Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN KERJA PELAYANAN

HIV/AIDS DI RSUD.ANDI MAKKASAU KOTA PAREPARE

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
HIV adalah Human Immunodeficiency Virus(virus yang menyebabkan berkurang
atau menurunnya kekebalan tubuh) sedang AIDS adalah Acquired Immunodeficiency
Syndrome (sindrom cacat kekebalan tubuh yang di dapat), yang merupakan kumpulan gejala-
gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang di sebut HIV.
Virus HIV akan masuk dan merusak sel sel darah putih, sehingga sel darah putih yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan menurun jumlahnya. Akibatnya sistem
kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderita mudah terkena berbagai penyakit, kondisi ini
disebut AIDS. Data yang dikeluarkan oleh lembaga internasional program PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa) mengenai HIV-AIDS, menyebutkan bahwa dalam dua dasa warsa terakhir
ini, lebih dari 60 juta orang telah terserang virus HIV-AIDS, dan 20juta diantaranya
meninggal. Dan sepertiga dari penderita HIV-AIDS di dunia adalah orang muda, berusia di
bawah 25 tahun.
Mereka juga mengumumkan bahwa di seluruh dunia, setiap 11 detik seorang tewas
akibat AIDS dan satu orang tertular virus AIDS setiap enam detik. “penyakit tersebut akan
merenggut 68 juta jiwa lagi jika upaya pencegahan tidak ditingkatkan” kata UNAIDS
(United Nations AIDS).
Data dari dines kesehatan Sulawesi selatan (SULSEL) tahun 2015 penderita HIV di
SULSEL sebanyak 882 orang ,AIDS 305 orang.Tahun 2016 kasus HIV sebanyak 1030 orang
dan AIDS 578. Untuk Tahun 2017 kasus HIV sebanyak 1560 orang dan AIDS 599 orang
sedangkan Tahun 2018 (Juni) kasus HIV 547 dan AIDS 49 orang.Kasus HIV di tahun 2006
s/d tahun 2018 di Kota Parepare total jumlah kasus HIV/AIDS yang ditemukan sebesar 389
orang,
Kasus HIV/AIDS yang ditemukan di RSUD Andi Makkasau dari sejak tahun 2006
s/d 2019 sebanyak 316 kasus hiv yang positif dan yang menjalani ART 59 orang sisanya
meninggal dan pindah layanan.Untuk tahun 2018 dari 393orang yang ditawarkan untuk
pemeriksaan HIV ada 19 orang yang didapatkan hasilnya positif. Data tahun 2019 total
pasien dari 492 orang yang ditawarkan untuk tes HIV ada 18 orang yang hasil pemeriksaan
HIV positif.
RSUD.Andi Makkasau sebagai pelayanan Rujukan harus lebih siap lagi untuk
melengkapi sarana dan prasana serta meningkatkan sumber daya dan menyiapkan tenagah
professional dalam layanan terkait dengan konseling,pencegahan,perawatan dan pengobatn
kasus HIV/AIDS
II. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Adapun tujuan dari buku pedoman pelayanan HIV/AIDS adalah sebagai acuan
bagi tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Parepare
dalam memberikan pelayanan penanggulangan HIV/AIDS dan menurunkan angka
kesakitan dan kematian melalui peningkatan mutu pelayanan dengan memberi
penyuluhan dan penjelasan tentang perubahan perilaku yang mengurangi resiko
mendapat infeksi dan penyebaran virus HIV-AIDS. Rumah sakit berperan dalam
mencegah dan mengurangi penularan HIV/AIDS serta meningkatkan kualitas hidup
ODHA

B. TUJUAN KHUSUS
1. Memberikan layanan konsultasi dan test HIV-AIDS secara sukarela
2. Mempercepat penentuan diagnosis sebagai upaya tindakan layanan terkait
HIV-AIDS selanjutnya bagi ODHA (orang dengan HIV-AIDS)
3. Mempromosikan layanan dini: medik: terapi ARV (Antiretroviral), terapi dan
pencegahan IO (infeksi oportunistik) serta PMTCT (Prevention of Mother To
Child HIV Transmission)
4. Menjaga mutu layanan melalui penyediaan SDM (Sumber Daya Manusia) dan
manejemen yang sesuai

III. RUANG LINGKUP PELAYANAN

IV. BATASAN OPERASIONAL

V. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara RI tahun 1992 no. 100, tambahan lembaran negara RI no. 2495)
2. Undang-Undang Republik Indonesia no. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
(Lembaga Negara RI tahun 2004 no. 116, tambahan lembaran negara RI no. 4431)
3. Undang Undang Republik Indonesia no. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(lembaran negara RI tahun 2004 no. 125, tambahan lembaran negara RI no. 4437).
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI no.59b/menkes/SK/per/ll/1988 tentang RS.
5. Kemenkes RI nomor 1333/menkes/SKA/ll/1999 tentang standar pelayanan RS.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 131/menkes/SK/l!/2004 tentang sistem Kesehatan
Nasional diatur upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 1575/menkes/per/XI/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 1045/menkes/per/XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi RS di Lingkungan Departemen Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor512/menkes/per/IV/2007 tentang izin praktek dan
pelaksanaan praktik kedokteran.

BAB II
KEGIATAN TIM

Strategi pelayanan HIV-AIDS (Human Immunodeferentiation Virus-Acquired


Immunodeferentation Syndrome) merupakan strategi untuk pengobatan yang mempunyai tujuan
utama terhadap pasien HIV-AIDS yaitu Menurunkan angka kematian dan kesakitan serta
mencegah penularan dengan cara memberi edukasi kepada pasien.Dalam keadaan sehari-hari
penanganan paisen HIV/AIDS melibatkan pelayanan rumah sakit secara berjenjang, oleh karena
itu pelayanan HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Parepare sesuai standar
pelayanan
A. Kegiatan didalam gedung
1. pelaksanaan pelayanan konseling HIV di ruang rawat inap dan rawat jalan
2. pelaksanaan CST (care, support & treatment) di klinik VCT di bagian perawatan
3. Pemeriksaan penunjang laboratorium,radiologi, maupun bagian lain yang terkait
termasuk farmasi dan gizi
4. pelaksanaan dukungan bagi ODHA dan keluarga
B. Kegiatan diluar gedung
1. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Parepare
2. Bekerjasama dengan Global Fund komponen AIDS
3. Bekerjasama dengan LSM Yayasan Peduli Kelompok Dukungan Sebaya sebagai
Pendamping ODHA
4. Bekerjasama dengan KPA (komisi penangulangan AIDS)
Pelaksanaan Kegiatan Layanan HIV/AIDS di RSUD.Andi Makkasau :
1. Pelayanan VCT
a. jadwal VCT dilaksanakan sesuai dengan jam kerja RS yang berlaku dan daftar
konselor yang bertugas (lampiran 1)
 Hari senin sampai sabtu , mulai pukul 07.30-13.00 WIB
 Hari jum’at mulai pukul 07.30-11.00 WIB
 Hari sabtu mulai pukul 07.30-13.00 WIB
b. Tempat pelaksanaan layanan HIV di klinik VCT
c. Pelayanan konseling dengan model PITC dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter,perwat,bidan) baik rawat jalan maupun rawat inap dilakukan di ruang unit
yang membutuhkan.
d. Cara pelaksanaan kegiatan VCT secara keseluruhan berkesinambungan dan
bekerja sama dengan pihak luar, yang juga melibatkan Dinas Kesehatan Kota
Parepare, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), LSM serta Dinas institusi terkait
dengan pelaksanaan program pencegahan HIV-AIDS di wilayah Kota Parepare
2. Pelayanan ART
Pelayanan Pemberian ARV berdasarkan WHO tahun 2009 merekomendasikan :
 ARV diberikan kepada semua pasien yang jumlah CD4 ≤ 350 c/mm3 tanpa
memandang gejala klinis
 Tes CD4 diharuskan untuk mengetahui pasien dengan stadium 1dan 2
 ARV untuk semua pasien dengan stadium klin
3. Pelayanan PMTCT (Prevention of Mother to Child HIV Transmission)
Perempuan menjadi populasi rawan tertular dan menularkan virus HIV, sehingga
harus segera dilakukan antisipasi pencegahan secepatnya, sebab dari ibu hamil
dengan positif akan menularkan pada bayinya. Intervensi yang dilakukan meliputi
layanan konseling dan tes sukarela, pemberian ARV, persalinan section caesaria dan
pemberian susu formula merupakan program PMTCT, sehingga sangat diharapkan
dapat menjangkau ibu-ibu hamil untuk mengurangi angka kematian pada bayi
4. Pelayanan IO (Infeksi Oportunistik)
Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) akan lebih rentan terhadap berbagai jenis
penyakit, sehingga apabila sudah stadium 3 akan timbul IO dan harus segera
ditangani atau diobati semaksimal mungkin
5. ODHA dengan factor resiko IDU
Gangguan kejiwaan yang perlu diperhatikan dalam konseling
Gangguan kejiwaan dilaporkan sering timbul setelah seseorang dinyatakan HIV positif.
Pada saat itu biasanya mereka akan mengingkari, menyangkal atau tidak percaya pada
kenyataan yang dihadapi. Mereka akan mengalami cemas atau depresi. Dapat pula terjadi
perasaan putus asa, ketakutan atau muncul keinginan untuk bunuh diri. Gangguan kejiwaan
itu pada umumnya. dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Gangguan afektif misalnya depresi berat


2. Gangguan cemas misalnya kecemasan yang menyeluruh
3. Keinginan untuk bunuh diri
4. Gangguan otak organik dalam bentuk delirium dan demensia primer yang disebabkan
oleh HIV/AIDS atau sekunder akibat infeksi oportunistik.
Gangguan kejiwaan yang paling sering terjadi adalah depresi, angka kejadiannya berkisar
4-40%. Salah satu sebab mengapa angka kejadian depresi sedimikian besar kisarannya
adalah karena gejala depresi seperti sulit tidur, kurang nafsu makan dan penurunan berat
badan juga disebabkan oleh infeksi HIV itu sendiri dan bukan semata-mata merupakan reaksi
kejiwaan akibat infeksi HIV saja.

Depresi ditandai emosi sedih, perasaan putus asa, perasaan berdoa, harga diri menurun,
kehilangan minat dan perhatian terhadap aktifitas sehari-hari, sulit berkonsentrasi dan
menarik diri dari lingkungan sosialnya.

6. Pelayanan Penunjang
Pelayanan ini meliputi pemeriksaan Laboratorium, Radiologi dan Farmasi dan gizi.
 Laboratorium
Untuk pemeriksaan Laboratorium berdasarkan beberapa hal :
a. Mereka yang beresiko tertular virus HIV (wanita pekerja sek,waria,dan
Orang yang berganti-ganti pasangan)
b. Pemeriksaan skrining dengan rapit test
c. pemeriksaan lanjutan (CD4 dan SGOT/SGPT= Serum Glutamic Oxal-
acetic Transaminase/ Serum Glutamic Piruvic Transaminase)
 Radiologi
 Farmasi
 Gizi ; konseling gizi diberikan pada ODHA jika diperlukan dapat dilakukan
rujukan kepada ahli gizi,konseling gizi memberikan layanan untuk gizi dalam
hal;hidup sehat dan gizi seimbang,gizi sesuai stadium penyakit,gizi pada
pemakaian ARVdan gizi pada ODHA dengan IO

7. Pelayanan Rujukan
Rujukan merupakan proses ketika pasien/klien membutuhkan layanan spesifik
disamping layanan konseling.Rujukan merupakan komponen penting pada TK HIV,
penting guna memastikan terpenuhinya pelayanan berkelanjutan yang di butuhkan
klien untuk mengatasi keluhan fisik, psikologik dan sosial.
RSUD Andi Makkasau melakukan proses rujukan mengacu pada surat keputusan
Direktur NO………….TENTANG ………….dan

Konsep pelayanan berkelanjutan menekankan perlunya pemenuhan kebutuhan pada


setiap tahap penyakit infeksi, yang seharusnya dapat diakses disetiap tingkat dari
pelayanan VCT guna memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan berjelanjutan
(puskesmas, pelayanan kesehatan sekunder dan tersier) dan pelayanan sosial berbasis
masyarakat dan rumah.
Pelayanan VCT bekerja dengan membangun hubungan antara masyarakat dan
rujukan yang sesuai dengan kebutuhannya, serta memastikan rujukan dari masyarakat
ke pusat VCT, sehingga terdapat dua basis pelayanan.
Sistem rujukan dan alur rujukan klien di Indonesia terbagi menjadi 4 (empat) yaitu
1. Rujukan klien dalam lingkungan sarana kesehatan
Rujukan klien dapat dilakukan antar bagian disaran kesehatan. Jika dokter
merekomendasikan klien dirujuk kepada konselor yang ada di rumah sakit atau
konselor dari organisasi lain diluar rumah sakit. Contoh, ketika klien dicurigai HIV
dan berada dalam stadium dini, mereka dapat dirujuk ke pelayanan VCT di rumah
sakit
2. Rujukan antar sarana kesehatan
Prosedur yang digunakan adalah sama seperti prosedur rujukan yang berlaku di
sarana kesehatan Rujukan klien dari sarana kesehatan ke sarana kesehatana
lainnya

3. Kelompok dukungan
Untuk penanganan selanjutnya di lakukan pemberdayaan dan peningkatan kualitas
hidup ODHA melalui pendampingan dimana RSUD.Andi Makkasau bekerja sama
dengan Yayasan Peduli Kelompok Dukungan Sebaya (YKDS).
Rujukan ini dapat dilakukan secara timbal balik dan berulang sesuai dengan
kebutuhan klien. Contoh, ketika klien didiagnosis dan berada dalam stadium dini,
mereka akan beruntung jika dirujuk pada kelompok sebaya dan sosial untuk mendapat
dukungan. Ketika klien memiliki gejala IMS, maka perlu dirujuk ke klinik penanganan
IMS untuk mendapatkan pengobatan.
4. Rujukan klien dari sarana kesehatan lainnya ke sarana kesehatan
Rujukan dari sarana kesehatan lainnya ke sarana kesehatan dapat berupa rujukan
medic (klien) rujukan spensimen, rujukan tindakan medic lanjut atau spesialistik.
Dalam penyelenggaraan rujukan perlu dikembangkan sistim jejaring rujukan
terlebih dahulu. Bila sistim sudah terbentuk maka tidak perlu ada penanggulangan
VCT di sarana kesehatan. Untuk tindakan pengambilan specimen darah di sarana
kesehatan di mana konseling pra testing dilakukan disarana kesehatan lainnya
diperlukan informed consent di sarana kesehatan dan konseling pra testing tidak
perlu di ulang.
Contoh, ketika mereka berada dalam stadium lanjut dengan infeksi dan infeksi
oportunistik, maka mereka perlu dirujuk pada pelayanan rujukan medic tersier.
Rujukan yang tepat dimaksud untuk memastikan penggunaan pelayanan kesehatan
yang efisien dan untuk meminimalisasi biaya.

Hal hal yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan rujukan :


1. Dilakukan ke institusi, klinik, dan rumah sakit.
2. Konselor menanamkan pemahaman kepada klien alasan, keperluan, dan lokasi layanan
rujukan.
3. Pengiriman surat rujukan dari dan ke pelayanan yang di butuhkan klien, dilakukan oleh
penanggung jawab pelayanan VCT dengan pengantar rujukan yang memuat identitas klien
yang diperlukan dan tujuan rujukan. Klien juga diberi salinan hasil rahasia yang mungkin
diperlukan untuk ditunjukkan pada klinisi yang menanganinya. Jika klien membutuhkan
informasi, konselor minimal mampu memberikan informasi dasar atas apa yang dibutuhkan
klien.
4. Petugas kesehatan yang memberikan layanan IMS, TB, dan penasun hendaklah memahami
jejaring kerjanya dengan konseling dan testing HIV-AIDS sukarela.
Agar pelayanan rujukan bisa berjalan dengan baik, maka perlu memantapkan mekanisme
hubungan rujukan ini dengan berbagai strategi antara lain perbaikan koordinasi program
maupun lintas sector, pemberian informasi lengkap kepada klien, persetujuan klien untuk
dirujuk, kesehatan, menggunakan surat rujukan, menghubungi sarana kesehatan penerima
rujukan guna mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan demi kenyamanan klien dan
menghubungi sarana kesehatan lainnya, monitoring dan evaluasi pelayanan rujukan tersebut
melalui penentuan indicator rujukan klinik/ bukan klinik, update data serta tersedianya
instrument supervise rujukan.

BAB III
STRUKTUR TIM HIV/ AIDS

KOMITE PI KETUA IM HIV/AIDS

WAKIL KETUA KETUA TIM


TITIM
DOKTER KONSULTAN DOKTER KLINIK

SEKRETARIS
. PERAWAT KLINIK

LABORATORIUM RR KONSELOR ADMIN FARMASI

Petugas kebersihan

URAIAN TUGAS

A. PENASIHAT
Pelindung TIM HIV-AIDS adalah Direktur rumah sakit
Tugas pokok:
1. Menetapkan TIM HIV-AIDS dan surat keputusan.
2. Menetapkan kebijakan dalam srategi Program HIV-AIDS di rumah sakit.
B. KETUA Tim HIV-AIDS
Ketua Tim adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam
1. Tanggung jawab:
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab seluruhnya terhadap pelaksanaan
program HIV-AIDS di Rumah Sakit
2. Tugas pokok :
a. Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program HIV-AIDS di rumah sakit
b. Bertanggung jawab atas semua kegiatan HIV-AIDS di rumah sakit
c. Membagi tugas pelaksanaan program HIV-AIDS kepada seluruh anggota.
3. Uraian tugas :
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja HIV-AIDS.
b. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional HIV-
AIDS secara efektif , efisien dan bermutu.
c. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait
d. Memberikan pembinaan terhadap anggota HIV-AIDS
e. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota HIV-AIDS untuk
membahas dan menginformasikan hal-hal penting yang berkaitan dengan HIV-
AIDS.
f. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
g. Menjalin Kerjasama antar unit terkait.
h. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja dan
pedoman kerja yang aman dan efektif
4. Wewenang:
a. Memberikan penilaian kinerja anggota HIV-AIDS.
b. Membuat prosedur HIV-AIDS.
5. Hasil Kerja:
a. Daftar kerja untuk anggota HIV-AIDS
b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan HIV-AIDS
c. Standar Operating Prosedur HIV-AIDS
d. Laporan Program HIV-AIDS
C. Koordinator TIM HIV-AIDS
Koordinator Tim adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam atau dokter umum
1. Kualifikasi : Memiliki sertifikat Pelatihan Pelayanan dengan Strategi HIV-AIDS di
rumah sakit.
2. Tugas Pokok :Memberi bimbingan dan arahan ke semua petugas pelaksana pelayanan
dan atau TIM HIV-AIDS.
3. Uraian Tugas :
a. Menjadi mitra ketua HIV-AIDS untuk memimpin, mengkoordinir dan
mengevaluasi pelaksanaan operasional HIV-AIDS secara efektif, efisien dan
bermutu.
b. Menjadi mitra ketua HIV-AIDS untuk bertanggung jawab terhadap koordinasi
dengan bagian unit kerja terkait.
c. Menjadi mitra ketua HIV-AIDS untuk memberikan pembinaan terhadap anggota
HIV-AIDS
d. Menjadi mitra ketua HIV-AIDS untuk meningkatkan pengetahuan anggota,
membuat dan memperbaiki cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif.
e. Memberikan pertimbangan atau saran pada perencanaan, pengembangan
program dan fasilitasinya.
f. Membuat analisa kinerja HIV-AIDS.
D. Dokter Klinik
1. Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien secara cepat
dan memberikan terapi secara cepat dan tepat
2. Melakukan tindakan tahap awal pada pasien
3. Memberikan terapi untuk pengobatan pasien
4. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien
5. Bersama dokter konsultan menangani penyakit akut dan kronik
6. Menyelanggarakan rekam medis yang memenuhi standar
7. Bertanggung jawab terhadap pasien dan memantau terhadap perkembangan pasien
E. Perawat/Bidan
1. Mendampingi dokter dalam melakukan asuhan perawatan dan pengobatan pasien
2. Melakukan assesmen Awal pada pasien di rawat inap dan rawat jalan
3.
F. Administrasi / Sekretaris
Petugas administrasi atau sekretaris adalah seseorang yang memiliki keahlian di bidang
administrasi dan berlatar belakang minimal setingkat SLTA.
Tugas sekretaris / administrasi
1. Bertanggung jawab terhadap ketua unit VCT
2. Bertanggung jawab terhadap pengurusan perijinan klinik VCTdan regristasi konselor
VCT
3. Melakukan surat menyurat dan administrasi terkait.
4. Melakukan tata laksana dokumen, pengarsipan, melakukan pengumpulan, pengolahan
dan analisa data
5. Membuat pencatatan dan pelaporan.
G. Petugas Farmasi
1. Menyusun rencana kebutuhan obat dan kegiatan distribbusi obat berdasarkan data
program klinik vct
2. Melaksanakan kegiatan farmasi meliputi permintaan obat di gudang farmasi,
penyimpanan dan distribusi ke unit pelayanan serta koordinasi lintas program terkait
sesuai dengan prosdur dan ketentuan yang berlaku
3. Mengefaluasi hasil kegiatan farmasi secara keseluruhan
4. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi
dan perbertanggung jawaban terhadap atasan
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
H. Petugas laboratorium
1. Mengambil sampel darah klien sesuai SOP
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur dan standar yang ditetapkan
3. Menerapkan kewaspadaan baku dan transmisi
4. Melakukan pencegahan pasca pajanan
5. Mengikuti perkembangan kemajuan teknologi pemeriksaan laboratorium
6. Mencatat hasil testing yang sesuai dengan nomor identitas pasien
7. Melakukan pencatatan dan menjaga kerahasiaan hasil
I. Petugas konselor
1. Mengisi kelengkapan formulir pasien dan mendokumentasikan serta menjaga
kerahasiaan
2. Pembaharuan data dan pengetahuan tentang HIV-AIDS
3. Membuat jejaring internal dan eksternal dengan jejaring layanan pencegahan dan
dukungan di masyarakat
4. Memberikan informasi tentang HIV-AIDS yang akurat dan relavan, sehingga pasien
merasa nyaman membuat pilihan untuk melakukan testing dan menandatangani inform
consent.
5. Menjaga bahwa informasi yang disampaikan kepada pasien bersifat pribadi dan
rahasia, serta memberi informasi lebih lanjut seperti dukungan psikososial.
J. Recording dan Reporting
1. Mencatat dan melaporkan jumlah pasien yang masuk dalam pelayanan ini
2. Menyimpan data tersebut sebagai dokumentasi kepada rekam medis
3. Mengolah data sebagai pelaporan untuk direktur RSUD Dr. Sayidiman Magetan.
K. Petugas Kebersihan
1. Membersihkan seluruh ruangan dan lingkungan
2. Membersihkan peralatan yang ada di klinik VCT
3. Merapikan dan menata formulir atau dokumen yang ada di klinik VCT
4. Menyiapkan kebutuhan dan keperluan di klinik VCT
5. Menjaga dan merawat inventaris di klinik VCT

BAB IV
SARANA DAN FASILITAS

1. VCT di Rumah Sakit Umum


Lokasi

1. Instalasi Rawat Jalan : di masing-masing poliklinik atau di ruang khusus yang tersedia untuk
klinik konseling
2. Instalasi Rawat Inap : dapat dilakukan di samping tempat tidur pasien, atau pasien dibawa ke
ruang konseling
Syarat ruang konseling:

1. Nyaman dan aman oleh karena konseling memerlukan waktu yang lama serta harus menjaga
kerahasiaan
2. Ruangan tertutup dan suara tidak dapat didengar dari ruang lain untuk menjaga kerahasiaan
3. Satu alur dengan pintu masuk dan keluar yang berbeda
4. Akses mudah, baik ke dan dari klinik yang merujuk atau ke dan dari laboratorium pemeriksaan
darah
5. Cukup pencahayaan, agar proses konseling dan edukasi menggunakan alat peraga dapat
dengan jelas dilakukan
Di dalam ruang konseling terdapat:

1. Tempat duduk yang nyaman bagi klien dan konselor


2. Alat peraga dan alat bantu pendidikan klien untuk menjelaskan cara pemasangan kondom,
penggunaan alat pelindung, cara menolong diri pasca pajanan dsb
3. Tisu untuk menghapus keringat atau air mata klien
4. Alat pendokumentasian keadaan klien dan proses konselingnya
Konselor di rumah sakit harus terlatih melalui pelatihan dan atau pendidikan formal,serta:

1. Menyediakan diri dan waktunya untuk membantu orang lain melalui konseling
2. Dapat berempati dan mendengarkan dengan penuh perhatian
3. Memahami proses infeksi HIV dan infeksi oportunistik
4. Dapat menyimpan rahasia

BAB V
MONITORING EVALUASI DAN PELAPORAN

A. LAPORAN RUTIN
1. Laporan Internal
Laporan internal pelayanan HIV/AIDS di RSUD Andi Makkasau dapat berupa laporan
harian, bulanan maupun tahunan.
a. Laporan Harian
1) Sensus Harian Pelayanan HIV/AIDS
- Pelayanan HIV-AIDS di IGD
-Pelayanan HIV-AIDS di Kamar Bersalin
-Pelayanan HIV-AIDS di Klinik OBGYN
-Pelayanan HIV-AIDS di Ruang Ranap
-Pelayanan HIV-AIDS di ruang intensif
2) Pelayanan HIV/AIDS di Klinik VCT
b. Laporan Bulanan
1) Data Kegiatan Pelayanan
Dilaporkan secara periodik setiap bulan, mulai tanggal 26 s/d tanggal 30 bulan itu.
2) Data Kunjungan
Dilaporkan secara periodik setiap bulan, maksimal tanggal 5 bulan berikutnya.
c. Laporan Tahunan
1) Data untuk Profil
2) Data untuk Laporan Akuntabilitas
2.Laporan External .
Laporan yang di tujukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas Terkait
Laporan Kegiatan pelayanan HIV-AIDS
Di laporkan secara periodic setiap bulan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Dinas Kesehatan Propinsi
BAB III
TATA LAKSANA

Dalam waktu yang singkat virus human immunodeficien virus (HIV) telah mengubah
keadaan sosial,moral,ekonomi dan kesehatan dunia.Saat ini HIV/AIDS merupakan masalah
kesehatan terbesar yang dihadapi oleh komunitas global.
Saat ini,Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dengan melakukan peningkatan fungsi
pelayanan kesehatan bagi orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).Kebijakan ini
menekankan kemudahan akses bagi orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk
mendapatkan layanan pencegahan,pengobatan,dukungan dan perawatan,sehingga diharapkan
lebih banyak orang hidup dengan HIV/AIDS(ODHA) yang memperolah pelayanan yang
berkualitas
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan standar
pelayanan bagi rujukan orang HIV/AIDS(ODHA) dan satelitnya.dengan langkah-langkah
pelaksanaan sebagai berikut :
 Meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT)
 Meningkatkan fungsi pelayanan Prevention Mother to Cild Transmision (PMTCT)
 Meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Therapy (ART) atau bekerjasama
dengan RS yang ditunjuk
 Meningkatkan fungsi pelayanan infeksi aoaportunistik (IO)
 Meningkatkan funfsi pelayanan pada ODHA dengan faktor risiko Injection Drug Use
(IDU);dan
 Meningkatnya fungsi pelayanan penunjang,yang meliputi:pelayanan
gizi,laboratorium,dan radiologi,pencatatan dan peloporan
Untuk memenuhi standar tersebut diatas maka RSUD Andi Makkasau telah menetapkan dan
membuat :
1. Surat keputusan Direktur RSUD Andi Makkasau Kota Parepare NO....................
TENTANG pelayanan Program nasional di RSUD Andi Makkasau termasuk
penanggulangan HIV/AIDS TAHUN 2018
2. Direktur RSUD Andi Makkasau menyusun program pelayanan penanggulangan
HIV/AIDS dibuktikan dengan rapat koordinasi dengan kepala bidang,kepala unit
pelayanan,ketua/ anggota tim penanggulangan HIV/AIDS (UMAN)
3. Direktur RSUD Andi Makkasau telah menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam
pelayanan penanggulangan HIV/AIDS termasuk pelaporan yang dibuktikan dengan:
a. Tersedia Rancangan Kegiatan Anggaran (RKA) program penanggulangan
HIV/AIDS yang dijabarkan dalam bentuk pelatihan ,melengkapi fasilitas dan
APD
b. Ada laporan pelaksanaan program penanggulangan HIV/AIDS
4. Surat Keputusan Direktur RSUD Andi Makkasau Kota Parepare
NO...........................TENTANG TIM PENANGGULANGAN HIV/AIDS lingkup
Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Kota Parepare TAHUN 2018 Dibuktikan
dengan :
a. Adanya uraian tugas masing-masing TIM yang terlampir dalam surat keputusan
b. Ada program kerja TIM HIV/AIDS
c. Ada laporan pelaksanaan kegiatan TIM HIV/AIDS
5. Terlaksananya pelatihan internal dan eksternal untuk meningkatkan kemampuan teknis
Tim HIV/AIDS dan tenaga kesehatan lain yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan.
6. Kebijakan Direktur RSUD Andi Makkasau NO..................TENTANG Sistem Rujukan
Terpadu (SISRUTE) Di RSUD Andi Makkasau tahun 2018 dibuktikan dengan
a. Laporan pelaksanaan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
b. Daftar pasien HIV/AIDS yang dirujuk
c. Ada perjanjian kerja sama dengan fasilitas palayana kesehatan rujukan dan
Yayasan Peduli Kelompok Dukungan Sebaya
7. Terlaksananya pelayanan VCT,ART,PMTCT,IO,ODHA dengan faktor risiko IDU dan
Penunjang sesuai dengan kebijakan yang dibuktikan dengan laporan pelaksanaan
pelayanan.

BAB IV.
DOKUMENTASI

1. SK Direktur Tentang Program Nasional tentang pelayanan penanggulangan HIV/AIDS


2. Panduan pelayanan Penanggulangan HIV/AIDS di RSUD Andi Makkasau
3. Program Rencana Pelayanan Penanggulangan HIV/AIDS
4. RKA tentang progam Nasional(Prognas)
5. Laporan Pelaksanaan Program penanggulangan HIV/AIDS
6. SK TIM Penanggulangan HIV/AIDS dan Uraian Tugas
7. Program Kerja TIM HIV/AIDS
8. Laporan Pelaksanaan Kegiatan VCT,ART,IO,ODHA dengan faktor risiko IDU dan
penunjang oleh TIM HIV/AIDS
9. Laporan Pelaksanaan Pelatihan
10. Laporan Pelaksanaan Rujukan
11. Daftar pasien HIV/AIDS yang dirujuk
12. Perjanjian Kerja sama dengan RS lain dan Yayasan Pendamping ODHA
13. Standar Prosedur Operasional (SPO)
Ditetapkan di
Parepare 2018.

Direktur RSUD AndiMakkasau

Dr.RENNY ANGGRAENY SARI,MARS,DPDK

Anda mungkin juga menyukai