Analisis Kasus
1. Bagaimanakah penerapan VCT (Voluntary,
Counseling, and Testing) yang ideal di
puskesmas tersebut? {ria}
5.2 Patofisiologi dan web of causation/pathway
HIV/AIDS {ria}
Analisis Kasus
1. Bagaimanakah web of causation/pathway pasien
tersebut? {ria}
2. Apa sajakah pemeriksaan penunjang yang bisa
dilakukan pada pasien tersebut? {ria}
3. Bagaimanakah komplikasi dan infeksi
oportunistik yang muncul pada pasien tersebut?
{ria}
6.5 Evaluasi Keperawatan {ria}
Studi Kasus
Seorang perempuan usia 25 tahun belum menikah
dirawat di ruang penyakit infeksi karena nyeri di sekitar
ulu hati dan demam. Pasien mengatakan diare sejak 3
minggu sebelum MRS. Pasien mual-mual dan nafsu
makan menurun. Pasien merasa sudah tidak berdaya lagi,
malu untuk ketemu orang lain nanti, dan sedih dengan
hasil pemeriksaannya. Pasien merasa sudah tidak punya
masa depan. Hasil pemeriksaan positif HIV. BB 48 kg,
TB 163 cm, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering,
kulit tampak kering, turgor kulit > 2 detik. TD 90/65
mmHg, HR 86 x/menit, RR 19 x/menit, Suhu 390C.
Pasien mendapatkan terapi infus RL 1500cc/hari,
ceftriaxone 3x1 gr, omeperazole 3 x 4 mg, metamizole
natrium 3x1 gr.
Analisis Kasus
1. Apa sajakah hasil pengkajian bio/fisik, psiko,
sosial, spiritual dan kultural? {ria}
7.1 A-B-C-D-E {ria}
Studi Kasus
Seorang perawat puskesmas diberikan tugas menjadi
penanggung jawab program penanggulangan HIV/AIDS.
Perawat bersama tim membuka layanan pemeriksaan dan
pengobatan HIV gratis di puskesmas. Layanan juga
memberikan standar bahwa pasien yang dicurigai
memiliki riwayat atau tanda gejala AIDS akan dilakukan
pemeriksaan HIV. Pada suatu hari, ada seorang waria
yang datang untuk pemeriksaan HIV dan hasil
pemeriksaan rapid test non reaktif. Setelah dikaji, pasien
mengatakan belum sunat.
Analisis Kasus
1. Apa sajakah layanan KIE untuk A-B-C-D-E pada
pasien tersebut? {ria}
8.1 Konsep perubahan perilaku pada orang dengan
HIV/AIDS {ria}
Analisis Kasus
Berdasarkan kasus di atas,
1. Kapankah waktu yang tepat dalam pemberian
asuhan paliatif pasien tersebut? {ria}
14.3 Studi Kasus
Seorang perawat puskesmas diberikan tugas menjadi
penanggung jawab program penanggulangan HIV/AIDS.
Perawat bersama tim membuka layanan pemeriksaan dan
pengobatan HIV gratis di puskesmas. Layanan juga
memberikan standar bahwa pasien yang dicurigai
memiliki riwayat atau tanda gejala AIDS akan dilakukan
pemeriksaan HIV. Pada suatu hari, ada seorang waria
usia 29 tahun datang ke poli karena mengeluh nyeri
perut. Nafsu makan pasien menurun. Setiap pasien akan
makan merasa mual tapi tidak muntah. Pasien ketakutan
jika dirinya kena HIV karena sering berhubungan seks
dengan laki-laki. Hasil pemeriksaan HIV positif, BB 50
kg, TB 169 cm, mukosa bibir kering, area mulut tampak
candidiasis, turgor kulit > 2 detik, TD 100/65 mmHg,
HR 86 x/menit, RR 22 x/menit, Suhu 37,90C.
Keseharian pasien hanya bekerja sebagai waria dan tidak
punya pekerjaan tetap lainnya. Hasil bekerjanya hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Analisis Kasus
Berdasarkan kasus di atas,
1. Apakah permasalahan yang dihadapi pasien
tersebut dalam konteks SGDs? Jelaskan! {ria}
2. Bagaimanakah asuhan paliatif pasien tersebut?
{ria}