Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN KEWASPADAAN

STANDART KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA
PUSKESMAS KENDALKEREP

PUSKESMAS KENDALKEREP
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Panduan Kewaspadaan Standart K3


Puskesmas Kendalkerep dapat kami selesaikan sebagai dasar acuan pelaksanaan
Panduan Panduan Kewaspadaan Standart K3 di Puskesmas Kendalkerep.
Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan – kekurangan yang ditemui
dalam panduan ini, untuk itu sangat diharapkan saran – saran, masukan dan kritik yang
bermanfaat/ membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan panduan ini.
Akhirnya terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah bekerja
bersama dalam penyusunan draf, uji coba sampai ditetapkannya standar ini.

Malang, 1 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
A. DEFINISI...................................................................................................................... 1
B. RUANG LINGKUP...................................................................................................... 2
C. TATALAKSANA......................................................................................................... 6
D. DOKUMENTASI......................................................................................................... 12
LAMPIRAN

iii
PANDUAN KEWASPADAAN STANDART KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
PUSKESMAS KENDALKEREP

A. DEFINISI
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat. Dalam kegiatannya melibatkan loket dan rekam medis,
ruang tindakan, pelayanan umum, pelayanan gigi dan pelayanan farmasi. Tiap
layanan klinik ini melibatkan banyak tenaga kesehatan di dalamnya sebagai
pekerja kesehatan untuk melayani pasien yang berasal masyarakat sekitar.
Masing – masing layanan juga terdapat proses kerja yang berbeda antara satu
dengan yang lain sehingga potensi bahaya di masing – masing tempat kerja bisa
berbeda – beda.
Petugas kesehatan di Puskesmas dapat menderita penyakit yang
disebabkan oleh paparan di tempat kerja sehingga dapat merugikan pekerja itu
sendiri, memberikan beban terhadap keluarga, tempat kerja maupun pemerintah.
Petugas kesehatan yang sakit akibat pekerjaannya dapat menyebabkan angka
tidak masuk kerja menjadi tinggi, menghabiskan biaya untuk berobat, menderita
depresi karena penyakitnya sehingga menjadi tidak produktif.
Untuk mengatasi masalah ini paling baik dilakukan pencegahan/
pengendalian supaya jangan sampai terjadi penyakit akibat kerja maupun yang
terkait pekerjaan. Kewaspadaan standart merupakan suatu upaya pencegahan
terhadap penularan infeksi dan paparan bahan kimia dalam perawatan pasien di
Fasyankes. Kewaspadaan standart diterapkan untuk mencegah transmisi silang
sebelum pasien di diagnosis, sebelum adanya hasil pemeriksaan laboratorium
dan setelah pasien didiagnosis. Pencegahan dapat dilakukan apabila kita
mengetahui bahaya potensial yang berisiko terhadap kesehatan untuk dapat
dikendalikan. Tenaga kesehatan seperti petugas laboratorium, rumah tangga,
CSSD, pembuang sampah dan lainnya juga berisiko besar terinfeksi. Oleh sebab
itu penting sekali pemahaman dan kepatuhan petugas tersebut untuk juga
menerapkan Kewaspadaan Standar agar tidak terinfeksi.

1
B. RUANG LINGKUP
Diterapkan untuk semua pegawai di Puskesmas Kendalkerep, dimana dalam
panduan ini terdapat kegiatan diantaranya :
1. Cuci tangan untuk mencegah infeksi silang\
Hand Hygiene merupakan tehnik dasar yang paling penting dalam
pencegahan dan pengontrolan infeksi. Hand Hygiene merupakan salah satu
prosedur yang paling penting dan efektif mencegah Healthcare Associated
Infections (HAIs) bila dilakukan dengan baik dan benar.
Berdasarkan pedoman WHO (2009), direkomendasikan 5 saat penting wajib
menjalankan kebersihan tangan di ruang perawatan, diperkenaikan sebagai
“Five moments for hand hygiene”.
Ruang lingkup Indikasi kebersihan tangan:
a. Sebelum kontak pasien;
b. Sebelum tindakan aseptik;
c. Setelah kontak darah dan cairan tubuh;
d. Setelah kontak pasien;
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Gambar 1. Five Moment For Hand Hygiene

2. Penggunaan Alat Pelindung Diri


Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.
Melepas APD segera dilakukan jika tindakan sudah selesai di lakukan.
a. Alat Pelindung Kepala : topi pelindung
Tujuan pemakaian topi pelindung adalah untuk mencegah jatuhnya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap
alat-alat/daerah steril atau membran mukosa pasien dan juga sebaliknya
untuk melindungi kepala/rambut petugas dari percikan darah atau cairan
tubuh dari pasien.

2
b. Pelindung mata : Goggle dan Perisai wajah
Harus terpasang dengan baik dan benar agar dapat melindungi wajah dan
mata. Tujuannya melindungi mata dan wajah dari percikan darah, cairan
tubuh, sekresi dan eksresi.
c. Pelindung hidung dan pernafasan : Masker
Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut
dari cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan
lingkungan udara yang kotor dan melindungi pasien atau permukaan
lingkungan udara dari petugas pada saat batuk atau bersin. Masker yang
di gunakan harus menutupi hidung dan mulut serta melakukan Fit Test
(penekanan di bagian hidung). Terdapat tiga jenis masker, yaitu:
 Masker bedah, untuk tindakan bedah atau mencegah penularan melalui
droplet.
 Masker respiratorik, untuk mencegah penularan melalui airborne.
 Masker rumah tangga, digunakan di bagian gizi atau dapur.
d. Alat Pelindung Badan : Scort/ Celemek/ Apron, Gaun Pelindung Bedah
Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju petugas dari
kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi,
ekskresi atau melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada
tindakan steril.
Indikasi penggunaan gaun pelindung
Tindakan atau penanganan alat yang memungkinkan pencemaran atau
kontaminasi pada pakaian petugas, seperti:
 Membersihkan luka
 Tindakan drainase
 Menuangkan cairan terkontaminasi kedalam lubang pembuangan atau
WC/toilet
 Menangani pasien perdarahan masif
 Tindakan bedah
 Perawatan gigi
e. Pelindung Tangan : Sarung tangan
 Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan tindakan
invasif atau pembedahan.
 Sarung tangan pemeriksaan (bersih), dipakai untuk melindungi petugas
pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau
pekerjaan rutin
 Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.

3
f. Pelindung Kaki
 Sepatu Boot
Tujuan nya adalah melindung kaki petugas dari tumpahan/percikan darah
atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda
tajam atau kejatuhan alat kesehatan, sepatu tidak boleh berlubang agar
berfungsi optimal.
Jenis sepatu pelindung seperti sepatu boot atau sepatu yang menutup
seluruh permukaan kaki.
Indikasi pemakaian sepatu pelindung:
- Penanganan pemulasaraan jenazah
- Penanganan limbah
- Tindakan operasi
- Pertolongan dan Tindakan persalinan
- Penanganan linen
- Pencucian peralatan di ruang gizi
- Ruang dekontaminasi CSSD

3. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan


Jarum suntik/ benda tajam lainnya berpotensi besar terhadap risiko KAK/PAK
terhadap petugas. Sehingga memerlukan perlakuan khusus mulai dari
pemakaian hingga pembuangannya. Tempat penampung/ wadah limbah
benda tajam harus tahan bocor dan tahan, mempunyai pegangan yang dapat
dijinjing dengan satu tangan, memiliki penutup yang tidak dapat dibuka lagi
dan bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan.

Gambar 2. Safety Box

4. Dekomtaminasi Alat dan Sterilisasi Peralatan


Pada tahun 1968 Dr Earl Spaulding mengusulkan tiga kategori risiko
berpotensi infeksi untuk menjadi dasar pemilihan praktik atau proses
pencegahan yang akan digunakan (seperti sterilisasi peralatan medis, sarung

4
tangan dan perkakas lainnya) sewaktu merawat pasien. Kategori Spaulding
adalah sebagai berikut:

a. Kritikal
Bahan dan praktik ini berkaitan dengan jaringan steril atau sistem darah
sehingga merupakan risiko infeksi tingkat tertinggi. Kegagalan manajemen
sterilisasi dapat mengakibatkan infeksi yang serius dan fatal.
b. Semikritikal
Bahan dan praktik ini merupakan terpenting kedua setelah kritikal yang
berkaitan dengan mukosa dan area kecil di kulit yang lecet. Pengelola
perlu mengetahui dan memiliki keterampilan dalam penanganan peralatan
invasif, pemrosesan alat, Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), pemakaian
sarung tangan bagi petugas yang menyentuh mukosa atau kulit tidak utuh.
c. Non-kritikal
Pengelolaan peralatan/ bahan dan praktik yang berhubungan dengan kulit
utuh yang merupakan risiko terendah. Walaupun demikian, pengelolaan
yang buruk pada bahan dan peralatan non-kritikal akan dapat
menghabiskan sumber daya dengan manfaat yang terbatas (contohnya
sarung tangan steril digunakan untuk setiap kali memegang tempat
sampah atau memindahkan sampah).

5. Pengelolaan Limbah
a. Risiko Limbah
Rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain sebagai sarana
pelayanan kesehatan adalah tempat berkumpulnya orang sakit maupun
sehat, dapat menjadi tempat sumber penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan, juga menghasilkan limbah yang dapat menularkan penyakit.
Untuk menghindari risiko tersebut maka diperlukan pengelolaan limbah di
fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Jenis Limbah
Fasilitas pelayanan kesehatan harus mampu melakukan minimalisasi
limbah yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi jumlah limbah yang
dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan
kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle).

Tabel 1. Jenis limbah berdasarkan kategori dan warna kontainer


Warna Kontainer/
No Kategori Keterangan
kantong plastik

5
1 Radioaktif Merah Kantong boks timbal
dengan symbol radioaktif
2 Sangat infeksius Kuning Kantong plastik kuat, anti
bocor atau container
yang dapat disterilisasi
dengan autoclaf
3 Limbah infeksius, Kuning Plastik kuat dan anti
patologi dan bocor/ kontainer
anatomi

6. Kebersihan Pernapasan/Etika Batuk Dan Bersin


Hygiene pernafasan dan etika batuk adalah tata cara penting, baik dan
benar untuk mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya. Tujuan nya
adalah mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas
(droplet) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Semua pasien,
pengunjung dan petugas kesehatan hanus direkomendasikan untuk selalu
mematuhi etika batuk dan kebersihan pernafasan untuk mencegah ekskresi
sekret pernafasan (droplet nuclei).
Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis
transmisi air borne dan droplet. Fasilitas pelayanan kesehatan harus
menyediakan sarana cuci tangan seperti wastafel dengan air mengalir, tisu,
sabun cair, tempat sampah infeksius dan masker bedah.Petugas, pasien dan
pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas, harus melaksanakan dan
mematuhi Langkah – langkah sebagai berikut:
1) Menutup hidung dan mulut dengan tisu atau saputangan atau lengan atas.
2) Tisu dibuang ke tempat sampah infeksius dan kemudian mencuci tangan.
Edukasi/ Penyuluhan Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dapat
dilakukan melalui audio visual, leaflet, poster, banner, video melalui TV di
ruang tunggu atau lisan oleh petugas.
C. TATA LAKSANA
1. Cuci tangan untuk mencegah infeksi silang
Cuci tangan menggunakan air mengalir :
(Lama waktu yang dibutuhkan adalah 40-60 detik)
a. Buka kran dan basahi tangan dengan air, tuangkan sabun cair
secukupnya.
b. Gosok kedua telapak tangan hingga merata.
c. Gosok punggung tangan.
d. Gosok kedua telapak tangan dan sela – sela jari tangan.
e. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.

6
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya.
g. Gosok dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan ditelapak tangan kiri
dan sebaliknya.
h. Bilas dengan air mengalir.
i. Keringkan dengan tisu atau kain sekali pakai.
j. Gunakan tisu atau kain sekali pakai tersebut untuk menutup kran, dan
selanjutnya buang tisu atau kain tersebut ke tempat sampah dengan benar
atau tutup kran dengan menggunakan siku (lengan bawah).

Cuci tangan menggunakan Handrub :


(Lama waktu yang dibutuhkan adalah 20 - 30 detik)
a. Tuangkan cairan Handrub ke telapak tangan, kemudian ratakan ke seluruh
permukaan tangan.
b. Gosok kedua telapak tangan.
c. Gosok punggung dan sela – sela jari tangan kiri dengan telapak tangan
kanan, dan sebaliknya.
d. Jari – jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
e. Gosok berputar pada ibu jari tangan kiri dalam genggaman tangan kanan,
dan sebaliknya.
f. Gosok dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan
kiri, dan sebaliknya.
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Kacamata
Sarung Gaun/
Jenis tindakan Masker / penutup Topi
tangan Celemek
wajah
Memandikan pasien Tidak, kecuali Tidak Tidak Tidak Tidak
kulit tidak
utuh
Vulva / penis hygiene Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Menolong BAB Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Menolong BAK Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Oral Hygiene Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Mengambil darah vena Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka mayor Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka minor Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
infeksius
Mengukur TTV Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

7
Kacamata
Sarung Gaun/
Jenis tindakan Masker / penutup Topi
tangan Celemek
wajah
Melakukan Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
penyuntikan
Memasang infus Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Memasang dawer Ya (steril) Tidak Tidak Tidak Tidak
catheter
Membersihkan ruang Ya (sarung Tidak Tidak Tidak Tidak
perawatan tangan RT)
Membersihkan Ya (sarung Ya Ya Ya Tidak
peralatan habis pakai tangan RT)
Transportasi pasien Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Melakukan EKG Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Mengganti infus Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Memberikan diit per Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
oral
Mengantar spesimen Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
ke laboratorium
Mengganti linen tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
terkontaminasi
Mengganti linen Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
terkontaminasi
Memberi tetes mata Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Irigasi mata Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

PELEPASAN APD
Langkah – langkah melepaskan APD adalah sebagai berikut:
- Lepaskan sepasang sarung tangan
- Lakukan kebersihan tangan
- Lepaskan apron
- Lepaskan perisai wajah (goggle)
- Lepaskan gaun bagian luar
- Lepaskan penutup kepala
- Lepaskan masker
- Lepaskan pelindung kaki
- Lakukan kebersihan tangan

1) Melepas sarung tangan


8
Gambar 3. Melepaskan Sarung Tangan

2) Melepas Goggle atau Perisai Wajah

Gambar 4. Melepaskan Goggle atau Perisai Wajah

9
3) Melepas Gaun Pelindung

Gambar 5 Melepas Gaun Pelindung

4) Melepas Masker

Gambar 6. Melepas Masker

3. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan


Tata laksana perlakuan khusus pengelolaan jarum dan alat tajam yaitu
- Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam.
- Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat.
- Segera buang limbah benda tajam ke wadah yang tersedia tahan tusuk
dan tahan air dan tidak bisa dibuka lagi.
- Selalu buang sendiri oleh si pemakai.
- Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai (recapping).
- Wadah benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.
- Bila menangani limbah pecahan kaca gunakan sarung tangan rumah
tangga.
- Wadah Penampung Limbah Benda Tajam – tahan bocor dan tahan
tusukan dan mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu
tangan ·
- Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi , bentuknya dirancang
agar dapat digunakan dengan satu tangan.
- Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah.

4. Dekomtaminasi Alat dan Sterilisasi Peralatan

10
Dalam dekontaminasi peralatan perawatan pasien dilakukan
penatalaksanaan peralatan bekas pakai perawatan pasien yang
terkontaminasi darah atau cairan tubuh (pre-cleaning, cleaning, disinfeksi,
dan sterilisasi) sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) sebagai berikut:
a. Rendam peralatan bekas pakai dalam air dan detergen atau enzyme lalu
dibersihkan dengan menggunakan spons sebelum dilakukan disinfeksi
tingkat tinggi (DTT) atau sterilisasi.
b. Peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius harus
didekontaminasi terlebih dulu sebelum digunakan untuk pasien lainnya.
c. Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan dimusnahkan sesuai prinsip
pembuangan sampah dan limbah yang benar. Hal ini juga berlaku untuk
alat yang dipakai berulang, jika akan dibuang.
d. Untuk alat bekas pakai yang akan di pakai ulang, setelah dibersihkan
dengan menggunakan spons, di DTT dengan klorin 0,5% selama 10
menit.
e. Peralatan nonkritikal yang terkontaminasi, dapat didisinfeksi
menggunakan alkohol 70%. Peralatan semikritikal didisinfeksi atau
disterilisasi, sedangkan peralatan kritikal harus didisinfeksi dan
disterilisasi.

5. Pengelolaan Limbah
Proses pengelolaan limbah dimulai dari identifikasi, pemisahan, labeling,
pengangkutan, penyimpanan hingga pembuangan/pemusnahan.
a. Identifikasi jenis limbah: Secara umum limbah medis dibagi menjadi
padat, cair, dan gas. Sedangkan kategori limbah medis padat terdiridari
benda tajam, limbah infeksius, limbah patologi, limbah sitotoksik, limbah
tabung bertekanan, limbah genotoksik, limbah farmasi, limbah dengan
kandungan logam berat, limbah kimia, dan limbah radioaktif.
b. Pemisahan Limbah Pemisahan limbah dimulai pada awal limbah
dihasilkan dengan memisahkan limbah sesuai dengan jenisnya.
Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya, antara lain:
- Limbah infeksius: Limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh
masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning. Contoh: sampel
laboratorium, limbah patologis (jaringan, organ, bagian dari tubuh, otopsi,
cairan tubuh, produk darah yang terdiri dari serum, plasma, trombosit dan
lain-lain), diapers dianggap limbah infeksius bila bekas pakai pasien
infeksi saluran cerna, menstruasi dan pasien dengan infeksi yang di
transmisikan lewat darah atau cairan tubuh lainnya.

11
- Limbah non – Infeksius: Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan
cairan tubuh, masukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam.
Contoh: sampah rumah tangga, sisa makanan, sampah kantor. − Limbah
benda tajam: Limbah yang memiliki permukaan tajam, masukkan
kedalam wadah tahan tusuk dan air. Contoh: jarum, spuit, ujung infus,
benda yang berpermukaan tajam.
- Limbah cair segera dibuang ke tempat pembuangan/pojok limbah cair
(spoelhoek)
6. Kebersihan Pernapasan/Etika Batuk Dan Bersin
Hygiene pernafasan dan etika batuk adalah tata cara penting, baik dan benar
untuk mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya. Tujuan nya adalah
mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas
(droplet) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Semua
pasien, pengunjung dan petugas kesehatan hanus direkomendasikan untuk
selalu mematuhi etika batuk dan kebersihan pernafasan untuk mencegah
ekskresi sekret pernafasan (droplet nuclei).
Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis
transmisi air borne dan droplet. Fasilitas pelayanan kesehatan harus
menyediakan sarana cuci tangan seperti wastafel dengan air mengalir, tisu,
sabun cair, tempat sampah infeksius dan masker bedah.Petugas, pasien dan
pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas, harus melaksanakan dan
mematuhi Langkah – langkah sebagai berikut:
1) Menutup hidung dan mulut dengan tisu atau saputangan atau lengan atas.
2) Tisu dibuang ke tempat sampah infeksius dan kemudian mencuci tangan.
Edukasi/ Penyuluhan Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dapat
dilakukan melalui audio visual, leaflet, poster, banner, video melalui TV di
ruang tunggu atau lisan oleh petugas.

D. DOKUMENTASI
Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan adalah sebagai berikut:
1. Ceklist monitoring (APD, Hand Higiene, Limbah medis dan limbah cair) dapat
dilakukan secara bulanan/ berkala.
2. Buku rekap kegiatan monotoring

12
13
LAMPIRAN

NERACA SAMPAH MEDIS


PUSKESMAS KENDALKEREP TAHUN

Bulan ; Desember 2018

JM
TANGGAL
L
NO RUANG
1 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19 20 21 23 26 27 28 30 31
5 2 4 5 9

1 GIGI  
0.10 0.11 0.11 0.08 0.09 0.09
 
0.10 0.09 0.08 0.10 0.12 0.11
 
0.25 0.18 0.19 0.11 0.22 0.32
 
0.10
   
0.10 0.12 0.11
 
0.25 0.11
0 5 0 0 0 5 0 0 5 0 5 5 0 5 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 3.30

2
LABORATORI
 
0.56 0.40 0.35 0.60 0.60 0.55
 
0.50 0.47 0.35 0.42 0.50 0.47
 
0.37 0.52 0.62 0.37 0.42 0.30
 
0.50
   
0.42 0.50 0.47
 
0.37 0.45 11.1
UM 0 0 0 0 0 0 0 5 0 5 0 0 5 5 5 5 5 0 0 5 0 0 5 0 3
0.35 0.37 0.22 0.37
3                          
IMUNISASI   0   5         5           5       1.33
0.05 0.07 0.08 0.11 0.12 0.13 0.09 0.11 0.11 0.07 0.08 0.09 0.10 0.12 0.11 0.07 0.09 0.11 0.09 0.07 0.08 0.09 0.10
0.12
4 KIA/KB/HIV   0 5 0 5 0 5   5 0 5 0 0 0   0 5 5 5 0 5   5     0 0 0   0 0 2.31
0.55 0.25 0.60 0.50 0.75 0.65 0.37 0.42 0.51 0.47 0.38 0.42 0.57 0.35 0.47 0.57 0.62 0.45 0.37 0.47 0.38 0.42 0.57
0.27 11.4
5 UGD   0 0 0 0 0 0   5 5 5 5 5 5   5 0 5 5 5 0   5     5 5 5   5 5 6

6 KABER                                                                
TOTA 29.5
L     1.26 0.84 1.14 1.65 1.56 1.43   1.07 1.10 1.07 1.45 1.09 1.10   1.30 1.19 1.41 1.37 1.37 1.19   1.07     1.45 1.09 1.10   1.30 0.96 2

Kepala Puskesmas
Kendalkerep Petugas Sanitarian

NIP NIP.
15
JADWAL PEMELIHARAAN IPAL

PUSKESMAS KENDALKEREP BULAN JANUARI 2022

TANGGAL
NO JENIS KEGIATAN 1 1 1 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2 13 14 5 16 7 18 19 0 21 22 3 24 25 6 27 28 9 30 31
Membersihkan bak penampung dari sampah
1                                              
padat (plastik, kain, batu, softex dll)                
Membersihkan bak penampung dari gumpalan
2                                              
lemak                
3 pH                                                              
4 Perawatan pompa dan blower                                                              
                                                               
Keterangan :  
Beri tanda √ jika sudah dilakukan  
Beri tanda x jika tidak dilakukan  

Kepala Puskesmas Kendalkerep Petugas Sanitarian

NIP. NIP.
17
KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP PENGGUNAAN APD

Nama Petugas : ……………………………………………….

Tanggal Pelaksanaan : ……………………………………………….

Ruang : KIA / KB

Kegiatan Penggunaan APD Standar Hasil Analisa Sebab Rencana Tindak


Pengamatan Lanjut (RTL)
a. Memeriksa Bayi, a. Masker Bedah
Balita, atau Anak Sakit
b. Haircap
b. Ante Natal Care
(ANC) c. Goggle/Faceshield

d. Gaun/Skoret

c. Pelayanan KB : a. Masker Bedah


- Memasang IUD
- Memasang Implan b. Handschoon Steril

c. Haircap

d. Goggle/Faceshield

e. Gaun/Skoret

f. Shoe Cover
- KB Suntik a. Masker Bedah

b. Handschoon
(bila diperlukan)

c. Haircap

d. Goggle/Faceshield

e. Gaun/Skoret

Auditor,

……………………………………….
DAFTAR TILIK
SOP ETIKA BATUK
Unit : ……………………………………………………………………
Nama Petugas : ……………………………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan : ……………………………………………………………………
Langkah Kegiatan Ya Tidak
1. Tutup hidung dan mulut, dengan menggunakan tissue atau
lengan dalam baju bila batuk atau bersin.
2. Buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.
3. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsrub
4. Gunakan selalu masker, bila sedang batuk
Total

Compliance rate (CR) : Y x 100 %


Y+T
: ………………………………..,…………
Pelaksana / auditor

……………………………………….
NIP: ………………..........................

Anda mungkin juga menyukai