Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN/TERM OF REFERENCE ( TOR )

INHOUSE TRAINING BAHAN KIMIA DAN BERBAHAYA


TIM K3 RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR
TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan
Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di
Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan
penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab,
sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan
pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja,
sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam
penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya.
Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang
sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau
kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya.
Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah
tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani
korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan
bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di
semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10
orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit
(RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya
yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku
langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS.
Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di
RS.

1
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-
bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan
(peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan
sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-
gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut
di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien
maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS

II. LATAR BELAKANG


Dalam pekerjaan sehari-hari petugas keshatan selalu dihadapkan pada bahaya-
bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik , peralatan listrik
maupun peralatan kesehatan. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam rumah
sakit atau instansi kesehatan dapat digolongkan dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau
meledak (obat obatan).
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik .
3. Bahaya radiasi .
4. Luka bakar .
5. Syok akibat aliran listrik .
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam .
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Limbah B3 merupakan bahan sisa/produk samping (limbah) hasil dari
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3)
yang mempunyai sifat toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemari lingkungan, atau
membahayakan mahluk hidup disekitarnya.
Training limbah B3 Rumah Sakit sangat bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman pentingnya pengolahan limbah yang benar dan tepat
sasaran. Dimana kita ketahui pengolahan limbah, khususnya limbah B3
di Indonesia membutuh perhatian khusus dalam penangananya, hal ini mengingat
perkembangan dunia perindustrian yang makin meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk mengelola bahan buangan industri (limbah) atau yang dikenal dengan bahan
buangan berbahaya, semua pihak yang terlibat dalam pengolahannya wajib
mengetahui bagaimana proses pengolahan limbah B3 yang benar, dan mampu
mengidentifikasi aspek-aspek bahaya yang timbul dari limbah B3 tersebut dengan
istilah Hazardouz Waste.

III. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terciptanya cara kerja dan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman dan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan RS

2. TUJUAN KHUSUS
a. Peserta mampu merencanakan dan mendesign sistem pengolahan limbah B3
yang tepat
b. Peserta memahami cara pengolahan limbah serta menentukan teknologi yang
tepat untuk diterapkan

2
c. Peserta diharapkan mampu mengidentifikasi jenis limbah B3 berdasarkan
karakteristiknya sesuai dengan peraturan perundangan limbah B3 yang berlaku
d. Peserta mampu dan memahami peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan
dengan pengelolaan limbah B3

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


a. Identifikasi Bahan Kimia Berbahaya di Rumah Sakit
b. Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Rumah Sakit meliputi MSDS,
pelabelan dan pemberian simbol, serta penyimpanan yang benar
c. Limbah B3 rumah sakit beserta penanganan dan pembuangannya
d. Kegawatan B3 di RS

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan dapat dilaksanakan lewat inhouse
training dengan pembicara dari dalam RS.

VI. SASARAN
Semua staff di RS

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


N Kegiatan Bulan Kegiatan Keterangan
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
1 Diklat menyesuaika
mengurangi n
dan
melaporkan
keselamatan
untuk seluruh
staf
2 Diklat menyesuaika
kedaruratan n
B3 untuk
seluruh staf
3 Diklat MFK menyesuaika
untuk n
masing-
masing unit
pelayanan
4 Diklat menyesuaika
penangulanga n
n kebakaran
untuk seluruh
staf
5 Diklat Menyesuaika
kedaruratan n
benana
internal dan
eksternal
3
untuk semua
staf
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. Evaluasi dan penilaian dilakukan berkala terhadap pelaksanaan program
pendidikan dan pelatihan sekurang-kurangnya satu tajun sekali
2. Ditindaklanjuti dalam bentuk perubahan/perbaikan bila diperlukan

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dilaksanakan setiap habis mengikuti program pendidikan dan
pelatihan
2. Pelaporan dan evaluasi dilaksanakan setiap habis menikuti program
pendidikan dan pelatihan dalam satu tahun

X. PEMBIAYAAN
Menyesuaikan kegiatan program kerja pengembangan dan pendidikan sumber
daya manusia di tim K3 RS.

XI. PENUTUP
Dengan adanya kerangka acuan program kerja pengembangan dan pendidikan
sumber daya manusia tim K3 RS tahun 2017 diharapkan dapat menjadi acuan atau
pedoman untuk melakukan perbaikan dalam rangka terciptanya cara kerja dan
lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman dan meningkatkan derajat
kesehatan karyawan RS

Karanganyar, 10 Agustus 2017

dr. Anita Prabawati Pratama


Ketua tim K3

Anda mungkin juga menyukai