Anda di halaman 1dari 58

PROGRAM

PENCEGAHAN INFEKSI
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN BIJAK
Dan
BUNDLES HAIs

LEMBAGA PENYELENGGARA AKREDITASI


KOMITE MUTU KESEHATAN PRIMER
dr. Della Sarah Distrianda
ASN/Surveyor FKTP
087878724409
mumzhafa@yahoo.com
IG@DellaSarah
Menerapkan Penggunaan
Antimikroba Yang Bijak
POKOK BAHASAN
1. Pengertian
2. Prinsip pengunaan Antimikroba Yang Bijak
3. Penggunaan Antibmikroba berdasarkan Keperluan
a. Antibiotik Terapi Empiris (Definitif )
b. Antibiotik Profilaksis
4. Tahapan penerapan Pengunaan Antibiotik secara bijak di FKTP

1
PENDAHULUAN

Berbagai Study menemukan  40 – 62 % Antibiotik digunakan secara tidak tepat ,


antara lain untuk penyakit – penyakit yang sebenarnya tidak perlu Anti Biotik (2011)
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study) terbukti dari
2494 individu di masyarakat, 43% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis
antibiotik antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol
(25%)

Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik bertujuan untuk memberikan acuan


bagi tenaga kesehatan menggunakan antibiotik dalam pemberian pelayanan
kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dalam penggunaan antibiotik, serta
pemerintah dalam kebijakan penggunaan antibiotik.
DASAR HUKUM
1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 8 / 2015 TENTANG
PROGRAM PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTIMIKROBA DI RS
2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
2406/MENKES/PER/XII/2011 TENTANG
PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK
ANTI MIKROBA
Anti Mikroba meliputi  antivirus, antibiotik, antiprotozoal,
antelmintik, dll.
Pengertian Anti Mikroba adalah obat untuk mematikan atau
menghambat pertumbuhan BAKTERI penyebab infeksi . Tidak bisa
mematikan VIRUS atau JAMUR
Penggunaan Antimikroba tidak tepat menimbulkan:
1. Resistensi bakteri terhadap antibiotik
2. Pengobatan kurang efektif
3. Risiko keamanan pasien
4. Tingginya biaya pengobatan
Faktor – factor konstribusi yang menyebabkan meningkatnya
resistensi antimikroba
1. Penggunaan yang berlebihan
2. Rendahnya dosis
3. Cara minum yang tidak tepat
4. Lamanya pengobatan
5. Sebagai obat Profilaksis
6. Penggunaan tidak pada manusia (veterinary)
Blondeau JM, Appropriate antibiotic use 2001
PRINSIP PENGGUNAAN ANTIMIKROBA
1. Penggunaan antibiotik dengan spektrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan
dosis yang adekuat, interval dan lama pemberian yang tepat.
2. Kebijakan penggunaan antibiotic (antibiotic policy) pembatasan penggunaan
antibiotik dan mengutamakan penggunaan antibiotik lini pertama
3. Pembatasan penggunaan antibiotik pedoman penggunaan AB dan penerapan
restricted and reserved antibiotics
4. Indikasi ketat penggunaan antibiotik penegakan diagnosis
5. Pemilihan jenis antimikroba harus berdasar pada :
a. Informasi tentang spektrum kuman
b. Hasil pemeriksaan mikrobiologi
c. Profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik.
d. de-eskalasi / alihterapi AB IV ke oral
e. Cost effective
FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN PADA
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
1. Resistensi Mikroorganisme Terhadap Antibiotik (kemampuan
bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya kerja antibiotic )
2. Faktor Farmakokinetik dan Farmakodinamik (Time dependent
killing. Concentration dependent )
3. Faktor Interaksi dan Efek Samping Obat (Pemberian antibiotik
secara bersamaan dengan antibiotik lain, obat lain atau makanan
dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan )
4. Faktor Biaya (Peresepan antibiotik yang mahal, dengan harga di
luar batas kemampuan keuangan pasien akan berdampak pada
tidak terbelinya antibiotik oleh pasien, sehingga mengakibatkan
terjadinya kegagalan terapi )
WHO : KLASIFIKASI ANTIBIOTIKA
A Wa Re
PENGGUNAAN ANTI MIKROBA YANG BIJAK DI FKTP

1. TERAPI :
I. Empiris
II. Definitif
2. PROFILAKSIS
TERAPI EMPIRIS
PENGERTIAN: PEMILIHAN JENIS DAN DOSIS ANTIBIOTIC
BERDASARKAN PERTIMBANGAN, SBB :
penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang
belum diketahui jenis bakteri penyebabnya 1. Data epidemiologi dan pola resistensi bakteri.
( berdasarkan perkiraan ) 2. Kondisi klinis pasien.
TUJUAN: 3. Ketersediaan antibiotik.
eradikasi atau penghambatan pertumbuhan 4. Kemampuan antibiotik untuk menembus ke
bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi, dalam jaringan/organ yang terinfeksi.
sebelum diperoleh hasil pemeriksaan
5. Untuk infeksi berat yang diduga disebabkan
mikrobiologi.
polimikroba dapat digunakan antibiotik
INDIKASI: kombinasi.
ditemukan sindrom klinis yang mengarah pada RUTE PEMBERIAN:
keterlibatan bakteri tertentu yang paling sering antibiotik oral seharusnya menjadi pilihan
menjadi penyebab infeksi
pertama untuk terapi infeksi.
LAMA PEMBERIAN:
antibiotik empiris diberikan untuk jangka waktu
48- 72 jam
TERAPI DEFINITIF
PENGERTIAN: Pemilihan jenis dan dosis antibiotic
penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang sudah berdasarkan pertimbangan, sbb :
diketahui jenis bakteri penyebab dan pola resistensinya 1. Efikasi klinik dan keamanan berdasarkan
TUJUAN: hasil uji klinik.
eradikasi atau penghambatan pertumbuhan bakteri
2. Sensitivitas.
yang menjadi penyebab infeksi, berdasarkan hasil 3. Biaya.
pemeriksaan mikrobiologi. 4. Kondisi klinis pasien
INDIKASI: 5. Diutamakan antibiotik lini
sesuai dengan hasil mikrobiologi yang menjadi pertama/spektrum sempit.
penyebab infeksi. sesuai dengan hasil mikrobiologi yang 6. Ketersediaan antibiotik (sesuai
menjadi penyebab infeksi. formularium).
RUTE PEMBERIAN: 7. Sesuai dengan Pedoman Diagnosis dan
antibiotik oral seharusnya menjadi pilihan pertama Terapi (PDT) setempat yang terkini.
untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat 8. Paling kecil memunculkan risiko terjadi
dapat dipertimbangkan menggunakan antibiotik bakteri resisten.
parenteral
LAMA PEMBERIAN:
berdasarkan pada efikasi klinis untuk
eradikasi bakteri sesuai diagnosis awal yang
telah dikonfirmasi.
TERAPI PROFILAKSIS
PENGERTIAN: PERTIMBANGAN PEMBERIAN :
Antibiotik profilaksistindakan/bedah à 1.Faktor risiko terkait IDO meliputi
penggunaan antibiotik sebelum, selama dan karakteristik luka, faktor host,
paling lama 24 jam paska tindakan pada kasus lokasi tindakan/bedah,
yang secara klinis tidak menunjukkan tanda kompleksitas tindakan dan tehnik
infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi daerah pembedahan/Tindakan
operasi (IDO).
2.Adanya risiko alergi, anafilaksis,
INDIKASI : resistensi obat dan efek samping
tindakan/bedah bersih tertentu dan bersih obat
terkontaminasi termasuk prosedur gigi
RUTE PEMBERIAN:
TUJUAN :
a. Penurunan dan pencegahan kejadian Infeksi
a. Antibiotik profilaksis diberikan
Luka Operasi (ILO). secara intravena.
b. Penurunan morbiditas dan mortalitas pasca b. Untuk menghindari risiko yang
operasi. tidak diharapkan dianjurkan
c. Penghambatan muncul flora normal pemberian antibiotik intravena
resisten. drip.
d. Meminimalkan biaya pelayanan kesehatan. c. Single Dose
CONTOH
AM Profilaksis saat OPERASI

MIC Target Organism(s)

Dosis
Pertama Induksi
Dosis kedua
Sayatan pertama
Dosis Ketiga
Operasi singkat (bila perlu!)
<-----Operasi lama (lebih dari 4 jam)
PENERAPAN PENGGUNAAN ANTI MIKROBA YANG BIJAK

a. a. Meningkatkan pemahaman dan ketaatan tenaga kesehatan dalam


penggunaan antibiotik secara bijak.
b. b. Meningkatkan peranan pemangku kepentingan di bidang penanganan
penyakit infeksi dan penggunaan antibiotik.
c. C. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi laboratorium yang berkaitan
dengan penanganan penyakit infeksi.
d. d. Meningkatkan pelayanan farmasi klinik dalam memantau penggunaan
antibiotik,
PENERAPAN PENGGUNAAN ANTI MIKROBA YANG BIJAK

e. Meningkatkan penanganan kasus infeksi secara multidisplin dan terpadu.


f. Melaksanakan surveilans pada penggunaan antibiotik, serta melaporkan
secara berkala.
g. Menetapkan Kebijakan Penggunaan Antibiotik: Panduan Penggunaan
Antibiotik Profilaksis dan Terapi
h. Implementasi penggunaan antibiotik secara Bijak yang meliputi antibiotik
profilaksis dan antibiotik terapi
i. Monitoring, evaluasi dan pelaporan penggunaan antibiotik
PEMILIHAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK
1. Apakah pasien benar membutuhkan AB ? Apakah pasien benar menderita infeksi
bakterial ? Bakteri atau Viral ?

2. Tetapkan asumsi empiris terhadap kemungkinan penyebab infeksi berdasarkan pola


kuman lokal / literatur (evidence based)

3. Buat urutan jenis AB yang potensial / memenuhi syarat untuk pasien ( Formularium
FKTP )

4. Pertimbangkan AB yang sudah diberikan sebelumnya , apakah sudah terjadi resistensi


?
5. Pertimbangkan kemampuan penetrasi / daya tembus AB ke lokasi
infeksi à abses di dalam atau infeksi jaringan otak
6. Apakah terdapat kontra indikasi ?
a. Usia
b. Riwayat reaksi alergi
c. Penyakit penyerta :
d. Gangguan fungsi hati
e. Gangguan fungsi ginjal
7. Tentukan pilihan preparat AB, besar dosis dan cara pemberian (oral /
parenteral)
8. Pilih AB yang paling cost-effective dengan pertimbangkan ketersediaan dan
efek toksik
Penggunaan Antibiotik secara Bijak, akan menghasilkan :

Mencegah
Eradikasi Efek samping
Cost Efektigf Timbulnya
Kuman Minimal
Resistensi
PROGRAM
PENCEGAHAN INFEKSI

BUNDLES HAIs

LEMBAGA PENYELENGGARA AKREDITASI


KOMITE MUTU KESEHATAN PRIMER
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Peser ta diharapkan
mampu :
Menerapkan Bundles
PPI dan
PPI pada Penggunaan
Peralatan Kesehatan
Lainnya
Bundles PPI dan PPI pada Penggunaan
Peralatan Kesehtan Lainnya
Pre-cleaning, Cleaning
1. Bundles PPI
a. Bundles PPI IDO Minor
b. Bundles PPI ISK
c. Bundles PLABSI
POKOK 2. PPI pada Penggunaan Peralatan
BAHASAN Kesehtan Lainnya:
a. Penggunaan Oksigen nasal
b. Penggunaann Nebulizer
c. PPI Alat Infus
d. Perawatan Luka
PENDAHULUAN
Penyakit Infeksi terkait pelayanan kesehatan/
Healthcare Associated Infection (HAIs)
Adalah infeksi yang terjadi pada
pasien selama proses perawatan di
rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, dimana tidak
infeksi atau dalam masa inkubasi saat
masuk rawat serta dapat muncul
setelah pulang rawat
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS (HAIS)

• Adalah infeksi yang terjadi pada


pasien selama proses perawatan di
rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya,
• dimana tidak infeksi atau dalam
masa inkubasi saat masuk rawat
serta dapat muncul setelah pulang
rawat dan
• juga infeksi yang dapat terjadi
pada petugas di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaanya
Menurunkan atau meminimalkan insiden rate
infeksi berhubungan dengan pelayanan
kesehatan pada pasien , petugas dan
pengunjung serta masyarakat sekitar rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya, dengan mempertimbangkan cost
effectiveness
Mengapa HAIs perlu di Monitor
• HAIS memperpanjang hari rawat dan menjadi ancaman
bagi keselamatan pasien
• HAIs = Central line-associated bloodstream infections (CRBSI),
catheter-associated urinary tract infections (UTI), surgial site
infetions (SSI), ventilator associated pneumonia (VAP) : BISA
DICEGAH
• Resiko infeksi dapat dicegah dan dikendalikan dan menjadi
prioritas saat ini
• Kepatuhan petugas terkait standar PPI sangat
mempengaruhi resiko infeksi
PROGRAM PPI
(PMK No.27 tahun 2017 tentang PPI & PEDOMAN TEKHNIS PPI DI FKTP tahun 2021)

1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES
HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK

MONITORING DAN EVALUASI :


AUDIT MEMASTIKAN MASALAH
ICRA UPAYA PENYELESAIAN MASALAH
secara umum adalah pengelompokan praktik terbaik

BUNDLES ?
sehubungan dengan proses penyakit yang secara
individual meningkatkan perawatan, tetapi ketika
diterapkan bersama-sama menghasilkan peningkatan
yang jauh lebih besar
“Care bundles, in general, are
groupings of best practices with
respect to a disease process that
individually improve care, but
when applied together result in
substantially greater
improvement” (www.ihi.org).

Praktek berbasis bukti sahih yang menghasilkan


perbaikan keluaran proses pelayanan Kesehatan
bila dilakukan secara kolektif dan konsisten
MASALAH TERKAIT PELAKSANAAN BUNDLES

FAKTORS :
1. Perilaku individu ( Human factors)
2. Manajemen perubahan
3. Sumber daya (Peralatan dan Petugas)
4. Team Work dan komunikasi
STRATEGI PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN HAIs

BUNDLES HAIs
VENTILATOR INFEKSI ALIRAN INFEKSI INFEKSI INFEKSI
ASSOCIATED DARAH SALURAN DAERAH LAINNYA
INFECTION (IAD) KEMIH OPERASI
(ISK)

PREVENTION IS BETTER THAN CURE !


Alat, HH, tehnik disinfeksi alat,
FAKTOR RESIKO INFEKSI DI lingkungan
PELAYANAN KESEHATAN

Kontak PNEUMONIA Droplet


Alat , HH, APD
SDM handal
Kontak
Tekhnik aseptic

Alat , HH,
Kontak PLEBITIS/IAD KIPI tekhnik aseptik

Kontak Droplet Kontak Droplet

Airborne IDO/ABSES IDO Airborne

Peralatan, HH, APD, Peralatan HH, APD


sterilitas alat, lingkungan, Sterilitas alat
lingkungan Kontak immunitas pasien
ISK

Peralatan, SDM handar,


sterilitas alat, lingkungan
BUNDLES
INFEKSI SALURAN KEMIS
(ISK)
1. Infeksi yang terjadi pada pasien
yang terpasang urine kateter > 2 x
24 jam
2. Pasien memiliki kultur urin dengan
tidak lebih dari dua spesies
organisme yang diidentifikasi (tidak
termasuk flora campuran, kandida,
jamur, jamur dimorfik atau parasit
DEFENISI
INFEKSI SALURAN
3. Tanda & gejala
KEMIH  Demam (>38 ○ C) pada pasien
deewasa
 Nyeri suprapubik
 Urine berubah warna,
frekuensi urine, dysuria
 Adanya tanda tanda abses
01 Pelatihan petugas tentang prosedur
cara pemasangan & pemeliharaan
kateter yang benar, penggunaan sesuai
indikasi

02
Pentingnya kepatuhan kebersihan
PENTING tangan dan tehnik aseptik yang benar
DIPERHATIKAN
03
Pertahankan/fiksasi kateter dan
sterilitas sistem drainage tertutup
MENCEGAH TERJADI INFEKSI PADA
dengan benar
PEMASANGAN URINE KATETER
04 Pemasangan kateter urine oleh petugas
yang terlatih
ISK Faktor Risiko Dari Pasien
o Immunocompromised
o Penyakit Penyerta
o Usia Extrim
Kriteria ISK o Jenis Kelamin
• Paling sering adalah asymptomatic.
• ISK simptomatik
• Nyeri suprapubik atau juga nyeri
daerah pinggang Faktor Risiko Diluar Pasien
• Rasa tidak nyaman seluruh tubuh o Hand hygiene tidak adekuat
• Demam o APD tdk tepat dan benar
• Terpasang kateter 2 hari kalender atau o Sumber daya kurang
riwayat terpasang kateter urine o Metode kateterisasi
menetap tapi sudah dilepas < 3 hari o Kualitas pemeliharaan kateter
• Specimen urine kultur o Kurangnya perawatan kateter
positif/bakteriuria o Teknik sterilitas kurang
• Lekosituria o Pemakaian jangka lama
INSERSI KATETER
1. lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah pemasangan atau manipulasi
kateter
2. Pemasangan dilakukan oleh orang yang terlatih yang mengetahui teknik
pemasangan dan perawatan aseptik kateter
3. Menggunakan teknik aseptik dan peralatan steril
4. Pastikan kateter terpasang dengan benar untuk mencegah pergerakan yang
meminimalkan trauma
5. Letakan kantong urine kateter lebih rendah bladder dan pastikan urine kateter
BUNDLE ISK tidak kingking (tidak diletakan di lantai)
6. Gunakan sistem tertutup(Close system) dan tulis tanggal pemasangan urine kateter

Pemeliharaan kateter :
 Pertahankan sterilitas dan sistem tertutup pada urine kateter, Jangan buka
sambungan kateter kecuali jika akan diirigasi
 Pertahankan aliran urine lancer Ganti urine kateter dan urine bag sesuai indikasi :
kotor, rusak
 Monitor tanda dan gejala ISK dan tidak menggunakan Antimikroba untuk
propylaksis
 Pertahankan kantong dan tubing kateter lebih rendah dari bladder dengan posisi
lurus
BUNDLES
INFEKSI DAERAH OPERASI
(IDO)
BUNDLES INFEKSI DAERAH OPERASI

Adalah penerapan praktik yang baik berbasisi bukti sahih dalam


pentalaksanaan operasi bedah minor atau superficial Incisioan surgical site
Infection (pre, Intra dan pasca operasi) yang merupakan operasi minor yang
sering di lakukan di FKTP yang sesuai prinsi PPI
INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)

 Bedah Minor adalah suatu tindakan operasi ringan dengan


menggunakan anestesi yang bersifat local dan dapat dilakukan dengan
menggunakan peralatan sederhana
PENERAPAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA
TINDAKAN OPERASI
PRE -OP INTRA-OP PASKA-OP
1. Mandi dengan sabun 1. Gunakan APD sesuai indikasi dan 1. Lakukan tehnik aseptik
antiseptic resiko pajanan
2. Antiseptik permukaan kulit (alcohol 2. Tidak menggunakan
2. Pastikan ruangan tertata antimikroba topical
baik, bersih, sirkulasi udara atau inodine 2 % atau clorheksidin 2-4
% untuk perawatan luka
baik
3. Pencukuran rambut jika
3. Pertahankan rauang Tindakan sirkulasi 3. Melepas dressing < 48
menggangu jalannya operasi
12 kali/jam suhu 19-24C kelembaban jam
40-60%
gunakan clipper 4. Hindari penggunaan antimikorna 4. Pilih dressing sesuai
4. Kebersihan tangan bedah sebagai irrigasi luka kebutuhan konisi luka
5. APD sesuai indikasi 5. Jangan memberikan bubuj vankomisin
kedaerah sayatan pembedahan
6. Batasi jumlah org dalam 6. Peralatan dipergunakan sesuai kriteria
ruangan kritikal, semi kritikal dan non kritikal
PERIPHER LINE ASSOCIATED
INFECTION DAN PLEBITIS
(PLABSI)
PEMASANGAN IV LINE
PERIFER (INFUS)
TUJUAN
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh
yang menganung air, elektrolit,vitamin, protein
lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan
secara adekuatmelalui oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa dan
komponen volume darah
3. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-
obatan kedalam tubu
4. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan
di istirahatkan
Pathogenesis

Potensial sources for contamination of intravascular devices


BUNDLES PLABSI Faktor Risiko Dari Pasien
(Peripheral Line Associated Blood Stream Infection) o Usia pediatric dan geriatric
o Status immunologi pasien
o Penyakit Penyerta

Faktor Resiko Terkait Insersi o Waktu Rawat inap


bertambah atau lama
1. Skill insersi
2. Pemilihan Lokasi Insersi
3. Multiple vascular catheter Faktor Risiko Diluar Pasien
4. Multilumen catheter o Hand hygiene tidak adekuat
5. Durasi central Line o APD tdk tepat dan benar
o Sumber daya kurang
6. Campuran TPN o Metode kateterisasi
7. Transfusi darah o Kualitas pemeliharaan kateter
o Kurangnya perawatan kateter
8. Teknis sterilisasi kurang o Teknik sterilitas kurang
9. Pemakaian jangka lama o Pemakaian jangka lama
BUNDLES PLABSI
(Peripheral Line Associated Blood Stream Infection)
INSERSI
Perawatan
1. Kebersihan tangan
2. Gunakan sarung tangan bersih 1. Lakukan kebersihan tangan
2. Gunakan APD sesuai indikasi
3. Gunakan troli Tindakan 3. Lakukan disinfeksi (membuka atau menutup)
4. Pelilihan lokasi insersi sambungan infus (hub) dengan alcohol 70 %
5. Disiinfeksi area insersi dengan 4. Gunakan Kasa atau balutan steril
alcohol 70 % 5. Jika terjadi cloth (bekuan) pastikan dan segera
6. Penutupan area insersi (Kasa ganti
6. Perawatan dan penggantian administrasi set
steril atau transparent dressing)  Ganti atau pindahkan 3 – 5 hari
7. Pastikan perangkat infus  Transfusi set ganti 24 jam
 Parentral nutris 24 jam
tertutup dan tergantung 7. Kaji kebutuhan jika tidak diperlukan segera
8. Berikan label yang jelas lepaskan
PENCEGAHAN LANJUT KEJADIAN
PLEBITIS
1 2 3 4

5 6 7
PENCEGAHAN INFEKSI PADA
PENGGUNAAN O2 NASAL,
NEBULICER DAN PERAWATAN LUKA
PPI pada penggunaan peralatan peralatan
kesehatan : o2 Nasal

I. PPI pada therapy oksigen nasal

1. Lakukan kebersihan tangan


2. Slang O2 single use dan reuse dengan pasien
yang sama
3. Pastikan cairan dan tabung humifier diganti
setiap pergantian pasien
4. Pastikan tidak ada slang oksigen masih
tergantung setelah tidak digunakan pasien
lagi
5. Slang oksigen yang tidak terpakai di buang
ke limbah infeksius
PPI pada penggunaan peralatan peralatan
kesehatan : Nebulizer

Single use
II. PPI pada penggunaan nebulizer
1. Pastikan peralatan nebulizer dalam
kondisi siap pakai dan bersih dan
dilakukan test kelayakan penggunaan
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Penggunaan peralatan : pastikan
peralatan single atau reuse Re Use
4. Penggunakan cairan dan obat campuran disinfeksi
sekali pakai, buang setelah selesai
dipergunakan dan jika berbagi untuk
pasien yang berbeda maka lakukan
tehnik aseptik dengan waktu yang sama
5. Semua limbah yang dihasilkan setelah
pemakaian dianggap sebagai limbah
infekius
PPI pada penggunaan peralatan peralatan
kesehatan : perawatan luka

III. Perawatan luka


1. Lakukan Teknik aseptik dan gunakan
peralatan steril ketika melakukan
perawatan luka
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Buka penutup luka bersih setelah 48 Jam
4. Berikan profilaksis anti tetanus jika
diperlukan
5. Buang limbah sesuai indikasi
KESIMPULAN

• Penggunaan Alat kesehatan meliputi alat intra vaskuler, alat


ventilator, alat urine kateter akan berisiko terjadinya infeksi
• Infeksi dapat dicegah dengan memahami dan melaksanakan
penggunaan alat kesehatan menggunakan “ Bundles “
• Infeksi terkait penggunaan alat meliputi Infeksi saluran kemih
(ISK), Penggunaan ventilator (VAP), tindakan operasi (IDO),
penggunaan alat intra vena (IAD) , pemberian oksigen nasal,
penggunaan nebulizer dan perawatan luka
HATURNUHUN

Anda mungkin juga menyukai