Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN UPAYA KESEHATAN KERJA(UKK)

PUKESMAS DURIAN GANTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS DURIAN GANTANG
Alamat: Jl. Raya Durian Gantang HP/WA : 081935244017 Email :

puskesmasduriangantang@gmail.com
PEDOMAN UPAYA KESEHATAN KERJA(UKK)
PUKESMAS DURIAN GANTANG

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi yang telah diawali dengan Pasar bebas Asean Free Trade
Agreement ( AFTA ) 2003 dan Word Trade Organization ( WTO ) 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja ( k3 ) merupakan salah satu
persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi antar negara yang
harus dipenuhi seluruh negara anggota termasuk indonesia. Untuk dapat
mewujudkan dan melindungi masyarakat pekerja indonesia, pembangunan di
bidang kesehatan telah menjabarkan melalui visi indonesia sehat 2010 dan
misinya yang menitik beratkan pada pemeliharaan dan peningkatan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau serta memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.(buku pedoman pelaksanaan UKK di puskesmas )
Upaya kesehatan kerja (UKK) merupakan salah satu kegiatan pokok
puskesmas dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan dan
keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja puskesmas.
Bentuk upaya tersebut berupa pelayanan kesehatan bagi pekerja yang meliputi
upaya peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit akibat kerja,penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan yang merupakan hak-hak dasar pekerja
sesuai deklarasi ILO 1998.
Upaya Kesehatan Kerja ( UKK ) adalah penyerasian kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya, maupun masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal ( undang –undang no 23 tahun 1992 tentang
kesehatan ,pasal 23)
Gambaran mengenai masalah kesehatan kerja yang mencakup angka
kesakitan dan kematian akibat kerja dari beberapa penelitian seperti lebih dari
50% pekerja indonesia peserta jamsostek mengidap penyakit kulit akibat
masuknya zat kimia melalui kulit dan pernafasan,pada industri kecil
didapatkan 60-80% gangguan faktor ergonomiseperti sakit pinggang pada
anggota gerak atas dan bawah,nelayan penyelam tradisional dikepulauan seribu
menderita barotrauma 41,37% dan penyakit dekompresi 6,91%,2,5,5 %
penyelam tradisional menderita kelainan pernafasan berupa sesak nafas
Menyadari keterbatasan sumber daya dan disesuaikan dengan prioritas
masalah serta kecenderungan yang akan datang,maka departemen kesehatan
dalam dokumen indonesia sehat 2010 lebih menetapkan 10 program dimana
salah satunya ada keselamatan dan kesehatan kerja.

B. TUJUAN
Sebagai bahan pedoman meningkatkan kemampuan tenaga kerja untuk
menolong dirinya sendiri sehingga terjadi peningkatan status kesehatan yang
akhirnya meningkatkan produktivitas kerja
Meningkatkan kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya pencegahan
dan pemberantasan penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan
kerja.
Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluar-
ganya yang belum terjangkau.
Meningkatkan keselamatan kerja dengan mencegah penggunaan bahan-
bahan yang membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat serta
menerapkan prinsip ergonomik
C.SASARAN PELAYANAN
Adapun sasaran pelayanan pekerja formal dan informal di
wilayah puskesmas medokan
D. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Ruang lingkup Pelayanan meliputi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan
kesehatan pekerja baik di puskesmas maupun Pos Ukk
2. Melakukan penyuluhan yang berisi tentang materi keselamatan
dan kesehatan kerja,PAHK (Penyakit Akibat Hubungan
Kerja),PAK(Penyakit Akibat Kerja) ,APD(Alat Pelindung Diri)
serta mengidentifikasi masalah ditempat kerja kepada para
pekerja di Pos Ukk
3. Memberikan Pembinaan kepada kader tentang Tugas dan peran
Masing- masing
4. Memberikan pembinaan tentang Pertolongan Pertama pada
kecelakaan di tempat kerja

D. BATASAN OPERASIONAL
Upaya kesehatan kerja merupakan salah satu kegiatan pokok
puskesmas dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan dan
keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja
puskesmas. Bentuk upaya tersebut berupa pelayanan kesehatan bagi
pekerja meliputi upaya peningkatan kesehatan ,pencegahan penyakit
akibat kerja,penyembuhan penyakitdan pemulihan kesehatan
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – undang No 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan
pokok tenaga kerja yang menyatakan bahwa setiap
tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan,kesehatan,kesusilaan,pemeliharaan moril
kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama
2. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan,
pasal 23 ditetapkan upaya kesehatan kerja sebagai salah
satu dari 15 upaya kesehatan(Pasal 1), yang
diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal sejalan dengan perlindungan tenaga
kerja,wajib dilakukan di tempat kerja,pencegahan
penyakit akibat kerja serta syarat kesehatan kerja.
3. Undang – undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamata
kerja yang menyatakan bahwa keselamatan kerja
dilaksanakan dalam segala tempat kerja,baik
didarat,didalam tanah,di permukaan air,didalam air
maupun di udara yang berada didalam wilayah
kekuasaan republik Indonesia.
4. Beberapa keputusan bersama antara Depkes dan
Depnaker yang berkaitan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja(K3)
a.SKB No 168/KPTS/1971-No 207/Kab/Kab/b.ch/1971
tentang kerjasama diantara Depkes Dan Depnaker dalam
bidang Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja

b.SKB No.KEP 109/MENAKER/90-No


81/MENKES/SKB/II/1990 tentang Penyelenggaran
Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga
Kerja
c.SKB No.203/MEN/1994-No
540/MENKES?SKB/VII/1994 tentang Susunan Badan
Kerjasama Pemeliharan Kesehatan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
d.Keputusan
DepkesNo.Kep.22/BW/1996No.202/BM/DJ/BGM/II/1996
Tentang Penanggulangan Anemia Gizi(Bagi kekurangan Zat
besi) Bagi Pekerja wanita
5. Memperhatikan Rekomendasi ILO/WHO Konvensi No.
155/1981 ILO menetapkan kewajiban setiap negara
untuk merumuskan ,melaksanakan dan mengevaluasi
kebijaksaan nasionalnya dibidang kesehatan dan
keselamatan kerja di lingkungan kerja

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM adalah :

No Jenis Kompetensi Kompetens Jumlah


ketenenagaan (Ijazah) i tambahan
(pelatihan)

1 Dokter Umum S1 UKK 1


Kedokteran
umum
2 Perawat S1 Ners 1

3 Peawat D3perawat 1

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Petugas UKK berjumlah 2 (Dua ) orang dengan standar minimal 1
petugas sudah melaksanakan pelatihan UKK di Dinas kesehatan kota
ataupun Dinas provinsi
Kategori :
1.Dokter Umum ( 1)
2. Perawat ( 1)

C. JADWAL KEGIATAN
Jam Pembinaan dan Penyuluhan
Pos UKK Nelayan wonorejo : Jumat Minggu ke -3 Pkl
09.00-10.30
Pos UKK BP Rusun Penjaringan Sari: Sabtu Minggu ke -3 pkl
09.00-10.30

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG

B. STANDAR FASILITAS
I. Fasilitas & Sarana

Pos UKK Wonorejo: Pos UKK berada di rumah kader bapak rochman
yang berlamatkan di Wonorejo Rt 4 RW 1 kelurahan wonorejo
kecamatan Rungkut.Letak rumah dekat dengan sungai dimana dekat
dengan persinggahan perahu nelayan. Didalam Pos Ukk terdapat alat
Pelindung diri(APD) berupa Pelampung donat,jaket pelampung,lampu
senter,
Pos UKK BP Rusun Penjaringan sari: Pos Ukk letak di Rumah susun
di penjaringan dimana tempat tersebut digunakan untuk pelayanan
pengobatan hari senin sampai sabtu.

A Perlengkapan :
1. Tensimeter
2. Posbindu Kit
3.
B. Meubeler :
1. Kursi kerja
2. Lemari arsip
3. Meja tulis
C. Pencatatan dan Pelaporan
1. Lembaran berisi daftar nama pekerja bulanan dari dalam dan
luar gedung
2. LPLPO
3. Resep

BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. TATA LAKSANA PEDOMAN UKK

Petugas Penanggung Jawab

 Dokter Umum

Perangkat Kerja

 Tensimeter

 Posbindu Kit

 Stetoskop

 Buku Laporan Pencatatan


Tata Laksana Pedoman UKK

 Melakukan koordinasi dengan kader UKK dalam


mengkoordinir para pekerja untuk hadir dalam kegiatan
sesuai dengan jadwal kegiatan
 Kegiatan yang di laksanakan dalam kegiatan ini meliputi:
1.Kegiatan penyuluhan
2.Tanya jawab
3.Pemeriksaan kesehatan
4..Pembagian konsumsi
5.dokumentasi kegiatan
6. Evaluasi kegiatan UKK
7. Merencanakan kegiatan UKK berikutnya

BAB V
LOGISTIK

A. Bahan
1. Buku bantu pelaporan
2. ATK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

 Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem


dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Hal
ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
 Tujuan penerapan keselamatan paisen adalah terciptanya
budaya keselamatan pasien, meningkatkan akuntabilitas
puskesmas terhadap apsien dan masyarakat, menurunkan
kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya
program- program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
 Puskesmas Medokan Ayu wajib menerapkan standar
keselamatan pasien yang meliputi :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan
keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
 Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di puskesmas
Gayungan adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman
penyebaran HIV menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak
menampakkan gejala. Setiap hari ribuan anak berusia kurang
dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun
terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di
Negara - negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan
peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV /
AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke
masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi
penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku
seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum
aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan
baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato,
tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk
menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai
ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan
hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada
tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat
menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini
sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas
memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan
prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran
infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “
Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai
sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman
bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan
melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam
secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan
infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit
agar dapat bekerja maksimal.
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan
kewajibannya dapat melindungi diri sendiri, pasien dan
masyarakat dari penyebaran infeksi.

b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan


kewajibannya mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit
menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus
menerapkan prinsip “Universal Precaution”.

III. Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang
tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

IV. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan
keselamatan kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu,
higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip
tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung
tangan guna mencegah kontak dengan darah serta cairan
infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah
perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di unit layanan obat Puskesmas


Gayungan dalam memberikan pelayanan adalah
1. waktu tunggu resep non racikan ≤ 15 menit dan racikan ≤ 30 menit
Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien
menyerahkan resep sampai pasien menerima obatnya.
2. kepuasan pelanggan ≥ .....%
Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan.
3. Jam buka pelayanan
Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan di poli jam
buka 08.00 s.d 11.30setiap hari kerja kecuali jumat dan sabtu
BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman penyelenggaraan pelayanan unit layanan


obat ini dibuat sebagai acuan pelayanan bagi petugas di puskesmas
Gayungan. Mudah - mudahan dengan adanya pedoman pelayanan
ini, dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal maupun eksternal.

Anda mungkin juga menyukai