Anda di halaman 1dari 12

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KLUNGKUNG II

NOMOR TAHUN
TENTANG

PENETAPAN PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

UPTD. PUSKESMAS KLUNGKUNG II


KEPALA UPTD PUSKESMAS KLUNGKUNG II,

Menimbang : :a. bahwa untuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi UPTD
Puskesmas Klungkung II dan dalam rangka menghadapi
tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta
mengutamakan keselamatan pasien,staf serta
pengunjung ,antisipasi situasi kondisi yang sangat dinamis
baik internal maupun eksternal maka perlu adanya kebijakan
manajemen fasilitas dan keselamatan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pelayanan di UPTD Puskesmas
Klungkung II;

b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan UPTD


Puskesmas Klungkung II, maka diperlukan Pemenuhan
Standar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan, maka
diperlukan Pemenuhan Standar Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a dan b, perlu perlu ditetapkan Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Klungkung II tentang kebijakan
manajemen fasilitas dan tentang kebijakan manajemen
fasilitas dan keselamatan di UPTD Puskesmas Klungkung II
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ;
2. Undang-Unangg No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2019 tentang
Kesehatan Kerja;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
7. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam keadaan
tertentu;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
31Tahun 2018 tentang Aplikasi sarana, Prasarana dan Alat
Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama,
Tempat Praktik Mandiri dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi;
13. Peraturan Menteri Kesehatandan Mentri dalam Negeri Nomor
188/MENKES/PB/I/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kawasan Tanpa Rokok;
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indinesia No:P.56/ Menlhk-Setjen/2015 tentang tata cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
15. Permenaker Keselamatan dan Kesehatan Kerja No 2 tahun
1983 tentang Proteksi Kebakaran.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD. PUSKESMAS KLUNGKUNG II


TENTANG MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN DI
UPTD PUSKESMAS KLUNGKUNG II.
ESATU : Kebijakan Imlementasi Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
UPTD Puskesmas Klungkung II sebagaimana tercantum dalam
lamiran ini.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Imlementasi
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan UPTD Puskesmas
Klungkung II dilaksanakan secara menyeluruh UPTD Puskesmas
KETIGA : Klungkung
Keputusan IIini. berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan
perubahan apabila terdapat kekeliruan pada penetapan ini.

Ditetapkan di Selat
Pada tanggal 10 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS
KLUNGKUNG II

KADEK ASRI SUSANTI DEWI


LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS KLUNGKUNG II NOMOR
TAHUN 2023
TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN UPTD PUSKESMAS
KLUNGKUNG II

PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


UPTD PUSKESMAS KLUNGKUNG II

I. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN


1. Puskesmas mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
ketentuan tentang pemeriksaan fasilitas;
2. Puskesmas menyediakan fasilitas yang aman,berfungsi dan suportif bagi
pasien,keluarga,staf dan pengunjung;
3. Puskesmas menerapkan manajemen fasilitas dan keselamatan yang
efektif meliputi perencanaan, pendidikan, dan pemantauan yang meliputi
a) Keselamatan dan keamanan
b) Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya
c) Penanggulangan bencana (emergensi)
d) Proteksi kebakaran (fire safety)
e) Peralatan Medis : pemilahan, pemeliharaan dan pengunaan
teknologi dengan cara yang aman untuk mengurangi resiko
f) Sistem penunjang (utilitas) pemeliharaan sistem listrik, air dan
sistem penunjang lainya dengan tujuan untuk mengurangi
resiko kegagalan operasional
4. Puskesmas menetapkan rencana induk atau rencana tahunan untuk
mengelola resiko terhadap pasien,keluarga, pengunjung, dan staf
meliputi:
a) Keselamatan dan keamanan
Keselamatan : suatu tingkatan keadaan tertentu dimana
gedung, halaman dan peralatan puskesmas tidak menimbulkan
bahaya atau resiko bagi pasien staf dan pengunjung.;
Keamanan : Proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan
kerusakan atau akses serta penggunaan oleh mereka yang
tidak berwewenang;
b) Bahan berbahaya: penanganan, penyimpanan pengunaan
bahan radio aktif dan bahan berbahaya lainnya harus
dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara
aman
c) Manajemen emergensi tanggapan terhadap wadah, bencana
dan keadaan emergensi direncanakan dan efektif;
d) Pengamanan kebakaran properti dan penghuninya
e) Peralatan medis dipelihara dan digunakan sedemikian rupa
untuk mengurangi resiko
f) Sistem utilitas listrik, air dan sistem pendukung lainya dipelihara
untuk meminimalkan resiko kegagalan pengoprasian;
g) Rencana tersebut ditulis dan di update yang merefisikan
keadaan sekarangatau keadaan terkini dalam lingkungan
puskesmas.
5. Komite risiko fasilitas/ lingkungan yang kopeten mengawasi perencanaan
dan pelaksanaan program untuk mengelola risiko dilingkungan pelayanan
program pengawasan meliputi:
a) Merencakan semua aspek dari program
b) Melaksanakan program
c) Mendidik staf
d) Memonitor dan mengevaluasi uji coba program
e) Melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala
f) Memberikan laporan tahunan kebadan pengelola tentang
pencapaian program
g) Menyelenggarakan pengoprasian program dan pengelolaan
secara konsisten dan terus menerus
6. Puskesmas membuat monitoring yang menyediakan data insiden,cidera
dan kejadiab lainya yang mendukung perencanaan dan pengurangan
resiko lebih lanjut.

II. KESELAMATAN DAN KEAMANAN


1. Tim MFK merencakan dan melaksanakan program untuk memberikan
keselamatan dan keamanan lingkungan fisik
2. Tim MFK melakukan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan pasien dan
mempunyai rencana untuk mengurangi resiko yang nyata serta
menyediakan fasilitas fisik aman bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung
3. Untuk menjamin keamanan semua staf, pengunjung, tendor atau
pedagang dan lainya di Puskesmas diidentifikasi dan diberi tanda
pengenal (badge) yang sementara atau tetap atau langkah identifikasi
lain, atau seluruh area yang seharusnya aman dan di pantau
4. Puskesmas merencanakan dan menganggarkan untuk meningkatkan
atau mengganti sistem,bagunan atau komponen berdasarkan hasil
infeksi terhadap fasilitas dan tetap mematuhi peraturan perundang-
undangan
5. Tim MFK menganalisa situasi, dengan melihat sumber daya yang kita
miliki, sumber dana yang tersedia dan bahan potensial apa yang
mengancam keselamatan dan keamanan bekerja di puskesmas
6. Memonitor, mengendalikan, mengevaluasi dan merencanakan
pengembangan K3 Puskesmas
7. Melaksanakan sosialisasi keselamatan dan keamanan kerja kepada
seluruh karyawan dalam bentuk pelatihan, leaflet, poster, penyuluhan
dan lain-lain
8. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi
ketentuan dalam K3(keselamatan dan kesehatan kerja) termasuk
penggunaan alat pelindung diri (APD), serta selalu mengacu pada
pencegahan dan pengendaliaan infeksi.
9. Seluruh staf puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
pedoman atau panduan dan standar prosedur oprasional yang berlaku,
serta sesuai dengan etika profesi.
III. BAHAN BERBAHAYA
1. Puskesmas mempunyai rencana tentang infentaris, penanganan,
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta pengendalian
dan pembuangan bahan dan limbah berbahaya;
2. Puskesmas mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan
dan limbah berbahaya sesuai rencana;
3. Identifikasi dan pengendalian bahan berbahaya dan limbah diproses
untuk:
Infentarisasi bahan dan limbah berbahaya,
Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan
berbahaya,
Pelaporan dan inpestigasi dari tumpahan paparan
(EXPOSORE) dan insiden lainya,
Pembuangan limbah berbahaya yang benar sesuai dengan
spo yang ada,
Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat
penggunaan, ada tumpahan (spill) dan paparan(exposure),
Pendokumentasian meliputi izin dan perizinan/lisensi atau
ketentuan persyaratan lainya,
Pemasangan label yang benar pada bahan dan limbah
berbahaya,
4. Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3) pada wadah atau kemasan
harus dicantumkan penandaan yang meliputi nama dagang, bahan
aktif,kalimat peringatan dan atau simbol bahaya;
5. Puskesmas memastikan bahwa bahan berbahaya dan beracun tersebut
terpisah dari bahan-bahan lainyadan jauh dari api;
6. Puskesmas harus mengetahui sifat dan karakteristik dari penanganan,
penyimpanan dan penggunaan B3 tersebut yang meliputi:
1) Identifikasi pitensial bahaya
a. Identifikasi dan penilaian resiko dilaksanakan oleh petugas
yang berkopeten (petugas terkait, gudang, Laboratorium dan
apotek)
b. Penentuan penanganan bahan atau material dilaksanakan
secara manual atau mekanis ditetapkan berdasarkan hasil
identifikasi
2) Sistem pengangkutan, penyimpanan dan pembuangan
a. Sistem pengangkutan bahan material yang diterima untuk
pemindahan dari pengangkutan kedalam gudang dilakukan
secara manual yang dilaksanakan dengan perlakuan yang
benar guna menghindari tumpahan atau ceceran.
b. Pemindahan ini dilakukandengan tenaga manusia.
c. Penyimpanan
Untuk menyimpan bahan kimia harus dipersiapkan tempat
khusus menurut spesifikasi(jenis)
Penyimpanan bahan-bahan kimia tidak dibenarkan
dicampur dengan bahan lainya(gudang/ penempatan
harus terpisah dari tempat lain) dilengkapi dengan label
B3 yang sesuai
Setiap bahan material yang disimpan di dalam gudang
diberi label yang jelas sesuai dengan spesifikasi, khusus
dengan bahan-bahan B3 harus diberi label peringatan
yang jelas untuk diketahui bahaya dari masing-masing
bahan dan cara penanganan
3) Pemindahan dan penggunaan
a. Dalam pengambilan bahan material dari gudang untuk
dipergunakan dilokasi kerja harus memperhatikan aspek K3
(menghindari tumpahan, kebocoran, ceceran dan kerusakan)
b. Petugas pelaksana yang menangani pemindahan dan
penggunaan harus memperhatikan aspek K3 dan harus
mengenakan APD, alat bantu yang memadai dan apabila
terjadi tumbahan atau ceceran pada saat pemindahan harus
ditangani sesuai dengan instruksi kerja dan pedoman kerja
yang berlaku
4) Pengendalian barang-barang rusak dan kadaluarsa
Bahan –bahan yang diidentifikasi telah mengalami kerusakan dan
kadaluarsa ditempatkan ditempat yang aman secara kusus, tidak
dapat dipergunakan, tercatat dan penangananya harus sesuai
dengan instruksi kerja.

5) Pembuangan dan penyimpanan barang bekas yang dinyatakan


tidak dapat dipergunakan lagi harus disimpan sesuai ketentuan
yang berlaku, ditempatkan secara kusus dan tercatat agar tidak
dipergunakan lagi.

IV. KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA


1. Puskesmas membuat rencana dan program penanganan kedaruratan
dan program menanggapi bila terjadi kedaruratan komunitas, wabah dan
bencana alam atau bencana lainya.
2. Puskesmas melakukan uji coba/ simulasi penanganan/ menanggapi
kedaruratan, wabah dan bencana.
3. Bila puskesmas mengalami bencana secara nyata, mengaktifasi rencana
yang ada, dan setelah itu diberipengarahan yang tepat, dan situasi ini
digambarkan setara dengan uji coba tahunan.

V. PENGAMANAN KEBAKARAN
1. Puskesma melakukan program untuk memastikan bahwa seluruh
penghuni di Puskesmas aman dari kebakaran,asap dan kedaruratan
lainnya;
2. Puskesmas menjamin penghuni Puskesmas tetap aman sekalipun terjadi
kebakaran atau asap dengan melaksanakan program antara lain:
a. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran,
seperti penyimpanan dan penanganan secara aman bahan mudah
terbakar, termasuk gas medik, seperti oksigen-bahaya yang terkait
dengan bagunan yang dihuni pasien
b. Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila terjadi kebakaran
c. Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti alarem
kebakaran
d. Mekanisme penghentian/ supersi ( suppression) seperti selang air
3. Puskesmas secara teratur melakukan uji coba pengamanan kebakaran
dan asap, meliputi setiap peralatan yang terkait untuk deteksi dini dan
penghentian (supperression) dan mendokumentasikan hasilnya
4. Rencana pengamanan kebakaran puskesmas mengidentifikasi
a.Frekuensi pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan sistem
perlindungan dan pengamanan kebakaran sesuai ketentuan
b.Rencana evakuasi yang aman dari fasilitas bila terjadi kebakaran
atau ada asap
c.Partisipasi semua staf dalam uji coba pengamanan kebakaran
sekurang-kurangnya 1 tahun sekali
5. Seluruh pemeriksaan, uji coba dan pemeriksaan didokumentasikan
6. Larangan merokok

VI. PERALATAN MEDIS


A. Pengadaan Alat Medis
1. Puskesmas merencanakan pengadaan alat medis untuk menjamin
ketersediaan dan berfungsi/layak pakainya peralatan medis
tersebut;
2. Fasilatas yang rusak atau sudah tidak dapat diperbaiki kembali
segera dimutasi kebagian logistik;
3. Untuk penambahan (pengadaan) alat medis disebabkan karena:
Adanya alat baru yang diperlukan pada pelayanan medis
Kurangnya fasilitas alat medis yang diperlukan, pengajuan
alat medis yang baru kepada pengurus barang koordinasi
dengan tim perencanaan
Tim perencanaan mengajukan permohonan kepada
keuangan untuk pengadaan alat baru
4. Untuk penggantian alat yang lama:
Pergantian alat medis harus diajukan oleh pengguna kepada
pengurus barang puskesmas bahwa alat tersebut sudah tidak layak
pakai tidak dapat dipergunakan lagi.
5. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan
pencatatan ke inventaris alat masing-masing bagian

B. Pemeliharaan Alat Medis


1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan program
untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis dan
mendokumentasikan hasilnya. Untuk menjamin ketersediaan dan
berfungsi/layak pakainya peralatan medis
Melakukan inventarisasi peralatan medis
Melakukan pemeriksaan medis secara teratur
Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan
penggunaan dan ketentuannya
Melaksanakan pemeliharaan preventif
2. Puskesmas mengumpulkan data hasil monitoring terhadap program
manajemen peralatan medis, data tersebut digunakan dalam
menyusun rencana kebutuhan jangka panjang puskesmas untuk
peningkatan dan pergantian peralatan.
3. Setiap kerusakan pada fasilitas puskesmas segera dibuat memo
permintaan perbaikan barang atau memo pergantian barang
4. Fasilitas yang sudah tidak dapat diperbaiki kembali segera di
mutasi ke bagian logistik dan dibuat berita acara penggantian
barang
5. Pemeriksaan hasil uji coba dan setiap kali pemeliharaan
didokumentasikan
6. Pengadaan dan pergantian alat medis dilaksanakan oleh bagian
logistik, bekerja sama dengan bagian teknisi medis
7. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan
pencatatan keinventaris alat masing-masing bagian
8. laporam dilakukan tiap bulan
C. Penggunaan Produk dan Peralatan Yang Dalam Proses Penarikan
1. Puskesmas mempunyai sistem penarikan kembali
produk/peralatan
2. Puskesmas mempunyai proses identifikasi, penarikan dan
pengembalian atau pemusnahan produk dan peralatan medis
yang ditarik oleh pihak pabrik atau suplayer
3. Puskesmas membuat prosedur yang mengatur penggunaan
setiap produk atau peralatan yang ditarik kembali
4. Pengendalian dalam penggunaan barang-barang rusak dan
kadaluarsa harus diidentifikasi secara benar, barang yang
sudah rusak atau kadaluarsa disimpan ditempat yang aman
dan secara kusus, tidak dipergunakan, tercatat dan
penangannya sesuai dengan instruksi terkait
5. Pemeliharaan alat medis merupakan suatu upaya yang
dilakukan agar peralatan kesehatan tersebut bertahan lebih
lama

VII. SISTEM UTILITI (SISTEM PENDUKUNG)


A. Air minum dan listrik yang tersedia 24 janm sehari, 7 hari
seminggu, melalui sumber reguler atau alternatif, untuk memenuhi
kebutuhan
B. Puskesmas memiliki proses emergensi untuk melindungi penghuni
puskesmas dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau
kegagalan sistem pengadaan air minum dan listrik
C. Puskesmas melakukan uji coba sistem emergensi dan air minum
dan listrik secara teratur sesuai dengan sistem dan hasilnya
didokumentasikan untuk menghadapi keadaan emergensi tersebut
D. Puskesmas melakukan identifikasi sistem listrik, limbah, ventilasi,
gas medis dan sistem kunci lainya ecara teratur diperiksa.
E. Sumber listrik, emergensi dan cadangan diuji coba dalam
lingkungan yang direncanakan. Peningkatan dilakukan sesuai
kebutuhan, misalnya penambahaan layanan listrik diarea yang
punya peralatan baru
F Petugas atau otoritas yang ditetapkan memonitor mutu air secara
teratur
G Puskesmas mengumpulkan data hasil monitoring program
manajemen sistem utility atau pendukung.

VIII. PENDIDIKAN STAF


A. PERENCANAAN
1. UPTD Puskesmas Klungkung II menetapkan Sumber Daya
Manusia dengan berbagai kompetensi
2. Puskesmas menetapkan pendidikan, keterampilan, pengetahuan
dan persyaratan lain bagi seluruh staf atau dalam menetapkan
jumlah staf atau perpaduan staf yang mendukung visi, misi, tata
nilai UPTD Puskesmas Klungkung II
B. ORIENTASI DAN PENDIDIKAN
Seluruh staf baik klinis maupun non klinis diberikan orientasi tentang
Puskesmas. Adapun orientasi tersebut meliputi :
Visi ,Misi,Tata Nilai Puskesmas
Patient Safety
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Keselamatan Kerja
Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana

KEPALA UPTD PUSKESMAS KLUNGKUNG II

KADEK ASRI SUSANTI DEWI


KEPALA UPTD PUSKESMAS KLUNGKUNG II

Drg. KADEK ASRI SUSANTI DEWI, SKG

Anda mungkin juga menyukai