Anda di halaman 1dari 32

Notifikasi Pasangan

1. Kebanyakan Infeksi Baru Ditularkan


oleh Orang yang Tidak Tahu Statusnya

~25% Berkontribusi
Tidak terhadap…
menyadari
infeksi ~54%
Infeksi
baru

~42%
Menyadari
infeksi
~46%
infeksi
baru

Source: G. Marks et al. AIDS 2006

From ES Daar, MD, at Los Angeles, Ca: April 22, 2013, IAS-USA.
2. Diagnosis HIV yang Dilaporkan
baru 40% dari Estimasi
3. Sebesar 65% dari Estimasi ODHA
Berasal dari Non-Populasi Kunci
ESTIMASI ODHA DI INDONESIA, 2017 (628,492)

35%
65%

Bukan Populasi Kunci Populasi Kunci


4. Positivity Rate Pasangan ODHA 20-72% (RCT)

Dalal, Shona, Johnson C, et. Al. Improving HIV test uptake and case finding with
assisted partner notification services. AIDS 2017, 31:1867–1876
Draft Pedoman
Layanan Tes HIV,
2018
Notifikasi Pasangan
sebagai salah satu
strategi untuk
meningkatkan
penemuan kasus
HIV
Notifikasi Pasangan - Definisi
• Notifikasi pasangan atau pencarian kontak
adalah suatu proses yang dilakukan secara
sukarela dimana petugas kesehatan
menggali mengenai pasangan seks atau teman
berbagi jarum suntik ODHA, dan atas
persetujuannya, meminta pasangan atau
teman berbagi jarum suntiknya tes HIV
Terminologi
• Pasien Indeks (Index patient)– Pasien yang
sudah didiagnosis HIV positif
• Testing Indeks (Index testing) – Proses sukarela
di dalam mendaftar pasangan seks atau teman
menyuntik pada tahun terakhir, atau anggota
keluarga dari ODHA/pasien indeks
Tujuan Notifikasi Pasangan
• Aspek individual klinis
– Mencegah penularan pada pasangan jika belum
tertular
– Mendapat dukungan dalam pengobatan ARV
• Aspek Kesehatan masyarakat
– Pengendalian penyakit
– Mendukung upaya pemerintah dalam mencapai
getting 3 zero
Prinsip dalam Notifikasi Pasangan
Prinsip dalam notifikasi pasangan adalah sebagai
berikut:
• Sukarela dan tidak menghakimi
• Berpusat pada klien
• Konfidensial
• Terintegrasi dengan layanan tes, perawatan
dan pengobatan
Metode Notifikasi Pasangan
Metode Notifikasi Pasangan (1)

Metode notifikasi pasangan yaitu:


1. Rujukan oleh pasien
2. Rujukan oleh tenaga kesehatan
3. Rujukan dengan kontrak
4. Rujukan ganda
Metode Notifikasi Pasangan (2)
Metode Pelaksana Keuntungan Kerugian
Rujukan Pasien Pasien indeks Pasien dan pasangan Tantangan di dalam
mempunyai kesadaran hubungan dengan
terhadap risiko yang ada pasangan

Rujukan Petugas Tenaga kesehatan atau Rahasia terjamin, kualitas Membutuhkan staf yang
Kesehatan petugas kesehatan edukasi, komunikasi dan sudah mendapat
masyarakat rujukan yang lebih baik, pengayaan, beberapa
kemungkinan bisa kelompok mungkin tidak
menjaring lebih dari satu menyukai pendekatan
pasangan yang dilakukan oleh nakes
Rujukan Kontrak Diawali oleh pasien indeks Kemungkinan besar Penundaan notifikasi
untuk jangka waktu 1 petugas yang akan mempunyai risiko
bulan, jika gagal akan memberitahu pasangan kehilangan kesempatan
dilakukan oleh petugas pasien

Rujukan Ganda Pasien yang memberitahu Pasein mendapatkan Membutuhkan keberanian


dengan didampingi oleh dukungan, informasi yang pasien untuk
petugas diterima oleh partner mengungkapkan status
pasien lebih jelas dan HIV mereka
detail, mengurangi
kemungkinan terjadinya
kekerasan
Proporsi Pasangan datang ke Layanan antara
Rujukan oleh Pasien, Kontrak, dan Rujukan oleh Petugas

Source: Rosenberg et al. Lancet HIV. 2015;2(11):e483-e91.


Source: Brown et al., JAIDS. 2011;56(5):437-42.
Sasaran dan Langkah2

Notifikasi Pasangan
Sasaran Notifikasi Pasangan
• Notifikasi pasangan dapat dilakukan untuk
semua pasangan ODHA baik ODHA lama
maupun ODHA baru.
• Kegiatan Notifikasi pasangan difokuskan pada
ODHA yang baru didiagnosis.
• Pasangan ODHA yang dimaksud adalah:
semua pasangan seks ODHA, dan teman
berbagi jarum suntik selama 1 tahun terakhir.
Langkah-Langkah Notifikasi Pasangan
Langkah 1: Mengenalkan
Jelaskan tentang notifikasi pasangan
layanan notifikasi pasangan saat
menggunakan teks komunikasi
informasi pra-tes

Isikan daftar nama kontak/keluarga


Langkah 2: Buat daftar pasangan
di dalam iktisar keperawatan dan
seks dan teman berbagi jarum
Formulir NP
suntik

Langkah 3: Lakukan skrining


Isikan bagian Risiko Kekerasan dari Rujuk Pasien Indeks ke
risiko kekerasan dari pasangan
Pasangan Intim dan pilihan NP konselor HIV berpengalaman
intim pada semua pasangan yang
di Formulir NP
ada di daftar

Rujukan dengan Kontrak: Rujukan Petugas


Rujukan oleh Pasien:
Berikan kartu rujukan dan Rujukan Ganda: Latih
Langkah 4: Pilih metode/strategi Latih pasien untuk Kesehatan: Mulai
teks komunikasi untuk pasien untuk disclosure
notifikasi pasangan disclosure; Gunakan hubungi pasangan
disclosure; sepakati yang didampingi;
“Tips untuk memberi dengan menggunakan
bahwa pasien akan rencanakan kapan dan
tahu pasangan tentang teks komunikasi lewat
merujuk pasangan dalam dimana akan dilakukan
HIV dan kartu rujukan telepon
1 bulan

Langkah 5: Hubungi semua


pasangan menggunakan metode Apakah pasangan berhasil
yang dipilih dihubungi?

Langkah 6: Catat hasil notifikasi


pasangan Catat hasil dari menghubungi Jika rujukan kontrak, mulai hubungi
pasangan (termasuk status pasangan setelah 1 bulan; catat
Langkah 7: Berikan/rujuk ke HIV) di formulir NP hasilnya di formulir NP
layanan yang sesuai pada
pasangan serokonkordan dan
serodiskordan
Langkah 1: Mengenalkan Layanan Notifikasi Pasangan
Saat informasi prates, jelaskan
Pentingnya memastikan semua pasangan dites HIV
• Pasangan dengan HIV-Positif dapat memulai ARV agar mereka tetap
sehat dan mengurangi risiko penularan pada orang lain termasuk anak-
anak
• Pasangan dengan HIV-negatif dapat mengakses layanan pencegahan agar
tetap negatif, termasuk kondom dan rujukan untuk sirkumsisi
Informasikan pada pasien indeks bahwa:
• Klinik menawarkan layanan notifikasi pasangan untuk membantu pasien
menghubungi pasangan agar mereka dapat tahu status HIVnya.
• Layanan ditawarkan karena petugas mengerti sulitnya memberitahu
pasangan. Notifikasi dapat diberikan secar anonim, dapat dilanjutkan
dengan disclosure kemudian.
• Petugas akan mendaftar nama orang yang pernah berhubungan seks
(meskipun hanya 1 kali), atau teman berbagi jarum suntik.
• Petugas akan menanyakan nama-nama anak yang memerlukan tes HIV
Langkah 1: Mengenalkan Layanan Notifikasi Pasangan

Selama informasi pascates:


• Ingatkan kembali pasien informasi seperti pada prates
• Informasikan pada pasien ada 4 pilihan untuk menghubungi
pasangan:
1.Pasien dapat memberi tahu sendiri pasangan agar mereka tes
HIV
2.Pasien dapat membawa pasangan ke layanan untuk tes HIV
3.Pasien dapat membuat perjanjian dengan petugas, bahwa
jika pasangan belum dites dalam waktu 1 bulan, petugas yang
akan menghubungi pasangan.
4.Petugas dapat menghubungi pasangan, tanpa memberitahu
nama pasien
Langkah 1: Mengenalkan Layanan Notifikasi Pasangan

Jelaskan pada pasien:


• Semua informasi bersifat konfidensial. Ini artinya:
• Pasangan tidak akan diberitahu nama pasien atau hasil tes pasien
• Pasien indeks tidak akan diberitahu hasil tes HIV pasangan, atau
apakah akhirnya pasangan melakukan tes atau tidak
• Petugas tidak akan menghubungi pasangan tanpa seizin pasien
• Pasien akan tetap diberi layanan meskipun mereka tidak ingin
berpartisipasi di dalan layanan notifikasi pasangan.
Jawab pertanyaan pasien indeks dan dapatkan persetujuan verbal untuk
melanjutkan.
Langkah 2: Buat Daftar Pasangan Seks dan Teman Berbagi
Jarum Suntik
• Minta pasien untuk menyebutkan nama-nama dan informasi
mengenai kontak dari orang-orang yang berhubungan seks dalam 1
tahun terakhir.
• Mulai dengan, tanyakan pasangan seks utama. Kemudian tanyakan
lagi, apakah ada pasangan seks lain dalam 1 tahun terakhir.
• Atau bisa mulai dengan menanyakan pasangan seks terakhir,
kemudian dirunut, pasangan sebelum itu, dan sebelumnya, dan
sebelumnya lagi.
• Daftar pasangan meskipun yang berhubungan seks hanya satu kali
• Jika pasien adalah penasun, tanyakan juga kontak teman-teman
berbagi jarum
• Isi informasi mengenai pasangan di formulir NP
Langkah 3: Lakukan Skrining Risiko Kekerasan dari
Pasangan Intim

• Tugas kita sebagai petugas adalah “tidak mencederai/do no harm”.


Untuk melindungi keamanan pasien, pasangan yang memiliki risiko
untuk melakukan kekerasan tidak akan dikontak.
• Lakukan skrining pada tiap nama pasangan dengan 3 pertanyaan:
1. Apakah pasangan pernah memukul, menendang, menampar,
atau melakukan kekerasan fisik lainnya pada Anda?
2. Apakah pasangan pernah mengancam untuk melukai Anda?
3. Apakah pasangan pernah memaksa Anda melakukan aktivitas
seksual yang tidak Anda inginkan/Anda tidak merasa nyaman?
Langkah 3: Lakukan Skrining Risiko Kekerasan dari Pasangan
Intim

Jika pasien menjawab “ya” pada salah satu


pertanyaan tersebut, diskusikan lebih lanjut dan
kaji risiko pencederaan pada pasien.
Jika kemanan pasien terancam, mungkin ini
bukan waktu yang tepat untuk menghubungi
pasien.
Berikan rujukan ke konselor HIV yang
berpengalaman, atau layanan untuk kekerasan
pada perempuan.
Langkah 4 dan 5: Pilih Metode Notifikasi Pasangan dan mulai
Hubungi Pasangan

Bersama pasien, pilih metode notifikasi yang diinginkan, catat di formulir NP


Jika pasien memilih rujukan oleh pasien:
• Berikan “Tips dan teks komunikasi untuk memberi tahu pasangan tentang
status HIV Anda”.
• Jika diinginkan, latihlah cara mengungkapkan status sampai pasien merasa
percaya diri
• Gali kemungkinan pertanyaan dari pasangan, dan bantu pasien untuk
memberikan respon terhadap kemungkinan pertanyaan tersebut
• Berikan mereka kartu rujukan yang menjelaskan pentingnya pasangan untuk
datang ke layanan.
• Minta pasien untuk memberikan kartu rujukan pada pasangan di akhir
pembicaraan
• Buat perjanjian dengan pasien indeks dalam 1 bulan untuk memastikan
pasangan telah melakukan tes HIV
Langkah 4 dan 5: Pilih Metode Notifikasi Pasangan dan mulai
Hubungi Pasangan
Jika pasien memilih rujukan dengan kontrak:
• Langkahnya sama seperti rujukan pasien:
• Lihat bersama “Tips dan teks komunikasi untuk memberitahu pasangan tentang
status HIV”
• Minta pasien untuk memberikan kartu rujukan untuk pasangan
• Tentukan batas waktu 1 bulan ada pada tanggal berapa dan sepakati tanggal
tersebut
• Ingatkan pasien bahwa petugas akan menelpon pasien untuk meminta izin
lagi untuk menghubungi pasangan, jika setelah melewati tanggal tersebut
pasangan belum dites HIV
• Setelah 1 bulan, hubungi pasien indeks dan tanyakan jika pasangan sudah
tes HIV atau belum
• Jika belum, minta izin pasien untuk menghubungi pasangan dan ikuti langkah
di dalam metode rujukan petugas kesehatan.
• Jika pasien belum memberikan izin untuk menghubungi pasangan, catatlah
hasil ini di dalam formulir NP
Langkah 4 dan 5: Pilih Metode Notifikasi Pasangan dan mulai
Hubungi Pasangan
Jika pasien memilih rujukan petugas kesehatan :
• Mulai hubungi pasangan lewat telepon menggunakan “teks
komunikasi untuk pasangan: lewat telepon”
• Ingat, jangan berikan informasi pada orang lain selain dari pasangan
pasien. Konfirmasikan identitas pasangan terlebih dahulu.
• Jika pasangan menanyakan “sumber informasi/kemungkinan
penularan dari siapa”, katakan “karena ini konfidensial, saya tidak
dapat memberikan informasi tersebut, silakan datang ke puskesmas”
• Gunakan “teks kominikasi untuk pasangan: lewat WA/SMS”
• Catat hasil dari kegiatan mengontak pasangan di register NP
Langkah 6: Catat Hasil Layanan Tes Pasangan

• Catat metode notifikasi pasangan dan apakah berhasil


menghubungi pasangan
• Jika pasangan dihubungi, catat metodenya: lewat telepon,
lewat WA, lewat SMS, kunjungan rumah, kartu rujukan
• Jika pasangan melakukan tes HIV, catat hasil tes HIVnya
• Jika hasil tes HIV pasangan positif, catat apakah sudah
mendapat ART atau tidak
Langkah 7: Berikan Layanan untuk pasangan serokonkordan/
serodiskordan
Pasangan Konkordan HIV Positif Pasangan Serodiskordan
• Informasi tentang ART dan • Informasi tentang ART dan
kepatuhan kepatuhan bagi pasangan
• PPIA dengan HIV postitif
• Promosi kondom dan • Sirkumsisi (jika pasangan yang
pengurangan risiko laki-laki HIV negatif)
• Penapisan IMS dan terapi IMS • PPIA (jika pasangan yang
• Layanan kontrasepsi perempuan HIV positif)
• Ulang HIV tes pada pasangan
dengan HIV negatif
• Promosi kondom dan
pengurangan risiko
• Penapisan IMS dan terapi IMS
• Layanan kontrasepsi
Dampak Sosial Notifikasi Pasangan
• Tiga RCT melaporkan beberapa kejadian kekerasan,
namun tidak terkait dengan notifikasi pasangan.
Kekerasan sudah terjadi sebelum intervensi NP.
• Tiga studi observasi menunjukkan tidak ada kekerasan fisik
atau kekerasan dari pasangan intim akibat notifikasi
pasangan.
• Satu studi di Mozambique melaporkan 3 pasien HIV positif
ditinggalkan oleh pasangan dari 173 pasangan yang
dinotifikasi; 2 kasus terkait status HIV, satu lagi terkait
keuangan.
Apa Dampak yang Mungkin Terjadi
Jika Petugas Membantu
Notifikasi Pasangan?
Fasyankes
• Tahun 2017 ada 100 diagnosis baru ODHA
• Jika asumsinya:
- 90% ODHA punya 1 pasangan
- keberhasilan NP dibantu petugas 50-75%
(study)
- positivity rate 20-72% (study)
• Maka: 100 x 90% x 50-75% x 20-72%= 9-49 ODHA
9 sampai dengan 49 ODHA baru ditemukan, dapat
diobati, dapat tidak menularkan lebih lanjut
Nasional
• Tahun 2017 ada 40,000 diagnosis baru ODHA
• Jika asumsinya:
- 90% ODHA punya 1 pasangan
- keberhasilan NP dibantu petugas 50-75%
(study)
- positivity rate 20-72% (study)
• Maka: 40,000 x 90% x 50-75% x 20-72%=
3,600 sampai dengan 19,440 ODHA baru ditemukan,
dapat diobati, dapat tidak menularkan lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai