Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIARE

PPK - BLUD UPT PUSKESMAS LENGKONG


TAHUN 2018

DISUSUN OLEH :

AI SARIKARTIKA Amd.Kep

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI


PPK - BLUD UPT PUSKESMAS LENGKONG
TAHUN 2018
KERANGKA ACUAN PROGRAM DIARE
DI PUSKESMAS LENGKONG
TAHUN 2018

A. LATAR BELAKANG

Penyakit diare adalah Suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa cair saja dan frekuensinya lebih sering dari biasanya (tiga kali
atau lebih) dalam satu hati (WHO), Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
diNegara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh departemen Kesehatan RI tahun 2006 angka kesakitan
Diare semua umur sebesar 43 per 1000 penduduk, angka kesakitan ini meningkat bila di bandingkan
dengan hasil survey yang sama pada tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk dan tahun 2003
sebesar 374 penduduk. Jumlah kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun 2008 terjadi 49 KLB dengan
jumlah penderita 8133 orang,meninggal 239 (CFR 2,94%) sedangkan pada tahun 2009 terjadi 24 KLB
dengan jumlah penderita meninggal 5756 orang meninggal 100 (CFR 1,74 %).

Kematian karena penyakit Diare juga masih sangat tinggi diIndonesia, bahkan sejak tahun 2001
terlihat terjadi peningkatan angka kematian balita karena penyakit Diare, dari data SKRT 2001 (13%),
studi mortalitas 2005 (15,3%) dan Riskesdas 2007 (25,2%). Saman halnya dengan kemtaian bayi
karena diare juga meningkat, SKRT 2001 (9,1%), studi mortalitas 2005 (9,1%)dan Riskesdas 2007
(42%). Hal ini tentunya sangat disayangkan mengingat bahwa pengobatan diare sebenarnya tidak
terlalu sulit.

Penggunaan ORALIT di beberapa Negara sangat menurun termasuk di Indonesia. Berdasarkan


hasil survey IDHS 2007 (Indonesia Demographic Health Survey) hanya 35 % dari Balita Diare yang
diberikan ORALIT/ORS (Oral Rehydration Solution) dan 61% balita diare diberikan ORT ( Oral
Rehydration Therapy dan cairan rumah tangga).

Sejaktahun 2007, KementerianKesehatan Republik Indonesia dalam KEPMENKES RI No:


1216?MENKES/SK/XI/2001 Edisi ke-5 tahun 2007 memperbaharui tatalaksana diare sesuai
rekomendasi Joint Statement WHO/UNICEP tahun 2004 danmeluncurkan LINTAS DIARE ( Lima
Langkah Tuntaskan Diare) sebagai salah satu strategi pengendalian penyakit diare di Indonesia
dengan mencantumkan penggunaan/pemberian ZINC dan ORALIT sebagai paduan obat diare. Studi
WHO membuktikan bahwa pemberian ZINC pada penderita Diare dapat mengurangi prevalensi diare
sebesar 34 %, mengurangi jangka waktu diare akut sebesar 20%, mengurangi jangka waktu Diare
persisten sebesar 24% dan dapat mencegah kegagalan terapi atau kematian akibat terapi diare
persistensebesar 42%.

Selama ini masyarakat telah mengenal ORALIT sebagaiobat diare yang sudah diperkenalkan di
Indonesia sejak tahun 1970-an dan dengan diperbaharuinya tatalaksana diare dengan menggunakan
ZINC tentunya perlu mensosialisasikan ZINC kepada masyarakat agar mereka menggunakan INC dan
ORALIT sebagai obat diare.

Berdasarkan Laporan SUSENAS 2007, sebanyak 58,9% keluarga membawa balita sakitnya untuk
dirawat jalan, sebagian besarnya dibawa ke Puskesmas (45%) dan 31,7% dibawa kePraktek tenaga
Kesehatan. Sedangkan berdasarkan studi awal yang dilakukan oleh POUZN (Point Of Use Water
Desinfection ZINC Treatment) Projek yng dilaksanakan oleh AC Nielsen, Mei 2009 diBandung;dalam
perilaku mendapatkan saran kesehatan (care seeking behavior) maka ibu yang anaknya diare akan
mencari nasehat dari tetangga (69%), dari Bidan (31%), Puskesmas (16%), Posyandu (6%). Oleh
karena itu penting untuk mensosialisasikan tatalaksana diare yang diperbaharui ini kepadaBidan dan
Petugas Kesehatan lainnya dan panduan ini dikembangkan sebagai alat bantu baqi petugas kesehatan
untuk mensiosialisasikan tatalaksana diare balita kepada rekan sesame profesi.

B. TUJUAN SOSIALISASI DIARE


1. Tujuan Umum
Mensosialisasikan tatalaksana diare balita kepada petugas kesehatan dan Menurunkan angka
kesakitan dan kamatian karena Diare bersama Lintas Program dan Lintas Sektor terkait.
2. Tujuan Khusus
a. Petugas Kesehatan mengetahui prosedur tatalaksana diare balita.
b. PetugasKesehatan memiliki keterampilan konseling tatalaksana diare balita.

C. SASARAN
Seluruh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskemas Lengkong.
1. Pengendalian Pnemonia Balita
 Balita (< 5 tahun)
2. Kesiapsiagaan dan Respon terhadap Pandemi Influenza serta penyakit saluran pernapasan
lain yang berpotensi wabah
 Pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan terkait dipusat dan daerah
 Unit-unit Esensial, Swasta, Media massa dan Lembaga Swadaya Masyarakat
3. Pengendalian Ispa umur > 5 tahun
 Kelompok umur > 5 tahun dipasilitas pelayanan kesehatan
4. Faktor Resiko Diare
 Lintas Program
 Lintas Sektor
 Masyarakat

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Penyuluhan Diare
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, kemandirian masyarakat dan
menjalin kerjasama bagi pemangku kepentingan disemua jenjang melalui pertemuan atau
penyuluhan
2. Penemuan Penderita Diare
Pnemonia merupakan kegiatan inti dalamp pengendalian Pnemonia Balita.
 Pnemonia penderita secara Pasif.
Dalam hal ini penderita yang datang kepasilitas pelayanan kesehatan seperti, Puskesmas,
Pustu, Rumah Sakit Dan Rs.Swasta
 Penemuan penderita secara Aktif
Petugas kesehatan bersama Kader secara aktip menemukan penderita baru dan penderita
pneumonia yang seharusnya datang untuk kunjungan ulang 2 hari setelah berobat.
3. Kunjungan Rumah
Apabila Penderita dalam jangka waktu 2-3 hari tidak kontrol ke pasilitas kesehatan, maka wajib
petugas melakukan kunjungan rumah pasien. Namun apabila kondisi pasien membaik, maka
pasien tidak diharuskan kontrol ulang. Kemudian bila pasien kondisinya lebih parah maka harus
dirujuk keRumah Sakit

E. TARGET
Menurunkan angka kesakitan DIARE

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


TARGET VOLUME
NO KEGIATAN JADWAL PELAKSANA
SASARAN KEGIATAN
1 Penyuluhan 5 Desa 2X Bulan April s/d Programer Diare
Diare September
2017
2 Pelacakan Diare 5 Desa 12X Januari s/d Programer Diare
Desember
3 Kunjungan 5 Desa Setiap ada Setiap ada Programer Diare
Rumah laporan kasus kasus, harus
Diare dikunjungi
G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi lebih menitik beratkan pada hasil atau diperlukan untuk koreksi jangka waktu yang lebih
lama,misalnya :6 bulan, tahunan dan 5 tahun. Keberhasilan pelaksanaan seluruh kegiatan
pengendalian Diare akan menjadi masukan bagi perencanaan tahunan/periode berikutnya.

H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


 Pelaporan rutin / Bulanan
 Pelaporan surveilens

Sukabumi, ………… 2018


Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lengkong

dr. Leaderman
NIP. 196705232002121001

Anda mungkin juga menyukai