• Indikator Belajar
• Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta dapat menyusun ICRA
Program dan melakukan identifikasi risiko infeksi pada kegiatan konstruksi
• Pengertian ICRA
• Tujuan ICRA
• Pembagian ICRA
• Langkah-langkah pengkajian ICRA
• Tahapan pelaksanaan kegiatan
• Penilaian risiko infeksi di FKTP
1.External
a. Terkait dengan komunitas: Kejadian KLB dikomunitas yang
berhubungan dengan penyakit menular: influenza,
meningitis.
b. Penyakit lain yg berhubungan dengan kontaminasi pada
makanan, air seperti hepatitis A dan salmonela.
c. Terkait dengan bencana alam : tornado, banjir, gempa, dan
lain- lain.
d. Kecelakaan massal : pesawat, bus, dan lain-lain.
INFECTION RISK ASSESMENT
2. Internal
a. Risiko terkait pasien : Jenis kelamin, usia, populasi
kebutuhan khusus
b. Risiko terkait petugas kesehatan
✓ Kebiasaan kesehatan perorangan
✓ Budaya keyakinan tentang penyakit menular
✓ Pemahaman tentang pencegahan dan penularan penyakit
✓ Tingkat kepatuhan dlm mencegah infeksi (Kebersihan tangan, pemakaian APD
, tehnik isolasi),
✓ Skrining yang tidak adekuat terhadap penyakit menular
✓ Kebersihan tangan
INFECTION RISK ASSESMENT
• Identifikasi risiko
• Analisa Risiko
• Kontrol Risiko
• Monitoring Risiko
1.Identifikasi risiko
• Proses manajemen risiko bermula dari identifikasi risiko dan
melibatkan:
a) Penghitungan beratnya dampak potensial dan kemungkinan frekuensi
munculnya risiko.
b) Identifikasi aktivitas-aktivitas dan pekerjaan yang menempatkan pasien,
tenaga kesehatan dan pengunjung pada risiko.
c) Identifikasi agen infeksius yang terlibat, dan
d) Identifikasi cara transmisi.
2. Analisa risiko
• Mengapa hal ini terjadi ?
• Berapa sering hal ini terjadi ?
• Siapa saja yang berkontribusi terhadap kejadian tersebut ?
• Dimana kejadian tersebut terjadi ?
• Apa dampak yang paling mungkin terjadi jika tindakan yang sesuai tidak
dilakukan ?
• Berapa besar biaya untuk mencegah kejadian tersebut ?
3. Kontrol Risiko Terkait Pelaksanaan Prosedur
❖ Prosedur invasif yang dilakukan
❖ Peralatan yang dipakai
❖ Pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan suatu tindakan
❖ Persiapan pasien yang memadai
❖ Kepatuhan terhadap tehnik pencegahan yang direkomendasikan
4. Monitoring risiko
a) Memastikan rencana pengurangan risiko dilaksanakan.
b) Dapat dilakukan dengan audit dan atau surveilans untuk memberikan
umpan balik kepada staf dan manajer terkait.
Tahapan pelaksanaan Kegiatan
• Tahapan Pertama
• Menggambarkan faktor dan karakteristik yg meningkatkan risiko
infeksi
• Karakteristik yg menurunkan risiko infeksi
• Menentukan adanya risiko
• Pertemuan utk menentukan langkah & TL
Tahapan pelaksanaan Kegiatan
• Tahapan Kedua
• Proses perencanaan penilaian risiko, standar,laporan
program,pengetahuan isu pengendalian infeksi
• Tahap ke tiga
• Melaksanakan pertemuan utk mengukuhkan komitmen
dan partisipasi saat pelaksanaan diskusi, prioritas
risiko dan kontrol infeksi serta meningkatkan mutu
pelayanan mll diklat
Penilaian Risiko Infeksi di FKTP
1 Sangat rendah 0-5% extremly unlikely or virtually impossible. Hampir tidak mungkin terjadi
(terjadi dalam lebih dari 5 tahun)
2 Rendah Jarang(frekuensi 1-2x/tahun), jarang tapi bukan tidak mungkin terjadi
(terjadi dalam 2-5 tahun)
3 Medium Kadang (frekuensi 3-4xpertahun)31-70%fairly likely to occur. Mungkin terjadi
(dpt terjadi tiap 1-2 tahun)
4 Tinggi Agak sering (frekuensi 4-6x/th), sangat mungkin terjadi(terjadi setiap bulan
/beberapa kali/th)
5 Sangat Tinggi Sering (frekuensi >6x/th), hampir pasti akan terjadi (terjadi dalam
minggu/bulan)
Penilaian Dampak
PEMERIKSAAN DAN SKALA KECIL, KEGIATAN Pekerjaan yang menghasilkan PEMBONGKARAN &
KEGIATAN PEMELIHARAAN JANGKA PENDEK, YANG debu tk sedang hingga tk tinggi KONSTRUKSI PROYEK-
UMUM MENGHASILKAN DEBU memerlukan bongkaran atau PROYEK BESAR:
• Mengganti ubin, langit-2 SEDIKIT: pemindahan /penghapusan & • Kegiatan yg
(plafon) untuk inspeksi visual pembersihan komponen membutuhkan shift kerja
saja. Misalnya : terbatas pada bangunan tetap/perakitan: berturut-turut
• Instalasi telepon dan • Pengamplasan dinding untuk • Penghancuran mayor dari
1 genting/plafon per 50 meter perkabelan komputer.
persegi. pengecatan / pelapisan dinding proyek bangunan
• Pengecatan (tidak • Akses ke ruang terbuka. • pemindahan/penghapusan/pemb • Memerlukan
ersihan penutup lantai, plafon pembongkaran berat atau
pengamplasan) • Pemotongan dinding
• Wall covering, pekerjaan langit-2 & pekerjaan khusus. pemindahan/penghapusa
atau langit-2 dimana
listrik, pipa kecil, dan kegiatan • Kontruksi dinding baru. n sistem perkabelan
migrasi debu dapat di
yang tidak menghasilkan • Pekerjaan saluran kecil atau lengkap.
kontrol
debu atau memerlukan pekerjaan listrik di atas langit2 • Kontruksi baru.
pemotongan dinding atau • Kegiatan kabel utama
akses ke langit-langit selain • Kegiatan yg tdk dpt selesai dlm
untuk pemeriksaan yg shift kerja tunggal.
kelihatan
Identifikasi Kelompok Risiko
TABLE MATRIX
Menentukan Level/Kelas ICRA Renovasi
Note : Persetujuan pengendalian infeksi akan diperlukan ketika aktivitasi kontruksi dan
tingkat risiko berada pada kelas 3 dan kelas 4
Contoh :
Penilaian Risiko Renovasi
Surat Ijin
Kerja PPI
Tindakan Pengendalian Infeksi Berdasarkan kelas
Tindakan Pengendalian Infeksi Berdasarkan kelas
Tindakan Pengendalian Infeksi Berdasarkan kelas
SELAMA RENOVASI
Tim pengawas proyek melakukan monitoring terhadap pelaksanan
pekerjaan sesuai surat keputusan bersama :
• Pelaksana proyek wajib menggunakan APD sesuai dengan K3
• Pintu menuju area renovasi selalu tertutup
• Tidak ada celah (barier tertutup rapat)
• Lingkungan sekitar renovasi bebas debu/puing bangunan
• Pemantauan aliran udara
• Pembersihan harus lebih sering
• Pembuangan puing dan pembersihan setiap hari pada akhir
pekerjaan
Post Renovasi
1. Pembersihan akhir dilakukan secara keseluruhan (general
cleaning) sebelum ruangan diizinkan untuk ditempati oleh pasien
/digunakan.
2. Melakukan kultur ruangan berdasarkan kelompok risiko.
3. Bagian tehnik mengecek fungsi2 yang ada.
4. K3 mengecek keamanan lingkungan
5. Setelah pembangunan selesai IPCN dan K3 melakukan evaluasi
kembali dengan menggunakan chek list renovasi bangunan untuk
menyatakan ruang post renovasi sudah dapat dipakai.
Kultur Udara
Disarankan kriteria :
✓ 0-2 CFU / m3 : OK
✓ 2-4 CFU / m3 : reclean & tes ulang
✓ > 4-10 CFU / m3 : menyelidiki, re clean & re test
KESIMPULAN
1.ICRA renovasi dilakukan setiap ada pekerjaan konstruksi/
renovasi di RS dan fasilitas pelayanan kesehatan
2.Pihak-pihak yang terlibat pada renovasi komite PPIRS, K3RS,
IPSRS, Sanitasi RS
3.Kajian risiko dilakukan sebelum konstruksi/renovasi
4.Pemantauan dilakukan sebelum, selama dan sesudah renovasi
5.Buat pelaporan ICRA renovasi triwulan / semester / tahunan
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT