Anda di halaman 1dari 31

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA

dan
PENGENDALIAN RISIKO K3 DI FKTP

Disampaikan pada
Workshop K3 di FKTP 2021

Oleh : Tasripin, SKM, MKM


Curriculum Vitae
Riwayat Jabatan :
1.  JF Pembimbing Kesehatan Kerja Ahli Madya /
Koordinator Subtansi Lingkungan Kerja
2.  Kasubdit Lingkungan Kerja
3.  Kasubag Kepegawaian Setditjen Kesehatan
Masyarakat
4.  Kasie Standar Kesehatan lingkungan kerja
5.  Kasubag TU Dit Kesehatan Kerja

PelaKhan :
1.  NIOSH : OSH Officer
2.  BATAN - JAERI : RadiaKon ProtecKon

Riwayat Pendidikan :
S1 Kesehatan Masyarakat FKM UI
Tasripin, SKM, MKM S2 Kesehatan Masyarakat FKM UI
PENDAHULUAN
•  Fasyankes sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya bagi
kesehatan dan keselamatan Nakes, pasien dan pengunjung
fasyankes lainnya.
•  Potensi bahaya dapat menjadi risiko K3 maupun Risiko fasilitas dan
operasional Fasyankes
•  Perlu dilakukan analisis Risiko
•  Fasyankes perlu melakukan Manajemen Risiko
•  Permenkes no 52 tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja di fasilitas pelayanan kesehatan
Terciptanya lingkungan kerja yang sehat,
MENGAPA ? selamat, aman dan nyaman;
Meningkatkan produktivitas kerja;
Pemenuhan standar

MANAJEMEN BAGAIMANA
RISIKO ? Identifikasi potensi bahaya, penilaian
risiko, dan pengendalian risiko

UNTUK
APA ? Untuk meminimalkan risiko K3 yang ada di fasyankes
guna mencegah terjadinya PAK dan KAK pada SDM
fasyankes dan insiden pada pasien, pendamping &
pengunjung.
KONSEP DASAR :

Pengendalian
Manusia
Proses/
System kerja
KECELAKAAN
Hazard/Bahaya Risiko

Lingkungan
kerja Material
DAMPAK
FASILITAS/
MANUSIA
LINGKUNGAN
MANAJEMEN RISIKO
1. Identifikasi Bahaya Potensial
(Hazard Identification) :
Identifikasi semua sumber
bahaya potensial yang ada di
tempat kerja/Fasyankes

2. Penilaian Risiko (Risk


Assessment) : Menilai tingkat
risiko timbulnya PAK atau KAK

3. Pengendalian Risiko (Risk


Control ): kontrol terhadap risiko
KAK atau KAK
Bahaya Potensial & Risiko

•  Hazard, •  Hazard,
•  High Risk •  Low Risk

•  Hazard - potential to cause harm


•  Risk - likelihood that harm will
occur and the consequence
Sumber/ Keadaan yg berpotensi menyebabkan
kerugian dalam bentuk cedera, sakit, kerusakan
pada harta, proses, properti, lingkungan kerja atau
kombinasi.
TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA

Banyak alat bantu yg dapat digunakan untuk mengidentifikasi


bahaya di tempat kerja. Beberapa metode/teknik tersebut:

❐ observasi/survei
❐ inspeksi
❐ pemantauan (monitoring)
❐ audit
❐ kuesioner
❐ data-data statistik (records)
❐ konsultasi dengan pekerja
❐ dll
JENIS BAHAYA •  Umumnya berasal dari energi yang dilepaskan dari alat, proses
kerja, serta berasal dari lingkungan, contoh:getaran, kebisingan,
pencahayaan, iklim kerja, radiasi
•  Bahaya gravitasi (seper< jatuh dari ke<nggian, terpeleset,
•  Hasil interaksi antara aspek desain kerja, tersandung),
organisasi dan pengelolaan pekerjaan, •  Mekanik (seper< benda bergerak, mesin potong),
•  Listrik, radiasi nuklir, dan gas bertekanan
kondisi sosial serta lingkungan yang Bahaya
dapat mempengaruhi kesehatan pekerja Fisik •  Bahaya kimia berasal dari sifat alami/
melalui persepsi dan pengalamannya kandungan yang terdapat dalam bahan kimia,
•  Bahaya ini dapat mempengaruhi baik berbentuk gas, uap, cairan, padatan,
produkKvitas perusahaan, kualitas Bahaya powder, dll.
Bahaya
produk dan jasa, dan iklim kerja Kimia •  Dampak kesehatan akibat bahan kimia dapat
Psikososial
sangat luas spektrumnya dari iritasi,
organisasi.
Bahaya sensi<sasi, asfiksia, karsinogenik, hingga
mutasi gen.
•  Pajanan melalui: inhalasi (jalur pernapasan),
•  Disebabkan karena keKdaksesuaian inges< (jalur pencernaan), injeksi, kontak
interaksi antara pekerja, peralatan, Bahaya mata, dan kontak melalui kulit
lingkungan dan organisasi kerja (desain Bahaya Biologi
peralatan, tempat, prosedur, dan Ergonomi
postur kerja). •  Bersumber dari organisme dan mikroorganisme,
seperK bakteri, jamur, algae, virus, tanaman, dan
•  Dampak kesehatan: Gangguan Otot binatang (insect, lebah, ular, dll)
Tulang Rangka Akibat Kerja (GOTRAK) •  Dapat menyebabkan penyakit yang dapat
•  Faktor risiko: postur staKs, postur menular dari satu orang ke orang yang lain
janggal, penanganan beban manual, •  Faktor yang mempengaruhi:sistem pengaturan
pekerjaan repeKKve, berat beban udara (venKlasi), kelembaban, suhu, iluminasi
objek alami dari cahaya matahari, housekeeping, dan
kekebalan tubuh manusia
getaran

tekanan
Bahaya
Bising FISIK
radiasi

Suhu
ekstrim
Contoh

No. Bahaya Fisik Lokasi Pekerja Yang Paling Berisiko


1 Bising Laundri, dapur,, ruang genset- IPAL Karyawan yang bekerja di lokasi tsb

2 Getaran Ruang mesin-mesin dan perlatan yang Perawat, cleaning service dll
menghasilkan getaran (ruang gigi dll)

3 Debu Ruang Rekam medik, Genset, ben Petugas sanitasi, teknisi gigi, petugas
lruang gigi, gudang rekam medis, IPS dan rekam medis
incinerator bila ada
4 Panas Dapur, laundri, incinerator, ruang Pekerja dapur, pekerja laundry,
sterilisasi petugas sanitasii
5 Radiasi X-Ray, ruang fisioterapi, unit gigi petugas rontgen,ahli fisioterapi dan
petugas roentgen gigi.
6 Bahaya gravitasi Area dengan level ketinggian lantai Cleaning service, perawat
(terpeleset, yang berbeda atau lantai yang licin
tersandung, jatuh)
7 Bahaya listrik Area kerja yang menggunakan Staf administrasi dan pendaftaran,
peralatan elektronik seperti ruang mekanik listrik
pendaftaran yang menggunakan
computer, dll



• Hazardous drugs
• reagen
• disinfectant
KIMIA
• Merkuri




CONTOH

No. Bahaya Kimia Lokasi Pekerja Yang Paling Berisiko

1 Disinfektan Semua area Petugas kebersihan, perawat

2 Cytotoxics Farmasi, tempat Pekerja farmasi, perawat,


pembuangan limbah, petugas pengumpul sampah

3 Formaldehyde Laboratorium,gudang petugas laboratorium dan


farmasi, sterilisasi dengan farmasi , petugas bagian
formalin sterilisasi
4 Methyl : Methacrylate, Hg Ruang pemeriksaan gigi Petugas/dokter gigi, dokter
(Amalgam) bedah, perawat
5 Solvents Laboratorium, semua area di Teknisi, petugas laboratorium,
fasyankes kebersihan

6 Gas-Gas Anaestesi Ruang operasi gigi Dokter gigi dan perawat gigi

7 Gas-gas sisa pembakaran Pemakaian genset dengan Petugas di area tersebut


(CO, CO2, Sox, NOx) menggunakan bahan bakar
fosil
ERGONOMI
Contoh

No. Bahaya Ergonomi Lokasi Pekerja Yang Paling Berisiko

1 Pekerjaan yang Area pasien dan tempat Petugas yang menangani pasien
dilakukan secara penyimpanan barang (mengangkat dan memindahkan
manual (gudang) pasien) dan barang

2 Postur yang salah Kantor/administrasi Postur tubuh yang salah saat


dalam melakukan duduk lama di kantor
pekerjaan
Poli Gigi Dokter gigi saat melakukan
pemeriksaan rongga mulut

3 Pekerjaan yang Semua area Dokter gigi, petugas pembersih,


berulang fisioterapis, sopir, operator
komputer, yang berhubungan
dengan pekerjaan juru tulis
Bahaya
BAHAYA BIOLOGI
Pekerja Yang Paling
No. Bahaya Biologi Lokasi
Berisiko
1 AIDS, Hepatitis B IGD, kamar Operasi, Dokter, dokter gigi,
dan Non A-Non ruang pemeriksaan perawat, petugas
B gigi, laboratorium, laboratorium, petugas
laundry sanitasi dan laundry

2 Cytomegalovirus Ruang kebidanan, Perawat, dokter yang


ruang anak bekerja di bagian Ibu
dan anak

3 Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat

4 Tuberculosis Bangsal, laboratorium, Perawat, petugas


ruang isolasi laboratorium,
fisioterapis
Contoh Identifikasi Risiko berdasarkan
ruangan
No Ruangan Bahaya poten<al Dampak Probabilitas Tingkat
bahaya
1 Poli gigi Ergonomi
•  Posisi Kerja •  Gangguan otot dan Sering Tinggi
•  Cara Kerja rangka
Biologi
•  Bakteri •  Tertular penyakit Sering Tinggi
•  Virus dari pasien
Kecelakaan Kerja •  Hepatitis
•  Tertusuk jarum •  HIV Sering Tinggi

2 Poli KIA Biologi


•  Biologi •  tertular penyakit Sering Tinggi
•  Virus dari pasien
•  terkena percikan
darah, droplet,
cairan tubuh
Ergonomi
•  Posisi Kerja •  Gangguan otot dan Sering Tinggi
•  Cara Kerja rangka
Kecelakaan Kerja •  Hepatitis
•  Tertusuk jarum •  HIV Sering Tinggi
Contoh Identifikasi Risiko berdasarkan
ruangan (2)
No Ruangan Bahaya poten<al Dampak Probabilita Tingkat
s bahaya
3 Rawat inap Biologi •  Tertular penyakit
•  Biologi dari pasien Sering Tinggi
•  Virus •  Terkena percikan
darah, droplet, cairan
tubuh

Ergonomi
•  Posisi Kerja •  Gangguan otot dan Sering Tinggi
•  Cara Kerja rangka
•  Cara angkat dan
angkut pasien

Psikososial
•  Shift kerja •  Stress kerja Sering Tinggi

Kecelakaan Kerja •  Hepatitis


•  Tertusuk jarum •  HIV Sering Tinggi
Pengambilan tindakan-tindakan untuk mengeliminasi / mengurangi
kecenderungan dari paparan faktor bahaya yang dapat
menyebabkan kerugian-kerugian organisasi/Yankes.

Upaya pengendalian potensi bahaya yang ditemukan di


tempat kerja. Pengendalian risiko perlu dilakukan sesudah
menentukan prioritas risiko.
PENGENDALIAN RISIKO
METODE PENGENDALIAN BAHAYA
BERDASAR LOKASI
1. Tehnik eliminasi
•  Eliminasi merupakan langkah pengendalian yang pilihan
pertama untuk mengendalikan pajanan karena
menghilangkan bahaya dari tempat kerja.

•  beberapa bahaya sulit dihilangkan dari tempat kerja.


2. Tehnik Substitusi
Contoh :

•  Subtitusi merupakan upaya •  mengganti tensi air raksa


penggantian bahan, alat atau dengan tensi digital,
cara kerja dengan alternatif
•  mengganti kompresor
lain dengan tingkat bahaya tingkat kebisingan tinggi
yang lebih rendah. dengan tipe yang
kebisingan rendah (tipe
silent kompresor).
3. Pengendalian tehnik

•  Pengendalian teknik merupakan Contoh :


pengendalian rekayasa desain •  Untuk mengurangi risiko
penularan penyakit infeksi, harus
alat dan/atau tempat kerja. dilakukan penyekatan
Pengendalian risiko ini menggunakan kaca antara
memberikan perlindungan petugas loket dengan
terhadap pekerja termasuk tempat pengunjung/pasien.
kerjanya.
•  Untuk meredam suara pada
ruang dengan tingkat bising yang
tinggi seperti
•  di poli gigi khususnya menggunakan
unit dental dan kompresor,
•  pada ruang genset.
4. Pengendalian Administratif
•  Pengendalian administrasi •  Contoh pengendalian
berfungsi untuk membatasi administrasi diantaranya
pajanan pada pekerja. •  Pelatihan/ sosialisasi/
penyuluhan pada SDM
Fasyankes,
•  Pengendalian ini •  Penyusunan prosedur kerja
diimplementasikan bersamaan bagi SDM Fasyankes,
dengan pengendalian yang •  Shift kerja
lain sebagai pendukung. •  Pengaturan terkait
pemeliharaan alat,
•  Ruang isolasi
5. Penggunaan APD
•  Alat Pelindung Diri (APD) adalah Contoh APD di Fasyankes
suatu alat yang mempunyai •  Penutup kepala (shower cap)
kemampuan untuk melindungi •  Kacamata Khusus (safety
seseorang yang fungsinya goggle)
mengisolasi sebagian atau seluruh •  Pelindung wajah (face shield)
tubuh dari potensi bahaya di •  Masker
Fasyankes. •  Sarung Tangan (hand schoon/
sarung tangan karet)
•  Jas Lab dan Apron (apron/jas
•  Alat pelindung diri tidak mengurangi lab)
pajanan dari sumbernya hanya saja •  Pelindung kaki (safety shoes dan
mengurangi jumlah pajanan yang sepatu boots)
masuk ke tubuh
Contoh : ALAT PELINDUNG DIRI

Anda mungkin juga menyukai