Anda di halaman 1dari 39

PERLINDUNGAN

PETUGAS KESEHATAN

IHT PPI 16-18 NOVEMBER 2022


BIDDOKKES POLDA JABAR-HIPPII JABAR
Perlindungan petugas kesehatan merupa
kan bagian dari kewaspadaan standar

Harus diterapkan di setiap RS


atau Fanyankes lainnya

Berisiko HAIs
PENDAHULUAN

PMK 27 tahun 2017: Masuk dalam Kewaspadaan standar


Pedoman Teknis PPI di FKTP-Kemkes RI,2020
Akreditasi FKTP

1. Paparan ke petugas kesehatan antara lain terhadap zat kimia, radiasi, fisik
gedung/ ergonomic, dan infeksi
2. Paparan penyakit infeksi antara lain TBC, HIV, Hep B/C, Covid-19
3. Pandemi Covid-19
• Risiko tinggi Burn Out (ansietas & depresi)
• Petugas terpapar C-19
TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta dapat:
1. Memahami program perlindungan petugas kesehatan
2. Memahami tujuan program perlindungan petugas keseha
tan
3. Memahami penyebab pajanan/paparan
4. Memahami strategi pencegahan paparan/pajanan
5. Memahami tatalaksana pencegahan dan penanganannya
POKOK BAHASAN
1. PROGRAM PERLINDUNGAN PETUGAS KESEHATAN
2. TUJUAN PROGRAM PERLINDUNGAN PETUGAS KESEHATAN
3. PENYEBAB PAJANAN/PAPARAN
4. STRATEGI PENCEGAHAN PAJANAN/PAPARAN
5. TATALAKSANA PENCEGAHAN & PENANGANAN PAJANAN/
PAPARAN
PERLINDUNGAN PETUGAS KESEHATAN

Dimaksudkan agar tercipta tatanan kerja di setiap FKTP y


ang mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehat
an petugas kesehatan terutama dari risiko pajanan penya
kit infeksi.
Siapa saja?

Melindungi kesehatan & keselamatan petugas kesehatan.


PROGRAM
PERLINDUNGAN PETUGAS KESEHATAN
► Pemeriksaan kesehatan secara berkala
► Pencegahan penularan infeksi terhadap petugas kesehatan
► Penyediaan Sarana Kewaspadaan Standar
► Pendidikan dan pelatihan
► Pemberian vaksin/ profilaksis
► Penatalaksanaan pasca luka tusuk benda tajam bekas pakai
► Penatalaksanaan petugas terpapar Covid-19 dan akibat kerja di pelayanan
Covid-19
TUJUAN PROGRAM
PERLINDUNGAN PETUGAS KESEHATAN
1. Meningkatkan rasa aman karyawan
2. Mempertahankan kesehatan karyawan
Mencegah 3. Mengurangi biaya perawatan
HAIs
4. Mencegah timbulnya wabah
5. Mencegah tuntutan hukum
PENYEBAB PAJANAN

TERTUSUK BENDA TAJAM


HIV, HEP B/C
TERKONTAMINASI
KENAPA?

KETIDAKPATUHAN APD &


COVID-19 & TBC PROTOKOLER PENCEGAH
AN
PENYEBAB PAJANAN

1. Kurangnya kesadaran karyawan


2. Kualitas dan ketrampilan kerja kurang memadai
3. Meremehkan risiko kerja,
4. Tidak menggunakan APD yg sesuai ketentuan
5. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
6. Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh
7. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
► Taat menerapkan Kewaspadaan Isolasi :
► Kewaspadaan Standar
► Melakukan kebersihan tangan
► Menggunakan APD sesuai indikasi
► Jika sakit tidak bekerja

► Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi


► Kontak pakai sarung tangan dan gaun
► Droplet pakai masker bedah

► Udara pakai masker respiratorik


► Menjaga kesehatan saluran napas (tidak merokok)
► Menjaga kesehatan tubuh secara umum
► Menjaga kebersihan diri
► Senantiasa menjaga perilaku hidup sehat
► Tidak memanipulasi jarum bekas pakai
► Menerapkan protokoler pencegahan penularan Covid-19
► Petugas menderita flu diminta tidak merawat atau kontak dengan
pasien

► Petugas yang demam/ menderita gangguan pernafasan dalam 10


hari setelah terpajan penyakit menular melalui udara (airborne)
perlu dibebas-tugaskan dan harus diisolasi sampai dipastikan
aman untuk bertugas kembali


HAL – HAL YANG HARUS DILAKUKAN BILA
PETUGAS TERPAJAN

► Periksa status kesehatan petugas terpajan


► Ketahui status kesehatan sumber pajanan
► Tindakan sesuai jenis paparan
► Terapkan profilaksis pasca pajanan (PPP)
TINDAKAN PERTAMA PADA PAJANAN
BAHAN KIMIA ATAU CAIRAN TUBUH

► Mata  segera bilas dengan air mengalir selama 15 menit


► Kulit  segera bilas dengan air mengalir 1 menit
► Mulut  segera kumur-kumur selama 1 menit
► Segera hubungi Dokter yang berwenang untuk melakukan pe
rawatan pasca pajanan
► Lapor ke Komite/ Tim PPI, K3RS atau sesuai alur.
• Cuci dengan air mengalir menggunakan sabun atau cairan antiseptik,
tanpa melakukan pemijatan

• Berikan cairan antiseptik pada area tertusuk/ luka

• Lapor ke tim PPI atau K3RS/ berwenang


• Tindak lanjut Tim PPI :
Tentukan status HIV, HBV dan HCV sumber pajanan
Periksa status HIV, HBV dan HCV petugas yang terpajan
Monitoring dengan pemeriksaan laboratorium
• Bila status pasien bebas HIV, HBV, HCV dan bukan dalam masa
inkubasi tidak perlu tindakan khusus untuk petugas terhadap
HIV, HBV, HCV, tetapi bila petugas khawatir dapat dilakukan
konseling

• Bila status pasien HIV,HBV.HCV positif maka tentukan status


HIV, HBV, HCV petugas kesehatan tsb
• Sebelum dilakukan pre test dan post test terhadap
petugas yang terpapar harus dilakukan konseling
dulu

• Pre test untuk mengetahui apakah petugas sudah


terinfeksi sebelumnya

• Jika hasil pre test positif, jelas bahwa petugas


sudah terinfeksi sebelumnya

• Jika hasil pre test negatif sementara sumber


Pasien positif HBV, maka diberikan immunisasi
HBV, bila pasien positif HIV rujuk ke Tim HIV
Berikan dukungan kepada petugas yang terpapar

Bila hasil pre test HIV pasien negatif petugas tetap di konseling

Pemeriksaan ulang dilakukan 3 bulan dan 6 bulan

Dapat minum obat ARV untuk memperkecil risiko penularan, jika luka tusuk < 4 jam
ALUR LUKA TUSAK JARUM/PAPARAN CAIRAN TUBUH
Tertusuk jarum
Terpajan cairan tubuh
terkontaminasi

Cuci dg air Segera lapor ke Cuci dg air


mengalir atasan mengalir

Buat laporan

Investigasi lapangan Tim PPI

Petugas dan Sumber


Periksa darah HCV, HBV, HIV

Perawatan & Pengawasan


dokter
PPP untuk Hepatitis B

Vaksinasi dan respon


Status infeksi Sumber Pajanan
antibodi dari Petugas
Kesehatan±
Tidak tahu /
HBsAg positif HBsAg negatif
sarana pemeriksaan (-)

Belum divaksinasi 1 dos HBIg + seri Seri vaksinasi Seri vaksinasi hepatitis B
vaksinasi hepatitis B hepatitis B Sumber pajanan berisiko
tinggi  obati seperti pada
HBsAg positif

Pernah divaksinasi

Diketahui sbg responder Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP
Diketahui sbg non- 1 dosis HBIg + ulangan Sumber pajanan berisiko
responder seri vaksinasi hepatitis B Tidak perlu PPP tinggi  obati seperti pada
atau 2 dosis HBIg HBsAg positif

Anti-HBs terpajan  Anti-HBs terpajan 


Tidak diketahui status cukup - tidak perlu PPP cukup - tidak perlu PPP
respon antibodinya tidak cukup - 1 dosis Tidak perlu PPP tidak cukup - 1 dosis HBIg +
HBIg + vaksin boster vaksin boster
PMK 27/2017
Alur PPP pada Pajanan HIV: Tentukan kategori Pajanan ( KP )
Sumber pajanan berupa darah, cairan berdarah atau bahan lain yang potensial menular
kan, infeksi atau alat kesehatan tercemar dari salah satu bahan tersebut

Ya Tidak

OPIM Darah/ Cairan berdarah Tidak perlu


PPP
Macam pajanan yg terjadi

Kulit yg tidak utuh selaput Kulit yang utuh Pajanan perkutaneus


mukosa

Volume ? Tidak perlu PPP Seberapa Berat?

Sedikit ( satu t Banyak ( Beberapa tetes,


etes, dalam, Tidak berat (jarum solid Lebih berat ( jarum bersaluran,
percikan, darah banyak
waktu singkat) atau goresan superficial) tusukan tajam, darah terlihat,
dan atau dalam waktu lama
jarum bekas pasien

KP 1 KP 2 KP 2
KP 3
PMK 27/2017
Tentukan Kategori Status HIV Sumber Pajanan( KS-HIV )
Bagaimana Status HIV dari Sumber Pajanan ?

HIV (-) HIV (+) Tidak Diketahui Tidak diketahui


sumbernya

Pajanan dgn titer rendah,


misalnya Asimtomatik dan Pajanan dgn titer tinggi, mis AIDS la KSHIV
CD4 tinggi njut, infeksi HIV, primer, VL yg meni Tidak tahu
ngkat atau tinggi atau CD4 rendah

Pada Umumnya tdk


KSHIV 1 KSHIV 2
perlu PPP, perlu tela
ah kasus
per kasus

PMK 27/2017
Profilaksis Pasca Pajanan
PMK 27/2017: PPI PMK 23/2022: HIV
Kategori Kategori Rekomendasi Pengobatan
Pajanan Sumber
(KP) pajanan (KS
HIV)
1 1 (rendah) Obat tidak dianjurkan
Risiko toksisitas obat > dari risiko
terinfeksi HIV
1 2 (tinggi) Pertimbangkan AZT + 3TC +
Indinavir TLD
Pajanan memiliki risiko yang
perlu dipertimbangkan
2 1 (rendah) Dianjurkan AZT + 3TC + Indinavir
Kebanyakan pajanan masuk dalan
kategori ini
2 2 Dianjurkan AZT + 3TC + indinavir
3 1 atau 2 atau nelfinavir
Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis :
AZT : 3 kali sehari @ 200 mg, atau 2 kali sehari @ 300mg
3TC : 2 kali sehari @ 150mg
Indinavir : 3x sehari @ 800mg 1 jam sebelum makan atau 2
jam setelah makan dan banyak minum, diet rendah lemah
Rekomendasi pemberian PPP
SUMBER TIDAK SUMBER SUMBER POSITIF
PAJANAN DIKETAHUI POSITIF RISIKO TINGGI REJIMEN

Kulit utuh Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP

AZT 300 mg
Mukosa/ Pertimbangkan Berikan rejimen Berikan rejimen 2
3TC 150 mg
Kulit tidak utuh rejimen 2 obat 2 obat obat
/ 12 jam x 28 hari

Tusukan benda Berikan rejimen 2 Berikan rejimen Berikan rejimen 3


tajam Solid obat 2 obat obat AZT 300 mg
3TC 150 mg
Lop/r 400/100
Tusukan benda Berikan rejimen 2 Berikan rejimen Berikan rejimen 3 / 12 jam x 28 hari
tajam berongga obat 3 obat obat
MONITORING PPP-HIV

► Profilaksis harus diberikan selama 28 hari


► Dibutuhkan dukungan psikososial
► Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui proses
infeksi dan memonitor efek toksik obat ARV
► Tes HIV diulang setelah 3 bulan dan 6 bulan
Window Periode
TATALAKSANA PADA COVID-19

Fasyankes mempersiapkan:
1. Kebijakan
SK tim KLB, Pedoman/panduan, SPO, alur, pengaturan jam kerja,
pemantauan petugas, pemeriksaan kesehatan dll
2. Sarana prasarana
Gedung/Design, alat medis,APD, logistik lainnya
3. Sumber daya manusia (SDM)
Pemilihan petugas
Edukasi pelatihan
Penyiapan mental/ psikologis
TATALAKSANA PADA COVID-19

1. Petugas kesehatan yg melakukan perawatan langsung ke pasien di lakukan penilaian


risiko secara berkala
2. Petugas kesehatan yg memenuhi kriteria kontak erat direkomendasikan: (Kontak tatap
muka/ berdekatan dengan kasus probable/ kasus konfirmasi jarak 1 mtr selama 15 mnt/ lebih
, Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable/ konfirmasi (salaman, pegangan tangan),
memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable/ konfirmasi tanpa menggunakan
APD standar)
 Berhenti bertugas sementara  evaluasi
 Segera periksa RT-PCR sejak kasus dinyatakan sbg kasus propable/konfirmasi
 Melakukan karantina & monitoring mandiri selama 10 harievaluasi
TATALAKSANA PADA COVID-19

1. Petugas kesehatan yang terpapar tetapi tidak memenuhi kriteria


kontak erat maka dapat bekerja
2. Petugas kesehatan melaporkan kondisinya secara rutin kepada pe
nanggung jawab di fasyankesnya
3. Petugas kesehatan yang terpapar Covid-19 di luar fasyankes tetap
harus mengikuti prosedur yang sama
TATALAKSANA PETUGAS DI RUANG LAYANAN PASIEN COVID-19

Dilakukan monitoring/ pemantauan secara rutin :


1. Kondisi fisik setiap hari
2. Kondisi mental : burn out

Konseling
Pendampingan, refreshing
Di istirahatkan
Di mutasi/ rotasi, reward
TATALAKSANA PETUGAS DI RUANG LAYANAN PASIEN COVID-19

Sesuai ketentuan terbaru

KEBIJAKAN DI SESUAIKAN DENGAN PERUNDANGAN - FASYANKES


KESIMPULAN
 Perlindungan petugas kesehatan merupakan bagian dari
penerapan kewaspadaan standar
 Program perlindungan kesehatan mencegah terjadinya HAIs pada
petugas kesehatan
 Kepatuhan terhadap prosedur untuk mencegah terjadinya pajanan
DAFTAR PUSTAKA

1. PMK No 27 Tahun 2017 tentang PPI


2. Buku Pedoman Teknis PPI di FKTP tahun 2020
3. PMK 23 tahun 2022 tentang Penanggulangan HIV AIDS
4. Pedoman Penanganan Covid 19 Rev 5
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai