Anda di halaman 1dari 28

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA (HIPPII)

PENEMUAN ANTIMIKROBA
MODERN
 Sulfonamida dan Penisilin pada pertengahan
abad ke-20 (1950 - 1970)
 Masa Keemasan Penemuan Antimikroba
 Banyak infeksi serius dan berpotensi fatal saat
itu dapat diobati dan disembuhkan
 Mendorong penggunaan antibiotik yang
berlebihan dan penyalahgunaan
Sir Alexander Fleming
 Tahun 1928  menemukan antibiotika setelah lupa membersihkan
sediaan bakteri pada cawan petri dan meninggalkannya di rak cuci
sepanjang akhir pekan.
 Ketika hari Senin ia akan membersihkan cawan petri tersebut, ia
melihat sebagian jamur telah tumbuh di media dan bagian di sekitar
jamur bersih dari bakteri yang sebelumnya memenuhi media.
 Pada akhir tahun 1930-an, dua peneliti bidang kedokteran Inggris, 
Howard Walter Florey dan Ernst Boris Chain, menemukan tulisan
Fleming. Mereka mengkaji kembali hasil kerja Fleming dan
menyempurnakan serta memperjelas hasilnya. Mereka kemudian
memurnikan penicilin, mencoba substansi itu pada laboratorium
binatang. Tahun 1941 mereka mencoba penicilin pada manusia yang
menderita sakit. Percobaan mereka dengan jelas membuktikan
bahwa obat baru ini punya potensi yang menakjubkan.
PENGGUNAAN AGEN ANTIMIKROBA YANG
TIDAK TEPAT DAN TIDAK TERKENDALI

 Peresepan berlebihan
 Pemberian Dosis Suboptimal
 Durasi Pengobatan Tidak Cukup, dan
 Kesalahan Diagnosis Menyebabkan Pemilihan
Obat yang Tidak Tepat
ANTIMICROBIAL RESISTANCE

1. MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus)


2. Enterococci
 Beberapa enterococci sekarang resisten terhadap semua
antibiotik kecuali vankomisin (VRE).
 Untungnya, kebanyakan VRE menyebabkan kolonisasi, bukan
infeksi.
 Jika terjadi infeksi, mungkin tidak akan dapat lagi diobati
dengan antibiotik.
3. MDR - TB
RASIONAL
 Konsisten atau didasarkan alasan kuat
 Nalar
 Bersumber pada Panduan Intelektual
(dibedakan dari sekedar pengalaman atau
emosi)
Penggunaan Rasional Antibiotik
Mempertimbangkan:
 Indikasi
 Target
 Obat
 Inisiasi dan Durasi
 Rute dan Cara Pemberian
 Resiko dan Manfaat
 Biaya (dan beban)
Pertimbangan Indikasi

 Infeksi?
 Bakterial?
 Bisa sembuh sendiri/butuh AB?
 Pengobatan atau Pencegahan?
 Empiris atau Definitif?
Pemberian AB harus dilakukan hanya
atas indikasi yang tepat

Keputusan pengobatan paling tepat


diambil berdasarkan keadaan
klinis
Keadaan Klinis:
1. Keadaan GENTING perlu pengobatan segera
(mis.syok septik, endokarditis, meningitis, selulitis
nekrotikan, osteomielitis)
2. Infeksi setempat dimana pengobatan harus
diberikan dalam 2 jam (mis pneumonia, ISK,
infeksi sal. empedu)
3. Infeksi bakterial minor, yang tidak dapat sembuh
sendiri, menunggu konfirmasi lab.
4. Profilaksis pada indikasi medis atau bedah tertentu
Keuleyan E & Gould IM, ESGAP Subgroup
3
Pertimbangan Target
 Bakterial?
 Gram Negatif atau Positif?
 Spesifik atau Non-spesifik?
 Aerob atau Anaerob?
 Infeksi tunggal atau campuran?
 Ada informasi mikrobiologi tertentu?
Pemilihan Obat

 Bakterio-statik
atau bakterisidal?
 Spektrum sempit atau lebar?
 Tunggal atau Kombinasi?
 Dosis tinggi?
Pertimbangan Inisiasi dan
Durasi

 Kapan dimulai?
 Kapan diganti?
 Kapan dihentikan?
Pertimbangan Rute dan cara
Pemberian
 Oral atau IV?
 Bolus tunggal?
 Dosis ganda/terbagi?
 Drip/titrasi?
 Kombinasi dengan obat/cairan lain?
Pertimbangan Resiko dan
Manfaat
 Menyelamatkan nyawa?
 Faktor resiko Pasien?
 Efek samping potensial?
 Toksisitas?
 Potensi terjadinya resistensi?
Pertimbangan Biaya/Beban
 Hasil sebaik mungkin dengan biaya serendah
mungkin
 Antibiotik bukan satu2-nya komponan biaya
pengobatan infeksi.
 Pengobatan termahal adalah yang tidak
memberikan perbaikan klinis
Pembatasan Antibiotik
 Pembatasan formularium
 Pertimbangan farmasi
 Kebijakan penghentian otomatis
 Keharusan konsultasi atau persetujuan oleh
spesialis penyakit infeksi
 Laporan selektif uji kepekaan
 Pembatasan interaksi dengan “med-rep”
Faktor Resiko dikaitkan dengan
pengobatan tidak tepat
 Ditemukan mikroba lebih dari satu jenis pada
biakan,
 Infeksi nosokomial/ HAIs,
 Adanya mikroba resiko tinggi dan multi-resisten,
 Adanya infeksi enterokokus
 Adanya infeksi jamur
Rekomendasi penggunaan AB yang tepat bagi
para pemberi yankes

 Hanya berikan pengobatan AB bila memang


akan menguntungkan pasien
 Gunakan obat yang ditujukan kepada patogen
“tersangka utama”
 Gunakan AB dengan dosis dan durasi yagn
tepat
Antibiotika berlebihan

 tidak diperlukan,
 mahal,
 menyebabkan superinfeksi
 Menyebabkan resistensi antibitoik
Faktor lain untuk peningkatan manfaat

 Drainase abses,
 Penggantian kateter
 Imunostimulasi atau pengurangan supresi imun
 Vaksinasi
 Kurangi durasi alat bantu nafas,
 Kurangi penggunaan CVP
 Isolasi pasien

Keuleyan E & Gould IM, ESGAP Subgroup 3


Informasi bantu untuk memandu AB
empiris:
 Tempat dan sumber infeksi
 Dari komunitas atau Fasyankes
 Terapi AB sebelumnya
 Prosedur invasif sebelumnya
 Biakan sebelumnya,
 Pola resistensi yang relevan saat ini

Keuleyan E & Gould IM, ESGAP Subgroup 3


PEMILIHAN ANTIBIOTIK
 harus didasarkan tidak hanya pada sifat penyakit
dan agen patogen, tetapi juga pada pola sensitivitas,
toleransi pasien, dan biaya.
 harus menerima informasi yang relevan dan tepat
waktu tentang prevalensi resistensi di fasilitas
tersebut.
 Agen dengan spektrum sesempit mungkin
 Kombinasi antibiotik harus dihindari
PEMILIHAN ANTIBIOTIK (Cont’d01)

 Antibiotik yang dipilih sebaiknya diatur batas


penggunaan.
 Dosis yang BENAR.
 DURASI terbatas (5-14 hari), tergantung jenis
infeksinya. Jika antibiotik tidak efektif setelah
tiga hari terapi, antibiotik harus dihentikan dan
dinilai keadaan klinis kembali.
PEMILIHAN ANTIBIOTIK (Cont’d02)
TERAPI KEMOPROFILAKSIS
 Empirik harus didasarkan pada evaluasi klinis  Antibiotik
yang cermat dan data epidemiologi mengenai Profilaksis hanya
patogen potensial dan kerentanan antibiotik. digunakan jika
 Spesimen yang sesuai untuk pewarnaan Gram, telah terbukti
kultur, dan jika tersedia uji sensitivitas sebelum memiliki manfaat
memulai terapi. yang lebih besar
 Terapi yang dipilih harus efektif, membatasi daripada risikonya.
toksisitas, dan berspektrum sesempit mungkin.  Antibiotik harus
 Kombinasi antibiotik harus digunakan secara dimulai secara
selektif dan hanya untuk indikasi spesifik seperti intravena dalam
endokarditis enterokokus, tuberkulosis, dan waktu satu jam
infeksi campuran. sebelum intervensi.
Evaluasi Akhir
 Respons pengobatan: Sembuh, Perbaikan,
Gagal, Kematian (analisa alasannya)
 Kejadian khusus yang perlu dicatat:
 Efek samping,
 Resistensi yang timbul selama pengobatan,
 reinfeksi,
 superinfeksi

Keuleyan E & Gould IM, ESGAP Subgroup 3


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai