Pembimbing :
Ns. Lilik Pranata M.Kes.
Ns. Aprida Manurung M. Kep.
Ns. Aniska Indah Fari M.Kep.
Ns. Vausta Nurjanah M.K.M.
Ns. Srimiyati M.Kep.
Hormat saya
Ketua kelompok
Ni Kadek Widiastari
Mengetahui Mengetahui
Koordinator MA Perseptor Klinik
Mengesahkan
Ka. Prodi Ilmu Keperawatan & Ners
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan terminasi keperawatan gerontik
yang berjudul ”Penerapan Kompres Air Hangat Pada Lansia yang Mengalami Nyeri Di Panti
Werdha Dharma Bhakti Palembang”. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan pendahuluan ini.
Kami pun sangat menyadari bahwa dalam laporan terminasi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun
dari pembaca.
Semoga laporan pendahuluan yang sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.
Mahasiswa NS2A
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Kegiatan 2
C. Manfaat Kegiatan 2
BAB II : KONSEP TEORI 3
A. Konsep Nyeri 3
1. Pengertian Nyeri 3
2. Etiologi Nyeri 3
3. Klasifikasi Nyeri 3
4. Proses Nyeri 4
5. Pengkajian Nyeri 5
6. Penatalaksanaan Nyeri 6
B. Kompres Air Hangat 7
1. Pengertian 7
2. Manfaat 8
3. Cara pemberian kompres hangat 8
BAB III : DESAIN KEGIATAN 9
A. Kriteria Klien 9
B. Tempat dan Waktu 9
C. Kegiatan 9
D. Media 9
E. Denah 10
F. Susunan Panitia 10
G. Susunan Acara 11
BAB IV : PEMBAHASAN 12
A. Hasil 12
B. Pembahasan 13
DAFTAR PUSTAKA 15
A. Latar Belakang
B. Tujuan Kegiatan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para lansia yang berada di Panti
Werdha Dharma Bakti Km 7 yang mengalami nyeri mengenai cara mengatasi dan juga
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan dengan cara menggunakan kompres air hangat pada
lokasi nyeri.
C. Manfaat Kegiatan
Dengan diadakannya kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok ini, diharapkan para lansia
mampu mengatasi dan juga mengurangi rasa nyeri yang di alaminya secara mandiri.
A. Konsep Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang
terkait dengan atau menyerupai kerusakan jaringan secara potensial atau aktual.
Definisi tersebut menjelaskan konsep bahwa nyeri adalah hasil kerusakan struktural,
bukan saja tanggapan sensorik dari suatu proses nosisepsi, tetapi juga merupakan
tanggapan emosional (psikologik) yang didasari atas pengalaman termasuk
pengalaman nyeri sebelumnya. Persepsi nyeri menjadi sangat subjektif tergantung
kondisi emosi dan pengalaman emosional sebelumnya.Toleransi terhadap nyeri
meningkat bersama pengertian, simpati, persaudaraan, pengetahuan, pemberian
analgesik, anisolitik, antidepresan dan pengurang gejala.Sedangkan toleransi nyeri
menurun pada keadaaan marah, cemas, bosan, kelelahan, depresi, penolakan sosial,
isolasi mental dan keadaan yang tidak menyenangkan (Swarjana, 2022).
2. Etiologi Nyeri
Menurut Tim Pokja PPNI dalam SDKI (2017, p. 172) penyebab nyeri akut adalah:
a. Agen pencedera fisiologis (inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. Agen pencedera kimiawi (terbakar, bahan kimia iritan)
c. Agen pencedera fisik (abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
3. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri Akut
Mereda saat penyembuhan terjadi, yaitu memiliki akhir yang dapat diprediksi
dan durasinya singkat, biasanya kurang dari enam bulan. Nyeri akut sering
berarti nyeri hebat yang tiba-tiba. Contohnya adalah nyeri pascaoperasi yang
dirasakan setelah operasi (Swarjana, 2022).
b. Nyeri Kronis
Nyeri yang berlangsung lama, rasa sakit yang bertahan melebihi fase
penyembuhan dari proses penyakit. Contohnya adalah nyeri punggung bawah
yang bertahan lebih dari 3-6 bulan (Swarjana, 2022).
1. Pengertian
Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan memberikan cairan
hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan
nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa
hangat, dan tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah, dan mengurangi rasa sakit
atau nyeri (Uliyah & Hidayah 2008, dalam jurnal Fajriyah dan Winarsih, 2013).
Kompres hangat merupakan metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada
bagian tubuh yeng memperlancar sirkulasi darah, dan mengurangi rasa sakit atau nyeri.
Dalam keperawatan menurut (Andormoyo, 2013).
Manajemen nyeri non farmakologi merupakan tindakan menurunan respon nyeri
tanpa menggunakan agen farmakologi. Dalam melakukan intervensi keperawatan,
manajemen nyeri nonfarmakologi merupakan tindakan independen dari seorang
perawat dalam mengatasi respon klien. Penggunaan kompreshangat untuk area yang
tegang dan nyeri dapat meredakan nyeri tegang dan nyeri dapat meredakan nyeri
dengan mengurangi spesme otot yang disebebkan oleh iskemia, yang merangsang
nyeri dan menyebabkan vasodilatisi dan peningkatan aliran darah ke area tersebut
(Andormoyo, 2013).
Pada dasarnya, kompres hangat memberikan rasa hangat untuk memenuhi
kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau
mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu. Kompres
hangat dapat digunakan untuk mengurangi maupun meredakan rangsangan pada ujung
A. KriteriaKlien
1. Tempatlokasi
Pelaksanaan implementasi ini akan dilaksanakan di Panti Werdha Darma Bhakti
KM 7 Palembang.
2. Waktu
Pelaksanaan implementasi akan dilaksanakan selama 2 hari terhitung sejak tanggal
11–12 Mei 2023.
C. Kegiatan
Keterangan:
: Lansia
: Fasilitator
: MC
: Doa
F. Susunan Panitia
Berikut ini susunan panitia pada kegiatan penyuluhan dan pelatihan tentang
kompres hangat kepada lansia di Panti Werdha Dharma Bakti KM 7 Palembang
adalah sebagai berikut:
1. Ketua:Intan
2. Sekertaris:
a. Muhamad Idris
b. Prasasti Anjani Prima
3. Bendahara : Cynthia Rahmadayani
4. MC : Yohana Arvelia Eka Septa Yanti
5. Doa : Ayu Sari
6. Fasilitator Lansia :
a. Clementina Sasavia Nugroho
b. Tri Widyastuti
c. Mirza Kurniawan Sandi
d. Ni Kadek Widiastari
e. Oktianto Wanrefen Tamba
f. Priskilla Sindi Arindita
G. Susunan Acara
Pukul : 14.00 s/d selesai
a. Pembukaan
b. Doa Pembuka (Clemen)
c. Sambutan Ketua Kelompok (Kadek)
d. Sambutan Ketua Panti (Sr. Melanie)
e. Penyerahan Kado (Kursi Roda)
f. Implementasi Kegiatan (Rendam dan Kompres Air Hangat)
g. Doa Penutup (Ayu)
h. Foto Bersama
A. Hasil
Tabel 4.1
Data Karakteristik Pasien
No Pasien Usia Jenis kelamin
1. Ny. A 74 Perempuan
2. Tn. K 99 Laki-laki
3. Ny. B 77 Perempuan
4. Ny. P 72 Perempuan
5. Tn. R 80 Laki-laki
6. Ny. S 61 Perempuan
7. Ny. S 60 Perempuan
8. Ny. C 74 Perempuan
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui pasien berjumlah 8 orang dengan jenis kelamin
perempuan dan laki-laki dengan rentang usia 61-99 tahun..
Tabel 4.2
Perbandingan Skala Nyeri Pre Test dan Post Test
Ny.A 4 3
Tn. K 4 2
Ny. B 3 2
Ny. P 4 3
Tn. R 3 2
Ny. S 5 3
Ny. S 4 2
Hari pemberian intervensi dilakukan pada tanggal 13 Mei 2023 pukul 14.00 WIB di
Panti Werdha Dharma Bhakti Km 7 Palembang.Pengukuran nyeri dilakukan menggunakan
Numeric Rating Scale (NRS). Hasil pengkajian beberapa pasien sebelum dilakukan
intervensi didapatkan nyeri sedang(4-6) yaitu 6 pasien kemudian setelah diberikan
implementasi terapi kompres air hangat pasien mengalami penurunan ke nyeri ringan.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penerapan terapi kompres air hangat untuk mengurangi nyeri
merupakan lansia di Panti Werdha Dharma Bhakti dengan jenis kelamin perempuan
dan laki-laki. Salah satu masalah fisiologis yang sering dialami oleh lansia adalah
penyakit sendi dengan gejala utama nyeri yang disertai kekakuan, kemerahan dan
pembengkakan (Kemenkes RI, 2018). Ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
Nugroho (2012) bahwa penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,
berjalan secara terus-menerus, dan berkesinambunga sehingga dapat menyebabkan
perubahan anatomis dan biokimia pada tubuh sehingga mengefektifitasi fungsi dan
kemampuan tubuh secara keseluruhan. Selain itu penyakit pada lanjut usia sangat
banyak seperti masalah pada fisik, gangguan kardiovaskuler, nyeri atau
ketidaknyamanan, gangguan ketajaman penglihatan, gangguan pendengaran dan
gangguan tidur (Nugroho, 2012).
Penyakit sendi yang biasa dialami lansia bukan disebabkan oleh benturan ataupun
kecelakaan melainkan penyakit sendi yang dimaksud adalah osteoarthritis, nyeri akibat
asam urat yang tinggi/ hiperurisemia akut maupun kronis, dan rematoid artritis
(Kemenkes RI, 2018). Keluhan nyeri, bengkak dan kaku pada lutut disebabkan adanya
proses inflamasi yang terkait dengan respons imun telah mencirikan radang sendi
sebagai penyakit kompleks dan bukan sebagai degenerasi kartilago terkait usia yang
sederhana seperti yang diperkirakan (Rodrigues, 2019).
Hannan, M., Suprayitno, E., & Yuliyana, H. (2019).Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Nyeri Sendi Osteoarthritis Pada Lansia Di Posyandu Lansia Puskesmas Pandian
Sumenep. Wiraraja Medika, 9(1), 1–10. https://doi.org/10.24929/fik.v9i1.689
Italia and Neska, E.T. (2022) ‘Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Sendi
Pada Lansia’, Jurnal Kesehatan dan Pembangunan, 12(23), pp. 14–20.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Gambaran Lanjut usia
Indonesiawww.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/ buletin-
lansia.pdf (diakses pada tanggal 17 Mei 2023 12.21 WIB)
Nugroho, H.A. and Sunarsih, S. (2022) ‘Terapi kompres hangat untuk menurunkan nyeri sendi
pada lansia’, Holistic Nursing Care Approach, 2(1), p. 35. Available at:
https://doi.org/10.26714/hnca.v2i1.9214.
Nugroho, W. (2012) Keperawatan Gerontik & Geriatri. 3rd edn. Jakarta: EGC.
Perry., P. P. . dan A. G. (2010). Buku AjarFundamental Keperawatan (7th ed.). SalembaMedika.
Rodrigues, J. F. dos S. D. L. and B. L. (2019).Osteoarthritis as a Chronic Inflammatory Disease : A
Review of the Inflammatory Markers. DOI:10.5772/Intechopen.82565.
Widyastuti, A.P. et al. (2021) ‘Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien
Gout Arthritis’, Journal of Nursing and Health, 6(2), pp. 84–94. Available at:
https://doi.org/10.52488/jnh.v6i2.146.