Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN PROGRAM

HIV/AIDS
TAHUN 2023

Nomor:

A. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar
dapat kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya
dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok,
berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Penyakit HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang
merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan
menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan,
kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang
berbagai penyakit.Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan
berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV.
Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya. Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan
AIDS, Akan tetapi ada obat untuk memperlambat perkembangan
penyakit tersebut dan dapat meningkatkan harapan hidup.
Penderita.Virus HIV terbagi menjadi 2 tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2.
Masing-masing tipe terbagi lagi menjadi beberapa subtipe. Pada banyak
kasus infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1, 90% di antaranya adalah HIV-1
subtipe M. Sedangkan HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil
individu, terutama di Afrika Barat.Infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih
dari 1 subtipe virus, terutama bila seseorang tertular lebih dari 1 orang.
Kondisi ini disebut dengan superinfeksi. Meski kondisi ini hanya terjadi
kurang dari 4% penderita HIV, risiko superinfeksi cukup tinggi pada 3
tahun pertama setelah terinfeksi.
B. LATAR BELAKANG
Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia
meningkat di tahun 2023. Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr.
Muhammad Syahril menyebut penularan kasus didominasi oleh ibu
rumah tangga. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan jumlah ibu
rumah tangga yang terinfeksi HIV mencapai 35%. Angka tersebut lebih
tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya seperti suami
pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man). Ia mengatakan,
penyebab tingginya penularan HIV pada ibu rumah tangga karena
pengetahuan akan pencegahan dan dampak penyakit yang rendah serta
memiliki pasangan dengan perilaku sex berisiko. Ibu rumah tangga yang
terinfeksi HIV berisiko tinggi untuk menularkan virus kepada anaknya.
Penularan bisa terjadi sejak dalam kandungan, saat proses kelahiran,
atau saat menyusui. Secara umum, penularan HIV melalui jalur ibu ke
anak menyumbang sebesar 20-45% dari seluruh sumber penularan HIV
lainnya seperti melalui sex, jarum suntik dan transfusi darah yang tidak
aman. Dampaknya, sebanyak 45% bayi yang lahir dari ibu yang positif
HIV akan lahir dengan HIV. Dan sepanjang hidupnya akan menyandang
status HIV Positif. Saat ini kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun
mencapai 14.150 kasus. Angka ini setiap tahunnya bertambah sekitar
700-1000 anak dengan HIV. Terkait dengan proses deteksi, Kemenkes
mencatat hanya 55% ibu hamil yang di tes HIV karena sebagian besar
tidak mendapatkan izin suami untuk di tes. Dari sejumlah tersebut 7.153
positif HIV, dan 76% nya belum mendapatkan pengobatan ARV, ini juga
akan menambah resiko penularan kepada bayi. Upaya untuk melakukan
skrining pada setiap individu kini menjadi prioritas pemerintah untuk
mencapai eliminasi (termasuk pemutusan mata rantai penularan HIV
secara vertikal dari ibu ke bayi). Setiap ibu yang terinfeksi 100% harus
mendapatkan tatalaksana yang cukup.
Selama ini kegatan Deteksi dini ibu hamil, pasien tb, factor resiko
HIV/AIDS sudah dilaksanakan rutin setiap bulan oleh petugas kesehatan
dalam rangka untuk mengetahui lebih dini status HIV pada pasien di
wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo.
Program HIV/AIDS mengacu pada Visi dan Misi Puskesmas
Wongsorejo yaitu: Sesuai dengan Visi Puskesmas Wongsorejo
“Terwujudnya masyarakat banyuwangi yang semakin maju, sejahtera dan
berkah” dan Misi Puskesmas Wongsorejo yaitu: Membangun SDM
unggul berkharakter dan harmonisasi social yang kondusif. Dengan
adanya visi dan misi tersebut upaya pelacakan atau penemuan kasus
HIV/AIDS yang baru di wilayah Puskesmas Wongsorejo dapat terlaksana
dengan baik dan mendapat dukungan dari masyarakat sehingga dapat
mengurangi permasalahan atau pemikiran negative terhadap pasien
yang terjangkit penyakit HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas
Wongsorejo.
Dalam pelaksanaan kegiatan HIV/AIDS mengacu tata nilai
puskesmas yaitu HEBAT (Harmonis, Edukatif, Bersih, Aman,Tertib).
1. Harmonis adalah Bekerjasama Dengan Baik yaitu melakukan
Kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan pasien
2. Edukatif adalah Aktif memberikan pengetahuan / informasi kesehatan
kepada masyarakat
3. Bersih adalah Bersih diri dan Lingkungan yaitu selalu menjaga
performance pegawai dan lingkungan
4. Aman adalah Aman dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai
SOP dan menciptakan lingkungan puskesmas yang aman
5. Tertib adalah Tertib dalam pelaksanaan administrasi dalam setiap
kegiatan yang berhubungan dengan program maupun
pengembangan dengan memanfaatkan pengunaan teknologi.
Pelayanan HIV/AIDS di Puskesmas Wongsorejo meliputi upaya
promotif, preventif dan kuratif dilaksanakan dalam dan luar gedung.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjangkau masyarakat yang beresiko untuk melakukan
pemeriksaan HIV agar mengetahui status HIV nya.

2. Tujuan Khusus
a. Menemukan kasus baru penderita HIV.
b. Mengurangi penyebaran penularan HIV/AIDS pada bayi dari ibu
yang terinfeksi HIV.
c. Menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS,
serta meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan
kelompok rentan tertular HIV.
D. KEGIATAN POKOK
1. Promotif
Memberikan edukasi dan sosialisasi kepada segenap lapisan
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
HIV/AIDS, misalnya di Posyandu,puskel dll.
2. Preventif
Melakukan pemeriksaan deteksi dini HIV/AIDS pada semua ibu
hamil untuk mengurangi penularan pada anak, semua pasien TB,
pasien dengan keluhan/gejala infeksi menular seksual.
3. Kuratif
Memberikan rujukan kepada pasien ibu hamil yang ditemukan
terinfeksi virus HIV ke Puskesmas PDP untuk pemeriksaan lebih
lanjut dan mendapatkan ARV.
4. Rehabilitatif
Melakukan kunjungan rumah pada pasien ODHIV untuk
memantau Kondisi kesehatan, kepatuhan minum obat dan
memberikan konseling tentang PHBS.

PERAN LINTAS PROGRAM DALAM PROGRAM HIV/AIDS


NO LINTAS
PERAN
. PROGRAM
1 Program TB Berkerja sama dalam merujuk pasien TB
baru untuk dilakukan pemeriksaan
HIV/AIDS.
2 Program Berkerja sama dalam penyuluhan/
Promkes sosialisasi tentang Penyakit HIV/AIDS.

PERAN LINTAS UKP DALAM PROGRAM HIV/AIDS


NO LINTAS UKP
PERAN
.
1 POLI UMUM / Bekerjasama dalam deteksi dan
UGD pengobatan pasien HIV/AIDS yang
berkunjung ke Puskesmas.
2 POLI KIA Bekerja sama dalam merujuk pasien ibu
hamil baru ke laboratorium untuk di
lakukan pemeriksaan HIV.
PERAN LINTAS SEKTOR DALAM PROGRAM HIV/AIDS
NO LINTAS PERAN
. SEKTOR
1 Camat 1) Penasehat dan penanggung jawab
semua program kesehatan di wilayah
kecamatan Wongsorejo.
2) Memfasilitasi koordinasi lintas sektor
semua program.
3) Mendukung semua kegiatan program
kesehatan di wilayah kecamatan
Wongsorejo.
4) Membuat dan menetapkan regulasi
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
program kesehatan.
5) Membantu penanggulangan kejadian
luar biasa.
2 Dinas 1) berkoordinasi pada kegiatan yang
Pendidikan melibatkan siswa
 Penyuluhan Kesehatan HIV/AIDS
untuk SMP, SMA sederajat.
3 Kader 1) Sebagai penggerak peran serta
msyarakat / membantu kegiatan
puskesmas di masyarakat.
2) Sebagai penyuluh kesehatan tentang
HIV/AIDS di masyarakat.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Upaya pelayanan perawatan/ pengobatan di dalam gedung:
a. POLI UMUM / UGD: Bekerjasama dalam deteksi dan pengobatan
pasien HIV/AIDS yang berkunjung ke Puskesmas.
b. POLI KIA: Bekerja sama dalam merujuk pasien ibu hamil baru ke
laboratorium untuk di lakukan pemeriksaan HIV.

2. Upaya pelayanan di luar gedung:


a. Penyuluhan HIV/AIDS pada siswa SMP-SMA.
1) Menentukan jadwal pelaksanaan sosialisasi.
2) Menyiapkan undangan, daftar hadir, materi yang akan
disampaikan.
3) Menyiapkan sarana dan prasarana
4) Sasaran mengisi daftar hadir
5) Petugas memberikan sosialisasi materi kesehatan HIV/AIDS
6) Petugas melakukan evaluasi dan umpan balik pelaksanaan
kegiatan
7) Dokumentasi pelaksanaan sosialisasi

b. Kunjungan rumah pasien TB untuk dilakukan pemeriksaan HIV.


1) Menyiapkan data sasaran pasien TB.
2) Menentukan jadwal kunjungan.
3) Menyiapkan surat tugas, buku kegiatan kunjungan.
4) Menyiapkan sarana dan prasarana.
5) Melakukan pengambilan sampel darah
6) Petugas melakukan evaluasi dan umpan balik pelaksanaan
kegiatan.
7) Dokumentasi pelaksanaan kunjungan.

c. Mobile VCT pada kelompok Ibu Hamil


1) Menentukan jadwal pelaksanaan pemeriksaan.
2) Menyiapkan sarana dan prasarana.
3) Melakukan pengambilan sampel darah.
4) Petugas melakukan evaluasi dan umpan balik pelaksanaan
kegiatan.
5) Dokumentasi pelaksanaan pemeriksaan.

F. SASARAN
1. Pasien ibu hamil
2. Pasien yang menderita TB
3. Pasien yang berkunjung ke puskesmas yang menunjukan adanya
gejala IMS
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Jenis Kegiatan Bulan tahun 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. penyuluhan siswa
SMP-SMA
2. Mobile VCT pada
kelompok ibu
hamil
3 Kunjungan rumah
pasien TB untuk
dilakukan
pemeriksaan HIV

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi kegiatan dan pelaporan bersifat rutin setelah pelaksanaan
kegiatan.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil pelaksanaan kegiatan ditutup akhir bulan disetiap bulannya,
dan apabila ada perubahan jadwal kunjungan di komunikasikan dengan
keluarga melalui media informasi elektronik. (telephone, sms, wa) dan
dilakukan penjadwalann ulang sesuai kesepakatan dengan keluarga.
Hasil kegiatan dicatat di LHK.

J. PEMBIAYAAN
Sumber pembiayaan didanai oleh BOK (bantuan oprasional
kesehatan).

Wongsorejo, 02 Januari 2023


Kepala Puskesmas Wongsorejo

Ns.H.M.SHADIQ.S.Kep.M.MKes
NIP. 19641110 198502 1 002

Anda mungkin juga menyukai