Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA BAPAK SOLEH DI RT 016


RW 004 KAMPUNG PASIR SALAM DESA CIBOJONG
KECAMATAN PADARINCANG KABUPATEN SERANG

Laporan Individu Praktik Kebidanan Komunitas

Di Sususn Oleh :
WILDA MUSYAROFATUL H
NIM : 18051

POLITEKNIK KESEHATAN ‘AISYIYAH BANTEN


PRODI DII KEBIDANAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan Laporan Keluarga Binaan ini
dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan laporan ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Hj. Sri Mulyati, MM sebagai Direktur Politeknik Kesehatan ‘Aisyiyah
Banten
2. Evi Avicenna Agustin, S.SiT.MKM selaku kaprodi DIII prodi kebidanan
sekaligus pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pembelajaran
dalam pembuatan laporan ini
3. Bapak Nopalailudin selaku Kepala Desa Cibojong yang telah memberikan
dukungan serta bantuan selama kegiatan berlangsung
4. Seluruh tokoh dan aparat di Desa Cibojong yang telah memberikan
dukungan selama kegiatan berlangsung
Demikianlah laporan ini disusun, penulis berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah
adanya laporan ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang
konstruktif dan membangun sangat di harapkan dari para pembaca.

Serang, 06 Juli 2021

Penulis

ii
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PADA KELUARGA BAPAK SOLEH DI RT 016
RW 004 KAMPUNG PASIR SALAM DESA CIBOJONG
KECAMATAN PADARINCANG KABUPATEN SERANG

TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing
Praktik Kebidanan Komunitas

EVI AVICENNA A, S.ST.M.KM


NIK. 2007.09.03.016

Mengetahui,
Kaprodi D III Kebidanan
Poltekkes ‘Aisyiyah Banten

vi Avicenna Agustin, S.SiT,MKM


NIK. 2007.09.03.016

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………...………………...iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
A. Tujuan Umum ............................................................................................. 2
B. Tujuan Khusus ............................................................................................ 3
1.3 Sistematika Penulisan .................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................................... 6
2.1 Batasan Keluarga......................................................................................... 6
2.2 Struktur Keluarga ........................................................................................ 6
2.3 Tipe Keluarga ............................................................................................. 7
2.4 Asuhan Kebidanan Pada Keluarga ............................................................... 8
2.5 Pentingnya Imunisasi ................................................................................. 10
BAB III FORMAT PENGUMPULAN DATA KELUARGA ASUHAN
KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. LUTFAN DI DESA
CIBOJONG KEC.PADARINCANG KAB. SERANG-BANTEN TAHUN 2021 ..... 16
3.1 Pengkajian Data ........................................................................................ 17
3.2 Analisa Data ............................................................................................. 20
3.3 Perumusan Masalah ................................................................................. 220
3.4 Prioritas Masalah ..................................................................................... 220
3.5 Perencanaan ............................................................................................ 220
3.6 Pelaksanaan .............................................................................................. 22
3.7 Evaluasi .................................................................................................... 22
BAB IV PEMBAHASAN KASUS ......................................................................... 22
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 23
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 23
5.2 Saran ........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................... 25

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang

berkualitas.Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan

oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud

untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya

keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.

Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang

berarti kesamaan, dan juga “communis” yang berarti sama, publikataupun

banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu

lokasi/ daerah/ area tertentu.

Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang

dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan

tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai

unsur sosial yang memiliki budaya terentu dan di pengaruhi oleh kondisi

ekonomi dan lingkungan di sekelilingnya.

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang

ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko

tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui

pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan

1
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.

Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat

konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/

lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep

paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya

taraf kesejahteraan hidup masyarakat.

Manajemen kebidanan komunitas dalam memecahkan masalah

pasiennya, bidan melakukan pendekatan manajemen kebidanan adalah

metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari

langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan

menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.

Penerapan manajemen kebidanan melalui proses secara berurutan

yaitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan

tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan

juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di

komunitas (Syafrudin, 2010).

1.2 Tujuan Penulisan

A. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara

kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status

kesehatan keluarga.

2
B. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi

masalah kesehatan yang di hadapi oleh keluarga Tn. Soleh

b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi

masalah-masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga Tn. Soleh

c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

dalam mengatasi masalah kesehatan yang di hadapi oleh keluarga

Tn. Soleh

d. Meningkatkan pengetahuan keluarga Tn. Soleh tentang pentingnya

pemberian Imunisasi

1.3 Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 BatasanKeluarga

2.2 StrukturKeluarga

2.3 TipeKeluarga

3
2.4 AsuhanKebidananPadaKeluarga

2.5 Pentingnya Pemberian Imunisasi

BAB III ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

TN. SOLEH DI DESA CIBOJONG RT.016 RW 004 KEC.

PADARINCANG KAB. SERANG-BANTEN TAHUN 2021

3.1 Pengkajian

3.2 Analisa Data

3.3 Perumusan Masalah

3.4 Prioritas Masalah

3.5 Perencanaan

3.6 Pelaksanaan

3.7 Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Batasan Keluarga

Menurut Depkes RI 2010, keluarga adalah unit kecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satuatap dalam keadaan

saling tergantung.

Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga

adalah :

a. Unit terkecil masyarakat

b. Terdiriatasdua orang atau lebih

c. Adanya ikatan perkawinan dan pertaliandarah

d. Hidup dalam satu rumahtangga

e. Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga

f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

g. Setiap anggota keluargamempunyai perannya masing – masing

h. Menciptakan dan mempertahankan suat ukebudayaan

2.2 Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri dari berbaga imacam – macam diantaranya :

5
1. Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur ibu

3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri

4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami

5. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karenaadanya hubungan dengan suami istri.

2.3 Tipe Keluarga

1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu, dan anak – anak

2. Keluarga besar (ekstended family) adalah keluarga inti di tambah

dengan sanak saudara, misalnyanenek, kakek, keponakan,

saudarasepupu, paman, bibi, dsb

3. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri

dariwanitadanpria yang menikahlebihdarisatu kali

danmerupakansatukeluarga inti

6
4. Keluarga duda janda (single family) adalah keluarga yang terjadi

karena perceraianataukematian

5. Kelurga berkomposisi (komposisi family) adalahkeluarga yang

perkawinannyaberpoligamidanhidupbersama – sama

6. Keluarga kabitas (cabitation family) adalahdua orang menjadi satu

tanpa pernikahan tetapimenjadi satu keluarga.

Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarg besar karena

masyarakat Indonesia yang terjadi dari berbagai suku hidup dalam satu

komunitas dengan adat istiadat yang sangat kuat

2.4 Asuhan Kebidanan Pada Keluarga

1 Definisi

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

yang ditunjukan atau di pusatkan pada keluarga sebagai unit atau

kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan

sebagai sarana/penyalur.

Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah

kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara

anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga

disekitarnya atau masyarat secara keseluruhan.

2 Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan

Keluarga sebagai unit pertama masyarakat dan merupakan lembaga

yang menyangku kehidupan masyarakat. Keluarga sebagai suatu

7
kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau

memperbaiki masalah kesehatan dalam kelompoknya.

Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan

apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan

akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lainnya.

Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu

(pasien) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam

memelihara kesehatan para anggota keluarganya. Keluarga merupakan

perantara yang efektif dan mudah untuk berupaya dalam kesehatan

masyarakat.

Siklus penyakit dan kemiskinan dalam keluarga :

Dalam memberikan asuhan perawatan terhadap keluarga lebih di

tekankan pada keluarga-keluarga dengan keadaan sosial

perekonomian yang rendah. Keadaan sosial ekonomi yang rendah

umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah yang mereka

hadapi. Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan

keluarga mereka terhadap gizi, perumahan dan lingkungan yang sehat,

pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan yang lainnya. Jelas semua itu

akan dengan mudah dapat menimbulkan penyakit.

3 Hambatan-Hambatan Yang Sering Dihadapi Dalam Memecahkan

Masalah Keluarga

a. Hambatan dari keluarga :

 Pendidikan keluarga yang rendah

8
 Keterbatasan sumber daya keluarga

 Kebiasaan-kebiasan yang melekat

 Sosial budaya yang tidak menunjang

b. Hambatan dari petugas kesehatan :

 Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencakup

 Kondisi alam (geografi yang sulit)

 Kesulitan dalam komunikasi

 Keterbatasan pengetahuan tenaga kesehatan tentang kultur

keluarga.

2.5 Pentingnya Imunisasi

A. Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila

suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya

mengalami sakit ringan. Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia

meninggal karena berbagai penyakit sebenarnya dapat dicegah dengan

imunisasi. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit

yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain TBC, Difteri,

Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak, dan

radang paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari

berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan

atau kematian (Kemenkes RI, 2016)

9
Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah

Dengan Imunisasi (PD3I). Imunisasi dasar pada bayi seharusnya diberikan

pada anak sesuai dengan umurnya. Pada kondisi ini, diharapkan sistem

kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal. Namun, pada kondisi

tertentu beberapa bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap.

Seperti kita ketahui, bahwa di masyarakat masih ada pemahaman yang

berbeda mengenai imunisasi, sehingga masih banyak bayi dan balita yang

tidak mendapatkan pelayanan imunisasi. Alasan yang disampaikan

orangtua mengenai hal tersebut, antara lain karena anaknya takut panas,

sering sakit, keluarga tidak mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu

tempat imunisasi, serta sibuk/repot. Karena itu, pelayanan imunisasi harus

ditingkatkan di berbagai unit pelayanan (Kemenkes RI, 2016).

Pengetahuan ibu terhadap imunisasi merupakan faktor yang sangat

penting, agar ibu dapat cepat tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan

ketika timbul efek samping pada anaknya untuk mendapatkan cakupan

kelengkapan imunisasi (Sarfaraz , 2017). Kurangnya pengetahuan orang

tua terutama ibu akan membawa sikap negatif dan rasa takut akan efek

samping imunisasi yang nantinya akan berdampak pada pandangan ibu

dan kemauan ibu untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan guna

mendapatkan imunisasi. Sehingga ada ibu yang berpandangan bahwa

imunisasi akan menjadi hal yang merugikan bagi anaknya (Septiarini,

2015)

10
B. Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah agar memdapatkan imunitas atau kekebalan

anak secara individu dan eradikasi atau pembasmian sesuatu penyakit

dari penduduk sesuatu daerah atau negeri

Tujuan imunisasi adalah agar memdapatkan imunitas atau kekebalan

anak secara individu dan eradikasi atau pembasmian sesuatu penyakit

dari penduduk sesuatu daerah atau negeri. Sedikitnya 70% dari penduduk

suatu daerah atau negeri harus mendapatkan imunisasi. Yang tidak kalah

pentingnya adalah imunisasi ulang (booster) yang perlu dilaksanakan

dalam waktu-waktu tertentu untuk meningkatkan kembali

imunitas/kekebalan penduduk (Kemenkes RI, buku ajar imunisasi, 2015)

Tujuan Imunisasi antar alain :

a untuk membentuk kekebalan pada tubuh

b sebagai upaya untuk mencegah timbulnya penyakit

c sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penularan penyakit

d untuk melindungi lingkungan agar terhindar dari ancaman penyakit

C. Manfaat Imunisasi

Dengan imunisasi, bayi dan anak anda akan memiliki perlindungan

terbaik dalam menghadapi penyakit berbahaya. Dikutip dari IDAI,

imunisasi akan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi

dan anak-anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah

dengan vaksin tersebut. Anak yang telah diimunisasi, tidak akan

11
menularkan penyakit ke adik, kakak, atau teman-teman di sekitarnya bila

terinfeksi oleh suatu penyakit.

Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa Penyakit yang Dapat

Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi dengan

vaksin yang disuntikkan pada lokasi tertentu atau diteteskan melalui

mulut. Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program

imunisasi, setiap bayi wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang

terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB dan atau DPT-HB-Hib, 4 dosis

polio, dan 1 dosis campak. Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan

tersebut, campak merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih,

hal ini sesuai komitmen Indonesia pada global untuk mempertahankan

cakupan imunisasi campak sebesar 90% secara tinggi dan merata. Hal ini

terkait dengan realita bahwa campak adalah salah satu penyebab utama

kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak memiliki

peran signifikan dalam penurunan AKB. Indonesia memiliki cakupan

imunisasi campak yang sedikit lebih rendah daripada tahun 2014, yaitu

sebesar 92,3% pada tahun 2015 (Kemenkes RI, 2016).

D. Jenis Imunisasi

1. Hepatitis

Vaksin hepatitis B diberikan untuk mencegah infeksi hati serius,

yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksin ini diberikan dalam

jangka waktu 12 jam setelah bayi lahir, dengan melakukan suntik

vitamin K terlebih dahulu, minimal 30 menit sebelumnya.

12
Kemudian, vaksin akan kembali diberikan pada usia 2, 3, dan 4

bulan.

Vaksin hepatitis B ini akan menimbulkan efek samping, seperti

demam serta lemas. Pada kasus lain yang jarang terjadi, efek

samping vaksin ini bisa berupa gatal-gatal, kulit kemerahan, dan

pembengkakan pada wajah.

2. Polio

Imunisasi polio diberikan saat anak baru dilahirkan hingga usia 1

bulan. Kemudian, vaksin akan kembali diberikan setiap bulan, pada

saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin juga bisa kembali

diberikan ketika anak telah mencapai usia 18 bulan sebagai

penguatan. Vaksin polio juga bisa diberikan untuk orang dewasa

dengan kondisi tertentu.

Vaksin polio bisa menimbulkan efek samping berupa demam hingga

lebih dari 39 derajat Celsius. Efek samping lain yang dapat terjadi

seperti gatal-gatal, kulit kemerahan, sulit bernapas atau menelan,

serta bengkak pada wajah.

3. BCG

Vaksin BCG diberikan untuk mencegah perkembangan tuberkulosis

(TB), penyakit infeksi serius yang umumnya menyerang paru-paru.

Vaksin BCG ini hanya akan mencegah perkembangan infeksi TB

menjadi kondisi TB yang lebih serius, seperti meningitis TB.

13
Vaksin BCG ini hanya diberikan satu kali, yaitu ketika bayi baru

dilahirkan, hingga usia 2 bulan. Bila sampai usia 3 bulan atau lebih

vaksin belum diberikan, dokter akan melakukan uji tuberculin atau

tes Mantoux terlebih dahulu, untuk melihat apakah bayi telah

terinfeksi TB atau belum.

Efek samping dari vaksin BCG ini yaitu dapat menimbulkan bisul

pada bekas suntikan yang muncul pada 2- 6 minggu setelah suntik

BCG. Bisul bernanah tersebut akan pecah, dan meninggalkan

jaringan parut. Sedangkan efek samping lain, bisa berupa anafilaksis,

namun kondisi ini sangat jarang terjadi.

4. DPT

Vaksin DPT adalah jenis vaksin gabungan yang berguna untuk

mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri merupakan

kondisi serius yang dapat menyebabkan sesak napas, paru-paru

basah, gangguan jantung, bahkan kematian.

Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit batuk parah yang dapat

memicu gangguan pernapasan, paru-paru basah (pneumonia),

bronkitis, kerusakan otak, hingga kematian. Sedangkan tetanus

adalah penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kejang, kaku

otot, hingga kematian.

Pemberian vaksin DPT ini perlu dilakukan sebanyak empat kali,

yaitu ketika anak berusia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian vaksin dapat

kembali diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun sebagai penguatan.

14
Kemudian, pemberian vaksin lanjutan dapat diberikan pada usia 10-

12 tahun, dan 18 tahun.

Efek samping yang muncul setelah mendapatkan imunisasi DPT

cukup beragam, di antaranya adalah radang, nyeri, tubuh kaku, serta

infeksi.

5. Campak

Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus pada anak.

Infeksi ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti demam, pilek,

batuk kering, ruam, serta radang pada mata. Imunisasi campak

diberikan ketika anak telah berusia 9 bulan. Sebagai penguatan,

vaksin dapat kembali diberikan pada usia 18 bulan. Tetapi bila anak

sudah mendapatkan vaksin MMR, pemberian vaksin campak kedua

tidak perlu diberikan.

15
BAB III

FORMAT PENGUMPULAN DATA KELUARGA

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA

KELUARGA TN. SOLEH DI DESA CIBOJONG

KEC. PADARINCANG KAB. SERANG-BANTEN

TAHUN 2021

1.1 PENGKAJIAN DATA

TANGGAL : Selasa, 10 Juli 2021

PUKUL : 14.00 wib

A. Data Biografi

NAMA KEPALA KELURGA : Tn. Soleh

UMUR : 22 Tahun

AGAMA : Islam

PENDIDIKAN : SMP

PEKERJAAN : Karyawan Swasta

ALAMAT : Kp. Pasir Salam Rt/Rw 016/004 Desa

Cibojong kecamatan Padarincang Kabupaten

Serang-Banten

16
B. Komposisi anggota keluarga

No. Nama Status L/P Umur Pendidikan Agama Pekerjaan


terakhir

1 Soleh Suami L 24 SMA Islam Karyawan

2 Yuli Istri P 20 SMP Islam IRT

3 Rifki Anak L 9 bln - Islam -

C. Data kesehatan keluarga

1. Tn. Soleh

Keadaan kesehatan Tn.Soleh dari kesadaran umum baik,TD

120/80 Mmhg, nadi : 86x/mnt, respirasi: 21x/mnt,suhu : 37,00C memiliki

berat badan 56 kg, dan tinggi badan 165 cm, keluhan yang sering

dirasakan tidak ada, keluhan saat ini tidak ada, riwayat penyakit masa lalu

tidak ada.

2. Ny. Yuli

Keadaan kesehatan Ny. Yuli kesadaran umum baik, TD 110/70

Mmhg, nadi : 80x/mnt, respirasi: 20x/mnt,suhu : 370C memiliki berat

badan 53 kg, dan tinggi badan 155 cm, keluhan yang sering dirasakan

tidak ada, keluhan saat ini tidak ada, riwayat penyakit masa lalu tidak ada.

3. By. Rifki

17
Keadaan kesehatan An. Rifki kesadaran umum baik, , nadi :

88x/mnt, respirasi: 23x/mnt, suhu : 36,40C memiliki berat badan 4,2 kg,

dan tinggi badan 60 cm.

D. Data Perilaku kesehatan

Pola kebiasaan sehari-hari keluarga Tn. lutfan, Ny. Babay, By Amar. dari

pola makan bervariasi sebanyak 3x sehari, pola mandi 2x sehari, dan

kebiasaan mengkonsumsi air minum > 8 gelas per hari, dengan sumber air

minum dari galon, kebiasaan frekuensi tidur > 8 jam perhari, kebiasaan BAB di

jamban/WC sebanyak 1 kali perhari.

E. Data kesehatan Lingkungan

Dengan jenis bangunan rumah permanen, jenis lantai rumah dari

keramik,dengan penerangan rumah baik, keadaan ventilasi baik, pemanfaatkan

pekarangan rumah ada, tempat pembuangan sampah ditempat sampah,

keluraga memiliki WC dan tempat pembungan limbah keluarga di selokan.

F. Genogram

suami istri

anak

18
KETERANGAN :

: Lakilaki

: Perempuan

: Pernikahan

: keturunan

G Denah Rumah

Tempat jemuran Dapur Kamar


mandi

Ruang Ruang Keluarga


Kamar Tidur
Ibadah

Teras Rumah

HALAMAN

19
1.2 ANALISA DATA

Tn. Soleh dan keluarga belum mengetahui tentang pentingnya Imunisasi.

1.3 PERUMUSAN MASALAH

PERUMUSAN MASALAH
NO.

1. Potensial terjadinya resiko bagi kesehatan Anak jika tidak imunisasi.

1.4 PRIORITAS MASALAH

NO PRIORITAS MASALAH

1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya Imunisasi

1.5 PERENCANAAN

NO Masalah potensial Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat

1. terjadinya resiko Agar ibu penyuluhan Ny. Babay Sabtu, Kediaman


bagi kesehatan mendapatkaninf
10 Juli Tn. Lutfan
Anak jika tidak ormasi tentang
2021 Pukul dan Ny.
diimunisasi pentingnya
Babay
pemberian 14.00-14.30
Imunisasi. WIB

20
1.6 PELAKSANAAN

No Tanggal Pukul Tempat Kegiatan

1. Sabtu, 10 Juli 2021 14.00-14.30 Kediaman Tn. Lutfan Penyuluhan


WIB

1.7 EVALUASI

Pada hari Sabtu tanggal 10 Juli jam 14.00 WIB telah diadakan

pengkajian dan pemeriksaan terhadap Tn. Lutfan dan Ny. Babay dengan hasil

keseluruhan keluarga dalam keadaan sehat. Dan sudah mengerti akan

pentingnya Pemberian Imunisasi pada anak dan bersedia untuk membawa

anaknya ke bidan/posyandu untuk mendapatkan imunisasi campak.

21
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Setelah dilakukan pendekatan pada tanggal 10 Juli 2021 didapatkan masalah

sebagai berikut :

Masalah yang di temukan pada keluarga Tn. Soleh adalah kurangnya

pengetahuan keluarga tentang pentingnya Imunisasi. Masalah tersebut

berpotensial terjadinya resiko bagi kesehatan anak.. Adapun faktor penyebab ibu

atau keluarga tidak mengetahui tentang pentingnya Imunisasi yaitu sebab ibu dan

keluarga berfikir tidak akan beresiko bagi kesehatan Anaknya. Untuk itu perlu

diberikan penyuluhan tentang pentingnya pemberian Imunisasi anak.

Diharapkan setelah diberikan penyuluhan, Ny. Yuli ataupun keluarga

mengerti dan bertambah pengetahuan dan wawasannya, yang pada akhirnya

keluarga bersedia untuk melakukan apa yang telah disarankan dan disampaikan

oleh tenaga penyuluh sehingga keluarga mampu untuk mengimunisasi anaknya.

22
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan dengan memperhatikan data –

data masalah serta penanggulangan masalah dari proses kegiatan yang penulis

laksanakan tanggal 06 Juli 2021, keluarga telah mampu :

• Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi

• Menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi

• Mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah

• Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pentingnya Imunisasi

5.2 SARAN

A. Bagi Keluarga Binaan

1) Hendaknya keluarga mau untuk mengiunisasi anaknya

2) Hendaknya keluarga lebih berantusias dan ikut berperanserta dalam

pemberian Imunisasi

B. Bagi Puskesmas

Hendaknya puskesmas meningkatkan cakupan promosi kesehatan

di masyarakat. Baik itu meningkatakan kerjasama antar sesama tenaga

kesehatan maupun tokoh masyarakat dalam mewujudkan kegiatan promosi

kesehatan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin, S. d. (2010). Kebidanan Komunitas. jakarta: ECG.


Kemenkes RI. (2015). buku ajar imunisasi. jakarta: pusat pendidikandan pelatihan
tenaga kesehatan .
Kemenkes RI. (2016). profil kesehatan indonesia. jakarta: EGC.
Sarfaraz , M. (2017). Assessment of Knowledge, Attitude and Perception among
Mothers towards Immunization in a Tertiary Careteaching hospital.
publich health.
Septiarini. (2015). pengaruh penyuluhan mengenai pentingnya imunisasi. jakarta:
EGC.

24
LAMPIRAN-LAMPIRAN

25
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kesehatan Ibu dan Anak

Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Imunisasi

Sasaran : Keluarga Tn. Soleh

Hari : Sabtu, 10 Juli 2021

Waktu : 15 Menit

Tempat : Rumah Tn. Soleh

A. Tujuan Instruktur Umum


Setelah mengikuti penyuluhan pentingnya imunisasi, di harapkan
keluarga Tn Soleh dapat memahami tentang pentingnya
imunisasi pada anak-anaknya.
B. Tujuan Instruktur Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Pentingnya


Imunisasi, keluarga Tn. Soleh diharapkan mampu :

1 Menjelaskan pengertian imunisasi


2 Menjelaskan tujuan dan manfaat imunisasi
3 Menjelaskan jenis dan jadwal pemberian imunisasi
4 Membawa anak untuk imunisasi
C. Materi
1. Pengertian Imunisasi
2. Tujuan dan Manfaat Imunisasi
3. jenis dan jadwal pemberian imunisasi
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Leaflet

26
2. Power point

F. Kegiatan penyuluhan

NO LANGKAH KEGIATAN WAKTU

Penyuluhan Sasaran

1 Pendahuluan 1. Mengucapkan salam  Menjawab salam 3 Menit


2. Memperkenalkan  Mendengarkan
diri  Menyimak
3. Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
4. Apersepsi dan menjawab

2 Pelaksanaan 1. Menyampaikan  Mendengarkan 10 Menit


materi mengenai dengan penuh
Pentingnya perhatian
Imunisasi  Menanyakan hal-
2. Memberi hal yang belum
kesempatan peserta jelas
untuk bertanya  Memperhatikan
3. Menjawab jawaban dari
pertanyaan peserta penyuluh
4. Evaluasi  Menjawab
pertanyaan
3 Penutup 1. Menyimpulkan  Mendengarkan 2 Menit
materi  Menjawab salam
2. Mengucapkan salam

G. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara lisan
mengenai materi.

27
1. Pengertian Imunisasi
2. Tujuan dan Manfaat Imunisasi
3. Jenis dan Jadwal Pemberian Imunisasi

H. Daftar Pustaka
1. Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul
Latihan Petugas Imunisasi, Jakarta, (2017).
2. Departemen Kesehatan, Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi
Kader Dalam Rangka Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan
Masyarakat, Jakarta, 2018.
3. Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, Buku petunjuk Untuk Latihan Kader,
Jakarta, 2016.

28
MATERI

PENTINGNYA IMUNISASI
A Defenisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk mempertahankan kekebalan
tubuh dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terlindungi dari
penyakit infeksi tertentu. Imunisasi adalah pemberian kekebalan atau
masuknya bibit penyakit yang telah dilemahkan/ dimatikan agar tubuh
terlindungi dari penyakit tertentu. Vaksin adalah bibit penyakit yang telah
dilemahkan/ dimatikan yang diberikan saat imunisasi, yang menyebabkan
anak memproduksi antibodi (zat kekebalan tubuh), bukan menimbulkan
penyakit.
B Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh anak
2. Menurunkan angka kematian
3. Imunisasi mencegah timbulnya jenis penyakit tertentu pada anak.
Namun bila anak terserang juga penyakit tersebut maka anak tidak
akan sakit lebih parah. Dan mencegah terjadinya kecacatan seperti
pada penyakit poliomyelitis.
4. Mengendalikan wabah
C Sasaran Imunisasi
Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:
1. Semua bayi dan anak sehat di bawah usia 1 tahun
2. Anak-anak lain yang belum mendapat imunisasi lengkap
3. Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)
D Tempat Pelaksanaan Imunisasi
Imunisasi bisa didapatkan di:
1. Puskesmas
2. Posyandu
3. Rumah sakit atau rumah bersalin
4. Klinik/ praktek dokter atau tenaga medis

29
E Jenis imunisasi
Imunisasi dasar yang diharuskan di Indonesia ada 5 jenis, yaitu:
1. Hepatitis
Vaksin hepatitis B diberikan untuk mencegah infeksi hati serius,
yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksin ini diberikan dalam
jangka waktu 12 jam setelah bayi lahir, dengan melakukan suntik
vitamin K terlebih dahulu, minimal 30 menit sebelumnya. Kemudian,
vaksin akan kembali diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
Vaksin hepatitis B ini akan menimbulkan efek samping, seperti
demam serta lemas. Pada kasus lain yang jarang terjadi, efek samping
vaksin ini bisa berupa gatal-gatal, kulit kemerahan, dan
pembengkakan pada wajah.
2. Polio
Imunisasi polio diberikan saat anak baru dilahirkan hingga usia 1
bulan. Kemudian, vaksin akan kembali diberikan setiap bulan, pada
saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin juga bisa kembali
diberikan ketika anak telah mencapai usia 18 bulan sebagai penguatan.
Vaksin polio juga bisa diberikan untuk orang dewasa dengan kondisi
tertentu.
Vaksin polio bisa menimbulkan efek samping berupa demam hingga
lebih dari 39 derajat Celsius. Efek samping lain yang dapat terjadi
seperti gatal-gatal, kulit kemerahan, sulit bernapas atau menelan, serta
bengkak pada wajah.
3. BCG
Vaksin BCG diberikan untuk mencegah perkembangan tuberkulosis
(TB), penyakit infeksi serius yang umumnya menyerang paru-paru.
Vaksin BCG ini hanya akan mencegah perkembangan infeksi TB
menjadi kondisi TB yang lebih serius, seperti meningitis TB.

30
Vaksin BCG ini hanya diberikan satu kali, yaitu ketika bayi baru
dilahirkan, hingga usia 2 bulan. Bila sampai usia 3 bulan atau lebih
vaksin belum diberikan, dokter akan melakukan uji tuberculin atau tes
Mantoux terlebih dahulu, untuk melihat apakah bayi telah terinfeksi
TB atau belum.
Efek samping dari vaksin BCG ini yaitu dapat menimbulkan bisul
pada bekas suntikan yang muncul pada 2- 6 minggu setelah suntik
BCG. Bisul bernanah tersebut akan pecah, dan meninggalkan jaringan
parut. Sedangkan efek samping lain, bisa berupa anafilaksis, namun
kondisi ini sangat jarang terjadi.
4. DPT
Vaksin DPT adalah jenis vaksin gabungan yang berguna untuk
mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri merupakan
kondisi serius yang dapat menyebabkan sesak napas, paru-paru basah,
gangguan jantung, bahkan kematian.
Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit batuk parah yang dapat
memicu gangguan pernapasan, paru-paru basah (pneumonia),
bronkitis, kerusakan otak, hingga kematian. Sedangkan tetanus adalah
penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kejang, kaku otot,
hingga kematian.
Pemberian vaksin DPT ini perlu dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu
ketika anak berusia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian vaksin dapat kembali
diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun sebagai penguatan.
Kemudian, pemberian vaksin lanjutan dapat diberikan pada usia 10-12
tahun, dan 18 tahun.
Efek samping yang muncul setelah mendapatkan imunisasi DPT
cukup beragam, diantaranya adalah radang, nyeri, tubuh kaku, serta
infeksi.
5. Campak
Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus pada anak. Infeksi
ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti demam, pilek, batuk

31
kering, ruam, serta radang pada mata. Imunisasi campak diberikan
ketika anak telah berusia 9 bulan. Sebagai penguatan, vaksin dapat
kembali diberikan pada usia 18 bulan. Tetapi bila anak sudah
mendapatkan vaksin MMR, pemberian vaksin campak kedua tidak
perlu diberikan.

32
F Jadwal Imunisasi
Jadwal imunisasi wajib dari pemerintah :
Umur Jenis imunisasi
0-7 hari Hepatitis B1
< 2 bulan BCG,Polio 1
2 bulan DPT Hb Combo 1,Polio 2
3 bulan DPT Hb Combo 2,Polio 3
4 bulan DPT Hb Combo 3,Polio 4
9 bulan Campak
6 tahun Booster (difteri tetanus)

G Waktu yang tidak diperbolehkan imunisasi


1 BCG tidak diberikan bila bayi sedang sakit TBC dan panas tinggi
2 DPT tidak diberikan bila bayi panas dan kejang
3 Campak tidak boleh diberikan bila bayi mendadak panas tinggi
H Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi
1 BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di
ketiak anjurkan ke puskesmas;
2 DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari
posyandu dan berikan kompres hangat.
3 Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.

33
34
Dokumentasi pengambilan data

Dokumentasi penyuluhan

35

Anda mungkin juga menyukai