Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA

UPTD PUSKESMAS BUNGA RAYA BALUKANG


KECAMATAN SOJOL
Alamat: Jln Pelabuhan No.87 Desa Balukang
Email: balukangpkm@yahoo.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS BUNGA RAYA BALUKANG
Nomor : 445/800- /ADM.VI/SK/PKM-BRB/I/2023
TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
DIWILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS BUNGA RAYA BALUKANG
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
KEPALA UPTD PUSKESMAS BUNGA RAYA BALUKANG,

Menimbang : a. bahwa untuk medukung terwujudnya visi dan misi


puskesmas bunga raya balukang dan dalam rangka
menghadapi tuntutan akan pelayanan kesehatan
yang berkualitas serta mengutamakan keselamatan
pasien, staf serta pengunjung antisipasi situasi
kondisi yang sangat dinamis baik internal maupun
eksternal maka perlu adanya kebijakan manajemen
fasilitas dan keselamatan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pelayanan di Puskesmas Bunga Raya
Balukang;
b. bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, maka
perlu diterbitkan Surat keputusan Kepala
Puskesmas Bunga Raya Balukang tentang
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan ;
2. Undang- undang RI no.1 tahun 1970btentan
Keselamatan Kerja;
3. Undang- undang RI no. 24 tahn 2007 tentang
Penangulangan Bencana ;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
kehutanan Republik Indonesia Nomor :
P.56/Menlhk-Setjen /2015 tentang Tata Cara dan
persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
6. Peraturan menteri Kesehatan Nomor 31 tahun 2018
Tentang aplikasi Sarana, Prasarana dan alat
Kesehatan;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.17 tahun
2018 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana dalam keadaan tertentu;
8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor KEP-
186/MEN/1999 Tentang Unit penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja;
9. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor
50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
10. Peraturan Menteri Kesehatan dan Menteri dalam
Negeri Nomor 188/MENKES/ PB/I/2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok;
11. Peraturan Menteri Kesehatan dan Republik
Indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang
Pengendalian Penularan Penyakit;
12. Peraturan Menteri Kesehatan dan Republik
Indonesia Nomor 52 tahun 2018 tentang kesehatan
dan keselamatan Kerja

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
BUNGA RAYA BALUKANG BALUKANG
TENTANG PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS
DAN KESELAMATAN
Kesatu : Memberlakukan Kebijakan Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan sebagaimana dalam terlampir dalam
Keputusan ini.
Kedua : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat
pelaksanaan surat keputusan ini dibebankan pada
anggaran UPTD Puskesmas Bunga Raya Balukang.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Balukang
Pada tanggal : 1 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS BUNGA RAYA BALUKANG

YUDISFIRA

LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BUNGA RAYA BALUKANG
NOMOR :
TENTANG : PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN DIPUSKESMAS BUNGA RAYA
BALUKANG

PELAYANAN PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PUSKESMAS


BUNGA RAYA BALUKANG

I. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN


1. Puskesmas mematuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku dan ketentuan
tentang pemeriksaan fasilitas;
2. Puskesmas menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi bagi pasien, keluarga, staf
dan pengunjung;
3. Puskesmas menerapkan manajemen fasilitas dan keselamatan yang efektif meliputi
perencanaan, pendidikan dan pemantauan yang multi disiplin meliputi ;
- Merencanakan ruang, peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan agar
aman dan efektif untuk menunjang pelayanan klinis yan di berikan;
- Seluruh staf didikan tentang fasilitas, cara mengurangi risiko, dan
bagaimana memonitor dan melaporkan situasi yang menimbulkan risiko;
- Kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem yang penting untuk
mengindentifikasi perbaikan yang diperlukan;
- Rencana keselamatan dan keamanan;
- Rencana penanganan bahan berbahaya;
- Rencana pengamanan/ penanggulangan kebakaran;
4. Puskesmas menetapkan rencana induk atau rencana tahunan untuk mengelola risiko
terhadap pasien, keluarga, pengunjung dan staf meliputi :
a. Keselamatan dan keamanan
Keselamatan : suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung, halaman dan
peralatan puskesmas tidak menimbulkan bahya atau risiko bagi pasien, staf dan
pengunjung;
Keamanan : Proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau akses
serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenan;
b. Bahan berbahaya : penangan, penyimpanan, penggunaan bahan radioaktif dan
bahan berbahaya lainnya harus dikendalikan da limbah bahan berbahaya
dibuang secara aman;
c. Manajemen Emergensi Tanggapan terhadap wadah, bencana dan keadaan
emergensi direcanakan dan efektif;
d. Pengamanan kebakaran property dan penghuninya dilindungi dari kebakaran
dan asap;
e. Peralatan medis peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan sedemikian rupa
untuk mengurangi risiko;
f. Sistem Utilitas Listrik, air dan sistem pndukung lainnya dipelihara untuk
menimalkan risiko kegagalan pengoprasian;
g. Rencana tersebut ditulis dan up to date yang merefleksikan keadaan sekarang
atau keadaan terkini dalam lingkungan puskesmas. Ada proses untuk mereview
dan mengupdate;
5. Komite risiko fasilitas/ lingkungan yang kompeten mengawasi perencanaan dan
pelaksanaan program untuk mengelola risiko dilingkungan pelayanan program
pengawasan meliput :
a. Merencanakan semua aspek dari program;
b. Melaksanakan program;
c. Mendidik Staf;
d. Memonitor dan mengevaluasi uji coba program;
e. Melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala;
f. Memberikan laporan tahunan kebadan pengelola tentang pencapaian
program;
g. Menyelenggarakan pengorganisasian dan pengelolaan secara konsisten dan
terus menerus;
6. Puskesmas membuat moitoring yang menyediakan data insiden, cidera dan
kejadiaan lainnya yang mendukung perencanaan dan pengurangan risiko lebuh
lanjut;
II. KESELAMATAN DAN KEAMANAN
1. Tim MFK merencanakan dan melaksanakan program untuk memberikan keselamatan
dan keamanan lingkungan fisik;
2. Tim MFK melakukan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan pasien dan mempunyai
rencana untuk mengurangi risiko yang nyata serta menyediakan fasilitas fisik aman
bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung;
3. Untuk menjamin keamanan, semua staf, pengunjung, pedagang dan lainnya di
Puskesmas diidentifikasi dan diberi tanda pengenal yang sementara atautetap atau
langka identifikasi lain, juga seluru area yang seharusnya aman dan dipantau;
4. Puskesmas merencanakan dan menganggarkan untuk meningkatkan atau menganti
system, bangunan atau komponen berdasarkan hasil inspeksi terhadap fasilitas dan
tetap mematuhi peraturan perundangan;
5. Tim MFK menganalisa situasi , dengan melihat sumber daya yang kita miliki, sumber
dana yang tersedia dan bahan potensial apa yang mengancam keselamatan dan
keamanan bekerja di puskesmas;
6. Memonitor, mengendalikan, mengevaluasi, dan merencanakan pengembangan K3
Puskesmas;
7. Melaksanakan sosialisasi keselamatan dan keamanan kerja kepada seluruh karyawan
dalam bentuk pelatihan, leaflet, poster, penyuluhan dan lain- lain;
8. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhui ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan kesehatan kerja), termasuk alat pengunaan alat pelindung dari
(APD), serta selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi;
9. Seluruh staf puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman/ panduan
dan standar prosedur operasional yang berlaku, serta sesuai dengan etika profesi dan
etika Puskesmas yang berlaku;
III. BAHAN BERBAHAYA
1. Puskesmas mempunyai rencana tentang inventaris, penanganan, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya serta pengendalian dan pembuangan bahan dan limbah
berbahaya;
2. Puskesmas mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan dan limbah
berbahaya sesuai rencana;
3. Identifikasi dan pengendalian bahan berbahaya dan limbah diproses untuk :
- Inventarisasi bahan dan limbah berbahaya.
- Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan berbahaya,.
- Pelaporan dan ivestigasi dari tumpahan, paparan dan insiden lainnya
- Pembuangan limbah berbahaya yang benar sesua dengan SOP yang ada.
- Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat pengunaan, ada
tumpahan (spill) atau paparan (exposure).
- Pendokumentasian meliputi izin dan perizinan/ lisensi atau ketentuan
persyaratan lainnya.
- Pemasangan label yang benar pada bahan dan limah berbahay.
4. Puskesmas memastika bahwa setiap badan usaha yang mengunakan bahan-bahan
berbahaya harus mempunyai lembar data pengaman;
5. Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3) pada wadah atau kemasan harus
dicantumkan penandaan yang meliputi nama dagang, bahan aktif, isi berat
netto,kalimat peringatan dan tanda atau symbol bahaya;
6. Puskesmas memastikan bahwa bahan berbahaya dan beracun tersebut terpisah dari
bahan- bahan lain dan jauh dari api;
7. Puskesmas harus mengetahui sifat dan karakteristik dari penanganan, penyimpanan dan
pengunaan B3 tersebut yang meliputi :
1. Identifikasi Potensial Bahaya
a. Identifikasi dan penilaian resiko dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten
(Petugas terkait,Gudang, Laboratorium,Radiologi dan Apotik).
b. Penentuan penanganan bahan / material dilaksanakan secara manual atau
mekanis ditetapkan berdasarakan hasil identifikasi.
2. System pengangkutan, penyimpanan dan pembuangan
a. Sistem pengangkutan bahan material yang di terimah untuk pemindahan dari
pengangkutan ke dalam gudang dilakukan secara manual yang dilaksanakan
dengan perlakuan yang benar guna menghindari tumpahan atau cecern.
b. Pemindahan ini dilakukan dengan tenaga manusia dengan mempergunakan alat
bantu troll.pemindahan secara mekanis pada umumnya tidak dilakukan
mengigat berat bahan yang diangkut tidaklah terlalu berat.
c. Penyimpanan
- Untuk menyimpan bahan kimia harus dipersiapkan tempat khusus menurut
spesifikasi (jenis).
- Penyimpanan bahan-bahan kimia tidak dibenarkan dicampur dengan bahan
lainnya ( gudang/ penempatan harus terpisah dari bahan lain) dilengkapi
dengan label B3 dan MSDS yang sesuai
- Setiap bahan material yang disimpan didalam gudang di beri label yang
jelas sesuai dengan spesifikasi, khusus dengan bahan- bahan B3 harus di
beri label peringatan yang jelas untuk diketahui bahaya dari masing- masing
bahan dan cara penanganan.
3. Pemindahan dan penggunaan
a. Dalam mengambil bahan material dari gudang untuk dipergunakan dilokasi
kerja harus memperhatikan aspek K3 (menghindari tumpahan, kebocoran,
ceceran dan kerusakan) sesuai dengan petunjuk pedoman teknis yang berlaku.
b. Petugas pelaksanaan yang menangani pemindahan dan penggunaan harus
memperhatikan aspek K3 dan harus mengenakan APD, alat bantu yang
memadai dan apabila terjadi tumpahan atau ceceran pada saat pemindahan
harus ditangani sesuai dengan intruksi kerja dan pedoman kerja yang berlaku.
4. Pengendalian Barang- barang Rusak dan kadaluarsa
Bahan-bahan yang diidentifikasi telah mengalami kerusakan dan kadaluarsa
ditempatkan di tempat yang aman secara khusus, tidak dapat dipergunakan, tercatat
penanganannya harus sesuai dengan intruksi kerja.
5. Pembuangan dan penyimpangan barang bekas yang dinyatakan tidak dapat
dipergunakan lagi harus disimpa sesuai ketentuan yang berlaku, ditempatkan secara
khusus dan tercatat agar tidak dipergunakan lagi.
a. Khusus wadah bekas bahn B3 harus biberi label dengan jelas sesuai sifat bahan
tersebut( beracun, iritasi, korosif dan lai-lain).
b. Wadah bekas bahan kima cair disimpan dan tidak dibenarkan dipakai untuk
keiatan lain.
c. Penangan limbah padat dan limbah cair sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku (peraturan Lingkup hidup).
d. Melaksanakan sosialisasi penanganan, penyimpanan, dan pengunaan bahan
berbahaya dan beracun(B3) kepada seluruh karyawan dalam bentuk pelatihan,
penyuluhan dan lain-lain
e. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam
K3 ( keselamatan dan kesehatan kerja ) termasuk pengunaan alat pelindung dari
(APD), serta selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi;
f. Seluruh staf puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman/
panduan dan standar prosedur operasionalyang berlaku, serta sesuai dengan
etika profesi, visi misi, komitmen, dan tata nilai puskesmas Bunga Raya
Balukang.
IV. KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA
1. Puskesmas membuat rencana dan program penanganan kedaruratan dan program
mengapai bila terjadi kedaruratan kominitas, wabah dan bencana alam atau bencana
lainnya. Rencana tersebut berisikan proses untuk :
a. Menetapkan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya, ancaman dan
kejadian.
b. Menetapkan peran puskesmas dalam kejadian tersebut.
c. Strategi komunikasi pada kejadian
d. Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk alternatif tempat
pelayanan.
e. Pengelolaan kejadian klinis pada waktu kejadian, termasuk alternative tempat
pelayanan.
f. Identifikasi dan penugasan peran dan tanggung jawab staf pada waktu kejadian.
g. Proses untuk mengelola keadaan darurat/ kedaruratan bila terjadi pertentangan atara
tanggung jawab staf secara pribadi dengan tanggung jawab puskesmas dalam hal
penugasan staf untuk pelayanan pasien.
2. Puskesmas melakukan uji coba/ simulasi/ penanganan/ menanggapi kedaruratan,
wabah dan bencana.
Rencana kesiapan menghadapi bencana diuji coba melalui :
a. Uji coba tahunan seluruh rencana penanggulangan bencanabaik secara internal
maupun sebagai bagian dilakukan bersama dengan masyarakat atau
b. Uji coba sepanjang tahun terhadap elemen kritis (dari c sampai dengan g) dari
rencana tersebut
V. PENGAMANAN KEBAKARAN
1. Puskesmas melakukan program untuk memastikan bahwa seluruh penghuni di
puskesmas aman dari kebakaran, asap dan kedaruratan lainnya;
2. Puskesmas menjamin penghuni puskesmas tetap aman sekalipun terjadi kebakaran atau
asap dengan melaksanakan program antara lain :
a. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran, seperti
penyimpangan dan penangan secara aman bahan mudah terbakar,termasuk gas
medic, seperti oksigen- bahan yang terkait dengan setiap pembangunan didalam
atau berdekatan dengan bangunan yang dihuni pasien.
b. Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila terjadi kebakaran
3. Puskesmas secara teratur melakukan uji coba pengamanan kebakaran dan asap,
meliputi setiap peralatan yang terkait untuk deteksi dini dan penghentian dan
mendokumentasikan hasilnya.
4. Rencana pengamanan kebakaran puskesmas mengidentifikasi:
a. Frekuensi pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan system perlindungan dan
pengamanan kebakaran, sesuai ketentuan
b. Rencana evakuasi yang aman dan fasilitas bila terjadi kebakara atau asap.
c. Proses untuk melakukan uji coba semua bagian dari rencana, dalam jangka waktu
12 bulan
d. Pendidikan yang perlu bagi staf untuk dapat melindungi secara efektif dan
mengevakuasi pasien bila terjadi kedaruratan dan
e. Partisipasi semua staf dalam uji coba pengamanan kebakaran sekurang-kurangnya
setahun sekali.
5. Seluruh pemeriksaan uji coba dan pemeriksaan didokumentasikan :
- Larangan merokok
 Puskesmas membuat larangan merook dengan mengunakan stiker-
stiker disetiap ruangan dan membuat larangan merokok diperaturan
puskesmas
 Puskesmas menyusun dan mengimplementasikan kebijakan
larangan merokok terhadap pasien ,keluarga, staf dan pengunjung
tanpa terkecuali
 Puskesmas secara teratur melakukan monitoring larangan merokok
kepada setiap pasien , keluarga, staf dan pengunjung yang
kedapatan merokok di sekitar lingkungan puskesmas. Lingkuangan
puskesmas adalah semua ruang unit kerja yang ada didalam batas
pagar puskesmas.
VI. PERALATAN MEDIS
a. Pengadaan alat medis
1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan program
untuk pengadaan alat medis untuk menjamin ketersedian dan
berfungsi/layak pakainya peralatan medis tersebut
2. Fasilitas yang rusak atau sudah tidak dapat diperbaiki kembali
segera dimutasi kebagian logistic dan dibuat berita acara
pergantian barang oleh bagian teknisi medis.
3. Untuk pnambahan (pengadaan) alat medis baru disebabkan oleh :
- Adanya alat baru yang di perlukan pada pelayanan medis.
- Kurangnya fasilitas alat medis yang diperlukan
- Ka Tu mengajukan permohonan puskesmas melalui Adm dan
keuangan untuk mengadakan alat medis yang baru.
4. Untuk pengantian alat yang lama :
- Pergantian alat medis harus di ajukan oleh pengguna kepada ka TU yang
menyatakan bahwa alat tersebut sudah tidak layak pakai tidak dapat di
pergunakan lagi
- Mengajukan permohonan pergantian alat yang lama oleh pengguna kepada
kepala puskesmas melalui Adm dan keuangan
b. Pemeliharaan alat medis
1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan program
untuk pemeriksaan.
2. Puskesmas mengumpulkan data hasil monitoring terhadap program
manajemen peralatan medis
3. Setiap kerusakan pada fasilitas puskesmas segera di buat memo
permintaan perbaikan barang atau memo permintaan pergantian
barang
c. Penggunaan produk dan peralatan yang dalam proses penarikan
1. Puskesmas mempunyai system penarikan kembali produk/
peralatan
2. Puskesmas mempunyai proses identifikasi penarikan dan
pengembalian
VII. System utility ( sitem pendukung )
1. Air minum dan listrik yang tersedia 24 jam sehari
2. Puskesmas memiliki proses emergensi untuk melindung penghuni puskesmas dari
kejadian terganggunya terkontaminasi atau kegagalan system pengadaan air minum
dan listrik
VIII. PENDIDIKAN STAF
a. Peencanaan
1. Puskesmas bunga raya balukang menetapkan sumber daya manusia dengan
berbagai kompetensi
2. Puskesmas menetapkan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan persyaratan
lain bagi seeluruh staf atau dalam menetapkan jumlah staf atau perpaduan staf yang
mendukung visi, misi, tujuan, nilai-nilai serta komitmen puskemas bunga raya
balukang.
b. ORIENTASI DAN PENDIDIKAN
Seluruh staf, baik klinis maupun non klinis diberikan orientasi tentang puskesmas
Adapun orientasi staf tersebut meliputi :
- Visi, misi,komitmen dan tata nilai puskesmas
- Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
- Keselamatan kerja
- Kebakaran dan kewaspadaan bencana dan lain-lain
Ditetapkan di : Balukang
Pada tanggal : 1 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS BUNGA RAYA BALUKANG

YUDISFIRA

Anda mungkin juga menyukai