Anda di halaman 1dari 2

RABIES

No. Dokumen :
No. Revisi :-
SOP TanggalTerbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas dr. Hezekiel R.M.R Sinaga


Siantar CA NIP.19760601 200502 1 001

1. Pengertian Penyakit infeksi akut system saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies
yang termasuk genus Lyssa-virus, family Rhabdoviridae dan menginfeksi
manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi (anjing, monyet, kucing,
serigala, kelelawar) Rabies hamper selalu berakibat fatal jika post-
exposure prophylaxis tidak diberikan sebelum onset gejala berat. Virus
rabies bergerak keotak melalui saraf perifer. Masa inkubasi dari penyakit
ini tergantung pada seberapa jauh jarak perjalanan virus untuk mencapai
system saraf pusat, biasanya mengambil masa beberapa bulan.
2. Tujuan Dokter dapat melakukan pengelolaan penyakit yang meliputi:
1. Anamnesa (Subjective)
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
3. Penegakkan Diagnosa (Assessment)
4. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
3. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas Nomor: tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun 2015
Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Alat dan 1. Cairan desinfektan
Bahan 2. Serum Anti Rabies (SAR)
3. Vaksin Anti Rabies (VAR)
6. Prosedur/ 1. Petugas memeriksa keadaan umum pasien dan vital sign,
Langkah – 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan/yang sesuai,
langkah 3. Petugas menentukan berat-ringannya reaksi yang terjadi terhadap
toksin,
4. Petugas memberitahukan dan menjelaskan penyakitnya pada pasien,
berupa demam, malaise, mual, dan rasa nyeri ditenggorokan selama
beberapa hari,
5. Petugas memberikan pengobatan yang tepat kepada pasien sesuai
berat/ringannya luka gigitan,
6. Petugas memberi tahu bila reaksi berat pada gigitan yang parah,
gigitan didaerah leher ke atas, pada jari tangan dan genetalian
diberikan SAR 20 IU/kgBB dosis tunggal. Cara pemberian SAR adalah
setengah dosis infiltrasi pada sekitar luka dan setengah dosis IM pada
tempat yang berlainan dengan suntikan SAR, diberikan dada hari yang
sama dengan dosis pertama SAR.
7. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke sub
unit farmasi,
8. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan,
diagnose, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis
pasien,
9. Bila reaksi berat dengan gejala sistemik dan tidak membaik dengan
tindakan diatas, petugas merujuk pasien ke rumah sakit.
7. Bagan Alir
Petugas memeriksa keadaan umum pasien dan
vital sign

Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang


diperlukan/yang sesuai

Petugas menentukan berat-ringannya reaksi


yang terjadi terhadap toksin

Petugas memberitahukan dan menjelaskan


penyakitnya pada pasien

Petugas memberikan pengobatan yang tepat


kepada pasien sesuai berat/ringannya luka
gigitan

Petugas memberikan resep kepada pasien untuk


diserahkan ke sub unit farmasi

Petugas mendokumentasikan semua hasil


anamnesis, pemeriksaan, diagnose, terapi

8. Hal – hal Keteraturan pasien mengkonsumsi OAT


yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Ruang Pemeriksaan Umum
Ruang Obat
Ruang Tindakan
10. Dokumen 1. Rekam Medis
terkait
11. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Historis diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai