DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO
Jln. Raja Bobihu Desa Tabongo Barat
Email: Puskesmastabongo2000@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS TABONGO
Nomor :
TENTANG
Menimbang : a. Bahwa utnuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi UPT Puskesmas
Tabongo dan dalam rangka menghadapi tuntutan akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas serta mengutamakan keselamatan
pasien, staf serta pengunjung antisipasi situasi kondisi
yang sangat dinamis baik internal maupun eksternal maka perlu adanya
kebijakan manajemen fasilitas dan keselamatan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pelayanan di UPT Puskesmas Tabongo
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan UPT Puskesmas Tabongo,
maka diperlukan Pemenuhan Standar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
b, perlu ditetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Tabongo tentang
kebijakan manajemen fasilitas dan keselamatan di UPT Puskesmas Tabongo
MEMUTUSKAN
Ketiga :
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana me
ASWIN Y MOOTALU,SKM
PENATA TINGKAT 1
NIP19740102 199403 1 002
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS TABONGO
NOMOR :
TANGGAL : 22 Februari 2023
- Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat penggunaan, ada
tumpahan (spill) dan paparan (exposure),
- Pendokumentasian meliputi izin dan perizinan/lisensi atau ketentuan
persyaratan lainnya,
- Pemasangan label yang benar pada bahan dan limbah berbahaya.
4. Puskesmas memastikan bahwa setiap badan usaha yang menggunakan bahan- bahan
berbahaya harus mempunyai lembar data pengaman;
5. Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3) pada wadah atau kemasan harus dicantumkan
penandaan yang meliputi nama dagang, bahan aktif, isi berat netto, kalimat peringatan dan
tanda atau symbol bahaya;
6. Puskesmas memastikan bahwa bahan berbahaya dan beracun tersebut terpisah dari bahan-
bahan lain dan jauh dari api;
7. Puskesmas harus mengetahui sifat dan karakteristik dari penanganan, penyimpanan dan
penggunaan B3 tersebut yang meliputi:
1. Identifikasi Potensial Bahaya
a. Identifikasi dan penilaian risiko dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten
(Petugas terkait, Gudang, Laboratorium, Radiologi dan Apotik)
b. Penentuan penanganan bahan/material dilaksanakan secara manual atau mekanis
ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi
2. Sistem Pengangkutan, Penyimpanan dan Pembuangan
a. Sistem pengangkutan bahan material yang diterima untuk pemindahan dari
pengangkutan ke dalam gudang dilakukan secara manual yang dilaksanakan dengan
perlakuan yang benar guna menghindari tumpahan atau ceceran.
b. Pemindahan ini dilakukan dengan tenaga manusia dengan mempergunakan alat
bantu troli. Pemindahan secara mekanis pada umumnya yang tidak dilakukan
mengingat berat bahan yang diangkut tidaklah terlalu berat.
c. Penyimpanan
- Untuk penyimpanan bahan kimia harus dipersiapkan tempat khusus menurut
spesifikasi (jenis)
- Penyimpanan Bahan-bahan kimia tidak dibenarkan dicampur dengan bahan
lainnya (Gudang/penempatan harus terpisah dari bahan lain) dilengkapi dengan
label B3 dan MSDS yang sesuai
- Setiap bahan material yang disimpan didalam gudang diberi label yang jelas
sesuai dengan spesifikasi, khusus dengan bahan-bahan B3 harus diberi label
peringatan yang jelas untuk diketahui bahaya dari masing-masing bahan dan
cara penanganan.
3. Pemindahan dan Penggunaan
a. Dalam pengambilan bahan material dari gudang untuk dipergunakan di lokasi kerja
harus memperhatikan aspek K3 (menghindari tumpahan, kebocoran, ceceran dan
kerusakan) sesuai dengan petunjuk pedoman teknis yang berlaku.
b. Petugas pelaksana yang menangani pemindahan dan penggunaan harus
memperhatikan aspek K3 dan harus mengenakan APD, alat bantu yang memadai
dan apabila terjadi tumpahan atau ceceran pada saat pemindahan harus ditangani
sesuai dengan instruksi kerja dan pedoman kerja yang berlaku.
4. Pengendalian Barang-Barang Rusak dan Kadaluarsa
Bahan-bahan yang diidentifikasi telah mengalami kerusakan dan kadaluarsa
ditempatkan di tempat yang aman secara khusus, tidak dapat dipergunakan, tercatat dan
penanganannya harus sesuai dengan instruksi kerja
V. PENGAMANAN KEBAKARAN
1. Puskesmas melakukan program untuk memastikan bahwa seluruh penghuni di Puskesmas
aman dari kebakaran, asap dan kedaruratan lainnya;
2. Puskesmas menjamin penghuni Puskesmas tetap aman sekalipun terjadi kebakaran atau
asap dengan melaksanakan program antara lain:
a. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran, seperti penyimpanan dan
penanganan secara aman bahan mudah terbakar, temasuk gas medik, seperti oksigen –
Bahaya yang terkait dengan bangunan yang dihuni pasien
b. Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila terjadi kebakaran
c. Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti deteksi asap (smoke detector), alarm
kebakaran, dan patrol kebakaran
d. Mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti selang air, supresan kimia
(chemical suppressants) atau sistem penyemburan (sprinkler)
3. Puskesmas secara teratur melakukan uji coba pengamanan kebakaran dan asap, meliputi
setiap peralatan yang terkait untuk deteksi dini dan penghentian (suppression) dan
mendokumentasikan hasilnya;
4. Rencana pengamanan kebakaran Puskesmas mengidentifikasi :
a. Frekuensi pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan system perlindungan dan
pengamanan kebakaran, sesuai ketentuan
b. Rencana evakuasi yang aman dari fasilitas bila terjadi kebakaran atau ada asap
c. Proses untuk melakukan uji coba semua bagian dari rencana, dalam jangka waktu 12
bulan
d. Pendidikan yang perlu bagi staf untuk dapat melindungi secara efektif dan
mengevakuasi pasien bila terjadi kedaruratan dan
e. Partisipasi semua staf dalam uji coba pengamanan kebakaran sekurang- kurnagnya
setahun sekali.
5. Seluruh pemeriksaan, uji coba dan pemeriksaan didokumentasikan;
• LARANGAN MEROKOK
- Puskesmas membuat larangan merokok dengan menggunakan stiker – stiker
disetiap ruangan dan membuat larangan merokok diperaturan Puskesmas;
- Puskesmas menyusun dan mengimplementasikan kebijakan larangan merokok
terhadap pasien, keluarga, staf dan pengunjung tanpa terkecuali;
- Puskesmas secara teratur melakukan monitoring larangan merokok akan diberikan
kepada setiap pasien, keluarga, staf dan pengunjung yang kedapatan merokok
disekitar lingkungan Puskesmas. Lingkungan Puskesmas adalah semua Ruang
Unit Kerja yang ada didalam batas Pagar Puskesmas;
- Bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung yang kedapatan merokok akan
diberikan pengarahan dan masukan oleh tim MFK serta membayar denda Rp
50.000;
- Puskesmas melindungi kesehatan masyarakat, sudah seharusnya bebas dari asap
rokok karena asap rokok dapat menimbulkan penyakit yang fatal dan penyakit
yang dapat menurunkan kualitas hidup akibat penggunaan rokok;
- Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya.
secara teratur sesuai dengan sistem dan hasilnya didokumentasikan untuk menghadapi
keadaan emergensi tersebut, Puskesmas:
- Mengidentifikasi peralatan, sistem dan tempat yang potensial menimbulkan risiko
tertinggi terhadap pasien dan staf (sebagai contoh, mengidentifikasi area yang
memerlukan pencahayaan, pendinginan, dan air bersih untuk membersihkan dan
menyeterilkan perbekalan)
- Melakukan asesmen dan meminimalisasi risiko dari kegagalan sistem pendukung di
tempat-tempat tersebut
- Merencanakan sumber darurat listrik dan air bersih untuk tempat tersebut dan
kebutuhannya
- Melakukan uji coba ketersediaan dan keandalan sumber darurat listrik dan air
- Mendokumentasikan hasil uji coba
- Memastikan bahwa pengujian alternative sumber air dan listrik dilakukan