Orientasi Mentoring
Program HIV AIDS dan PIMS
Di 514 KAB/KOTA
POKOK BAHASAN
• Optimasi ART
• Layanan Tes HIV
1. Partner Notifikasi,
2. Algoritma Tes HIV
3. Community-Based Screening/Skrining Berbasis Komunitas dan HIV Self-
testing/Tes HIV Mandiri
S.T.O.P HIV
SULUH
Masyarakat mendapat
informasi benar mengenai
HIV AIDS
TEMUKAN
OBATI
Indikator Indikator
Outcome Program Outcome Program
Indikator
Indikator Outcome Program
Outcome Program
Optimasi ART
• Optimasi ART artinya mengoptimalkan
penggunaan ART, seefektif dan seefisien
mungkin.
Notifikasi Pasangan (NP) merupakan strategi yang efektif untuk menentukan kasus HIV
DEFINISI OPERASIONAL
Notifikasi pasangan: suatu proses yang dilakukan secara
sukarela dimana petugas kesehatan menggali mengenai
suami/istri, pasangan seks, teman berbagi jarum suntik, dan/atau
anak biologis dari ODHA, lalu atas persetujuannya, meminta
suami/istri, pasangan seks, teman berbagi jarum suntik, dan/atau
anak biologisnya untuk tes HIV.
Pasien indeks mengajak Petugas kesehatan atau Pasien indeks bersama Pasien indeks mengajak tes indeks
petugas dengan/tanpa untuk tes HIV dalam jangka waktu
teks indeks untuk tes HIV petugas komunitas yang disepakati dan jika tidak
mengajak teks indeks petugas komunitas berhasil setelah batas waktu
untuk tes HIV mengajak tes indeks tersebut, petugas kesehatan yang
untuk tes HIV akan mengontak tes indeks
Di mana dan kapan dapat ditawarkan?
Di layanan Di komunitas
kesehatan
Tidak hanya
Ditawarkan
ditawakan sekali,
ulang setiap
tetapi ditawarkan
ada perubahan
ulang apabila
status
pasien belum
hubungan
menerima
Siapa yang menyediakan layanan notifikasi pasangan dan anak
di layanan kesehatan?
Keterangan:
Petugas pelaksana
telah menerima
orientasi atau
lokakarya terkait
notifikasi pasangan
Lakukan Pemeriksaan R1
• R1 : Dual Rapid tes HIV
(HIV&TP) dan Sifilis
• R2 dan R3 : HIV Rapid test
HIV – TP – HIV- TP+
HIV+ TP- HIV+ TP+ atau EIA
Laporkan HIV Negatif dan
Laporkan HIV Negatif
dan Syphilis Positif
Lanjut ke
R2 HIV TP+ Laporkan Sifilis • Ketika ada hasil yang
Syphilis Negatif
R2 HIV + R2 HIV -
Positif
berbeda dan semua hasil
Lanjut ke R3 Ulangi R1
TP Reaktif harus segera
R1 HIV + TP + atau
(HIV&TP)
diobati sesuai dengan
R1 HIV + TP-, R2 +, R3 R1 HIV+ TP-, R2 +, R3 -
HIV + TP- R1 HIV – TP –atau HIV – TP + pedoman nasional sifilis.
Laporkan
HIV Positif &
Laporkan
HIV Inkonklusif
Laporkan
Syphilis Negatif
Laporkan
HIV inkonklusif
TP – Laporkan Sifilis
Negatif Laporkan HIV TP – Laporkan Sifilis
Negatif
• Ketika ada hasil yang
Syphilis Negatif dan ulang
pemeriksaan 14
dan ulang
pemeriksaan 14 hari
TP+ Laporkan Sifilis
Positif
Negatif
TP+ Laporkan Sifilis
Positif
berbeda dan semua hasil
hari lagi lagi
TP Non Reaktif dilaporkan
“Sifilis Negatif”
Petunjuk Teknis Sentinel Surveilans Senitinel HIV, Sifilis, Hepatitis B pada Ibu Hamil, Kementerian Kesehatan, 2021
Strategi Tes Diagnosis HIV untuk usia ≥ 18 tahun
Lakukan Pemeriksaan R1
• R1:Reagen 1 (Pemeriksaan 1);
R1 (+) Reaktif R1 (-) Non Reaktif R2: Reagen 2 (Pemeriksaan 2);
(LAPORKAN HIV • R3: Reagen 3 (Pemeriksaan 3)
Lakukan Pemeriksaan NEGATIF) • Reagen HIV Rapid atau EIA
R2 • Reagensia yang digunakan
• Nilai prediksi positif 99 %
R1 + R2 + R1 + R2 - • Sensitivitas 99%
• Spesifisitas 98%.
Lakukan R3 Ulangi R1 • Reagen 1 harus memiliki
sensitivitas tertinggi, diikuti
R1+, R2+, R3- R1 – oleh Reagen kedua dan
R1+, R2+, R3+ R1 +
(LAPORKAN HIV ketiga dengan spesifisitas
INKONKLUSIF, (LAPORKAN (LAPORKAN HIV (LAPORKAN HIV tertinggi.
pemeriksaan ulang 14 HIV POSITIF) INKONKLUSIF, NEGATIF)
hari) pemeriksaan ulang 14
hari)
3. Community-Based Screening/Skrining
Berbasis Komunitas dan HIV Self-
testing/Tes HIV Mandiri
Latar Belakang
• Hingga tahun 2020, 66% ODHIV hidup, mengetahui status HIV nya
• Hasil Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) pada tahun 2018-19 mengindikasikan proporsi populasi kunci yang
melakukan tes HIV berkisar antara 15% pada klien Wanita Pekerja Seks (WPS), 72% pada waria (transpuan), LSL
(59%), Penasun (67%), WPS (42%).
• Di sisi lain, saat ini pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi cakupan tes HIV, baik karena kekhawatiran dari pasien
untuk tertular COVID-19 jika datang ke layanan, maupun karena banyak petugas kesehatan yang menangani HIV kini
juga harus membantu menangani COVID-19 di fasyankesnya.
• Hasil penelitian tes HIV berbasis cairan oral (OFT/Oral Fluid Test) yang dilakukan pada LSL di Bali menunjukkan
peningkatan cakupan testing di Denpasar Bali dari 98 tes per bulan menjadi 152 tes per bulan. Studi menunjukkan
81% (813) orang yang ditawarkan OFT menerima tes, 10% (83) hasil tes reaktif, 63% (52) dari orang dengan hasil
reaktif datang ke klinik untuk tes konfirmasi. Sebanyak 5.78% (47) dari total skrining terkonfirmasi positif, 83% (39)
dari mereka mulai ARV.
• Hasil Penelitian pada klien pekerja seks di 7 lokalisasi di Bali, 65% (188) pria yang berpartisipasi dalam tes itu
menerima tes HIV mandiri, hanya 13,3% di antaranya sudah pernah melakukan tes HIV. Hampir semua pria (98.9%)
yang menerima tes HIV mandiri memilih tes HIV mandiri dengan pendampingan. Sebagian besar pria menyatakan
mereka menyukai tes HIV mandiri karena mereka dapat melakukan tes pada diri mereka sendiri (89.8%), mudah
digunakan (99%) dan mereka dapat mengulang tes (89%), melakukan tes pada pasangan mereka (63.5%), dan
merekomendasikannya pada pria lain (91%).
Definisi
• Skrining HIV berbasis komunitas adalah deteksi dini HIV yang dilakukan di luar fasyankes atau di
komunitas/masyarakat, misalnya saat melakukan penjangkauan, di LSM, di tempat kerja, di klub malam, atau
bar atau posyandu yang dilakukan oleh kader. Skrining berbasis komunitas dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan dan atau non-petugas kesehatan yang terlatih. Termasuk di dalam non-petugas kesehatan adalah
kader, petugas penjangkau dari LSM, pendidik sebaya, petugas keselamatan dan kesehatan kerja (K3) atau
petugas di tempat kerja. Untuk selanjutnya, non-petugas kesehatan disebut sebagai pendamping.
• Skrining HIV Mandiri dapat ditawarkan pada klien, atau pasangannya, dengan cara melakukan sendiri dan
menginterpretasi hasilnya dalam situasi personal. Untuk konfirmasi hasil tetap harus dilakukan di layanan
kesehatan.
• Skrining HIV mandiri dapat dilakukan dengan atau tanpa pendampingan:
• Skrining HIV mandiri dengan pendampingan dilakukan oleh klien dengan disaksikan oleh pendamping. Pendamping
sebelumnya melakukan demo dan memberikan petunjuk cara melakukan skrining HIV mandiri dan interpretasi hasilnya.
Pendampingan ini dapat dilakukan secara tatap muka atau dengan cara daring (dalam jaringan/online) atau lewat panggilan
video.
• Skrining HIV Mandiri tanpa pendampingan yaitu skrining yang dilakukan tanpa adanya bantuan (langkah-langkah cara
melakukan skrining HIV mandiri dan interpretasi hasil) atau pemantauan dari pendamping.
Pertimbangan memilih OFT
• Tidak invasive, tidak ada darah yang dikeluarkan
• Tidak berbahaya, hanya melibatkan cairan air liur di
permukaan gusi dan bibir
• Dapat dilakukan secara mandiri dan mudah
• Penerimaan di berbagai negara cukup bagus
• Skrining berbasis komunitas dikembangkan menjadi bagian
dari tugas para penjangkau (outreach worker) dalam upaya
meningkatkan layanan pencegahan, tes dan pengobatan
HIV, perawatan dan dukungan lainnya
Tes untuk triage, termasuk self testing
• Tes HIV mandiri (self testing) adalah tes untuk triase
Lakukan Self testing (R0) dan tidak memberikan diagnosis konfirmasi HIV-
positif
• Semua hasil tes HIV mandiri reaktif perlu diikuti
dengan tes lebih lanjut oleh layanan kesehatan
untuk untuk memastikan status HIV.
• Hasil tes HIV mandiri non reaktif, artinya HIV-negatif,
tanpa perlu dites ulang.
R0 Reaktif (+) R0 Non Reaktif (-)
• Untuk hasil yang INVALID harus diulang dengan
reagensia yang baru.
• Tes HIV mandiri tidak dianjurkan untuk ODHIV yang
sudah ART, karena hasil tes HIV negatif palsu dapat
terjadi.
HIV Negatif • Tes ulang pada hasil Negatif hanya untuk individu
Rujuk ke layanan kesehatan rujuk ke layanan pencegahan yang berpotensi terpajanan HIV dalam 12 minggu
untuk konfirmasi status HIV HIV Tes ulang bila tetap
sebelumnya.
berisiko HIV atau pajanan baru
PrEP : WHO RECOMMENDATION