DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TUBLOPO
Jln. Kukun-Maurisu Desa Tublopo-Kec. Bikomi Selatan
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS TUBLOPO
NOMOR : 440/ /P.Tlp
TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUBLOPO
Menimbang : a. bahwa untuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi Tublopo dan
dalam rangka mengahadapi tuntutan akan pelayanan kesehatan
yang berkualitas serta mengutamakan keselamatan pasien, staf
serta pengunjung antisipasi situasi kondisi yang sangat dinamis
baik internal maupun eksternal maka perlu adanya kebijakan
manajemen fasilitas dan keselamatan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pelayanan di Puskesmas Tublopo;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
Kesatu :
Memberlakukan Kebijakan Manajemen Fasilitas Dan
Keselamatan sebagaimana dalam terlampir dalam Keputusan ini
Kedua
Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Keputusan ini
dibebankan pada anggaran Puskesmas Tublopo
Ketiga :
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
Ditetapkan
Ditetapkan di : Tublopo
Pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS TUBLOPO,
BAHAN BERBAHAYA
1. Puskesmas mempunyai rencana tentang inventaris, penanganan,
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta
pengendalian dan pembuangan bahan dan limbah berbahaya;
2. Puskesmas mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman
bahan dan limbah berbahaya sesuai rencana
3. Identifikasi dan pengendalian bahan berbahaya dan limbah
diproses untuk :
- Inventarisasi bahan dan limbah berbahaya,
- Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya,
- Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan
(exporuse) dan insiden lainnya
- Pembuangan limbah berbahaya yang benar sesuai dengan
SPO yang ada,
- Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat
penggunaaan, ada tumpahan (spill) atau paparan
(exposure).
- Pendokumentasian meliputi izin dan perizinan/lisensi atau
ketentuan persyaratan lainnya.
- Pemasangan label yang benar pada bahan dan limbah
berbahaya.
4. Puskesmas memastikan bahwa setiap badan usaha yang
menggunakan bahan – bahan berbahaya harus mempunyai
lembar data pengaman;
5. Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3) pada wadah atau
kemasan harus dicantumkan penandaan yang meliputi nama
dagang, bahan aktif, isi berat netto, kalimat peringatan dan tanda
atau simbol bahaya;
6. Puskesmas memastikan bahwa bahan berbahaya dan beracun
tersebut terpisah dari bahan – bahan lain dan jauh dari api;
7. Puskesmas harus mengetahui sifat dan karakteristik dari
penanganan, penyimpanan dan penggunaan B3 tersebut yang
meliputi :
1. Identifikasi Potensial Bahaya
a. Identifikasi dan penilaian resiko dilaksanakan oleh petugas
yang berkompeten (Petugas terkait, Gudang, Laboratorium,
radiologi dan
Apotik)
b. Penentuan penanganan bahan / material dilaksanakan
secara manual atau mekanis ditetapkan berdasarkan hasil
identifikasi
2. Sistem Pengangkutan, Penyimpanan Dan Pembuangan
a. Sistem pengangkutan bahan material yang diterima untuk
pemindahandari pengangkutan ke dalam gudang dilakukan
secara manual yang dilaksanakan dengan perlakuan yang
benar guna menghindari tumpahan atau ceceran.
b. Pemindahan ini dilakukan dengan tenaga manusia dengan
mempergunakan alat bantu troli. Pemindahan secara
mekanis pada umumnya tidak dilakukan mengingat berat
bahan yang diangkut tidaklah terlalu berat.
c. Penyimpanan
- Untuk penyimpanan bahan kimia harus dipersiapkan
tempat khusus menurut spesifikasi (jenis)
- Penyimpanan Bahan – bahan kimia tidak dibenarkan
dicampur dengan bahan lainnya (Gudang / penempatan
harus terpisah dari bahan lain) dilengkapi dengan label
B3 dan MSDS yang sesuai
- Setiap bahan material yang disimpan didalam gudang
diberi label yang jelas sesuai dengan spesifikasi, khusus
dengan bahan–bahan B3 harus diberi label peringatan
yang jelas untuk diketahui bahaya dari masing – masing
bahan dan cara penanganan.
3. Pemindahan dan Penggunaan
a. Dalam pengambilan bahan material dari gudang untuk
dipergunakan dilokasi kerja harus memperhatikan aspek K3
(menghindari tumpahan, kebocoran, ceceran dan
kerusakan) sesuai dengan petunjuk pedoman teknis yang
berlaku
b. Petugas pelaksana yang menangani pemindahan dan
penggunaan harusmemperhatikan aspek K3 dan harus
mengenakan APD, alat bantu yang memadai dan apabila
terjadi tumpahan atau ceceran pada saat pemindahan harus
ditangani sesuai dengan instruksi kerja dan pedoman kerja
yang berlaku.
4. Pengendalian Barang – Barang Rusak Dan kadaluwarsa
Bahan – bahan yang diindentifikasi telah mengalami
kerusakan dan kadaluwarsa ditempatkan di tempat yang aman
secara khusus, tidak dapat dipergunakan, tercatat dan
penanganannya harus sesuai dengan instruksi kerja
5. Pembuangan dan Penyimpanan Barang bekas yang
dinyatakan tidak dapat dipergunakan lagi harus disimpan
sesuai ketentuan yang berlaku, ditempatkan secara khusus
dan tercatat agar tidak dipergunakan lagi.
a. Khusus wadah bekas bahan B3 harus di beri label dengan
jelas sesuai sifat bahan tersebut (beracun, iritasi, korosif
dan lain–lain)
b. Wadah bekas bahan kimia cair disimpan dan tidak
dibenarkan dipakai untuk kegiatan lain
c. Penanganan limbah padat dan limbah cair sesuai dengan
Peraturan Perundangan yang berlaku (Peraturan
Lingkungan Hidup).
d. Melaksanakan sosialisasi penanganan, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) kepada
seluruh karyawan dalam
bentuk pelatihan, penyuluhan dan lain–lain;
e. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib
mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung diri
(APD), serta selalu mengacu pada pencegahan dan
pengendalian infeksi;
f. Seluruh staf Puskesmas harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, pedoman/panduan dan standar prosedur
opersional yang berlaku, serta sesuai dengan etika profesi,
visi misi, komitmen dan tata nilai Puskesmas Bhakti
Nusantara.
PENGAMANAN KEBAKARAN
1. Puskesmas melaksanakan program untuk memastikan bahwa seluruh
penghuni di puskesmas aman dari kebakaran, asap dan kedaruratan
lainnya ;
2. Puskesmas menjamin penghuni Puskesmas tetap aman sekalipun
terjadi kebakaran atau asap dengan melaksanakan program antara
lain :
a. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran,
seperti penyimpanan dan penanganan secara aman bahan
mudah terbakar, termasuk gas medik, seperti oksigen - Bahaya
yang terkait dengan setiap pembangunan didalam atau
berdekatan dengan bangunan yang dihuni pasien
b. Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila terjadi
kebakaran
c. Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti, deteksi
asap (smoke detector), alarm kebakaran, dan patroli
kebakaran,
d. Mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti selang
air, supresan kimia (chemical suppressants) atau sistem
penyeburan (spinkler).
3. Puskesmas secara teratur melakukan uji coba pengamanan
kebakaran dan asap, meliputi setiap peralatan yang terkait untuk
deteksi dini dan penghentian
(suppression) dan mendokumentasikan hasilnya ;
4. Rencana pengamanan kebakaran Puskesmas mengidentifikasi :
a. Frekuensi pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan sistem
perlindungan dan pengamanan kebakaran, sesuai ketentuan
b. Rencana evakuasi yang aman dari fasilitas bila terjadi
kebakaran atau ada asap.
c. Proses untuk melakukan uji coba semua bagian dari rencana,
dalam jangka waktu 12 bulan
d. Pendidikan yang perlu bagi staf untuk dapat melindungi secara
efektif dan mengevakuasi pasien bila terjadi kedaruratan dan
e. Partisipasi semua staf dalam uji coba pengamanan kebakaran
sekurangkurangnya setahun sekali.
5. Seluruh pemeriksaan, uji coba dan pemeriksaan didokumentasikan;
- LARANGAN MEROKOK
- Puskesmas membuat larangan merokok dengan
menggunakan stiker – stiker disetiap ruangan dan membuat
larangan merokok diperaturan Puskesmas;
- Puskesmas menyusun dan mengimplenmentasikan
kebijakan larangan merokok terhadap pasien, keluarga, staf
dan pengunjung tanpa terkecuali;
- Puskesmas secara teratur melakukan monitoring larangan
merokok kepada setiap pasien, keluarga, staf dan
pengunjung yang kedapatan merokok disekitar lingkungan
Puskesmas. Lingkungan Puskesmas adalah semua Ruang
Unit Kerja yang ada didalam batas Pagar Puskesmas;
- Bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung yang kedapatan
merokok akan diberikan pengarahan dan masukan oleh tim
MFK serta membayar denda
Rp. 50.000 ;
- Puskesmas melindungi kesehatan masyarakat, sudah
seharusnya bebas dari asap rokok karena asap rokok dapat
menimbulkan penyakit yang fatal dan penyakit yang dapat
menurunkan kualitas hidup akibat penggunaan rokok;
- Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja
bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya.
PERALATAN MEDIS
A. Pengadaan Alat Medis
1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan program
untuk pengadaan alat medis untuk menjamin ketersediaan dan
berfungsi/layak pakainya peralatan medis tersebut;
2. Fasilitas yang rusak atau sudah tidak dapat diperbaiki kembali
segera dimutasi kebagian logistik dan dibuat berita acara
pergantian barang oleh bagian teknisi medis;
3. Untuk penambahan (pengadaan) alat medis baru disebabkan
oleh :
- Adanya alat baru yang diperlukan pada pelayanan medis
- Kurangnya fasilitas alat medis yang diperlukan, sehingga
mengajukan penambahan alat medis yang baru kepada Ka
TU. Ka TU melakukan koordinasi dengan unit kerja untuk
menentukan spesifikasi alat yang ingin diadakan.
- Ka TU mengajukan permohonan Puskesmas melalui Adm &
Keuangan untuk pengadaan alat medis yang baru.
4. Untuk penggantian alat yang lama :
- Pergantian alat medis harus diajukan oleh pengguna
kepada Ka TU yang menyatakan bahwa alat tersebut sudah
tidak layak pakai tidak dapat dipergunakan lagi.
- Mengajukan permohonan pergantian alat yang lama oleh
pengguna kepada Kepala Puskesmas melalui adm &
keuangan.
5. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan
pencatatan ke inventaris alat masing – masing bagian.
B. Pemeliharaan Alat Medis
1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan program
untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis
dan mendokumentasikan hasilnya. Untuk menjamin ketersediaan
dan berfungsi / layak pakainya peralatan medis,
- Melakukan inventarisasi peralatan medis
- Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
- Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan
penggunaan dan ketentuaannya
- Melaksanakan pemeliharaan preventif.
2. Puskesmas mengumpulkan data hasil monitoring terhadap
program manajemen peralatan medis. Data tersebut digunakan
dalam menyusun rencana kebutuhan jangka panjang Puskesmas
untuk peningkatan dan penggantian peralatan;
3. Setiap kerusakan pada fasilitas Puskesmas segera dibuat memo
permintaan perbaikan barang atau memo permintaan pergantian
barang;
4. Fasilitas yang sudah tidak dapat diperbaiki kembali segera
dimutasi kebagian logistik dan dibuat berita acara pergantian
barang;
5. Pemeriksaan hasil uji coba dan setiap kali pemeliharaan
didokumentasikan.
6. Pengadaan dan pergantian alat medis dilaksanakan oleh bagian
logistik, bekerja sama dengan bagian teknisi medis;
7. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan
pencatatan keinventaris alat masing – masing bagian;
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan
rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali;
9. Laporan intern dan ekstern dilakukan setiap bulan
Ditetapkan di : Tublopo
Pada tanggal : Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS TUBLOPO