Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional, demi terciptanya kwalitas


manusia yang diharapkan, perlu peningkatan upaya penaggulangan HIV / AIDS, yang melibatkan
semua sektor pembangunan nasional melalui program yang terarah, terpadu dan menyeluruh.
AIDS (Acuquired Immune Deficiency Sidrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh virus HIV ( Human Immuno Deficiency Virus ) yang akan mudah menular dan
mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan berakibat yang
bersangkutan kehilangan daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terinfeksi dan meninggal karena
berbagai penyakit infeksi, kanker dan lain-lain.
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahan atau obat untuk penyembuhannya.
Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit pada orang dewasa memakan
waktu rata-rata 5-10 tahun. Selama kurun waktu tersebut walaupun masih tampak sehat, secara sadar
maupun tidak pengidap HIV dapat menularkan virusnya pada orang lain.
Program penaggulangan HIV-AIDS telah berjalan di Indonesia kurang lebih dari 20 tahun sejak
ditemukannya kasus AIDS yang pertama pada tahun 1987. Hingga kini program penanggulangan telah
berkembang pesat meliputi pencegahan hingga pengobatan, perawatan dan dukungan. Perkembangan
program ini menunjukan pula pemahaman yang lebih baik para penyelenggara dan pelaksana program
terhadap persoalan HIV-AIDS serta perkembangannya, besaran dan percepatan respon untuk
mengatasinya.
Dalam mewujudkan fungsinya, puskesmas kecamatan Tamansari harus meningkatkan kualitas
dan kinerja pelayanan, proses pelayanan maupun sumber daya yang digunakan. Mutu dan kinerja
pelayanan mengacu kepada kebijakan mutu Puskesmas Kecamatan Tamansari dengan tata nilai
budaya organisasi yaitu Profesional, Integrasi, Empati, Akuntabilitas dan Inovatif untuk mendukung
Misi Puskesmas Kecamatan Tamansari yang salah satunya menyelenggarakan palayanan paripurna
yang berkesinambungan untuk mencapai visi Puskesmas Kecamatan Tamansari yaitu “Menjadi
Puskesmas Terbaik Pilihan Masyarakat Jakarta”
Strategi penanggulangan HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan mengurangi risiko penularan
HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan
AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan
bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multipihak baik pemerintah maupun
masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan terdampak, sehingga keseluruhan upaya
penanggulangan HIV dan AIDS dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, yang menyangkut area
pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan yang kondusif.

I. LATAR BELAKANG

1.1 Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
4. Surat Edaran Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Nomor HK 02.021/1564/2018 Tentang
Penatalaksanaan Orang Dengan HIV/AIDS untuk Eliminasi AIDS Tahun 2030
5. Peraturan Menteri Kesehatan No.4 Tahun 2019 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
6. Keputusan Menteri Kesehatan No.90/2019 Kementerian Kesehatan RI tentang Pedoman
Nasional Penatalaksanaan Kedokteran HIV AIDS.
7. Surat Edaran Dirjen Yankes No. HK.02.02/II/1739/2019 Tentang Dukungan Eliminasi
Penularan HIV
8. Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta No. 181 Tahun 2020n Tentang
Pelaksanaan Program Penanggulangan HIV AIDS dan IMS pada Masa Pandemi Covid 19
9. Rencana Strategi (Renstra) Dinas Kesehatan Tahun 2018 - 2022

1.2 GAMBARAN UMUM

Strategi penanggulangan HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan mengurangi risiko


penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial dan
ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, agar individu dan
masyarakat menjadi produktif dan bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran
aktif multipihak baik pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan
terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat dilakukan dengan
sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan
pengembangan lingkungan yang kondusif.
Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan AIDS di indonesia telah memasuki epidemi
terkonsentrasi. Dalam menghadapi epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi, untuk
menghasilkan program yang cakupannya tinggi, efektif dan berkelanjutan, hal ini tertuang dalam
SE Kadinkes DKI Jakarta No.181 Tahun 2020 tentang layanan HIv di masa pandemic, bahwa
layanan pemberian ARV dapat di diberikan dalam kurun waktu 2 – 3 bulan, setelah tiga bulan
berturut – turut ODHA Kembali ke layanan untuk mengakses ARV dan melakukan pemeriksaan,
bagi ODHA yang berada di luar wilayah DKI Jakarta karena kebiajakan pembatasan mobilisasi
ARV dapat dikirimkan melalui jasa pengiriman. Dalam kebijakan ini juga memuat bagaimana
Layanan Kesehatan melakukan pemeriksaan Konseling Tes HIV bergerak di masa pandemi.
Jakarta menduduki peringkat ke tiga di Indonesia setelah Papua/Papua Barat dan Jawa
Timur, dalam hal skrinining orang dengan resiko HIV sebanyak 352.161 orang, positif HIV 61.959
orang (56%), dengan akses ARV 24.084 orang (22%) dan Jumlah Virus yang tersupresi sebesar
8.962 orang (8%). Untuk Jakarta Barat Hasil skrining orang dengan resiko HIV sebanyak 116.155
orang dengan target 88.602 (131,1%), dengan positif HIV 10763 dalam pengobatan ARV 4713.
Puskesmas Kecamatan Tamansari sendiri sudah melakukan skrining 11.158 Orang dengan
target 6620 (168,54%), sampai dengan bulan Desember 2019.
Jika ditinjau dari system pelayanan kesehatan di Indonesia maka peranan dan
kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak system pelayanan kesehatan di Indonesia,
maka puskesmas bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat,
juga bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran.
2.1 TUJUAN
2.1.1 Tujuan Umum
Mengakhiri epidemic HIV-AIDS di Indonesia pada umumnya dan di Jakarta pada khususnya
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Menemukan kasus baru penderita HIV
2. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
3. Menurunkan angka kesakitan HIV-AIDS
4. Menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh HIV – AIDS
5. Menurunkan stigma masyarakat mengenai HIV – AIDS
BAB II

SASARAN, INDIKATOR DAN STRATEGI KEGIATAN


2.1 SASARAN

Tabel 1. Data Sasaran Penatalaksanaan Penyakit HIV/AIDS 2019 - 2022

Taman Sari
No. Nilai Estimasi
2020 2021 2022
1. LSL 1175 1031 866
2. WPS 1654 1110 1158
3. Trans Gender (Waria) - 12 -
4. Penasun - - 4
5. Ibu Hamil 2046 1130 1329
6. Pasien TB 281 471 247
7. IMS 1464 1391 2252

Jumlah
6620 5145 5856
Sumber : Estimasi Sudinkes Jakbar (Berdasarkan hasil pemetaan 2018)

2.2 INDIKATOR
Tabel 2. Indikator Kinerja Penatalaksanaan Penyakit HIV/AIDS

TARGET
No INDIKATOR KINERJA
2018 2019 2020 2021 2022

1. Persentase Orang dengan Risiko HIV yang 100 100 100 100 100
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar

Sumber : Rencana Strategis Kemkes (Renstra) 2018 – 2022)

Tabel 3. Indikator Mutu Penatalaksanaan Penyakit HIV/AIDS

TARGET
No INDIKATOR MUTU
2018 2019 2020 2021 2022

1. Persentase Penderita HIV yang Diobati Sesuai 66 67 67 68 69


Standar

2. Persentase ODHA yang discreening TB 100 100 100 100 100


Tabel 4. Indikator Fast Track Penatalaksanaan Penyakit HIV/AIDS

TARGET
No INDIKATOR MUTU
2018 2019 2020 2021 2022

1. Persentase Orang dengan Risiko HIV yang 90 90 90 90 90


Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar.

2. Persentase Orang dengan status HIV positif dan 90 90 90 90 90


mendapatkan ARV (s/d November 2019)

3 Presentasi Orang dengan Status HIV positif 90 90 90 90 90


mengetahui mempertahankan VL tersuprsesi

2.2 STRATEGI KEGIATAN

2.3.1 Advokasi

Pertemuan dan Koordinasi dengan Instansi Terkait, mengenai

Advokasi dilakukan dengan pihak yang berhubungan dalam setiap kegiatan program Hiv/AIDS.
Memastikan adanya kebijakan yang mendukung penanggulangan HIV/AIDS yang sesuai
dengan prinsip-prinsip HAM dan memperhatikan kebutuhan laki-laki, perempuan, waria
(responsif gender); memastikan mereka memiliki akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dari
kebijakan yang dibuat.

2.3.2 Bina Suasana

Adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial, baik fisik maupun non fisik, yang
mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk mau melakukan Penatalaksanaan HIV/AIDS .
Kegiatan meliputi:

a. Pertemuan dengan jejaring


Pertemuan dengan jejaring Diusahakan agar peraturan perundang-undangan mendukung dan
selaras dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS di semua tingkat.
Setiap kebijakan, program, pelayanan dan kegiatan harus tetap menghormati harkat dan martabat
dari para pengidap HIV/penderita AIDS dan keluarganya.Dengan peretemuan jejaring ini (ekternal
maupun internal) diharapkan tujuan tersebut dapat terwujud. Sudah dilakukan selama tahun 2019
sebanyak 2 kali pertemuan, di bulan April dan Mei 2020, dengan pembahasan pertemuan pertama
mengenai kegiatan program HIV yang dapat dilakukan selama masa Pandemi , dan pertemuan
berikutnya terkait akses ARV selama masa Pandemi. Selama masa pandemi pertemuan dengan
jejaring dilakukan bersama dengan tim pengelola HIV Sudinkes Jakarta Barat dan Lingkages melalui
pertemuan daring (zoom meeting) secara online.

b. Pertemuan kelompok dukungan sebaya


Setiap kebijakan, program, pelayanan dan kegiatan harus tetap menghormati harkat dan martabat
dari ODHA dan keluarganya. Dalam kegiatan ini, partisipasi teman ODHA dan keluarga langsung
dilibatkan. Kegiatan dalam bentuk dialog, pemberian informasi yang tepat serta diskusi antar ODHA
dapat dilakukan. Selama Kurun waktu 2020, KDS dilakukan pada masa pandemic, diskusi dialihkan
tidak lagi secara langsung tatap muka melainkan diskusi secara online melalui Whatsapp Group
(Keluarga Besar Sophia), yang terdiri dari pelaksana poli SOPHIA, Koordinator dan LSM HIV PKC
Tamansari. Di dalam diskusi yang dilakukan di WA group tersebut teman – teman ODHA dapat
mendiskuksikan segala masalah terkait kepatuhan terhadap ARV, Infeksi Opurtunistik, Notifikasi
Pasangan dan Pemeriksaan Viral Load (Jumlah Virus) pada pasien ODHA yang sudah
mengkonsusmsi ARV minimal 6 bulan.

c. Pemeriksaan laboratorium CD4 dan VL


Setiap pemberi pelayanan kepada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) berkewajiban memberikan
pelayanan tanpa diskriminasi, termasuk bagi teman ODHA yang memerlukan CD4 dan VL untuk
mengevaluasi penegobatan, di Puskesmas Kecamatan Tamansari, kegitan ini dilakukan 2 kali dalam
setahun untuk CD4 dan pemeriksan VL 1 kali dalam 1 tahun untuk masing – masing ODHA, jadwal
pemeriksaan dimulai sejak bulan Februari sampai dengan Oktober 2020.

d. Pertemuan Lintor
Pertemuan lintas sektor memberiksan upaya penanggulangan HIV/AIDS dilaksanakan yang
dilakukan secara bersama oleh masyarakat dan pemerintah dengan harapan setiap upaya
penanggulangan harus mencerminkan nilai-nilai agama dan budaya yang ada di Indonesia dengan
melibatkan lintas sektor yang ada.
Setiap kegiatan diarahkan untuk mempertahankan dan memperkukuh ketahanan dan kesejahteraan
keluarga, serta sistem dukungan sosial yang mengakar dalam masyarakat. Dalam peretmuan lintas
sector tahun 2020, kegiatan tidak hanya terkait system dukungan social, namun membahas evaluasi
kegiatan program HIV yang sebelumya sudah dilakukan Selma kurun waktu 2020 di Wilayah
Kecamatan Tamansari, Pertemuan Lintar sektor yang dilakukan terbatas melalui daring, bersama
tim pengelola HIV/AIDS Sudinkes Jakarta Barat, dimana hasilnya kami laporkan ke tim managemen
puskesmas untuk disampaikan pada saat pertemuan Minlok Lintor PKC Tamansari.

e. Kampanye ABAT
Kampanye ABAT (Aku Bangga Aku Tahu) secara teknis bekerjasama dengan Promkes, dengan
sasaran siswa di tingkat sekolah atau kalangan muda di masyarakat, Pencegahan HIV/AIDS melalui
ABAT diarahkan pada upaya pendidikan dan penyuluhan untuk memantapkan perilaku yang baik
dan mengubah perilaku yang berisiko tinggi. Karena Setiap orang berhak untuk mendapat informasi
yang benar untuk melindungi diri dan orang lain terhadap infeksi HIV. Bentuk ABAT di tahun 2022,
masa pandemic covid ini disampaikan melalui melalui penyampaian langsung bersama tim
Kesehatan Remaja, promkes, LSM HIV dan Perusahaan Gas Negara saat Hari HIV Sedunia tahun
2022 di Kantor Lurah Keagungan dengan sasaran remaja, Bersama perusahaan Pegasol secara
langsung di lakukan di SMKN 35 Jakarta Bersama tim Puskesmas Kelurahan Kerukut
dengansasaran siswa sekolah serta secara daring peremuan zoom dengan sasaran tenaga kerja
Perusahaan Pegasol.

f. Hari HIV AIDS Sedunia dan Skrining Terintegrasi Bersama Program Terkait (SI IMUT)
HARI AIDS SEDUNIA (HAS) diperingati setiap tanggal 1 Desember, yang merupakan hasil dari
Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia pada tahun 1988, ketika mendiskusikan program
penanggulangan HIV AIDS. Tujuan ditetapkannya adalah untuk mengingatkan pentingnya peran
dan komitmen negara-negara di dunia dalam upaya penanggulangan HIV AIDS. Kegiatan dilakukan
Bersama dengan Program lain yang terkait, dalam bentuk sosialiasasi, diskusi dan pemeriksaan
Kesehatan. Kegiatan Hari HIV sedunia ini juga seringkali didukung dengan NGO (Non Government
Organisation) serta CSR (Corporate Social Responsibility) Perusahaan yang ada di sekitar
Puskesmas Kecamatan Taman Sari seperti PGN dan Pegasol.

2.3.3 Kerjasama Lintas Sektor (Lembaga Swadaya Masyarakat dan Warga Peduli HIV/AIDS)
Pelibatan aktif masyarakat sipil, termasuk orang yang terinfeksi dan terdampak HIV,
orang muda termasuk orang muda populasi kunci dan organisasi berbasis komunitas, yang lebih
strategis dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, monitoring dan evaluasi program, sejak
tahun 2021 LSM Gema tidak lagi bekerjasama di wilayah DKI Jakarta, tetapi di wilayah Tangerang,
sehigga satu LSM berkurang yang bekerjasama dengan PKC Tamansari, Kembali bekerjasama di
Bulan Septemmbet tahun 2022, Untuk LSM Pendamping tidak lagi dibantu oleh Kotex tetapi oleh
teman – teman LSM dari JIP (Jaringan Indonesia Positif). Dalam Masa Pandemi Covid 19 ini,
banyak kegiatan tatap muka langsung yang tertunda dan tidak dapat dilakukan, terkait kebijakan
pemerintah yang dikeluarkan sejak awal tahun 2021 untuk tidak melakukan pertemenuan langsung
dan didukung dengan dikeluarkannya PPKM darurat di Jawa dan Bali sejak 3 juli 2021. Pertemuan
langsung dan Mobile VCT baru dapat dilakukan 4 Oktober 2021 sesuai dengan kebijakan PPKM
Level 2 di Jawa-Bali, terus berlanjut sampai dengan tahun 2022, dimana kegiatan ini terus membaik
dan memberikan peningkatan skrining HIV, Berikut adalah kegiatan yang dilakukan LSM dan WPA
di wilayah Kecamatan Tamansari:
Tabel 5. Tabel Kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Warga Peduli HIV/AIDS
Periode Januari – Desember 2022
N Layanan Kegiatan Frekuensi Kegiatan Pem Lokasi
o Pendampin Mobile Statis TW TW TW 3 TW 4 eriks
gan VCT VCT 1 2 aan

√ - √
1 Yayasan 4 2 4 4 240 Statis
Kusuma Puskesmas
Buana Kecamatan
Tamansari

√ √ √
2 Yayasan 2 1 4 3 920 Kantor YPJ
Pesona
Jakarta

√ √ √
3 YPHB 1 2 3 3 2120 Club malam,
spa&massage,
karaoke.

√ - -
5 JIP - - - - Khusus
Melakukan
Pendampingan
ODHA

√ - -
6 Kharisma - - - - Kantor Camat,
Kelurahan
Mabes, Glodok,
Tangki, Tamsar
- - -
7 Warga - - - - 0 Tidak ada
Peduli Kegiatan Moble
HIV/AIDS VCT Selama
Covid 19

- - -
8 Klinik - - - - 0 Tidak ada
Catra Kegiatan Moble
medika VCT Selama
Covid 19
Jumlah 5 1 8 31 3280
BAB III
CAPAIAN, MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN

3.1 CAPAIAN BERDASARKAN SPM (INDIKATOR KINERJA & MUTU)


Tabel 6. Hasil Capaian Penatalaksaan Penyakit HIV/AIDS (Januari – Desember 2022)
CAPAIAN
Indikator Target
No Unit HASIL
Kinerja Tahunan TW 1 TW 2 TW 3 TW 4

1 HIV Persentase 100% 28.43 59.20 81.20 102.39% TERCAPAI


Orang (5856 % % % (5996/5856)
dengan Pemeriksaan ) (1668/ (3467/ (4755/
Risiko HIV 5856) 5856) 5145)
yang
Mendapatkan
Pelayanan
Kesehatan
Sesuai
Standar

2 HIV Persentase 100% 100% 100% 100% 100% TERCAPAI


Penderita HIV 210/ 214/ 245/ 240/240
yang Diobati 210 214 245
Sesuai
Standar

3 HIV Persentase 100% 100% 100% 100% 100% TERCAPAI


ODHA yang 210/ 214/ 176/1 240/240
discreening 210 214 76
TB

Gambar 1.a Jumlah pemeriksaan HIV melalui Konseling Tes HIV (Januari s/d Desember 2022)
KONSELING TES HIV BERDASARKAN KEL RESIKO TAHUN
2022
PENASUN
0% WPS
IMS 20%
38%

LSL
14%
WARIA
TB 0%
4% BUMIL
24%

Gambar 1.a Jumlah pemeriksaan HIV melalui Konseling Tes HIV berdasarkan Kelompok Resiko (Januari s/d
Desember 2022)

Gambar 1.b Hasil Pemeriksaan HIV Reaktif dari hasil Konseling Tes HIV (Januari s/d Desember 2022)

KONSELING TES HIV BERDASARKAN KEL RESIKO TAHUN


2022
PENASUN
0% WPS
IMS 20%
38%

LSL
14%
WARIA
TB 0%
4% BUMIL
24%

Gambar 2.b Hasil Pemeriksaan HIV Reaktif dari hasil Konseling Tes HIV Berdasarkan Kelompok Resiko (Januari s/d
Desember 2022)
Berdasarkan tabel 6 maka diperoleh analisa capaian program HIV/AIDS Puskesmas Kecamatan Tamansari
sudah mencapai target. Target tahunan (Indikator Kinerja warna abu) yaitu 100 % dan capaian yang
diperoleh yaitu 102.39%, Target tahunan (Indikator Mutu warna hijau) yaitu 100 % untuk Persentase
Penderita HIV yang Diobati Sesuai Standar dengan capaian yang diperoleh yaitu 100% ,dan 100 %
Persentase ODHA yang discreening TB hingga dengan capaian 100% hingga Desember 202.

3.2 CAPAIAN BERDASARKAN FAST TRACK


Tabel 7. Hasil Capaian Penatalaksaan Penyakit HIV/AIDS (Januari – Desember 2021)
CAPAIAN
Indikator Target
No Unit HASIL
Fast Track Tahunan TW 1 TW 2 TW 3 TW 4

1 HIV Persentase 95% 28.43% 59.20% 81.20% 102.39% TERCAPAI


Orang (5856 (1668/ (3467/ (4755/ (5996/5856)
dengan Pemeriksaan ) 5856) 5856) 5145)
Risiko HIV
yang
Mendapatk
an
Pelayanan
Kesehatan
Sesuai
Standar.

2 HIV Persentase 95% 100% 100% 100% 100% TERCAPAI


Orang 210/210 214/214 245/ 240/240
dengan 245
status HIV
positif dan
mendapatk
an ARV
(s/d
Desember
2019)
3 HIV Presentasi 95% 90.41% 82.94% 65.76 % 51,16% TERCAPAI
Orang 151/167 141/170 121/184 88/172
dengan
Status HIV
positif
mengetahui
mempertah
ankan VL
tersuprsesi
3.3 CAPAIAN BERDASARKAN FAST TRACK

3.2 MASALAH

Tabel 8. Analisa Capaian Penatalaksaan Penyakit HIV/AIDS Berdasarkan Capaian Indikator Kinerja dan
Mutu (Januari – Desember 2022)
No Indikator Kinerja & Mutu Analisa
1. Persentase Orang dengan Risiko HIV Capaian diperoleh dari seluruh kunjungan pasien
yang Mendapatkan Pelayanan yang datang ke puskesmas (orang dengan
Kesehatan Sesuai Standar. susp.TBC, pasien TBC positif, pasien IMS, BUMIL,
VCT (Voluntery Counselling Test/ CATEN) maupun ke mobile VCT (POPKUN; WPS,
Konsultasi Tes atas Keinginan LSL, Waria dan Penasun) PKC Tamansari
Sendiri) dan PITC (Provider Initiated Adapun hal yang mendukung terlaksananya capaian;
Testing and Counselling/ Konsultasi 1. Dukungan Lintas Program (TBC, KIA/KB, Program
dan Tes atas Inisiasi Petugas) kesehatan Anak dan KPLDH)
2. Dukungan Lintas Sektor (Kecamaan/Kelurahan,
Dinas Pariwisata, LSM, Sudin Kes Jakbar)
3. Layanan Mobile VCT di luar jam kerja
4. Tetap bekerja sama dengan LSM yang tidak
masuk ke dalam aplikasi dokling
5.Menginput hasil pemeriksaaan HIV dari klinik
Swasta yang melakukan VCT.
2. Persentase Penderita HIV yang Capaian diperoleh dari seluruh ODHA yang
Diobati Sesuai Standar terdiagnosa di PDP Puskesmas Kecamatan Taman
sari maupun rujukan masuk dari layanan di luar PDP
Puskesmas Kecamatan Tamansari.
Adapun hal yang mendukung terlaksananya capaian:
1. Dukungan Lintas Program (Jika Pasien ODHA juga
merupakan pasien Program/Poli Lain).
2. Layanan PDP yang sudah komperhensip
3. Dukungan KDS
3. Persentase ODHA yang discreening Capaian diperoleh dari seluruh ODHA yang datang
TB ke layanan PDP, dengan mengajukan 4 pertanyaan
(apakah ada batuk, keringat malam, penurunan BB,
demam lama) dan satu pemeriksaan fisik teraba
KGB atau tanda TB diluar paru
Adapun hal yang mendukung terlaksananya capaian:
1. Layanan PDP yang sudah komperhensip
2. Dukungan KDS

Tabel 9. Analisa Capaian Penatalaksaan Penyakit HIV/AIDS Berdasarkan Capaian Fast Track
(Januari – Desember 2022)
No Indikator fast track Analisa
1. 95% Persentase Orang dengan Capaian diperoleh dari seluruh kunjungan pasien
Risiko HIV yang Mendapatkan yang datang ke puskesmas (orang dengan
Pelayanan Kesehatan Sesuai
susp.TBC, pasien TBC positif, pasien IMS, BUMIL,
Standar. CATEN) maupun ke mobile VCT (POPKUN; WPS,
VCT (Voluntery Counselling Test/ LSL, Waria dan Penasun) PKC Tamansari
Konsultasi Tes atas Keinginan Adapun hal yang mendukung terlaksananya capaian;
Sendiri) dan PITC (Provider Initiated
1. Dukungan Lintas Program (TBC, KIA/KB, Program
Testing and Counselling/ Konsultasikesehatan Anak dan KPLDH)
dan Tes atas Inisiasi Petugas) 2. Dukungan Lintas Sektor (Kecamaan/Kelurahan,
Dinas Pariwisata, LSM, Sudin Kes Jakbar)
3. Layanan Mobile VCT di luar jam kerja
4. Tetap bekerja sama dengan LSM yang tidak
masuk ke dalam aplikasi dokling
5.Menginput hasil pemeriksaaan HIV dari klinik
Swasta yang melakukan VCT.
2. 95% Persentase Orang dengan Capaian 100% diperoleh dari seluruh data Pasien
status HIV positif dan mendapatkan ODHA yang mengakses ARV sampai dengan
ARV (s/d November 2019) November 2019 yaitu 174 orang. Seluruhnya
menerima ARV, hal ini didikung dengan adanya :
1. Penguatan Konseling Kepatuhan ARV pada
pasein ODHA.
2. Peran dan dukungan tenaga kesehatan melalui
pesan pengingat di Whatsapp.
3. Dukungan PMO dari masing – masing ODHA
4. Dukungan LSM Pendamping yang dapat
menjangkau serta mengingatkan ODHA
3. 95% Presentasi Orang dengan Capaian diperoleh dari ODHA yang Eligble (sudah
Status HIV positif mengetahui memenuhi syarat pemeriksaan 1 tahun mendapatkan
mempertahankan VL tersuprsesi. terapi ARV) untuk Tes VL, Hanya pada Triwulan 2
dan 3
hal ini didikung dengan adanya,:
1. Kerjasama dilakukan bersama dengan RS
dharmais, LSM dan Tim Lingkages.
2. Pengambilan sampel terjadwal 2 kali seminggu
dan diantar jemput oleh tim kurir Lingkages.
3. Daftar peserta ODHA yang akan di cek VL
sudah terdata diawal bulan, dan nama yang
terdaftar segera di infokan dan di lakukan
pengambilan darah pada saat ODHA
mengambil ARV.
4. Data yang bagi ODHA yanga akan melakukan
pemeriksaan dikirim langsung melalui sitem
SITRUST dan terkoneksi dengan pelaporan
SIHA serta RS. Dharmais
Hal yang mmasi menjadi masalah :
1. Alat & Reagen Terbatas untuk Puskesmas
yang ditunjuk
2. Masih ada Nomor telepon atau kontak ODHA
yang belum di perbaharui setiap kali ODHA
mengambil ARV.
3. Beberapa ODHA harus melakukan pemriksaan
VL bersamaan dengan CD4
4. Pandemi Covid 19 membuat sasaran sult
untuk akses ke layanan

Total capaian dalam setahun sesuai dengan target, namun dalam proses program perbulan, memiliki
beberapa kendala diantaranya sebagai berikut:

3.2.1 Identifikasi Masalah


Tabel 10. Data Identifikasi Masalah Capaian Penatalaksaan Penyakit HIV/AIDS Berdasarkan Capaian
Fast Track
Target Capaian
No. Masalah (Kendala) (Jan-Des 2022) (Jan-Des 2025) Deviasi
Jumlah % Jumlah %
1 Baru 51.16% ODHA Eligible VL 172 95 88 51.16 43,84
yang diperiksakan VL TW 3

3.2.2 Analisa Dampak dan Harapan


Tabel 11. Dampak dan Harapan

Masalah No. Dampak Masalah Harapan


3.2.3
Baru Pengaruh Pihak yang
1 Berkepentingan
Masih didapatkan ODHA yang Semua ODHA yang yang eligble tes
51.16% ODHA
Eligible VL yang tidak mengetahui apakah VL sudah VL mengetahui nilai VL ( Jumlah
tersupresi ( Evaluasi Pengobatan) Virus)
diperiksakan VL
ODHA mengetahui evaluasi
keberhasilan ARV (VL Tersupresi)
Tabel 12. Pengaruh Terhaap Pihak Yang Berkepentingan (Baru 53% ODHA Eligible VL yang diperiksakan
VL)

Pihak Yang
Positive Impact Negative Impact
Berkepentingan
Pasien Semua ODHA yang yang eligble tes VL Adaptasi terhadap hasil pemeriksaan
mengetahui nilai VL ( Jumlah Virus), dengan yang didapatkan setelah dilakukan
mengetahui berapa besar jumlah virus, ODHA pemeriksaan VL.
akan mengetahui evaluasi keberhasilan terapi Komitmen untuk bersedia
ARV. memeriksakan VL ( Jumlah Virus)
Bagi ODHA dengan jumlah virus yang sudah ulang jika diperlukan, terkait evaluasi
tersupresi, ODHA dapat memepertahankan pengobatan atau gagal pengobatan
mekanisme terapi ARV yang selama ini
dilakukan.
Bagi ODHA dengan jumlah virus yang belum
tersupresi, akan di koreksi, dinilai mengenai
kepatuhan minum obat, dan dipantau ulang
jumlah virus dalam dua kali pemeriksaan
jumlah virus dengan jarak 6 bulan. Masih
belum terkoreksi pasien akan dirujuk.

Tenaga Dokter : Adaptasi dan pengaturan


Kesehatan Profesional, bertanggung jawab terhadap pengambilan sampel darah Viral
tugas dan bersahabat kepada pasien Load (VL)
Perawat PDP : Adaptasi sistem pembaharuan no
1. Lebih aktif dalam memantau kesertaan kontak pasien
pasien baik dalam hal pengobatan maupun Adaptasi monitoring kehadiran pasien
kehadiran pengambilan sampel VL ODHA
2. Saling membantu dan berkoordinasi dalam
pemantauan Keberhasilan terapii ARV .

Puskesmas Target fast track tercapai sehingga (-)


mengurangi beban biaya pengobatan Negara.
Lintas Sektor Proaktif dalam bersosialisasi dan peduli Adaptasi dan pengaturan
(LSM) terhadap program kesehatan (HIV/AIDS) pengambilan sampel darah Viral
Load (VL)
Adaptasi sistem pembaharuan no
kontak pasien
Adaptasi monitoring kehadiran pasien
ODHA

3.2.4 Diagram Sebab Akibat

Gambar 7. Diagram Fish bone (Sebab Akibat) Baru 51,16% ODHA Eligble VL yang diperiksa VL)

3.2.5 Menentukan Akar Penyebab


Tabel 13. Matriks Penyebab Dominan (Baru 51.16% ODHA Eligible VL yang diperiksakan VL)

URAIAN A B C D E F G Jumlah %
Alat & Reagen Terbatas untuk
A   1 1 1 1 1 1 6 4,58
Puskesmas yang ditunjuk

ODHA Kurang pengetahuan B 5 5 4 5 4 4 27 20,61

Petugas tidak memiliki no telp


C 5 4 3 4 4 4 24 18,32
update ODHA
Pengambilan dan pengiriman D 5 5 5 5 5 5 30 22,99
sampel VL bersamaan dengan
sampel CD4
Keluarga ODHA kurang
E 2 2 2 2 2 3 13 9,92
pengetahuan
Belum ada cara efektif yang
dapat membantu LSM dan F 3 4 3 2 3 3 18 13,74
petugas memonitoring
Kurang koordinasi antara LSM
G 3 2 2 2 2 2 13 9,92
dengan Petugas
Terbatasnya Akses Ke Layanan
H 3 3 2 3 3 2 16
Kesehetan
Total 131 100

Keterangan : 1 : Kurang Berpengaruh


3 : Sama Berpengaruh
5 : Lebih Berpengaruh
3.2.6 Akar Penyebab Dominan
Tabel 14. Akar Penyebab Dominan (Baru 53% ODHA Eligible VL yang diperiksakan VL)

Akar Penyebab Dominan Frek RTL RUK 2022 Indikator

Pengambilan dan pengiriman 30 Berkoordinasi dengan tim Peretemuan Monitoring 90% ODHA dapat
sampel VL bersamaan dengan analis PKC Tamansari, dan Evaluasi Jejaring mengetahui jumlah VL
kurir sample, LSM dan (Jumlah Virus)
sampel CD4
petuga PDP lainnya, bahwa dan memperthnkan
pengambnilan darah akan Jumlah Virus Tiidak
dilakukan setiap hari, tidak tedeteksi. (Fast Track)
harus bersamaan dengan
CD4.
ODHA yg eligible VL akan
diambil saat kedatangan
pengambilan ARV

ODHA Kurang pengetahuan 27 Pemberian Materi Pertemuan KDS 90% ODHA dapat
mengenai VL ke pada mengetahui jumlah VL
ODHA (Jumlah Virus)
dan memperthnkan
Jumlah Virus Tiidak
tedeteksi. (Fast Track)

Petugas tidak memiliki no telp 24 Berkoordinasi dengan Pertemuan KDS 90% ODHA dapat
update ODHA seluruh tim PDP, LSM dan mengetahui jumlah VL
KDS mengenai jadwal (Jumlah Virus)
pengambilan sampel, dan memperthnkan
perbaharuan no kontak Jumlah Virus Tiidak
yang dapat dihubungi. tedeteksi. (Fast Track)

Kurang koordinasi antara LSM 18 Melakukan pertemuan Peretemuan Monitoring


dengan Petugas untuk membahas data dan Evaluasi Jejaring 90% ODHA dapat
ODHA dampingan yang mengetahui jumlah VL
eligible dalam satu tahun (Jumlah Virus)
Membuat daftar cek list dan memperthnkan
bagi petugas dan LSM Jumlah Virus Tiidak
yang memiliki dampingan tedeteksi. (Fast Track)
Belum ada cara efektif yang 13 Berkoordinasi dengan Pertemuan KDS 90% ODHA dapat
dapat membantu LSM dan seluruh tim PDP, LSM dan mengetahui jumlah VL
KDS mengenai jadwal (Jumlah Virus)
petugas memonitoring
pengambilan sampel, dan memperthnkan
perbaharuan no kontak Jumlah Virus Tiidak
yang dapat dihubungi. tedeteksi. (Fast Track)
Pertemuan Monev HIV
Keluarga ODHA kurang 13 Pemberian Materi Pertemuan KDS 90% ODHA dapat
pengetahuan mengenai VL ke pada mengetahui jumlah VL
pendamping ODHA (Jumlah Virus)
dan memperthnkan
Jumlah Virus Tiidak
tedeteksi. (Fast Track)
Alat & Reagen Terbatas untuk 6 Melakukan pemeriksaan Pemgambilan sampel
Puskesmas yang ditunjuk dengan RS yang VL di PKC dan 90% ODHA dapat
bekerjasama (RS Pengiriman/Pemriksaan mengetahui jumlah VL
Dharmais), pemanfaatan Sampel di RS Dharmais. (Jumlah Virus)
dana GF dan Kurir sampel dan memperthnkan
LIngkages Jumlah Virus Tiidak
tedeteksi. (Fast Track)
Terbatasnya Akses Ke Layanan 16 Mengkontak Langsung Pertemuan KDS untuk 90% ODHA dapat
Kesehetan ODHIV, dengan mengatur jadwal mengetahui jumlah VL
Menyesuaikan Jadwal (Jumlah Virus)
dengan Kebijakan dan memperthnkan
Jumlah Virus Tiidak
tedeteksi. (Fast Track)
129
BAB IV

PENUTUP

Upaya penanggulangan HIV/AIDS, Program HIV/AIDS Puskesmas Kecamatan


Tamansari telah melaksanakan beberapa kerjasama baik dilintas program maupun lintas
sektor, kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan sosialisasi, penjangkauan dan
pendampingan kepada kelompok resiko tinggi. Beberapa strategi yang dapat
dikembangkan dalam penanggulangan HIV/AIDS berdasarkan pendekatan sosial budaya
adalah strategi peningkatan informasi dan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS
secara komprehensif, pemberdayaan masyarakat dan penguatan kelembagaan,
peningkatan akses jangkauan pelayanan dan dukungan penguatan regulasi dalam upaya
penanggulangan HIV/AIDS.
Terlihat bahwa dalam mencapai keberhasilan program HIV/AIDS wilayah Kecamatan
Tamansari memerlukan peran aktif multi pihak baik pemerintah maupun masyarakat termasuk
mereka yang terinfeksi dan terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan
AIDS dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan,
pengobatan, mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan yang kondusif. Hal ini juga
mendukung mutu dan kinerja pelayanan dengan mengacu kepada kebijakan mutu Puskesmas
Kecamatan Tamansari dengan tata nilai budaya organisasi yaitu Profesional, Integrasi, Empati,
Akuntabilitas dan Inovatif untuk mendukung Misi Puskesmas Kecamatan Tamansari yang
salah satunya menyelenggarakan palayanan paripurna yang berkesinambungan untuk
mencapai visi Puskesmas Kecamatan Tamansari yaitu “Menjadi Puskesmas Terbaik Pilihan
Masyarakat Jakarta.

Jakarta, 30 Desember 2022

Kasatpel UKM Pelaksana Program HIV/AIDS

dr. Anita Ratna Ningrum dr. Sherla Septie Lucky V


NIP. 199109172019032007

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Kec.Tamansari

dr. Irma Sufriani


NIP .196910082002122001

Anda mungkin juga menyukai