Anda di halaman 1dari 67

KESEHATAN

KESELAMATAN
KERJA
Di FASYANKES
Outline
Latar Belakang & Tujuan K3 Fasyankes

Dasar Hukum/Regulasi

Standart K3 Akreditasi Fasyankes

Sasaran & Ruang Lingkup K3 Fasyankes

Identifikasi Potensi Bahaya/Hazard

Program Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

Manajemen Emergency Response Plan (MERP)


Anita-2019
Latar Belakang & Tujuan K3 Fasyankes

Keluarga Keluarga
Sehat, Sakit,
Tulang punggung Pekerja Pekerja
Sehat
Sehat
keluarga = =
Keluarga Beban
Bahagia Keluarga
Aset perusahaan/
negara
Keluarga Keluarga
Sehat, Sakit,
Penggerak ekonomi Pekerja Pekerja
Sakit Sakit
bangsa = =
Masalah Bencana
Keluarga Keluarga
Pencetak generasi
penerus bangsa
FAKTA TERKAIT K3 FASYANKES
Petugas
Puskesmas

84,2% 178
pernah tertusuk Petugas medis
jarum bekas terkena HIV

Penelitian di Jakarta KASUS


Timur , Sri Hudoyo Data Dit. P2PML
2004 (1987-2016)
Kasus Infeksi Akibat Tertusuk Jarum Suntik

32% Hepatitis B
5% HIV

30% Hepatitis C
FAKTA TERKAIT K3 FASYANKES
Permasalahan kesehatan pada tenaga
kesehatan Fasyankes (Dit. Kesjaor, 2018)

36,7% Muskuloskeletal
43,7%Insomnia

Kelelahan
49,3%

50% Stress
Tujuan
Terselenggaranya
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
di Fasyankes secara
optimal, efektif, efisien
dan
berkesinambungan.
Anita-2019
Dasar Hukum/Regulasi

Anita-2019
CAPAIAN AKREDITASI FKTP
PUSKESMAS KLINIK PRATAMA TPMD

PUSKESMAS TEMPAT PRAKTIK


75,3 0,2 KLINIK PRATAMA 0 MANDIRI DR/DRG
% % %

2018 7.518 PKM 14 KP 0 TPMD


5.385 KEC 14 KEC 0 KEC

2017 4.223 PKM 2 KP 0 TPMD


3.447 KEC 2 KEC 0 KEC

2016 1.479 PKM 1 KP 0 TPMD


1.308 KEC 1 KEC 0 KEC

2015 100 PKM 0 KP 0 TPMD


93 KEC 0 KEC 0 KEC
Dasar Hukum/Regulasi Permenakertrans 01/Men/1981
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja

Permenaker No 03/Men/1998
Tata Cara Pelaporan & Pemeriksaan Kepres No 22 Thn 1993
Kecelakaan Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja

Permenakertrans No 25/Men/XII/2008
Pedoman Diagnosis & Penilaian Cacat Permenkes No 56 Thn 2016
Karena Kecelakaan & PAK Penyelenggaran Penyakit AkibatKerja

Peraturan Pemerintah No 70 Thn 2015


Jaminan Kecelakaan Kerja & Kematian Permenkes No 56 Thn 2016
Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara Penyelenggaran Penyakit AkibatKerja

Perpres No 7 Thn 2019


KECELAKAAN Penyakit Akibat Kerja
KERJA
PENYAKIT AKIBAT
KERJA
Anita-2019
KARAKTERISTIK
OUTPUT OUTCOME
FASYANKES

1. Pengelolaan dan
1. Padat karya pengendalian 1. Petugas selamat,
2. Padat modal risiko Fasyankes sehat dan
3. Padat teknologi tercipta kondisi Produktif
Pembudayaan lingkungan 2. Pasien dan
4. Tempat berkumpulnya
K3 Fasyankes Fasyankes Sehat, pengunjung
penyakit menular dan
emerging disease Aman, dan Sehat dan
5. Terdapat penggunaan Nyaman Selamat selama
B3 2. Peningkatan berada di
Mutu dan lingkungan
Kualitas Fasyankes dan
Pelayanan jaminan mutu
Fasyankes. layanan Fasyankes
Standart K3 Akreditasi Fasyankes

Anita-2019
Standart K3 Akreditasi Fasyankes

Anita-2019
Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Anita-2019
Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Masalah K3 Akut (Jangka Pendek) Masalah Kronis (Jangka Panjang)
Masyarakat Umum Kecelakaan umum Penyakit umum
Masyarakat Pekerja Kecelakaan Kerja Penyakit Akibat Kerja

Anita-2019
K.K – P.A.K Pekerja Angkat Angkut

Anita-2019
K.K – P.A.K Pekerja Laboratorium

Anita-2019
K.K – P.A.K Pekerja Nelayan

Anita-2019
Masalah Keselamatan dan Kesehatan di Tempat
Kerja
 Disebut potensi bahaya  Hazard
 Identifikasi, analisa dan pengendalian dari 5 jenis, sbb

Anita-2019
Hazard Fisika

Anita-2019
Hazard Kimia

Anita-2019
Hazard Biologi

Anita-2019
Ergonomi

Anita-2019
Hazard Psikososial

Anita-2019
Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Anita-2019
 Sistem Manajemen K3 (SMK3) Fasyankes!!!
Sasaran & Ruang Lingkup K3 Fasyankes

Fasyankes adalah suatu alat dan/ atau tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya PRIORITAS
pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, dan PEMBINAAN
Puskesmas K3 FASYANKES
kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/ atau SAAT INI
masyarakat.

Dokter gigi
K3
praktek Klinik
mandiri FASYANKES

Dokter
Praktek
Masndiri
Sasaran & Ruang Lingkup K3 Fasyankes

Fasyankes adalah suatu alat dan/ atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, dan
kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat.
Sasaran Permenkes:
 Puskesmas  Sasaran utama, Sebagai objek dan subjek
 Praktek dokter mandiri
 Praktek dokter gigi mandiri
 Klinik swasta
 Balai pengobatan

Anita-2019
Sasaran & Ruang Lingkup K3 Fasyankes

Anita-2019
Identifikasi Potensi Bahaya/Hazard

Dalam Gedung Luar Gedung


 Berdasarkan jenis kegiatan per  Berdasarkan jenis kegiatan per
ruang/bagian: UGD, Apotik, Identifikasi hazard sektor (UKK): Pertanian,
KIA, Lab, dll nelayan, UKM, dll
 Dilihat dari faktor fisika, kimia,  Dilihat dari faktor fisika, kimia,
biologi, ergonomi dan Pengukuran
biologi, ergonomi dan
psikososial psikososial
Analisa efek
Untuk masing-masing potensi kesehatan
Untuk masing-masing potensi
bahaya kualitatif maupun bahaya kualitatif maupun
kuantitatif Pengendalian kuantitatif
Akut maupun kronis Akut maupun kronis
Teknis, Administrasi, APD Manajemen risiko
Teknis, Administrasi, APD
Berdasarkan tingkat keparahan Berdasarkan tingkat keparahan
dan peluang terjadinya efek Prioritas program dan peluang terjadinya efek

Anita-2019
Identifikasi Potensi Bahaya/Hazard

TEMPAT FISIK KIMIA BIOLOGI ERGONOMI PSIKOSOSIAL


Pendaftaran Bising Printer Kuman? Posisi duduk, Antrian, BPJS
Pencahayaan Fotocopy Komputer
UGD Pencahayaan Obat-obatan, Kuman (NSI), Posisi Limit waktu
chemical air quality tindakan
Apotik Obat-obatan Posisi Limit waktu

Gudang Obat ... ... ... ... ...

Poli umum ... ... ... ... ...

Poli gigi ... ... ... ... ...

 Jika memungkinkan dilakukan pengukuran, bekerja sama dengan BKKM,


CSR perusahaan, dll
Anita-2019
Identifikasi Bahaya Puskesmas Purwakarta -
Cilegon
NO NAMA POTENSI JENIS SUMBER BAHAYA DAMPAK UPAYA K3
RUANGAN BAHAYA BAHAYA TERHADAP
KESEHATAN

1 R.KEPALA FISIK DEBU KERTAS, LEMARI, ISPA PENINGKATAN SANITASI


PUSKESMAS MEJA
2 AULA BIOLOGI BAKTERI AC TERKENA BAKTERI MAINTENANCE AC

3 R. TATA FISIK SUHU RUANG KERJA TATA DEHIDRASI PENGGUNAAN VENTILASI YANG
USAHA USAHA CUKUP/ KIPAS ANGIN/ AC

DEBU PERANGKAT ISPA PENINGKATAN SANITASI


KOMPUTER, ASAP
PABRIK

LISTRIK PENGATURAN KABEL TERSETRUM PENATAAN KABEL

KIMIA BAU PEMBAKARAN ISPA RELOKASI TPS


SAMPAH PENGGUNAAN APD
ERGONOMI POSISI POSISI DUDUK PERUBAHAN PENYULUHAN SIKAP DUDUK
TUBUH BENTUK TUBUH, YANG BAIK
SAKIT LEHER, CEPAT
LELAH

PSIKOSOSIAL STRESS BEBAN KERJA STRESS KERJA RELAKSASI, REFRESHING, ROTASI


BERLEBIH KERJA
Anita-2019
Risk Assessment Puskesmas
Aktivitas Hazard Efek Kesehatan Penilaian Risiko
Akut Kronis Efek (E) Peluang Tingkat
(P) Risiko (R)
Memasang Posisi kurang ergonomis - Nyeri otot/ myalgia - LBP/HNP
infus (membungkuk)
Pencahayaan kurang - mata lelah Astenopia
- sakit kepala
Needle Stick Injury - Luka tusuk, infeksi Hep. B, HIV, dll 5 E H
Tuntutan keluarga pasien - Cephalgia kejenuhan

il aian
sp en
tr ik
Ma
 Prosedur needle stick safety
 Prosedur vaksinasi pasca pajanan
Hepatitis B

Anita-2019
R(Risk) = E ( hazard severity) X P (Likelihood of occurance)
Tingkat Kriteria Penjelasan
1 Neglicable/Tidak Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil Individu - tidak begitu berarti, jika ada luka, dapat ditangani dgn pertolongan
signifikan pertama di tempat kerja. Tidak berdampak pada masyarakat dan lingkungan. Tidak ada kerusakan peralatan penting, maupun
gangguan produksi
2 Minor/ringan Individu – Kecelakaan hanya menimbulkan luka/ gangguan reversibel cukup dengan perawatan di klinik dengan absen kurang
dari 2 hari .
peralatan kerusakan penting rusak , dapat segera diperbaiki, produksi dapat terganggu < 2 hari . Tidak berdampak pada
masyarakat dan lingkungan.
3 Moderate/Sedang individu – kecelakaan menyebabkan pekerja Memerlukan perawatan medis ,absen 3- 14 hari, terdapat kerusakan peralatan
penting, masih dapat diperbaiki, produksi terganggu sampai 3 - 7 hari.
Menimbulkan gangguan dan resiko kecelakaan pada masyarakat dan lingkungan.

4 Major/Mayor Individu -Kecelakaan menyebabkan pekerja absen atau tidak bekerja dalam waktu 14-21 hari, dengan kelainan irreversible.
publik - dapat mengancam jiwa masyarakat sekitar, melepas limbah mengganggu lingkungan sekitar
Terdapat kerusakan peralatan penting bernilai > 100 juta atau alat rusak perlu perbaikan khusus, terdapat gangguan produksi > 1
minggu

5 Fatal individu -kecelakaan fatal, menyebabkan kematian atau menimbulkan kecacatan permanent dan hilang fungsi, absensi lebih dari
22 hari kerja.
publik - mengancam jiwa masyarakat luas, melepaskan limbah berbahaya bagi lingkungan
peralatan - kerusakan peralatan penting bernilai > 100 juta atau alat rusak tidak dapat dipakai kembali,seluruh produksi terhenti >
24 jam

Tingkat Kriteria Penjelasan

A Almost certain/Hampir pasti Suatu kejadian akan terjadi pada semua kondisi/setiap kegiatan yang dilakukan.

B Likely /cenderung mungkin terjadi Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua kondisi

C Moderate /mungkin dapat terjadi Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu.

D Unlikely /Kecil kemungkinannya terjadi Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi tertentu, namun kecil kemungkinan
terjadinya

E Rare /Jarang sekali terjadi Suatu insiden mungkin dapat terjadi pada suatu kondisi yang khusus/luar biasa/setelah
bertahun-tahun.
Anita-2019
Identifikasi Bahaya UKK Nelayan
Hazard Temuan Intervensi
Fisika - Kebisingan mesin kapal - Pengukuran bising dan pengendalian
- Suhu panas - Pengawasan dehidrasi dan cukup minum
- Penggunaan pakaian yang sesuai
- Penggunaan topi & penutup leher
- Suhu dingin - Penggunaan pakaian yang sesuai
- Tekanan ekstrim
Kimia - Bahan bakar - Penyediaan APAR
- Gas CO dari mesin
Biologi - Biota laut -Penyediaan Kotak P3K
- Mempelajari tindakan P3K
Ergonomi - Posisi menebar dan menarik - Gerakan pemanasan sebelum kegiatan
jala - Relaksasi dan
- Posisi mendorong dan
menarik perahu

Psikososial - bosan? -
- Fatigue / waktu kerja
Anita-2019
Identifikasi Bahaya UKK Nelayan
Puskesmas bersama IDKI dan industri setempat melakukan pemetaan
dan pengukuran potensi bahaya pada nelayan

Anita-2019
Identifikasi Bahaya UKK Kerupuk
Hazard Temuan Intervensi
Fisika -Panas penggorengan - Penyuluhan potensial bahaya
-Penerangan? kesehatan oleh dokter PT ...
- membuat cerobong guna
mengurangi udara panas? Exhaust
fan?
- Pengawasan dehidrasi dan
cukup minum air dari PT ...

Kimia -Asap bahan bakar - membuat cerobong guna


-Asap pengorengan mengurangi udara panas.
Biologi - tikus? Lalat?
Ergonomi - Posisi membuat kerupuk - bersama PT ... membuatkan
- Posisi menggoreng kursi dan meja kerja
- Posisi pengepakan
Psikososial - bosan?

Anita-2019
Program K3 Terpadu
HAZARD BISING DEBU
Program Hearing Conservation Program Dust Conservation Program
Promotif Penyuluhan/Training, Health Notes Penyuluhan/Training, Health Notes
Pembuatan peta kebisingan Pengukuran lingk. (air quality)
Pendataan hasil audio Pendataan hasil spiro
Preventif Hilangkan/ mengurangi sumber bising Hilangkan/ mengurangi sumber bising

Pemakaian Earplug & Earmuff Pemakaian masker debu


Pemeriksaan Kesehatan Berkala Pemeriksaan Kesehatan Berkala (Spirometri,
(audiometri dalam MCU) Rontgen ILO MCU)
Kuratif Pengaturan jam kerja sesuai NAB Terapi penyakit paru akibat debu yang ada

Neurotropik bagi tuli ringan - sedang Kemoterapi pada Ca Paru

Rehabilitatif Hearing Aid

Anita-2019
Program Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Sign K3 di Fasyankes

Anita-2019
Program Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Sign K3 di Fasyankes

Anita-2019
Program Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Germas di Fasyankes

Anita-2019
Program Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
SOP Pencegahan Needle Stick Injury

Anita-2019
Program Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Sign K3 di Fasyankes

Anita-2019
Program Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Anita-2019
Program Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Anita-2019
Manajemen Emergency Response Plan (MERP)

DARURAT
Suatu keadaan tidak normal/tidak
diinginkan yang terjadi pada suatu
tempat / kegiatan, yang cenderung
membahayakan bagi manusia, merusak
peralatan/harta-benda, atau merusak
lingkungan sekitarnya.
Suatu kejadian yang didalam daerah unit
itu sendiri yang disebabkan oleh sesuatu
dari dalam/luar,.
Manajemen Emergency Response Plan (MERP)

FASYANKES memiliki proses


emergensi untuk melindungi
penghuni rumah sakit dari kejadian
terganggunya system pengadaan
air minum, listrik, gas medis dan
tata udara jika terjadi kontaminasi
atau kegagalan
SISTEM ERT

• Pemetaan Potensial Bahaya (Analisa resiko)


Sebelum Kejadian • Persiapan SDM, Prosedur, Fasilitas
• Simulasi

• Identifikasi dan eliminasi bahaya


Selama Kejadian • Aktivasi keadaan darurat
• Evakuasi, P3K dan Rujukan korban jika ada

• Rehabilitasi korban dan Lingkungan


Setelah Kejadian • Investigasi dan evaluasi kejadian
Analisa Potensi Bahaya
Penyebab MEDICAL EMERGENCY yang paling mungkin terjadi:
kebakaran, kebocoran, ledakan bahan kimiawi, kecelakaan
lalulintas, kondisi medik yang buruk

Jenis penyakit/keadaan yang paling mungkin (mis. trauma kepala,


luka bakar, gagal jantung, keracunan makanan)

Bahaya yang mungkin terjadi

Jumlah Korban yg dapat ditangani oleh Puskesmas


Sumber Daya – jumlah

Sumber Daya Di Fasyankes

Manusia Tenaga kesehatan, karyawan, Tim K3, Tim Tanggap


Darurat, pasien, pengunjung

Informasi Alarm, HT, Paging, Kentongan, Lonceng, Toa, dsb

Gedung Unit kesehatan kerja, UGD, ruang rawat inap, poliklinik,


ruangan lainnya
Sarana/prasarana Sesuai Analisa risiko

Obat - obatan Ruang obat, gudang obat, ruang UGD, rawat inap

Transportasi Ambulance, mobil dinas, dst


Sumber Daya – pengetahuan dan keterampilan

Tenaga kesehatan Team Tanggap Darurat

Memahami potensi bahaya dan risikonya Membagikan informasi bahaya yang benar
 MSDS tanpa membuat khawatir

Mempersiapkan alat kesehatan dan obat yang Klasifikasi Triage dan cara mengaktifkan
diperlukan pertolongan

Membuat prosedur medis Memberikan bantuan hidup dasar

Melatih P3K pada team Menghentikan perdarahan

Membuat alur rujukan Membalut dan membidai

Membuat laporan medis Evakuasi dan transportasi


Sistem informasi
Informasi yang dibutuhkan:
Bahan B3, meliputi jenis, sifat
bahaya, sifat fisika & kimia,
kwantitas, cara pengendalian,
penanganan & perawatan bila
kecelakaan.
Fasilitas & tempat potensi
bahaya, al:besarnya
kapasitas, lokasi, route/jalur
angkutan
Pengelola & pemakai bahan,
al: organisasi, nama person in
charge, kontak komunikasi
Sistem Informasi

Sumber daya untuk


penanggulangan STD, al:
pemadam kebakaran, APAR, Tim
P3K, P3K, polisi, trantib dsb
Lingkungan yg perlu mendapat
perhatian, seperti: perumahan,
tempat umum( komersial,
pasar), sekolah
Jalur jalan raya, kereta api, laut,
udara untuk pertolongan atau
evakuasi
Triase di Puskesmas
DI PUSKESMAS
ALARM ?
Bunyi alarm berbeda ?
Apa yang terjadi ? Kebakaran, GEMPA, Tsunami,
kerusuhan ?
Siapa yang membunyikan ? Siapa yang bereaksi ?
Apa yang dilakukan oleh petugas di gedung ybs? Pasien?
Persyaratan transportasi pgd
Sebelum diangkat sdh diatasi
- Ggn napas / kardio vaskular
- Perdarahan, luka, patah tulang
Pasien stabil

Selama perjalanan monitor:


- Kesadaran, pernapasan, tekanan darah,
denyut nadi, keadaan luka.
1. Pasien, pekerja, pengunjung keluar
secara teratur
2. Tidak boleh panik
3. Menggunakan tangga
4. Lokasi aman dan tidak terhalang
5. Berkumpul di titik kumpul
Kriteria RS Rujukan
Kemampuan petugas medik;
Ketersediaan dan Kehadiran yang cepat dari dokter spesialis;
Paramedik yang spesialistik;
Life support equipment;
Lab dan X-ray 24 jam (Cito);
Pelayanan spesialistik: CT Scan, ICU, ICCU, Burn unit.
Sanitation and Hygiene: BBP.
Kemudahan administratif;
Sarana Komunikasi
Sentral/pusat komunikasi
Fungsi mengkoordinasi ppgd  menerima / analisa permintaan
pertolongan, mengatur ambulan, menghubungi klinik/ RS terdekat,
mengatur /monitor rujukan ppgd
Pusat komando

Jaringan komunikasi
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG TERKAIT KESELAMATAN

• Terdapat Jalur dan arah evakuasi serta rambu evakuasi


• Terdapat Denah Titik Kumpul Aman dan Rambunya
Pelatihan evakuasi medis

Anita-2019
SKEMA PENYUSUNAN
TANGGAP DARURAT DAN BENCANA
BENTUK TUJUAN IDENTIFIKASI RISK
TIM LINGKUP POTENSI BAHAYA ASSESMENT

UPAYA MEMINIMALISASI
RESIKO

EVALUASI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN


SARANA / ALAT & SDM

EMERGENCY DRILL ORG. TANGGAP DARURAT


TUGAS & TANGGUNG JAWAB

SOSIALISASI PROSEDUR SUSUN PROSEDUR


TANGGAP DARURAT TANGGAP DARURAT
KESIMPULAN

1. K3 merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan


pelayanan di Fasyankes.
2. Sasaran K3 tidak hanya pasien, namun juga Petugas,
pengunjung dan lingkungan kerja.
3. K3 harus menjadi budaya dan karakter setiap pekerja,
bukan hanya tugas tim/komite K3.
4. Pelaksanaan K3 dilakukan secara bertahap dan
memerlukan komitmen semua pihak.
5. Budaya K3 di tempat kerja merupakan keberhasilan
manajemen
17
HARAPAN
1. K3 menjadi budaya kerja di fasyankes
2. K3 tidak hanya berfokus pada keselamatan pasien,
namun juga pada termasuk keselamatan petugas,
pengunjung, dan lingkungan.
3. Peran Pemerintah dan manajemen untuk
mendorong budaya K3 di fasyankes melalui reward
dan konsekuen, salah satu praktiknya melalui
akreditasi Puskesmas 17
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai