Anda di halaman 1dari 66

Strategi Jalur Cepat TOP

90-90-90
KASUBDIT HIV AIDS DAN PIMS

DISAMPAIKAN PADA:

LOKAKARYA NASIONAL JALUR CEPAT TOP 90-90-90


JAKARTA, 22-28 OKTOBER 2017
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Tujuan Penanggulangan
HIV/AIDS
(Permenkes No. 21 /2013 tentang
Penanggulangan HIV AIDS )

3 ZERO 2030
Zero Zero Zero
new HIV AIDS related
discrimination
infection death

90% 90% 90%


ODHA ODHA yang ODHA on ART
mengetahui tahu status
status
mengalami
mendapat supresi VL
HIVnya
ARV
Roadmap P2P HIV
90% Pop kunci tahu
LKB & SUFA status HIV Target 90/90/90
100% bayi dr Ibu HIV+
diagnosis dini (EID)

2012 2018 2020 2027

Permenkes ttg
Skrining HIV, Sifilis, 2030
Tripel Eliminasi getting to zero
bumil

Jalur Cepat T-O-P : 90-90-90


Perkembangan Langkah
Pengobatan ARV di Indonesia
Jalur Cepat TOP
Percepatan strategi
Temukan-Obati-Pertahankan (TOP)
untuk mencapai eliminasi HIV-AIDS
pada tahun 2030
Target 90-90-90
Temukan : 90% ODHA mengetahui statusnya HIV-nya
Obati : 90% ODHA yang tahu status mendapatkan terapi ARV
Pertahankan : 90% ODHA yang mendapat terapi ARV tidak
terdeteksi virusnya
Strategi Jalur Cepat TOP

S-T O P
Suluh: 90% masyarakat paham HIV

Temukan: 90% ODHA tahu statusnya

Obati: 90% ODHA mendapat terapi ARV

Pertahankan: 90% ODHA


yang ART tidak terdeteksi
virusnya
S uluh (1)
Perubahan Cara Pandang HIV-
AIDS
Percepatan akan terjadi jika Stigma dan Diskriminasi telah menurun
Mengubah cara pandang:
•HIV = penyakit mematikan  penyakit kronis yg bisa dikelola
•HIV = tidak bisa disembuhkan  sudah ada obatnya

Pesan Kunci:
"HIV sudah ada obatnya”
Suluh (2)
Pencegahan Penularan
Edukasi kesehatan reproduksi remaja
Perilaku Hidup Sehat bagi masyarakat
Pendidikan Kespro yang tepat di dalam Kurikulum pendidikan
Suluh (3)
Peningkatan Peran Kader Kesehatan
Lebih dari 70% ODHA bukan dari populasi kunci
Partisipasi masyarakat adalah kunci dari penurunan stigma dan diskriminasi serta
dukungan terhadap ODHA
Peningkatan partisipasi dimulai dengan peningkatan pemahaman tentang HIV-
AIDS
Promkes memegang peranan penting untuk pemberdayaan masyarakat
Suluh (4)
Kampanye Promosi ARV
Banyak mispersepsi tentang ARV
Kurangnya informasi dan promosi tentang ARV
Media KIE offline dan online untuk promosi ARV
Skenario Intervensi Kota/Kabupaten
Klasifikasi Distrik Intervensi dan Kegiatannya
Tes HIV di 5 Puseksmas
Pengobatan HIV (PDP) minimal di 1 faskes*
Basic (276 KK) Manajemen IMS
Pencatatan dan pelaporan SIHA
Kader kesehatan mendukung penemuan dan dukungan pengobatan
 
Paket Basic ditambah dengan:
Tes HIV minimal di 50% puskesmas dan RSUD
Pengobatan HIV (PDP) minimal di 25% PKM dan RSUD di wilayahnya
Medium (142 KK) Tes CD4 dan laboratorium dasar untuk monitoring terapi ARV
HIV-DR monitoring dengan Early Warning Indicator
Pencatatan dan pelaporan SIHA dan Kohort
Peningkatan penjangkauan populasi kunci, kelompok dukungan sebaya
 
Paket Medium ditambah dengan:
Tes HIV di seluruh puskesmas dan RSUD
Pengobatan HIV (PDP) di seluruh puskesmas dan RSUD**
Komprehensif
Tes Viral Load dan EID untuk bayi dari ibu HIV
(96 KK) Klinik berbasis komunitas
Tim mentor HIV dan IMS tingkat KK
Community based screening***
PreP****
*termasuk pengobatan HIV untuk anak
**dikembangkan secara bertahap
***di KK tertentu dari 96KK
****di KK tertentu dari 96 KK, dengan bentuk operational research
STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
terkait HIV
UU No. 23 / 2014 ttg
PEMERINTAHAN DAERAH
TERDAPAT 6 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB KONKUREN :
a.pendidikan;
b.kesehatan;
c.pekerjaan umum dan penataan ruang; SPM
d.perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
(Standar
Pelayanan
e.ketenteraman, ketertiban umum, dan
Minimal)
perlindungan masyarakat; dan
a.sosial.

16
• Permendagri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian
Dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017
• Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
1. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
2. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.
3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
4. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar.
6. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar.
7. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar.
8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
10. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar.
11. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar.
12. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
Waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan)
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.
Pemeriksaan HIV sesuai standar adalah (1):
Pemeriksaan menggunakan reagen yang telah ditetapkan untuk deteksi dini dan
diagnosis
Deteksi dini
1.Deteksi dini menggunakan reagen yang sensitivitasnya lebih dari 99% telah
teruji/ditetapkan, hasil reaktif dirujuk ke layanan mampu konfirmasi diagnosis.
2.Deteksi dini dilakukan oleh petugas kesehatan yang ditunjuk atau ahli tehnisi
laboratorium medik (ATLM)
Diagnosis menggunakan strategi 3, serial yaitu :
1.Pemeriksaan diagnosis secara tertulis sesuai ketentuan
2.Pemeriksaan HIV untuk menegakkan diagnosis dilakukan oleh petugas kesehatan
yang ditunjuk atau ahli tehnisi laboratorium medik (ATLM)
3.Reagen pemeriksaan yang digunakan
a. Reagen pertama sensitivitas > 99%, bila hasil reaktif dilanjutkan
b. Reagen kedua spesifisitas >98%, bila hasil reaktif dilanjutkan
c. Reagen ketiga sensitivitas dan spesifisitas melebihi reagen pertama dan
kedua, bila hasil reaktif, dicatat
4.Hasil pemeriksaan dicatat dan dilaporkan sesuai ketentuan
Pemeriksaan HIV sesuai standar adalah (2):

Hasil Diagnosis Negatif ataupun Positif


disampaikan oleh yang meminta pemeriksaan
kepada pasien
Hasil dicatat dan dilaporkan
Pasien diberikan konseling pasca tes lengkap
sesuai kebutuhannya.
Persiapan pemberian ARV untuk hasil Tes HIV
positif
Tindaklanjut sesuai ketentuan
Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah orang berisiko


terinfeksi HIV yang
mendapatkan pemeriksaan
HIV sesuai standar di
fasyankes dalam kurun waktu
Persentase orang berisiko
satu tahun
terinfeksi HIV mendapatkan = ---------------------------- X 100%
pemeriksaan HIV sesuai standar
Jumlah orang berisiko
terinfeksi HIV yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun
waktu satu tahun yang sama
ELIMINASI
SOSIALISASI
PENULARAN
HIV, SIFILIS DAN
HEPATITIS B
DARI IBU KE ANAK
DR. WIENDRA WAWORUNTU, M.KES
DIREKTUR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
DITJEN P2P - KEMENKES
LATAR BELAKANG

P2PML
P2PML
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Tahun 2017
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
1. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar;

SPM 2.

3.
Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar;

Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanankesehatan sesuai standar;


Bidang 4. setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;

Kesehatan 5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar;

6. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar;

7. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar;

8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;

9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;

10. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;

11. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar; dan

12. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan)
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.
PERNYATAAN STANDAR 1:
Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar.
Pelayanan antenatal sesuai standar adalah :
Pelayanan dilakukan minimal oleh Bidan yang memiliki Surat Tanda Registrasi dan sesuai
dengan kewenangannya
Pelayanan diberikan di FasilitasKesehatan, minimal 4 x, satu kali pada trimester pertama,
satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga
Pelayanan mencakup sebagai berikut (10T):
 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;
 Ukur tekanan darah;
 Nilai status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)
 Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri);
 Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);
 Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan;
 Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
 Tes laboratorium: tes kehamilan, gol darah, hemoglobin (Hb), protein urin; sesuai
lokasi, kondisi & TM (Malaria, BTA; GD, HIV, Sifilis, Hep B).
 Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan;
 Temu wicara (konseling)
PENULARAN VERTIKAL HIV-SiFILIS dan
HEPATITIS B
Penularan HIV Penularan Sifilis
45% 67- 90% Penularan hepatitis B
95%

Risiko Risiko abortus, lahir mati Risiko : 95% Bayi


45% bayi HIV atau sifilis kongenital Hepatitis B

Dari ibu ke anak yang dikandung, dilahirkan atau disusui


P2PML
HIV AIDS

Bayi bebas HIV


sekalipun ibu HIV di
P2PML Jayapura, Papua
HIV
HIV hanya diketahui dengan tes RDT HIV  tracing pasangan
Ibu hamil HIV indikasi ARV
Penemuan dini HIV pada ibu hamil maka pengobatan dini dapat segera
dilakukan
ARV patuh 6 bulan dan diteruskan  VL HIV tidak terdeteksi (HTPN-052)
 risiko penularan ke bayi rendah/nol
Persalinan sesuai indikasi obstetri
SF Eksklusif (AFASS) atau ASI Eksklusif  nonmixed
ARV profilaksis pada bayi (PASI zidovudin, ASI zidovudin+nevirapin)
EID pada usia bayi 6 minggu dst

P2PML
SIFILIS

snuffle

P2PML
SIFILIS
Sifilis pada ibu hamil hanya diketahui dengan tes RDT Sifilis (TP Rapid) 
tracing pasangan
Ibu hamil Sifilis indikasi Benzatin Penicilin G 2,4jutaIU
Penemuan dini Sifilis pada ibu hamil  pengobatan dini dapat segera
dilakukan, terhindar Jarisch Herxheimer sydrome
Titer RPR untuk terapi laten 7,2jutaIU @2,4jtIU/minggu
 risiko penularan ke bayi rendah/nol
Persalinan sesuai indikasi obstetri
Terapi Bayi 50.000 IU/kgBB dosis tunggal IM
ASI Eksklusif
Pengawasan bayi dan ibu (titer 3 bl, 6 bl, 9 bl, 12 bl)

P2PML
HEPATITIS fokus

Virus Hepatitis Perlemakan

Obat-obatan HEPATITIS
HEPATITIS

Virus lain:
Alkoholik
(Dengue, Herpes) Parasit:
(Malaria, Ameba)

Virus Hepatitis merupakan penyebab terbanyak Hepatitis


P2PML
Hepatitis B SILENT
KILLER
Hepatitis B pada ibu hamil hanya diketahui dengan tes RDT
HBsAg
Persalinan sesuai indikasi obstetri
Imunisasi aktif HB 0, 1, 2, 3, 4 melindungi hingga 67%
Tambahan Imunisasi pasif HBIg <12jam  98%
ASI Eksklusif
Konfirmasi tes RDT HBsAg pada usia 9-12 bulan
1 dari 4 pengidap Hepatitis B sejak lahir akan meninggal
karena kanker atau gagal hati pada dekade 2-3

P2PML
Hepatitis B
 Logistik Program Hepatitis yang ada di Dinkes Provinsi : Rapid
HBsAg dan Vaksin HBIg. Logistik bisa diminta oleh kab/kota melalui
Program Hepatitis dengan syarat melaporkan capaian program secara
berjenjang setiap bulan. Untuk HBIg akan diberikan 10-20 vial per
kab/kota.

 Sasaran Program Hepatitis pada Bumil yaitu pemeriksaannya 98%


dari sasaran ibu hamil.

 Kendala Program : Belum semua kab/kota melakukan kegiatan


layanan Hepatitis B karena belum dilatih. Kab/kota yang sudah
menjalankan kegiatan pemeriksaan ;
1. Dumai
2. Kampar
3. Kep. Meranti
4. Bengkalis
5. Rokan Hilir
6. Pekanbaru
Permintaan logistik program Hepatitis dapat menghubungi :
dr. Agrina Melia no. HP. 08127583850

Psien yang akan mendapatkan Vaksin HBIg (Hepatitis B


Immuno globulin) harus disertai dengan dokumen pendukung
yaitu :
1. KTP (suami – istri)
2. Kartu Keluarga
3. Surat keterangan RS tidak menarik biaya
4. Hasil labor menyatakan HBsAg positif
5. Surat Keterangan Lahir
Ibu hamil STANDAR DETEKSI DINI
HIV, SIFILIS dan HEPATITIS B
Kunjungan Antenatal
Pada PEREMPUAN/IBU HAMIL
Pelayanan ANC
•Anamnesa
•Pemeriksaan 10T:
• T1. Tinggi & berat badan
• T2. Tekanan darah Lesson learnt
• T3. sTatus Gizi (ukur li-la) inklusif IMMUNISASI
• T4. TFU
• T5. Tentukan DJJ Janin
• T6. sTatus Imunisasi (TT)
• T7. Tablet Fe (90 tablet) Tes HIV, Sifilis & Hep B bersama HIV –
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, dengan pemeriksaan Sifilis – Pertahankan
GDS, Sifilis, HIV, Hepatitis B, laboratorium rutin lainnya Hepatitis B –
Malaria, Proteinuri, sputum
BTA)
• T9. Tata laksana kasus
Positif Ulang tes Bumil + pasangan bila
• T10. Temu wicara dan HIV – Sifilis – Hepatitis B berisiko minimal
minimal 3 bln
bln
konseling
• Tindak lanjut • Pengobatan
Pengobatan (ART)
(ART) •• Pengobatan (BPG) •• Pengawasan
• Kondom
Kondom •• Kondom •• Kondom
• trace
trace pasamgan
pasamgan •• trace pasamgan •• trace pasamgan
• IO
IO lain
lain •• Comorbid lain •• Comorbid
Comorbid lain
lain

 Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan


 Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan,
pemeliharaan kesehatan,
kesehatan, immunisasi,
immunisasi, kepatuhan
kepatuhan pengobatan
 Konseling pasangan, keluarga
 Life Skill Education, disclosure

P2PML
Alur Pelayanan Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan
Hepatitis B dari Ibu ke Anak di Puskesmas
Form yg dipakai:
-Kohort Ibu, Buku KIA Pemeriksaan lab T8
-Form HIV, Sifilis dan Hep B lengkap termasuk HIV,
-Form permintaan periksa Sifilis, Hepatitis B
lab
Menunggu
Pemeriksaan Hasil Tes
Bumil Pendaftaran Admin Puskesmas Poli KIA R. Lab

3 4 4
1 2

6
5
Hasil lab diserahkan ke ibu
Pengelola hamil
Pengelola Program
Program Pkm •Form hasil laboratorium
HIV, Sifilis, Hepatitis
Dinkes Kab/Kota Ruang Data Pemberitahuan Hasil lab umum
•Reaktif : Konseling postest dan
tatalaksana HIV/Sifilis; bagi Hep B rujuk
ke RS tata laksana Hep, kehamilan di

Bumil
8. Staf Lab
9 puskesmas
•Non Reaktif : Konseling posttest,
Edukasi PHBS dan saran imunisasi Hep
10 7
B mandiri
Lap yg dikirim perbulan:
-Form TIPK HIV Bumil
-Form Sifilis –IMS
-Form Hep.03.Bumil_Pkm
To : PP Dinkes Kab
P2PML
Pulang
P2PML
TATALAKSANA IBU HAMIL
SESUAI HASIL PEMERIKSAAN LAB (DETEKSI
DINI)
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B

Deteksi Tes Hep B


Dini
Tes HIV Tes Sifilis
R1 (+), R2 (+), R3 (+) TP Rapid Sifilis Rapid Hep B

Hasil +
Segera ARV
+
Segera Benzatin
+
Pengawasan kasus

IBU KDT 1 tab/24jam


seumur hidup
Penisilin G 2,4 juta IU
boka-boki
hepatitis dirujuk,
lainnya puskesmas

ARV profilaksis Obati 50.000IU/kgBB IM, Vit K


AFASS : ASI Eksklusif or sblm pulang.
BBL PASI Eksklusif –
unmixed)
tanda2 : lesi kulit,
Snuffles, Trias
HB0 < 24jam
HBIg< 24jam
PCR EID usia 6 mgg Hutchinson,
+ Cotrim profilaksis
P2PML
IBU HAMIL
Input Process Output Outcome Impact

l i du at
HIV 100 % PW 0,3% 100% ART VL undetek

ru
si f
No pro seh
nf kti
ba
Sifilis 100 % PW 1,7% 100% BPG Cured

Ibu

ek
Hepatitis B 100 % PW 7,1% 100% Mon Monitored

Input Process Output


Bayi dari
Ibu Terinfeksi HIV 0,3% PW 100% ARV prof, EID, Cotrim <50/100.000
Sifilis 1,7 % PW 100% 50.000IU/kgBB IM <50/100.000
Deteksi klinis
Hepatitis B 7,1 % PW 100% HB0 + HBIg <50/100.000

P2PML
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
1. Ibu hamil diperiksa, Cakupan 2018 : 60% dari ibu hamil
dites, dideteksi dini ANC Cakupan 2019 : 70% dari ibu hamil
Cakupan 2020 : 80% dari ibu hamil
10T lengkap berkualitas
Cakupan 2021 : 90% dari ibu hamil
Cakupan 2022 : 100% dari ibu hamil

2. Penanganan bagi ibu 100% ibu hamil diobati ARV, 100% ibu hamil diobati dengan 100% kasus hepatitis B
hamil dengan hasil berupa Kombinasi Dosis Tetap Benzatin Penicilin G 2,4 juta IU pada ibu hamil dalam
(KDT) (Tenofovir 300mg + IM sebagai program dosis pengawasan, dirujuk ke
positif
Lamivudin 300mg + Efavirens tunggal pada fase dini, diulang 2 rumah sakit yang mampu
600mg) setiap hari sekali (tiap kali dgn selang waktu 1 minggu tatalaksana hepatitis B
24jam) seumur hidup atau dirujuk

3. Ibu bersalin di fasyankes 100% bersalin di fasyankes 100% bersalin di fasyankes oleh 100% bersalin di
oleh nakes nakes fasyankes oleh nakes
4. Penanganan anak dari 100% mendapat pelayanan 100% mendapat pelayanan 100% mendapat
ibu positif standar; profilaksis ARV dalam standar pengobatan Benzatin pelayanan standar
24 jam, pemeriksaan EID Penicilin G 50.000 IU/kgBB IM imunisasi HB0 <24 jam
(virologis kualitatif dgn DBS) dosis tunggal, pemeriksaan titer dan
saat mulai 6 minggu, RPR usia 3 bulan dibandingkan HBIg <24 jam;
dilanjutkan dengan titer ibunya, atau pemeriksaan pemeriksaan serologis
kotrimoksazol profilaksis lain atau pemantauan klinis HBsAg dan atau virologis
atau pemeriksaan serologis sampai 2 tahun Hepatitis B saat bayi usia
pada usia 18 bulan 9-12 bulan.

5. Anak negatif 100% hasil DBS EID negatif, 100% titer RPR negatif atau sama 100% pemeriksaan
(keberhasilan program anak sehat tanpa ARV dengan titer ibu anak sehat, serologis HBsAg Hepatitis
tanpa cacat atau kematian B negatif.
3E)

P2PML
Indikator Umum
No Uraian 10T HIV Siflis Hepatitis B
1 Cakupan ibu hamil
100% 100% 100% 100%
dilakukan ANC terpadu
2 Ibu hamil terinfeksi maks 0,30% 1,70% 7,10%
3 Ibu hamil terinfeksi
100% 100% 100%
mendapatkan pengobatan
4 Bayi dari ibu hamil terinfeksi
100% 100% 100%
mendapatkan penanganan
5 Bayi terinfeksi per 100.000
<0,05% <0,05% <0,05%
kelahiran hidup per tahun

P2PML
ROADMAP
ELIMINASI PENULARAN
HIV, SIFILIS & HEPATITIS B
DARI IBU KE ANAK
Di INDONESIA
Eliminasi : <50/100.000 KH
: <5/10.000 KH
: <0,05%

Eliminasi : upaya
pengurangan penyakit
berkesinambungan di
wilayah kesakitan
serendah mungkin :
tidak menjadi masalah
kesehatan di wilayah

P2PML
Akses terbuka 2018-2019
◦ Akses bumil ANC terpadu lengkap (10T) basis NIK / KTP JKN
◦ Deteksi dini tes laboratorium (T8) : selain HCG dan golongan darah;
Hb, GD, sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria (untuk daerah endemis),
protein urin, dan BTAcuriga TBC.
◦ Tracing pasangan  keluarga

Pra eliminasi 2020-2021


◦ tahap sebelumnya tetap dilakukan
◦ mulai penilaian eliminasi ibuanak seluruh provinsi dan
kabupaten/kota.
◦ dukungan tertulis penyiapan eliminasi HIV, Sifilis dan Hepatitis B
◦ tiap FKTP & FKRTL berkemampuan optimal tertulis tercatat dan
laporan akurat sebagai bukti kinerja
◦ surveilans berbasis layanan di FKTP dan FKTL terlaporkan.

P2PML
Eliminasi 2022
◦ tahap sebelumnya tetap dilakukan; ANC lengkap >95%
◦ 100% P/K/K eliminasi HIV, Sifilis dan Hepatitis B (tertulis)
◦ 100% FKTP & FKRTL SOP tertulis
◦ Eliminasi : surveilans berbasis layanan.
◦ Pengelola program P/P/K/K kompilasi dan analisa data dan TL epid ,
◦ Pengambil keputusan : terdapat bukti tertulis pemenuhan hak bayi untuk sehat
sejak masih dalam kandungan secara sistematis; morbiditas dan mortalitas
tertangani 100% dalam sistem, dengan risiko penularan minimal. sertifikasi
eliminasi

Pemeliharaan 2023-2025
◦ mempertahankan status Eliminasi (cegah ibu hamil terinfeksi, cegah penularan
vertikal)
◦ Menyisir kasus impor; Surveilans dan kohort integrasi UKM-UKP dalam JKN

P2PML
Indikator
‘triple’ Eliminasi
PENULARAN HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS
B
DARI IBU KE ANAK
Indikator Umum
No Uraian 10T HIV Siflis Hepatitis B
1 Cakupan ibu hamil
100% 100% 100% 100%
dilakukan ANC terpadu
2 Ibu hamil terinfeksi maks 0,30% 1,70% 7,10%
3 Ibu hamil terinfeksi
100% 100% 100%
mendapatkan pengobatan
4 Bayi dari ibu hamil terinfeksi
100% 100% 100%
mendapatkan penanganan
5 Bayi terinfeksi per 100.000
<0,05% <0,05% <0,05%
kelahiran hidup per tahun

P2PML
Indikator kaskade ( HIV )
eliminasi penularan tingkat
Nasional dan Provinsi
Indikator Numerator Denominator  
1. Persentase ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang dites HIV dan Jumlah ibu hamil pada periode
dites HIV dan mengetahui menerima hasilnya pelaporan
hasilnya Indikator Kab/Kota no. 3 (sebaiknya dihitung menggunakan
data sasaran/estimasi ibu hamil dan
kunjungan ibu hamil ANC, 2 angka)
2. Persentase ibu hamil yang Jumlah ibu hamil HIV yang mendapat Jumlah ibu hamil HIV selama periode
mendapat pengobatan ARV pengobatan ARV selama periode pelaporan pelaporan
untuk triple eliminasi Indikator Kab/Kota no. 5  
penularan (= numerator no 1)
3. Persentase bayi lahir dari ibu Jumlah bayi yang lahir dari ibu HIV yang Jumlah bayi yang lahir dari ibu HIV
HIV yang mendapatkan mendapatkan profilaksis ARV selama periode pelaporan
profilaksis ARV Indikator Kab/Kota no. 10 (estimasi bayi lahir pd tahun yang
sama adalah 0,96 x jumlah ibu hamil
HIV)
4. Persentase bayi lahir dari ibu Jumlah bayi yang lahir dari ibu HIV selama Jumlah bayi yang lahir dari ibu HIV
dengan HIV-positif yang periode pelaporan yang dinyatakan selama periode pelaporan yang
konfirm HIV-positif dikonfirmasi dengan hasil HIV positif dalam menerima tes HIV dalam 12 bulan
waktu 12 bulan pertama sejak kelahirannya.
Indikator Kab/Kota no. 12  
5. Persentase kabupaten/kota Jumlah kabupaten/kota yang melaporkan Jumlah kabupaten/kota seluruh
yang melaporkan triple cakupan tes HIV dan ART (cascade triple Indonesia
eliminasi penularan eliminasi penularan ) pada ibu hamil
6. Persentase kabupaten/kota Jumlah kabupaten/kota yang melaporkan Jumlah kabupaten/kota seluruh
yang melaporkan EID cakupan dan hasil EID (cascade triple Indonesia
eliminasi penularan ) bayi dari ibu HIV

P2PML
Indikator kaskade ( HIV )
eliminasi penularan
tingkat Kabupaten/Kota
dan Pelayanan
Indikator pelayanan Cara menghitung dan manfaat indikator Sumber data
1. Cakupan Tes HIV pada Jumlah ibu hamil yang dites dibagi jumlah ibu hamil yang datang ANC Kartu/kohort ibu dan
Ibu Hamil ANC (Proporsi (sasaran bumil), dikali 100% Register ANC
 Angka ini menggambarkan kualitas pelayanan KIA/Kesga dan (KIA/Kesga); Register
ibu hamil dites HIV saat
kontribusi terhadap penemuan kasus HIV triple eliminasi
ANC)  Cascade penularan
2. Angka positif ibu hamil Jumlah ibu hamil yang dites dan hasil reaktif di antara jumlah ibu hamil Register ANC;
Proses yang dites HIV saat ANC, dikali 100% Register KTH, Register
Apabila cakupan tes >95%, angka ini menggambarkan situasi yang triple eliminasi
mendekati angka infeksi baru HIV pada populasi ibu hamil penularan
Angka ini dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan
reagen/logistik
3. Proporsi ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang mengetahui hasil status HIV, baik yang datang & Register ANC;
mengetahui status HIV dites pada saat ANC maupun ODHA hamil yang datang ANC, dibagi Register KTH &
jumlah ibu hamil (sasaran bumil), dikali 100% Register PDP,
Cascade
(sebaiknya dihitung menggunakan data sasaran/estimasi ibu hamil dan Register triple
kunjungan ibu hamil ANC, 2 angka) eliminasi penularan
Apabila cakupan tes >95%, angka ini menggambarkan situasi yang
mendekati angka prevalensi HIV pada populasi ibu hamil
4. Proporsi ibu hamil yang Jumlah ibu hamil HIV yang masuk perawatan PDP dibagi jumlah semua Register ART/ PDP
masuk perawatan PDP ibu HIV (nominator no. 3), dikali 100% Direkap di Register
Apabila mendekati 100%, angka ini menggambarkan keberhasilan ibu ANC, Register triple
Proses
hamil HIV mengakses pengobatan ARV eliminasi penularan
5. Proporsi ibu hamil HIV Jumlah ibu hamil HIV yang mendapat ARV dibagi ibu hamil HIV baru Register ART/ PDP
yang mendapat/ memulai yang masuk perawatan, dikali 100% Direkap di Register
Jumlah ibu hamil HIV yang mendapat ARV dibagi estimasi ibu hamil ANC, Register triple
ARV Cascade
HIV, dikali 100% eliminasi penularan
Angka ini menunjukkan kualitas pelayanan triple eliminasi penularan
(PDP bagi ibu hamil HIV); kualitas pelayanan yang baik ditunjukkan
dengan ibu memulai ARV pada hariP2PMLyang sama saat ibu datang
Indikator pelayanan Cara menghitung dan manfaat indikator Sumber data
6. Proporsi jumlah pasangan Jumlah pasangan ibu hamil yang mengetahui status HIV Register ART/ PDP
ibu hamil mengetahui status dibagi jumlah ibu hamil HIV, dikali 100% Direkap di Register triple
Angka ini menunjukkan kualitas pelayanan triple eliminasi eliminasi penularan
HIV Proses 
penularan , HIV dan Kesehatan Reproduksi
 
7. Proporsi ibu hamil HIV Jumlah ibu hamil HIV yang mendapat ARV dirujuk balik ke Register ART/ PDP
dirujuk balik ke KIA/KTH KIA/KTH dibagi ibu hamil HIV baru yang masuk perawatan, Direkap di Register ANC,
dikali 100% Register triple eliminasi
Proses
penularan
8. Proporsi ibu HIV bersalin Jumlah ibu hamil HIV dalam pengobatan ARV yang Register ANC; Register triple
di fasyankes Proses bersalin di fasyankes (KIA/KTH dan PDP) dibagi jumlah ibu eliminasi penularan
hamil HIV di wilayah yang sama, dikali 100%
(indikator KIA)
9. Proporsi bayi lahir dari ibu Jumlah bayi lahir dari ibu HIV dibagi jumlah semua bayi Register ANC; Kartu/kohort
HIV Proses lahir pada periode waktu yang sama, dikali 100% bayi;
Angka ini menjadi denominator indikator berikutnya Register triple eliminasi
penularan  
10. Proporsi bayi lahir dari Jumlah bayi lahir dari ibu HIV yang mendapatkan ARV Register ANC; Kartu/kohort
ibu HIV mendapat ARV profilaksis (dlm 24 jam) dibagi jumlah semua bayi lahir bayi;
dari ibu HIV, dikali 100% Register triple eliminasi
profilaksis (mulai 12 jam,
(estimasi bayi lahir pd tahun yang sama adalah 0,96 x penularan
kmd tiap 12 jam selama 6 jumlah ibu hamil HIV)
minggu) Cascade Angka ini menggambarkan kualitas pelayanan bayi baru
lahir dan cakupan bayi yang lahir dari ibu HIV dan
mendapatkan ARV profilaksis

P2PML
Indikator pelayanan Cara menghitung dan manfaat indikator Sumber data
11. Proporsi bayi lahir dari ibu HIV Jumlah bayi lahir dari ibu HIV yang diperiksa EID pada Register ANC; Kartu/kohort
diperiksa EID <2 bulan Proses usia <2 bulan dibagi jumlah bayi lahir dari ibu HIV, bayi;
dikali 100% Register triple eliminasi
Angka ini menunjukkan akses pelayanan EID dan penularan
kualitas pelayanan bayi baru lahir
12. Proporsi bayi lahir dari ibu HIV Jumlah bayi lahir dari ibu HIV yang diperiksa HIV dan Register ANC; Kartu/kohort
yang konfirm HIV positif pada usia konfirm HIV-positif pada usia 12 bulan, dibagi jumlah bayi;
bayi lahir dari ibu HIV, dikali 100% Register triple eliminasi
12 bulan Cascade
Angka ini menunjukkan akses dan kualitas penularan
penanganan bayi lahir dari ibu HIV dan keberhasilan
triple eliminasi penularan ; angka ini digunakan untuk
menghitung angka penularan dari ibu ke anak (MTCT
rate)
13. Proporsi anak balita yang Jumlah bayi usia >9 bulan atau anak balita dideteksi Kartu/kohort Balita;
dideteksi HIV (serologis) (dites) HIV serologis dibagi jumlah balita yang Register KTH;
berkunjung ke pelayanan KIA, dikali 100% Register triple eliminasi
penularan
14. Proporsi anak balita HIV Jumlah bayi usia >9 bulan atau anak balita HIV Kartu/kohort Balita;
masuk perawatan PDP (serologis) yang masuk perawatan PDP dibagi jumlah Register PDP; Direkap di
balita, dikali 100% Register triple eliminasi
Angka ini menunjukkan infeksi baru HIV pada anak penularan
balita
15. Proporsi anak balita HIV yang Jumlah bayi usia >9 bulan atau anak balita yang HIV Kartu/kohort Balita;
mendapat pengobatan ARV positif mendapat pengobatan ARV dibagi jumlah Register PDP; Direkap di
balita HIV positif, dikali 100% Register triple eliminasi
penularan
P2PML
Indikator kaskade (sifilis)
eliminasi penularan
tingkat Kabupaten/Kota
dan Pelayanan
Indikator pelayanan Cara menghitung dan manfaat indicator Sumber data
1. Cakupan Tes Sifilis pada Ibu Jumlah ibu hamil yang diperiksa sifilis dibagi jumlah ibu hamil yang Kartu/kohort ibu dan
datang ANC (sasaran bumil), dikali 100% Register ANC
Hamil ANC (Proporsi ibu hamil Angka ini menggambarkan kualitas pelayanan KIA/Kesga dan Kesehatan
(KIA/Kesga); Register
dideteksi dini/dites sifilis saat Reproduksi (Universal Access Kespro/IMS)
Angka ini dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan reagen/logistik IMS
ANC) Cascade
2. Proporsi ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang sifilis, dibagi jumlah ibu hamil yang diperiksa sifilis, Register ANC;
dikali 100% Register IMS
sifilis Cascade (sebaiknya dihitung menggunakan data sasaran/estimasi ibu hamil dan
 
kunjungan ibu hamil ANC, 2 angka)
Apabila cakupan tes >95%, angka ini menggambarkan situasi yang
mendekati angka prevalensi sifilis pada ibu hamil
3. Proporsi ibu hamil dengan Jumlah ibu hamil dengan sifilis yang dirujuk (diobati) dibagi jumlah ibu Register ANC;
hamil dengan sifilis, dikali 100% Register IMS
sifilis yang dirujuk & diobati
Proses
4. Proporsi bayi dari ibu sifilis Jumlah bayi lahir dari ibu sifilis yang dirujuk (utk diagnosis/tes dan Register ANC;
pengobatan penisilin prokain profilaksis) dibagi jumlah ibu yang sifilis Register IMS
dirujuk untuk ditangani lebih melahirkan, dikali 100%
lanjut Proses Angka ini menggambarkan kualitas pelayanan bayi baru lahir dan
Kespro/IMS
5. Proporsi ibu hamil dengan Jumlah ibu hamil dengan sifilis yang diobati dengan Benzatin Penisilin  
dibagi jumlah ibu hamil dengan sifilis, dikali 100%
sifilis yang diobati adekuat Angka ini menggambarkan kualitas pelayanan Kesga dan Kespro/IMS  
Cascade
6. Proporsi pasangan dari ibu Jumlah ibu hamil dengan sifilis yang pasangannya diperiksa sifilis/diobati Register ANC;
juga dibagi jumlah ibu hamil dengan sifilis, dikali 100% Register IMS
hamil dengan sifilis diperiksa Angka ini menggambarkan kualitas pelayanan Kesga dan Kespro/IMS
sifilis/juga diobati Proses
7. Proporsi bayi lahir dari ibu Jumlah bayi lahir dari ibu sifilis yang didiagnosis sifilis penularan usia <2 Register ANC;
tahun dibagi jumlah ibu sifilis, dikali 100% Register IMS
sifilis dengan sifilis penularan Angka ini menggambarkan kualitas pelayanan bayi baru lahir dan
Cascade Kespro/IMS
P2PML
Indikator DDHB di tingkat Nasional dan Provinsi

P2PML
Indikator kaskade (hepatitis B)
eliminasi penularan
tingkat Kabupaten/Kota
dan Pelayanan
Indikator pelayanan Cara menghitung dan manfaat indikator Sumber data
1. Cakupan ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang dites dibagi jumlah ibu Kartu/kohort ibu
dideteksi dini Hepatitis B   hamil yang datang ANC (sasaran bumil), dikali dan Register
100% ANC
(Proporsi ibu hamil dites
Angka ini menggambarkan kualitas pelayanan (KIA/Kesga);
HBsAg saat ANC) KIA/Kesga dan kontribusi terhadap penemuan Register DDHB
kasus HBV
2. Proporsi ibu hamil hep B Jumlah ibu hamil yang dites dan hasil positif di bagi Register ANC;
positif jumlah ibu hamil yang diperiksa hepatitis B saat Register DDHB
ANC, dikali 100%
Angka ini dapat digunakan untuk menghitung
kebutuhan reagen/logistik
3. Proporsi ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang terinfeksi Hepatitis B Register ANC ;
terinfeksi hepatitis B mendapat tatalaksana dibagi ibu hamil yang Register DDHB
terinfeksi dikali 100%
mendapat tatalaksana
Angka ini dapat digunakan untuk menghitung
banyaknya ibu hamil dengan Hepatitis B manifes
atau viral load lebih dari 108
P2PML
Indikator pelayanan Cara menghitung dan manfaat indikator Sumber data
4. Proporsi bayi baru lahir Jumlah bayi baru lahir dari ibu hep B yang Register ANC/
dari ibu hepatitis B yang mendapat HB0 dan HBIg <24 jam dibagi jumlah bayi PNC/KF;
lahir dari ibu hep B pada periode waktu yang sama, Kartu/kohort
mendapat HB0 dan HBIg
dikali 100% bayi (KN);
kurang dari 24 jam Register DDHB
5. Proporsi bayi usia 9-12 Jumlah bayi usia 9-12 bulan dari ibu hepatitis B yang Kartu/kohort
bulan dari ibu hepatitis B diperiksa hepatitis B (virologis dan/atau serologis) Balita;
dibagi dengan jumlah bayi yang lahir dari ibu Register DDHB
yang diperiksa hep B
hepatitis B, dikali 100%
virologis atau serologis
6. Proporsi bayi terinfeksi Jumlah bayi usia 9-12 bulan terinfeksi Hepatitis B Kartu/kohort
Hepatitis B dibagi bayi usia 9-12 bulan lahir dari ibu terinfeksi Balita;
Hepatitis B, dikali 100% Register DDHB
7. Proporsi bayi terinfeksi Jumlah bayi terinfeksi Hepatitis B mendapat Kartu/kohort
Hepatitis B mendapat tatalaksana dibagi bayi terinfeksi Hepatitis B, dikali Balita;
100% Register DDHB
tatalaksana

P2PML
Tantangan :
1.Pelayanan antenatal >95% rata-rata Indonesia
2.Kualitas pelayanan antenatal
3.Kualitas dan kelengkatan pemeriksaan/deteksi dini/skrining
4.Pencatatan berhenti di fasyankes  belum sampai dinkeskab/kota
data individualnya
5.Penanganan hasil deteksi dini (AKI masih tinggi)
6.Data Kualitas Bayi Baru Lahir (AKB / AKBa / AKA tinggi)
7.Epidemi Penyakit Menular Langsung ??

KESEMPATAN :
1.SPM  Kemendagri
2.NSPK - SPM Kesehatan : Ibu hamil – HIV – Sifilis –
Hepatitis B
3.Standar Puskesmas  Manajemen Puskesmas  SPO
4.JKN
5.SIK – SIRS – SIKDA – Kohort IA – SIHA – SIHEPI ?
6.Gerakan ELIMINASI : TB – FRAMBUSIA – MALARIA
7.KOMITMEN BERSAMA dlm PIS-PK

P2PML
KESIMPULAN
• Pengendalian Penyakit HIV, Sifilis
dan Hepatitis B akan sangat
efektif dan efisien bila dilakukan
pemutusan penularan dari ibu ke
anak.
• Diperlukan Integrasi antara
program KIA, HIV AIDS dan PIMS
serta Hepatitis di Fasyankes
untuk tercapainya Eliminasi
Penularan HIV, Sifilis dan
Hepatitis B dari Ibu ke Anak
P2PML
LINDUNGI KAMI DARI HEPATITIS B

P2PML
BULAN : NOVEMBER 2017
BULAN : MARET 2018
Bagaimana dengan :
- Pemanfaatan dana BOK untuk kegiatan
HIV luar gedung ?

- Kolaborasi lintas program P2 dan kesga


 distribusi dan pemanfaatan logistik,
validasi data, penggunaan formulir HIV

- Jejaring antar faskes  kesepakatan


Linprog

- Pengadaan rapid tes, BHP, dll


SDM : BIDAN TERLATIH KT HIV
1. Pelatihan LKB bagi Faskes (kegiatan prov/kab/kota)

2. Pelatihan VCT bagi RSUD/Pusk.

3. Pelatihan konselor bagi bidan di Puskesmas (2017)

4.Pelatihan KT HIV bagi Faskes di Pekanbaru (Mar 2018)

5. Pelatihan KT HIV bagi 7 Faskes di Kampar & Inhu (Mar 2018)

6. Pelatihan KT HIV bagi 7 Faskes di Pelalawan, Inhil, Dumai,


Rohil,
Rohul, Siak (April 2018)

7. Pelatihan KT HIV bagi Faskes di Bengkalis (2019)

8. Pelatihan konselor utk semua Puskesmas - DKK ( April 2018)


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai