PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Salah satu tanyangan terbesar dalam upaya pengobatan malaria di Indonesia adalah
terjadinya penurunan efikasi pada penggunaan beberapa obat anti malaria,bahkan
terdapat resistensi terhadap kloroquin.Hal ini dapat disebabkan antara lain oleh
karena penggunaan obat anti malaria yang tidak rasional.Sejak tahun 2004 obat
pilihan utama untuk malaria falciparum adalah obat kombinasi derivat Artemisinin
yang dikenal dengan Artemisinin based Combination Therapy (ACT).Kombinasi
artemisinin dipilih untuk meningkatkan mutu pengobatab malaria yang sudah resisten
terhadap kloroquin dimana artemisinin ini mempunyai efek terapeutik yang lebih baik
MALARIA
A. Penyebab Malaria
B. Jenis Malaria
1. Malaria Falciparum
2. Malaria Vivaks
3. Malaria Ovale
4. Malaria Malariae
5. Malaria Knowlesi
C. Gejala Malaria
1. Jika tidak ditangani segera dapat menjadi malaria berat yang menyebabkan
kematian
E. Pencegahan Malaria
Obat yang digunakan untuk kemoprofilaksis adalah doksisiklin dengan dosis 100
mg/hari .Obat ini diberikan 1-2 hari sebelum bepergian, selama berada di daerah
tersebut sampai 4 minggu setelah kembali.Tidak boleh diberikan pada ibu hamil
dan anak dibawah umur 8 tahun dan tidak boleh diberikan lebih dari 6 bulan.
BAB III
DIAGNOSIS MALARIA
Manifestasi klinis malaria dapat berupa malaria tanpa komplikasi dan malaria
berat.Diagnosis malaria ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang laboratorium.Untuk malaria berat diagnosis dtegakan
berdasarkan kriteria WHO.
Diagnosis pasti malaria harus ditegakan dengan pemeriksaan sediaan darah secara
mikroskopis atau uji diagnostik cepat(Rapid Diagnostic Test)/RDT.
A. Anamnesis
Pada anamnesis sangat penting diperhatikan.
a. Keluhan :demam,menggigil,berkeringatbdan dapat disertai sakit
kepala,mual,muntah diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
b. Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria.
c. Riwayat berkunjung kedaerah endemis malaria.
d. Riwayat tinggal di daerah endemin malaria
B. Pemeriksaan Fisik
a.Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 ⁰C.
b. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
c.Siklera ikterik
d.Pembesaran Linpa (splenomegali)
e.Pembesran hati (hepatomegali)
C. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaa sediaan darah (SD) tebal dan tipis di Puskesmas / lapangan
rumah sakit /laboratorium klinik untuk menetukan
a. Ada tidaknya parasit malaria (positif /negatif)
b. Spesies dan stadium plasmodium
c. Kepadatan parasit
b. Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (RDT)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria dengan
menggunakan metode imunokromatografi.Sebelum menggunakan RDT perlu
dibaca petunjuk penggunaaan dan tanggal kadarluarsanya .Pemeriksaan
dengan RDT tidak digunakan untuk mengevaluasi pengobatan.
BAB IV
MALARIA BERAT
Jika ditemukan Plasmodium falciparum atau plasmodium vivax stadium aseksual
atau RDT positif ditambah satu atau beberapa keadaan dibawah ini
1. Gangguan kesadaran atau koma
2. Kelemahan otot(tak bisa duduk/berjalan tanpa bantuan)
3. Tidak bisa makan dan minum
4. Kejang berulang lebih dari 2 episode dalam 24 jam
5. Sesak napas.Respirasy Distress (pernafasan asidosis)
6. Gagal sirkulasi atau syok .Sistolik < 70 mmHg pada anak < 50 mmHg.
7. Ikterus disertai adanya disfungsi organ vital
8. Black Water Fever
9. Perdarahan spontan
10. Edema paru (secara radiologi)
Gambaran Laboratorium
1. Hipoglikemi : gula darah <40 mg%
2. Asidermia (pH < 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mmol/L)
3. Anemia berat Hb , 5 gr% atau hematokrit , 15%
4. Hemoglobinuri
5. Hiperparasitemia (didaerah endemis rendah .2 % atau . 100000 parasit/uL,
daerah endemis tinggi > 5 % atau >250000 parasit/uL)
6. Hiperlaktaternia (laktat > 5 ugr/L)
7. Gagal ginjal acut (urin 0,5 ml/kgBB/jam dalam 5 jam)
CATATAN: Pada penderita tersangka malaria berat terapi dapat segera diberikan
berdasarkan pemeriksaan RDT
BAB V
Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan ACT ditambah
primakuin.
Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks 1 kali perhari
selama 3 hari .Primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari
pertama saja dengan dosis 0,75 mg /kg BB.dan untuk malaria vivaks selama 14
hari dengan dosis 0,25 mg/kg/BB.Pengobatan malaria falsiparum dan malaria
vivaks adalah seperti yang tertera di bawah ini
Tabel 1. Pengobatan Malaria Falsiparum menurut Berat Badan dengan DHP atau
Primakuin.
1-3 DHP ¼ ½ 1 1 ½ 2 3 4
Primakui
1 - - ¾ 1½ 2 2 3
n
ATAU
Tabel 2.Pengobatan Malaria vivaks menurut berat badan dengan DHP dan Primakuin
1-3 DHP ¼ ½ 1 1 ½ 2 3 4
1-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 1
Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan dengan regimen ACT
yang sama tapi dosis Primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kg/BB/hari.
Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT yaitu DHP atau kombinasi
Artesunat +Amodiakuin .Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk malaria
vivaks yaitu 1 kali perhari selama 3 hari.
Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selam 3 hari serta primakuin
dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari.
1-3 Amodiakuin ¼ ½ 1 1 ½ 2 3 4 4
1-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 1 1
Dosis Obat:
- Artesunat = 4 mg/kgbb
Catatan
b. Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel
pengobatan) maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.
c. Untuk anak dengan Obesitas gunakan dosis berdasarkan berat badan ideal
d. ACT tidak boleh dibeikan pada ibu hamil trimester pertama dan Primakuin tidak
boleh diberikan pada ibu hamil
Pada prinsifnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobtan
pada orang dewasa lainnya,perbedaan adalah pada pemberian obat malaria
berdasarkan umur kehamilan.Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin.
BAB VI
Semua penderita malaria berat harus ditangani di Rumah Sakit (RS) atau puskesmas
perawatan.Bila fasilitas maupun tenaga kurang memadai,misalnya jika dibutuhkan
fasilitas dialisis,maka penderita harus dirujuk ke RS dengan fasilitas yang lebih
lengkap.Prognosis malaria berat tergantung kecepatan dan ketepatan diagnosis serta
pengobatan.
Kina drip bukan merupakan obat pilihan utama untuk malaria berat.Obat ini
diberikan pada daerah yang tidak tersedia artesunat intravena/artemeter
intramuskular dan pada ibu hamil trimester pertama.
Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina dihidroklorida 25%.Satu ampul berisi
500 mg / 2 ml.
Pemberian kina pada dewasa:
1. Loading dose : 20 mg garam/kgBB dilarutkan dalam 500 ml (hati-hati
overload cairan )dextrose 5% atau NaCL 0,9% diberikan selama 4 jam
pertama.
2. 4 jam kedua hanya diberikan cairan dextrose 5% atau NaCL 0,9%.
3. 4 jam berikutnya berikan kina dengan dosis rumatan 10 mg/kgBB dalam
larutan 500 ml (hati-hati overload cairan ) dextrose 5% atau NaCL.
4. 4 jam selanjutnya, hanya diberikan cairan Dextrose 5% atau NaCL 0,9%.
5. Setelah itu diberikan lagi dosis rumatan seperti diatas sampai penderita
dapat minum kina per oral.
6. Bila sudah dapat minum obat pemberian kina iv diganti dengan kina tablet
per oral dengan dosis 10 mg/kgBB/kali diberikan tiap 8 jam.Kina oral
diberikan bersama doksisiklin atau tetrasiklin pada orang dewasa atau
klindamisin pada ibu hamil.Dosis total kina selama 7 hari dihitung sejak
pemberian kina perinfus yang pertama.
BAB VII
PEMANTAUAN PENGOBATAN
A. Rawat Jalan
Pada penderita rawat jalan evaluasi pengobatan dilakukan pada hari ke
4,7,14,21,dan 28 dengan pemeriksaan klinis dan sediaan darah secara
mikroskopis. Apabila terdapat perburukan gejala klinis selama masa
pengobatan dan evaluasi,penderita segera diianjurkan datang kembali tanpa
menunggu jadwal tersebut diatas.
B. Rawat Inap
Pada penderita rawat inap evaluasi pengobatab dilakukan setiap hari dengan
pemeriksaan klinis darah malaria hingga klinis membaik dan hasil mikroskopis
negatif.Evaluasi pengobatan dilanjutkan pada hari ke 7 ,14,21,dan 28 dengan
pemeriksaan klinis dan sediaan darah secara mikrokopis.
Nama Sediaan Dosis Dewasa Dosis Anak Efek Sanping
Obat
1.DHP Fixed dose DHA 2-4 DHA 2-4 mg/kgBB/hr N/A
combination / mg/kgBB/hr PPQ 16-32
FDC (DHA PPQ mg/kgBB/hr(dosis anak
40mg 16-32mg/kgBB/ tidak boleh melebihi
danPPQ hr.Diberikan dosis dewasa) Diberikan
320mg) selama 3 hari selama 3 hari
2.Kombi Co-blister Artesunat Artesunat Artesunat :N/
nasi 4mg/kgBB/hr.A 4mg/kgBB/hr.Amodiakui A
Artesun modiakuin basa n basa 10 mg/kgBB/hr. Amodiakuin :
at- 10 (Dosis anak tidak boleh mual,muntah
Amodia mg/kgBB/hr.Dib melebihi dosis diare,sakit
kuin erikan selama 3 dewasa)Diberikan perut ,hepa0t
hari selama 3 hari osik,brandikar
di
3.kina a.Tablet 30mg/kgBB/hari 30mg/kgBB/hari dibagi Tinnitus ,rena
200mg dibagi dalam dalam 3dosis.Diberikan l
b.Injeksi 1 3dosis.Diberika selama 7 hari failure,ventrik
ampul = 2cc n selama 7 .10mg/kgBB,umur < 2 ular
Kina HCL hari .Loading bln dosis 6-8 mg/kgBB. takikardi,hepa
25% 500mg dose 20 to-toksik
mg/kgBB.Maint hipoglikemi,hi
enance dose 10 potensi
mg/kgBB berat,trombos
itopeni.
4.Doksi Kapsul 100 3-5 2,2 Anoreksia,de
siklin mg mg/kgBB/hari.di mg/kgBB/hari .Diberikan presi sumsum
berikan 2x 2x perhari tulang
sehari belakang
5.Tetras Kapsul dan 4mg/kgBB/ 4mg/kgBB/kli.Diberikan Anoreksia
iklin tablet 250 mg kli.Diberikan 4 x 4 x perhari dan
perhari perubahan
warna gigi.
Ditetapkan di Koba
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOBA