DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING AKADEMIK
Ns. Bangun Dwi Hardika, S. Kep., M.K.M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan karuniaNya sehingga kita selalu diberikan
nikmat termasuk nikmat bekerja, berdoa dan serta berkarya. Atas
rahmatNya juga saya bisa menyelesaikan laporan keperawatan Komunitas
dan Keluarga.
Dalam membuat laporan ini kelompok mendapatkan dukungan
saran, dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
penulis ingin mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya khusus kepada
Ns. Bangun Dwi Hardika, S. Kep., M.K.M. selaku dosen pengampu untuk
stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Dalam penulisan ini kami menyadari bahwa banyak kekuangan.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun dan menjadi proses pembelajaran yang lebih baik dimasa
yang akan datang. Akhirnya kami berharap semoga laporan pendahuluan
ini dapat bermanfaat dan semoga tuhan selalu melipahkan rahmat dan
karunia Nya selalu kepada kita semua
Palembang, April
2023
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR
PERSETUJUAN ...............................................................................
KATA
PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR
ISI .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.....................................................................................................
B.
Tujuan ................................................................................................................
1. Tujuan
umum................................................................................................
2. Tujuan
khusus ...............................................................................................
C. Ruang
Lingkup ..................................................................................................
D. Sistematika
Penulisan ........................................................................................
A. Konsep Desa
Siaga ............................................................................................
B. Konsep RW
Siaga ..............................................................................................
A.
Pengkajian .........................................................................................................
.
B. Analisa
Data .......................................................................................................
C. Masalah
Keperawatan ........................................................................................
D. Rencana
Keperawatan ........................................................................................
E. Implementasi dan
Evaluasi ................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A.
Pengkajian .........................................................................................................
.
B.
Diagnosa ............................................................................................................
C.
Perencanaan .......................................................................................................
D. Pelaksanaan ........................................................................................................
E. Evaluasi ..............................................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN ................
.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari berbagai organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas,
individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,
preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi yang serupa (Wenger, 2002).
Keperawatan kesehatan komunitas merupakan salah satu bidang yang sangat strategis
dan berperan aktif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat (Swarjana, 2016).
Kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas lebih menekankan pada upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan
keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan sesuai masalah keperawatan yang terjadi di
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan pengorganisasian pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas pada masyarakat
b. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada terjadi di
kelompok masyarakat
c. Mampu menjelaskan keperawatan komunitas pada kelompok
masyarakat.
C. Ruang Lingkup
Laporan ini membahas tentang asuhan keperawatan komunitas dengan masalah
kesehatan di RT.... Kecamatan Sukarami Kelurahan Sukarami
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam menyusun karya tulis imiah ini, agar dalam pembahasan terfokus pada pokok
permasalahan dan tidak melebar kemasalah yang lain, maka penulis membuat
sistematika penulisan karya tulis ilmiah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUANDalam bab ini penulis membahas tentang Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penulisan, dan Sistematika
Penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSAKA
Dalam bab ini penulis tentang sistem Konsep desa siaga,konsep RW siaga,Konsep
PHBS,Pengertian perawat komunitas, Konsep dasar keperawatan komunitas,
BAB 3 GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini penulis membahas tentang Gambaran Umum tetang desa
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang Metodologi Penelitian, pembahasan
penelitian
BAB 5 PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
B. Konsep RW Siaga
a. Pengertian RW Siaga
c. Tujuan
1. Tujuan umum
Terwujudnya RW Saga disetiap kelurahan dengan
masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan termasuk KLB diwilayanya (Ekasari, 2008, . 109).
d. Tujuan khusus
1.Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat RW
tentang pentingnya kesehatan.
2.Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan RW terhadap
resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan (bencana, wabah, kegawadaruratan)
3.Meingkatkan keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan
hidup bersih dan sehat
4.Meningkatkan kesehatan lingkungan di RW
5.Meningkatkan kemandirian masyarakat RW dalam pembiyaan
kesehatan
6.Meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat RW
untuk menolong diri sendir di bidang Kesehatan
7.Meningkatkan dukungan dan peran aktif para pemangku
kepentingan dalam mewujudkan kesehatan masyarakat RW
(Ekasari, 2018, P. 109).
b. Menentukan Kegiatan
Menentukan kegiatan yang akan dilakukan dengan cara
membuat beberapa alternatif kegiatan kemudian dipilih
kegiatan mana yang bisa dilakukan dikaitkan dengan
ketersediaan sumber daya.
c. Menyusun Jadwal Kegiatan
Setelah ditentukan kegiatan, kemudian dibuat jadwal kegiatan
selama jangka waktu tertentu. Misalnya jangka waktu 1 bulan,
atau 3 bulan sesuai dengan sumberdaya yang ada. Penggerakan
dan Pelaksanaan Penggerakan adalah upaya yang dilakukan
sesuai dengan rencana kegiatan-kegiatannya, antara lain:
1) Menggerakkan keluarga seperti bapak, ibu yang
mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingkung anya
dengan cara menjadi kader posyandu, aktif pada
kelompok-kelompok yang peduli kesehatan.
2) Peningkatan pengetahuan keluarga / masyarakat melalui
berbagai kegiatan
3) Mengupayakan dukungan tokoh, kepala desa kelompok
potensial dalam bentuk komitmen sumber dana dan
tenaga.
d. Pemantauan dan penilaian
Pemantauan dan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui
seberapa jauh kegiatan yang telah berjalan dan memberikan
hasil yang diharapkan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
di rumah tangga yaitu :
1) Pemantauan kegiatan dapat dilakukan dalam pertemuan
bulanan bagi kader, topik bahasannya adalah kegiatan
vang telah dilaksanakan dikaitkan dengan jadwal yang
telah ditetapkan. Waktu pemanatuan disesuaikan
dengan rencana yang telah ditetapkan. Kendala –
kendala yang muncul perlu untuk dibahas serta
dicarikan solusinva. Carapemantauan dapat
dilaksanakan dengan melakukan kunjungan kerumah
tangga-rumah tangga atau dengan melihat pelaporan
pelaksanaan kegiatan.
2) Penilaian dilakukan dengan menggunakan formulir
PHBS di rumah tangga yang telah dirancang sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian
dilakukan terhadap indikator, masukan, proses kegiatan
dan keluaran atau hasil kegiatan. Penilaian dapat
dilakukan melalui cara pengkajian ulang, pengamatan di
lapangan, wawancara mendalam, dan diskusi kelompok
terarah dengan masing-masing rumah tangga. Penilaian
pencapaian rumah tangga sehat akan dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
- Tujuh indikator PHBS akan dinilai setiap tahun
ole tim penggerak PKK tingkat desa dengan
menggunakan formulir atau kartu PHIBS di
rumah tangga sebagai dasar untuk melihat
pencapaian rumah tangga sehat dan mengikuti
lomba PHBS di rumah tangga yang dilakukan
secara berjenjang setiap tahun.
- Tujuan indikator PHBS juga akan dinilai oleh
dinas kesehatan kabupaten atau kota setiap tahun
melalui survey cepat
- Tiga indiator gaya hidup sehat akan dinilai
setiap tiga tahun melalui survey sosial ekonomi
nasional (susenas).
B. Asumsi Dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas Menurut ANA
(American Nurses Association)
1. Asumsi
Sistem pemeliharaan yang kompleks.
a. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
b. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar praktek
penelitian.
c. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.
d. Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.
2. Kepercayaan
a. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.
b. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
c. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan.
d. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.
e. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
f. Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang lama.
g. Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
h. Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri dan aktif
berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.
C. Falsafah Keperawatan Komunitas
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua
orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan.
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer pelayanan
keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan
status kesehatan masyarakat.
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus-menerus.
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut
dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan
mereka sendiri.
MANUSIA
KESEHATAN
(SEHAT-SAKIT)
LINGKUNGAN
(Physic,Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual.
Gambar 2.1 : Paradigma / Falsafah Keperawatan Komunitas
E. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal
dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik,
mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota
keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian
darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan
keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya.
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama
untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya.
F. Strategi
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Kerja sama (partnership).
Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks.
Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan
rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
Keterangan:
: Peran masyarakat
: Peran perawat
Gambar 2.6 : Peranan Perawat dan Masyarakat dalam Mencapai Tujuan Perawatan Kesehatan
Komunitas
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam
menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar dari pada klien
dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat. Atau dapat digambarkan
peralihan basarnya peran antara perawat dan masyarakat :
Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan lima
tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan
kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya
peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan
yaitu melalui proses keperawatan.
Agregat klien dalam model community as partner ini meliputi intrasistem dan
ekstrasistim. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang memiliki satu atau
lebih karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004). Agregat ekstrasistem meliputi delapan
subsistem yaitu komunikasi, transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan
pemerintahan, layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998;
Anderson & McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Stanhope &
Lancaster, 2004; Allender & Spradley, 2005).
Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu dengan
yang lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines of resistance, merupakan
mekanisme internal untuk bertahan dari stressor. Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk
bertanggung jawab terhadap kesehatan contoh dari line of resistance Anderson dan
McFarlane (2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan model community as partner
terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan.
Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem
yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan
proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal
komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah
kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan,
yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.
a. Pengumpulan Data
Tujuan :
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan
pada masyarakat sehingga dapat ditentukam tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta
factor lingkungan yang mempengaruhinya.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1. Data inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b. Data demografi
c. Vital statistic
d. Status kesehatan komunitas
2. Data lingkungan fisik
a. Pemukiman
b. Sanitasi
c. Fasilitas
d. Batas-batas wilayah
e. Kondisi geografis
3. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
a. Pelayanan kesehatan
b. Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)
4. Ekonomi
a. Jenis pekerjaan
b. Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c. Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d. Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia
5. Keamanan dan transportasi
a. Keamanan
b. Transportasi
6. Politik dan pemerintahan
a. System pengorganisasian
b. Struktur organisasi
c. Kelompok organisasi dalam komunitas
d. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7. System komunikasi
a. Sarana umum komunikasi
b. Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas
c. Cara penyebaran informasi
8. Pendidikan
a. Tingkat pendidikan komunitas
b. Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
c. Jenis bahasa yanhg digunakan
9. Rekreasi
a. Kebiasaan rekreasi
b. Fasilitas tempat rekreasi
Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1. Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga,
kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2. Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.
Sumber Data
1. Data primer
Data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan
masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan
atau pengkajian.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan
riwayat kesejatan pasien atai medical record. (Wahit, 2005)
Cara Pengumpulan Data
1. Wawancara atatu anamnesa
2. Pengamatan
3. Pemeriksaan Fisik
4. Resiko terjadinya penyakit dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di desa Karang
Awen sehubungan dengan :
5. Terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (Diare, ISPA, DBD) di desa
Karang Awen sehubungan dengan :
4. Perencanaan
a. Tahapan pengembangan masyarakat:
b. Persiapan, penentuan prioritas daerah
c. Pengorganisasian, pembentukan pokjakes.
d. Tahap diklat
e. Tahap kepemimpinan
f. Koordinasi intersektoral
g. Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.
5. Pelaksanaan/Implementasi
a. Tanggung jawab melaksanakan kegiatan:
b. Bantuan mengatasi masalah kurang
c. nutrisi, mempertahankan kondisi
d. seimbang, meningkatkan kesehatan
e. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat
f. untuk mencegah kurang gizi
g. Advokat komunitas.
Proses Evaluasi
a. Menilai respon verbal dan nonverbal
b. Mencatat adanya kasus baru yg dirujuk ke RS
3. TERAPI KOMPLEMENTER DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Akupuntur
2. Terapi hiperbarik,
Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam
sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara
atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi,
pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat
tingginya tekanan udara
3. Terapi herbal medik,
Terapi herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa
herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal
terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik
terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan
diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk
mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya
karena masing – masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi
hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien – pasien dengan gangren supaya
tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam
meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki
keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare,
meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul
akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan
neuropati.
1. Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki
kompetensi.
2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan
farmasi.
3. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin
dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus
– menerus
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2000). Community as partner: Theory and practice in
nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott
Allender, J.A., and Spradley, B.W.(2001). Community health nursing : Concepts and
practice, 4th.ed, Philadelpia: Lippincott
Clark, M.J.(1999). Nursing in the community: Dimensions of community health nursing,
Standford, Connecticut: Appleton & Lange
George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice , 3rd ed.
Norwalk, Appleton and Lange.
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika :
Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Cv
Sagung Seto : Jakarta.