Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

PADA Ny. S RT. 002 RW. 002 JL.MANGGIS


DESA PAPAN ASRI KECAMATAN
ABUNG SEMULI KABUPATEN
LAMPUNG UTARA
TAHUN 2023

Laporan Individu Praktek Kebidanan Komunitas

Disusun Oleh :
SULISNA WATI
NIM : 062402S21014

AKADEMI KEBIDANAN AN NUR HUSADA WALISONGO

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan individu praktek kebidanan komunitas yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Ny. S dengan Hipertensi di RT
002 RW 00 Desa Papan Asri.”
Sholawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kami
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa syafa’at dan ridhonya. Adapun
penyusunan laporan ini diajukan untuk melengkapi tugas praktek kebidanan
komunitas. Dalam penyusunan laporan individu ini penulis banyak mengalami
hambatan dan kesulitan akan tetapi atas bimbingan serta arahan dari para
pembimbing dan dukungan semua sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan individu ini dengan baik.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:


1. KH. Drs. Muhammad Nurullah Qomarudin, AS.MH, selaku pembina Yayasan
Perguruan Islam Pondok Pesantren Walisongo Lampung Utara yang telah
banyak memberikan nasehat bagi penulis.
2. Hi. M. Abu Noer Choiri AS, M.Pd.I, selaku Ketua Yayasan Perguruan Islam
Pondok Pesantren Walisongo Lampung Utara.
3. Ibu Rani Fitriani, S.SiT.,M.Kes, selaku Direktur Akbid An Nur Husada
Walisongo Lampung Utara.
4. Ibu Atika Kurnia Sari,S.ST.,M.Kes selaku pembimbing institusi Akbid An Nur
Husada Walisongo Lampung Utara.
5. Ibu Neni Marlena,A.Md.Keb selaku pembimbing lahan Desa Papan Asri.
6. Bidan - Bidan Kordinator Pustu Desa Papan Asri.
7. Seluruh Staf dosen Akademi Kebidanan An Nur Husada Lampung Utara.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan serta bantuan yang telah


diberikan dan semoga Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga ini dapat
memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu kebidanan komunitas.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan
komunitas ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Penulis hanya dapat berharap agar laporan
asuhan kebidanan komunitas ini dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi
sesuatu yang berarti dari usaha penulis selama ini.

ii
Papan Asri, 25 November 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................... 2

C. Manfaat ................................................................................................. 2

D. Metode ................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep keluarga ................................................................................... 4

B. Struktur keluarga .................................................................................. 4

C. Ciri –Ciri keluarga ................................................................................ 4

D. Bentuk-Bentuk keluarga ....................................................................... 5

E. Peran keluarga ...................................................................................... 5

F. Fungsi keluarga .................................................................................... 6

G. Manajemen .......................................................................................... 7

H. Diabetes Mellitus .................................................................................. 9

BAB III PENGKAJIAN

A. Pengkajian .......................................................................................... 15

B. Interprestasi data .................................................................................. 17

C. Diagnosa potensial .............................................................................. 17

iv
D. Kebutuhan tindakan segera ................................................................. 17

E. Intervensi ............................................................................................. 17

F. Implementasi ........................................................................................ 18

G. Evaluasi .............................................................................................. 18

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 20

B. Saran ................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebidanan komunitas merupakan kegiatan mencakup
pengidentifikasian dan indikator kesehatan mengenai pengelolaan, atau
dengan kata lain kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan oleh
bidan suatu komuniti/masyarakat. Keluarga adalah kumpulan dua orang
atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional
individu mempunyai peran masing–masing yang merupakan bagian dari
keluarga.
Wanita dan ibu adalah dua sosok yang tidak pernah lepas dari
kehidupan kita. Tanpa sosok ibu kita tidak akan pernah ada di dunia ini.
Bahkan banyak orang-orang hebat yang tidak akan pernah bisa menjadi
hebat tanpa didukung dengan sosok wanita hebat di belakangnya. Ada
begitu banyak definisi dan arti dari wanita namun semua arti dan definisi
itu bersumber pada satu kesimpulan, bahwa wanita adalah sosok yang
sangat hebat terlepas dari segala kekurangan yang dimilikinya.
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan
komunitas dimana pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang
dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan lansia di
dalam keluarga dan masyarakat supaya keluarga dan masyarakat selalu
berada dalam kondisi kesehatan yang optimal. Kegiatan pelayanan
kebidanan komunitas termasuk di dalamnya adalah penyuluhan dan
nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan kesehatan lansia, pengobatan
sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi keluarga, imunisasi ibu dan
anak, pertolongan persalinan serta pelayanan KB.
Sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu (prahamil, hamil, bersalin,
nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja), keluarga
(wanita dengan gangguan sistem reproduksi), masyarakat. Yang menjadi
sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga.

1
2

Berdasarkan hal diatas maka penulis membuat laporan praktek


kebidanan komunitas individu agar dapat memecahkan masalah yang
dialami oleh keluarga Ny. S di RT 002 RW 002 Desa Papan Asri.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menerapkan teori yang telah didapatkan pada kehidupan
secara langsung untuk memecahkan masalah yang dialami oleh
keluarga Ny. S di RT 002 RW 002 Desa Papan Asri.
2. Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan kajian atau mengumpulkan data
secara subjektif dan objektif pada asuhan kebidanan komunitas
pada Ny. S dengan memahami Hipertensi yang abnormal
2. Mahasiswa mampu menginterprestasi data dasar untuk
mengidentifikasi diagnosa/masalah pengetahuan hipertensi yang
abnormal.
3. Mahasiswa mampu menyusun diagnose atau masalah potensial
dari hipertensi
4. Mahasiswa mampu menyusun kebutuhan segera keluhan hipertensi
5. Mahasiswa mampu menyusun rencana kebidanan pada keluhan
Hipertensi
6. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan kebidanan pada
keluhan Hipertensi
7. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi sesuai dengan tindakan
yang dilakukan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam
pelaksanaan asuhan kebidanaan komunitas didalam praktik kerja
lapangan yang telah didapat diperkuliahaan.
3

2. Bagi Institusi
Sebagai bahan asuhan dan tambahan kepustakaan dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan
3. Bagi Klien
Menambah pengetahuan tentang Hipertensi atau darah tinggi
D. Metode
Pendataan dan identifikasi masalah dilakukan dengan :
1. Wawancara
Melakukan wawancara mendalam terhadap responden setiap KK.
2. Pemeriksaan fisik.
Dilakukan bila perlu terhadap anggota keluarga yang mempunyai
masalah dan keluhan terhadap kesehatan dan keperawatan.
3. Perencanaan intervensi bersama masyarakat dilakukan dengan
menyajikan data beserta masalahnya.
4. Perencanaan program (intervensi) pelayanan kebidanan komunitas
ditingkatkan.
5. Pelaksanaan program (intervensi)
a. Penyuluhan kepada individu, keluarga dan kelompok sasaran.
b. pemeriksaan fisik, laboratorium dan pelayanan kebidanan
komunitas dan lain-lain.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang
berarti "anggota" adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang
masih memiliki hubungan darah ( Fajria, 2011).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), keluarga merupakan
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
B. Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada beberapa macam, diantaranya:
1. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ayah.
2. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga
adalah dipihak ibu.
3. Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah
dan ibu.
4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluaraga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suatu atau istri.
C. Ciri-Ciri Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter :
1. Terorganisasi
Adalah saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.

4
5

2. Ada keterbatasan
Adalah setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan
Adalah setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya
masing-masing.
D. Bentuk-Bentuk Keluarga
1. Nuclear Family (Keluarga Inti)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
2. Extendet Family (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara misalnya:
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3. Serial Family (Keluarga Berantai)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari 2x dan merupakan satu keluarga inti.
4. Single Family (Keluarga Duda atau Janda)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5. Composite Family (Keluarga Berkomposisi)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.
6. Cahibitation Family (Keluarga habitas)
Adalah dua orang yang menjadi satu keluarga.
E. Peran Keluarga
Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai berikut :
1. Peran Ayah.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya
berperan mencari nafkah, pendidikan, perlindungan dan member rasa
aman sebagai kepala keluarga, sebagai kelompok masyarakat.
6

2. Peran Ibu
Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peran mengurus rumah tangga pengasuh anak-anaknya
dan sebagai satu kelompok dari peran sentral dari anggota masyarakat
dan pencari nafkah.
3. Peran Anak
Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat
perkembangan baik, fisik, mental, social, dan spiritual.
F. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu :
1. Fungsi pengaturan seksual.
Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik ditinjau dari agama
maupun maryarakat dalam pengetahuan dan pemuasan keinginan
seksual.
2. Fungsi Reproduksi
Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota baru sebagai
penerus keturunan.
3. Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan
Yaitu memberikan perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.
4. Fungsi Pendidikan
Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama
dan utama karena anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir.
5. Fungsi Sosialisasi
Yaitu individu atau anggota keluarga mempelajari kebiasaan ide-
ide nilai dan tingkah laku dalam masyarakat. Melalui lingkungan
keluarga.
6. Fungsi Toleran dan Efektif
Yaitu apabila rasa cinta kasih sayang dalam keluarga dapat
dirasakan oleh semua anggota maka anggota keluarga akan merasakan
kesenangan kegembiraan dan ketentraman sehingga mereka akan
kerasan tinggal dirumah maka keluarga merupakan tempat rekreasi
bagi anggota keluarga.
7

7. Fungsi Ekonomi.
Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil ekonomi terutama
orang tua sedangkan anggota keluarga yang lain atau anak berfungsi
sebagai konsumen.
8. Fungsi Status Sosial
Yaitu suatu dasar yang menunjukan kedudukan atau status bagi
anggota nya.
G. Manajemen / Asuhan Kebidanan Pada Keluarga
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada
klien (Simatupang, 2012).
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung
jawab bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki
kebutuhan atau masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan
kesehatan masyarakat).
Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan (Varney, 2010) Proses
manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah. Manajemen asuhan
kebidanan dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan
evaluasi asuhan kebidanan. Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan
kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala situasi. Langkah tersebut
sebagai berikut :
1. Langkah I. Identifikasi Data Dasar
Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen
kebidanan, langkah yang merupakan kemampuan intelektual dalam
mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan
pengolahan.
8

a) Pengumpulan data, dalam pengumpulan data mencari dan


menggali data/fakta atau informasi baik dari klien, keluarganya
maupun tim kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal yang
dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) Wawancara, Wawancara/anamnese adalah tanya jawab
yang dilakukan antara bidan dan klien, keluarga maupun
tim medis lain dan data yang dikumpulkan mencakup
semua keluhan klien tentang masalah yang dimiliki.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik, Pada saat observasi
dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung
kaki (head to toe).
b) Pengolahan data, setelah data dikumpulkan secara lengkap dan
benar maka selanjutnya dikelompokkan dalam :
1) Data subyektif, meliputi identitas klien, keluhan utama,
riwayat penyakit, riwayat menstruasi.
2) Data obyektif, menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat
badan, tanda-tanda vital dan keadaan fisik obstetri.
3) Data penunjang, meliputi hasil GDS.
2. Langkah II. Merumuskan diagnosa/masalah aktual, diagnosa adalah
hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan berdasarkan
identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar.
3. Langkah III. Merumuskan diagnose/masalah potensial, bab ini
mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada
klien.
4. Langkah IV. Identifikasi
Perlunya Tindakan penyuluhan
9

5. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan, mengembangkan


tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya, juga
mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif
yang didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui
kebenarannya sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan
asumsi yang seharusnya boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan.
6. Langkah VI. Impelementasi, implementasi dapat dikerjakan
keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan tim kesehatan lain.
Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,
konsultasi maupun kolaborasi, implementasi yang efisien akan
mengurangi waktu dan biaya perawatan serta meningkatkan kualitas
pelayanan pada klien.
7. Langkah VII. Evaluasi, langkah akhir manajemen kebidanan adalah
evaluasi. Pada langkah ini, bidan harus mengetahui sejauh mana
keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.
H. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang banyak dijumpai dalam
praktek klinik sehari-hari. Menurut JNC VII, hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. 2 Prevalensi dunia
memperkitakan terdapat 1 milyar individu yang mengalami hipertensi.
WHO juga mencatat terdapat kecenderungan hipertensi merukapakan
penyebab utama terjadinya 62 persen pada kasus cerebrovascular
disease dan 49 persen penyebab terjadinya Penyakit jantung iskemik.
Selain itu, hipertensi juga salah satu penyebab terjadinya penyakit
seperti stroke dan gagal ginjal bila tidak ditangani secara baik.
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kerusakan berbagai
organ baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-
organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah
hipertropi ventrikel kiri, angina atau infark miokard, gagal jantung,
stroke, penyakit ginjal kronis, penyakit arteri perifer dan retinopati.
Untuk itulah pentingnya diagnosis dini serta penatalaksanaan yang tepat
10

untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas yang akan terjadi atau


mencegah kerusakan lebih lanjut yang sedang terjadi.
Strategi penatalaksanaan hipertensi meliputi terapi non
farmakologi seperti modifikasi gaya hidup dan diet dan terapi
farmakologi untuk mencapai target terapi hipertensi. Dalam
penanganannya, diperlukan kerjasama antara tim medis, pasien, serta
keluarga dan lingkungan. Edukasi terhadap pasien dan keluarga tentang
penyakit dan komplikasi akan membantu memperbaiki hasil
pengobatan, serta diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas
hidup penderita.
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi
hipertensi primer/essensial dengan insiden 80-95% dimana pada
hipertensi jenis ini tidak diketahui penyebabnya. Selain itu terdapat pula
hipertensi sekunder akibat adanya suatu penyakit atau kelainan yang
mendasari, seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal,
feokromositoma, hiperaldosteronism, dan sebagainya.
3. Faktor Resiko Hipertensi
Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor
genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat
dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi.
a. Usia
Usia mempengaruhi faktor resiko terkena Hipertensi dengan
kejadian paling tinggi pada usia 30 – 40 th. Kejadian 2X lebih
besar pada orang kulit hitam, dengan 3X lebih besar pada laki-laki
kulit hitam, dan 5X lebih besar untuk wanita kulit hitam.
b. Jenis kelamin
Komplikasi hipertensi meningkat pada seseorang dengan jenis
kelamin laki-laki.
c. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga dengan hipertensi memberikan resiko terkena
hipertensi sebanyak 75%.
11

d. Obesitas
Meningkatnya berat badan pada masa anak-anak atau usia
pertengahan resiko hipertensi meningkat.
e. Serum lipid
Meningkatnya triglycerida atau kolesterol meninggi resiko dari
hipertensi.
f. Diet
Meningkatnya resiko dengan diet sodium tinggi, resiko meninggi
pada masyarakat industri dengan tinggi lemak, diet tinggi kalori.
g. Merokok
Resiko terkena hipertensi dihubungkan dengan jumlah rokok dan
lamanya merokok.
h. Stres Pekerjaan
Hampir semua orang di dalam kehidupan mereka mengalami stress
berhubungan dengan pekerjaan mereka. Stres dapat meningkatkan
tekanan darah dalam waktu yang pendek, tetapi kemungkinan
bukan penyebab meningkatnya tekanan darah dalam waktu yang
panjang.
i. Asupan Garam
Konsumsi garam memiliki efek langsung terhadap tekanan darah.
Terdapat bukti bahwa mereka yang memiliki kecenderungan
menderita hipertensi secara keturunan memiliki kemampuan yang
lebih rendah untuk mengeluarkan garam dari tubuhnya.
4. Manisfestasi Klinis Hipertensi
Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat
terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranial. Penglihatan kabur akibat
kerusakan retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang tidak
mantap karena kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia karena
peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus. Edema
dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
12

pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung


secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.
5. Patogenesis Hipertensi
Pada dasarnya hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang
timbul akibat berbagai interaksi faktor-faktor resiko tertentu. Faktor-
faktor resiko yang mendorong timbulnya kenaikan.
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah kapiler, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah kapiler..
6. Diagnosis Hipertensi
Berdasarkan anamnesis, sebagian besar pasien hipertensi bersifat
asimptomatik. Beberapa pasien mengalami keluhan berupa sakit kepala,
rasa seperti berputar, atau penglihatan kabur. Hal yang dapat
menunjang kecurigaan ke arah hipertensi sekunder antara lain
penggunaan obat-obatan seperti kontrasepsi hormonal, kortikosteroid,
dekongestan maupun NSAID, sakit kepala paroksismal, berkeringat
atau takikardi serta adanya riwayat penyakit ginjal sebelumnya. Pada
anamnesis dapat pula digali mengenai faktor resiko kardiovaskular
seperti merokok, obesitas, aktivitas fisik yang kurang, dislipidemia,
diabetes milletus, mikroalbuminuria, penurunan laju GFR, dan riwayat
keluarga.
7. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi meliputi modifikasi gaya hidup namun
terapi antihipertensi dapat langsung dimulai untuk hipertensi derajat 1
13

dengan penyerta dan hipertensi derajat 2. Penggunaan antihipertensi


harus tetap disertai dengan modifikasi gaya hidup
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:
 Target tekanan darah <150/90, untuk individu dengan diabetes,
gagal ginjal, dan individu dengan usia >60 tahun <140/90.
 Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler.
Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfakmakologis dan
farmakologis. Terpai nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua
pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan
mengendalikan faktor-faktor resiko penyakit penyerta lainnya.
Jenis obat antihipertensi:
a) Diuretik Obat-obatan jenis diuretic bekerja dengan
mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing), sehingga volume
cairan tubuh berkurang mengakibatkan daya pompa jantung
menjadi lebih ringan dan berefek pada turunnya tekanan darah.
Contoh obat-obatan ini adalah: Bendroflumethiazide,
chlorthizlidone, hydrochlorothiazide, dan indapamide.
b) ACE-Inhibitor Kerja obat golongan ini menghambat
pembentukan zat angiotensin II (zat yang dapat meningkatkan
tekanan darah). Efek samping yang sering timbul adalah 10
batuk kering, pusing sakit kepala dan lemas. Contoh obat yang
tergolong jenis ini adalah Catopril, enalapril, dan lisinopril.
c) Calsium channel blocker Golongan obat ini berkerja
menurunkan menurunkan daya pompa jantung dengan
menghambat kontraksi otot jantung (kontraktilitas). Contoh obat
yang tergolong jenis obat ini adalah amlodipine, diltiazem dan
nitrendipine.
BAB III

AKADEMI KEBIDANAN AN-NUR HUSADA WALISONGO


PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. jumini
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 39 Tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Status Pernikahan : Usia menikah suami : 22 th, istri : 20 th
Lama Pernikahan : 17 th
Jumlah Anak :1
Alamat : Desa Papan Asri

II. Anggota Keluarga


Hub.
No Nama Umur L/P Pendidikan Pekerjaan
Kel
1. Sulastri 37 th P Istri SLTA/Sederajat IRT
2. Rifa 16 th P Anak SLTP/Sederajat -

III. Status Kesehatan Keluarga (1 tahun terakhir)

No Gangguan kes. Yang Kondisi


Nama Umur L/P
. sedang/pernah diderita, kapan? saat ini
1. Sulastri 37 th P Hipertensi Sehat

14
15

IV. Kematian Anggota Keluarga (bila ada, dikaji khususnya ibu, bayi dan
anak dalam 1 tahun terakhir)
No Nama Umur Jenis kelamin Penyeban Bulan/tahun
Kepala keluarga mengatakan didalam keluarga dalam satu tahun terakhir
anggota keluarganya tidak ada yang meninggal

1. Kesehatan Akseptor KB
Ibu menggunakan KB AKBK/susuk
2. Kesehatan Masa Klimakterium dan menopause :
a. Menstruasi : Masih
Bila tidak, sejak :-
Keluhan : Tidak ada
b. Kegiatan sosial yang diikuti : Pengajian
3. Kesehatan Lingkungan Keluarga:
a. Status rumah : Permanen
b. Sumber penerangan : Listrik
c. Sumber air bersih : Sumur Timba
d. Pembuangan limbah : Ditampung
e. Pembuangan tinja : Septitank
f. Pembuangan sampah : Dibakar
g. Kandang ternak : lebih dari 10 meter jarak dari rumah
h. Jenis ternak yang ada :-
4. Kepemilikan:
a. Jaminan sosial kesehatan : Tidak Ada
b. Kegiatan sosial yang di ikuti : Pengajian
c. Informasi tentang kesehatan pernah diperoleh dari : Petugas kesehatan
d. Kendaraan yang dimiliki dan dapat digunakan sewaktu-waktu :
Sepeda motor.
15

B. INTERPRETASI DATA
DX : Ny. S umur 37 tahun dengan Hipertensi
DS : Ny. S mengatakan mengalami Hipertensi pada waktu beberapa tahun lalu.
DO : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Suhu : 37 0C
Nadi : 88 x/menit
Respiratory rate : 22 x/menit
Tekanan Darah : 150/95 mmhg

C. DIAGNOSA PONTENSIAL
Tidak ada

D. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter

E. INTERVENSI
Tanggal 21 november 2023
1. Beritahu bapak tentang hasil pemeriksaannya agar ibu mengetahui hasil
pemeriksaannya.
2. Berikan penjelasan kepada ibu mengenai Hipertensi
3. Anjurkan untuk makan makanan sehat.
4. Anjurkan ibu untuk olah raga teratur agar bapak sehat.
5. Beritahu ibu tanda dan gejala Hipertensi
6. Beri dukungan emosional agar ibu tidak cemas dengan keadaannya.
15

F. IMPLEMENTASI
Tanggal 21 november 2023
1. Memberitahu bapak tentang hasil pemeriksaannya seperti TD: 150/95
mmhg, N: 88 x/menit RR: 22x/menit S: 370C.
2. Memberikan penjelasan kepada ibu mengenai Hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi didalam arteri
menyebabkan meningkatya resiko terhadap stroke, gagal jantung dan
kerusakan ginjal.
3. Menganjurkan untuk menerapkan asupan makanan sehat dengan
mengkonsumsi makan-makanan gizi seimbang, makanan tidak dilarang
tapi hanya dibatasi sesuai kebutuhan harian, menu yang diberikan sama
dengan menu keluarga dan perlu diingat bahwa penggunaan makanan
yang asin atau tinggi kadar garam sebagai bumbu di dalam masakan tidak
dilarang namun penggunaan garam perlu dikurangi.
4. Menganjurkan ibu untuk berolah raga seperti jalan, senam secara teratur.
5. Tanda dan gejala Hipertensi seperti sakit kepala, sesak nafas, gelisah,
pandangan menjadi kabur, mual muntah, dan kelelahan.
6. Memberi dukungan emosional agar ibu tidak cemas dengan keadaannya.

G. EVALUASI
Tanggal 21 november 2023
1. Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaannya.
2. Ibu sudah mengerti mengenai Hipertensi
3. Ibu bersedia untuk makan makanan sehat.
4. Ibu bersedia olah raga teratur..
5. Ibu sudah mengerti tanda dan gejala Hipertensi
6. Ibu Sudah tidah cemas lagi.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa Ny. S berusia 37 tahun
memiliki keluhan sakit kepala, mual dan muntah, keletihan, pandangan yang
kabur.
Menurut WHO, Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah
memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg) (Sunarwinadi, 2017).
Salah satu tujuan tata laksana hipertensi adalah untuk memperbaiki
kualitas hidup dan mencegah terjadinya komplikasi. Diet/nutrition care pada
pasien hipertensi memeran peranan penting dalam tata laksananya. Untuk
mencegah penurunan dan mempertahankan status gizi, perlu perhatian melalui
monitoring dan evaluasi status kesehatan serta asupan makanan oleh tim
kesehatan. Pada dasaranya pelayanan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari
dokter, perawat, ahli gizi serta petugas kesehatan lain diperlukan agar terapi
yang diperlukan kepada pasien optimal. Asuhan gizi (Nutrition Care) betujuan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi agar mencapai status gizi optimal, pasien
dapat beraktivitas normal, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, yang
pada akhirnya mempunyai kualitas hidup yang cukup baik.
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa Ny. S Berusia 37 tahun
sehari-harinya mengkonsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi.
Untuk menerapkan asupan makanan sehat sebaiknya mengkonsumsi makan-
makanan gizi seimbang, makanan tidak dilarang tapi hanya dibatasi sesuai
kebutuhan harian, menu yang diberikan sama dengan menu keluarga dan perlu
diingat bahwa penggunaan garam sebagai bumbu di dalam masakan tidak
dilarang namun penggunaan garam perlu dikurangi. dalam hal ini tidak
ditemukan adanya kesenjangan teori dengan praktik di lahan.

19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Ny. S
dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang Hipertensi, tidak mengalami
kesulitan yang berarti karena kooperatif dalam tindakan dan penyusunan bisa
mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbing lahan selain itu dapat
terjalin kerjasama yang baik antara klien, keluarga dan petugas kesehatan
sehingga dapat membantu terselenggaranya proses asuhan kebidanan
komunitas yang dilakukan petugas kesehatan.
Kesimpulan dari asuhan yang diberikan:
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian atau mengumpulkan data secara
subjektif dan objektif pada ibu dengan hipertensi;
2. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data dasar untuk menentukan
diagnosa atau masalah pada ibu dengan hipertensi dengan benar;
3. Mahasiswa mampu membuat diagnosa potensial yang akan terjadi pada ibu
dengan hipertensi dengan benar;
4. Mahasiswa mampu menyusun kebutuhan segera pada ibu dengan hipertensi
dengan benar;
5. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dengan
hipertensi sesuai dengan perencanaan;
6. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan kebidanan pada ibu dengan
hipertensi sesuai dengan perencanaan;
7. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi sesuai dengan tindakan yang
dilakukan pada ibu dengan hipertensi sesuai dengan perencanaan.

20
B. Saran
1. Bagi ibu
Sebaiknya Ny. S melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter
atau pelayanan kesehatan lainnya.
2. Bagi mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
mengelolah asuhan kebidanan komunitas sehingga dapat
mengaplikasikan teori-teori yang ada dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Meilani, Niken. 2009. Kebidanan Komunitas. Fitrimaya : Yogyakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2013. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT


Rineka Cipta.

Retna, Eny Ambarwati. 2009. Kebidanan Komunitas. ECG: Jakarta

Simatupang E.J. 2012. Penerapan Unsur-Unsur Manajemen. Jakarta : Awan indah.

Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. ECG

https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi
https://www.academia.edu/31537693/Makalah_Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai