Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS DURIAN GANTANG
KECAMATAN LABUAN AMAS SELATAN
Alamat: Jl. Raya Durian Gantang Alamat Email: Puskesmasduriangantang1@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENANGGULANGAN RABIES

A. PENDAHULUAN
Rabies disebut juga penyakit anjing gila adalah suatu penyakit
infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus
rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu penyakit dapat ditularkan
dari hewan ke manusia melalui gigitan hewan penular rabies.
Penyakit ini telah dikenal sejak berabad- abad yang lalu dan
merupakan penyakit yang menakutkan bagi manusia karena penyakit
ini selalu diakhiri dengan kematian. Penyakit ini menyebabkan
penderita tersiksa oleh rasa haus namun sekaligus merasa takut
terhadap air (hydrophobia). Rabies bersifat fatal baik pada hewan
maupun manusia, hampir seluruh pasien yang menunjukkan gejala–
gejala klinis rabies (encephalomyelitis) akan diakhiri dengan
kematian. Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk
menyembuhkan rabies namun penyakit ini dapat dicegah melalui
penanganan kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) sedini
mungkin.

B. Latar belakang

Penyakit rabies atau anjing gila adalah suatu penyakit yang


sangat ditakuti dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini
ditularkan dari hewan yang sudah terkena virus rabies kepada
manusia yang disebut dengan zoonosis. Penyakit rabies ini bersifat
akut dan dapat menularkan dengan secara cepat kepada satu
penderita dengan penderita lain melalui saliva (air liur) penderita yang
sudah terkena virus rabies. Penyakit rabies disebabkan oleh virus
rabies dan penularannya kepada manusia dapat terjadi melalui
gigitan hewan penular rabies (HPR) terutama anjing, kucing dan kera.
Timbulnya penyakit ini pada manusia dapat dicegah dengan
pemberian vaksinasi anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR)
setelah digigit hewan yang menderita rabies (Soeharsono, 2002)
Seperti kita ketahui bersama bahwa kebiasaan memelihara
anjing, kucing ataupun monyet yang sebenarnya memiliki suatu
resiko yang cukup besar bagi kehidupan terutama dalam bidang
kesehatan yakni berkaitan dengan penularan penyakit rabies. Kasus
klinis rabies pada hewan maupun manusia selalu berakhir dengan
kematian. Penyakit Rabies menimbulkan dampak psikologis seperti
kepanikan, kegelisahan, kekhawatiran, kesakitan dan
ketidaknyamanan pada orang-orang yang terpapar. Kerugian
ekonomi yang ditimbulkan pada daerah tertular terjadi karena biaya
penyidikan, pengendalian yang tinggi, serta tingginya biaya
postexposure treatment. Disamping itu, kerugian akibat pembatalan
kunjungan wisatawan, terutama di daerah yang menjadi tujuan
wisata penting di dunia, seperti Bali, dapat saja terjadi jika tingkat
kejadian rabies sangat tinggi.
Rabies tersebar hampir di semua benua kecuali benua Antartika,
lebih dari 150 negara telah terjangkit penyakit ini. Setiap tahun lebih
dari 55.000 orang meninggal akibat rabies dan lebih dari 15 juta
orang di seluruh dunia mendapatkan pengobatan profilaksis vaksin
anti rabies untuk mencegah berkembangnya penyakit ini. Sejumlah
40% dari seluruh orang-orang yang digigit hewan tersangka rabies
merupakan anak dibawah usia 15 tahun. Kasus rabies di Indonesia
pertama kali dilaporkan oleh Esser tahun 1884 pada seekor kerbau,
kemudian oleh Pening tahun 1889 pada seekor anjing dan oleh Eileris
de Zhaan tahun 1894 pada manusia. Semua kasus terjadi di Provinsi
Jawa Barat dan setelah itu rabies terus menyebar ke daerah
Indonesia lainnya. Hingga saat ini 25 provinsi tertular rabies dan
hanya 9 (Sembilan) provinsi di Indonesia yang masih tetap bebas
rabies yaitu Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua Barat, Bangka
Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DIY, Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Provinsi Kalimantan Barat sebenarnya telah berhasil
mencapai bebas Rabies berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian
No. 885/Kpts/ PD.620/8/2014 tentang Pembebasan Rabies Provinsi
Kalimantan Barat tanggal 14 Agustus 2014, namun pada tanggal 19
Oktober 2014 dilaporkan terjadi kasus kematian akibat rabies pada
manusia di Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang. Berdasarkan
data Kemenkes, dalam 5 (lima) tahun terakhir (2011 – 2015) jumlah
rata-rata kasus gigitan hewan penular rabies per tahun adalah
78.413 kasus dan rata-rata sebanyak 63.534 kasus mendapatkan
Vaksin Anti Rabies (VAR).

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menekan serendah rendahnya kasus penyakit rabies
2. Tujuan khusus
Penemuan dan tatalaksana dini kasus gigitan anjing, kucing atau
pun hewan penularan dan pemberian vaksin

D. Peran Lintas program dan Lintas Sektor


a. Peran Lintas Program Terkait

NO Lintas Peran
Program
Terkait

1. RUANG Berkoordinasi dalam hal melakukan tindakan


TINDAKAN pencucian luka dan perawatan luka
2. IMUNISASI Berkoordinasi dalam hal pemberian VAR
( Vaksi Anti Rabies )
b. Peran Lintas Sektor Terkait

No Lintas Peran
Program
Terkait
1. Dinas Berkoordinasi dalam hal pelaporan kasus
Kesehatan pasien yang terkena gigitan hewan
2. Dinas Berkoordinasi dengan petugas dinas untuk
peternakan melakukan penilaian terhadap hewannya
apakah terindikasi rabies atau tidak

E. Kegiatan pokok dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


Kegiatan Dalam
Gedung
1. Penyuluhan Penyuluhan tentang penanganan
perorangan rabies
2. Pelayanan Pelayanan imunisasi rabies bagi
Imunisasi Rabies pelanggan korban gigitan anjing
Kegiatan Luar
Gedung
1. Sosialisasi 1. Sosialisasi tentang penyakit
penyakit Rabies penyakit Rabies di posyandu wilayah
cakupan UPT Puskesmas Durian
Gantang
2. Penyuluhan cara penanganan
korban gigitan  Anjing
F. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Koordinator melaksanakan sosialisasi kepada pemegang program
dan pemegang daerah binaaan tentang rencana pelaksanaan
kegiatan program
2. Koordinator program menyusun jadwal kegiatan
3. Bides dan pemegang daerah binaan melaksanakan kegiatan
4. Melaporkan hasil kegiatan dan melakukan analisa capaian
program
5. Melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap hasil kegiatan
G. Sasaran
1. Pasien rabies
2. Masyarakat Wilayah kerja UPT Puskesmas Durian Gantang

H. Pelaksanaan Kegiatan

BULAN
No KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dalam
Gedung
1. Penyuluhan
Perorangan
2. Penyuluhan
imunisasi
Rabies
Luar Gedung
1. Sosialisasi
Penyakit
Rabies
I. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap bulan sesuai
dengan jadwal kegiatan dengan pelaporan hasil - hasil yang dicapai
pada bulan tersebut
J. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan dan pelaporan terhadap hasil kegiatan dilakukan setiap
bulan oleh penanggung  jawab program yang selanjutnya dilaporkan
kepada kepala UPT Kesmas. Hasil laporan capaian program dianalisa
setiap 3 tiga bulan, dilaporkan kepada kepala UPT Puskesmas Durian
Gantang dan didisribusikan kepada pihak terkait untuk ditindak
lanjuti.

Anda mungkin juga menyukai