Pasien TB paru
2. Melakukan rujukan pasien dengan HIV positive kelayanan PDP untuk mendapatakan
terapi ARV sebesar 100%
3. Penyuluhan HIV-AIDS dan IMS dilakukan minimal 3 kali dalam 1 tahun
4. Laporan program HIV-AIDS dan IMS setiap bulan pada tanggal 25

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Konseling dan Test √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Merujuk pasien ke layanan PDP
3 Penyuluhan √ √ √
5 Laporan Bulanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan program akan dievaluasi 3 bulan sekali untuk melihat
kesesuaian antara rencana kegiatan dan realisasinya.

I. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. PENCATATAN
a. Kegiatan program pada penyelenggaraan UKP akan dicatat pada format
pencatatan harian kemudian akan direkap pada akhir bulan
b. Kegiatan program pada penyelenggaraan UKM akan didokumentasikan pada
notulen kegiatan

2. PELAPORAN
Laporan bulanan program, laporan penyuluhan dan kegiatan mobile vct akan
dilaporkan kepada kepala Puskesmas dan kemudian akan diserahkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Agam

3. EVALUASI KEGIATAN
1. Program akan dievaluasi oleh Tim Mutu Puskesmas 3 bulan sekali.
2. Program akan dievaluasi oleh Dinas Kesehatan 3 bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai