Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DI BLUD UPT PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH

1. EKA MENTARI NIM PO.62.24.2.20.279

2. MURIANI NIM.PO.62.24.2.20.286

3. TINA SARI DEWI NIM. PO.62.24.2.20.303

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DI BLUD UPT PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

Disusun Oleh

1. EKA MENTARI NIM PO.62.24.2.20.279

2. MURIANI NIM.PO.62.24.2.20.286

3. TINA SARI DEWI NIM. PO.62.24.2.20.303

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Yeni Lucin, S.Kep., MPH Siti Wal’afiah, S.Tr.Keb


NIP. 19650727 198602 2 001 NIP. 19730323 199212 2 001

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Analisis PWS KIA Puskesmas Pahandut Praktik Kerja
Lapangan Kebidanan Komunitas ini. Pada penyusunan laporan ini penulis telah
mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dhini, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.


2. Ibu Oktaviani, S.SiT.,M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.
3. Ibu Heti Ira Ayue, SST.,M.Keb selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan dan
Pendidikan Profesi Bidan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.
4. Ibu Erina Eka Hatini, SST.,MPH selaku koordinator Praktik Kerja Lapangan
Kebidanan Komunitas yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada
seluruh mahasiswa Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang Angkatan IV.
5. Ibu Yeni Lucin, S.Kep., MPH selaku pembimbing institusi Praktik Kerja
Lapangan Kebidanan Komunitas yang telah memberikan bimbingan, arahan,
saran, serta motivasi kepada kami sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
6. Ibu Siti Wal’afiah, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan Praktik Kerja Lapangan
Kebidanan Komunitas yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
7. Dan kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Kami selaku penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kemajuan laporan dan asuhan selanjutnya. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Palangkaraya, Juni 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................i
Halaman Persetujuan.............................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................iv
Daftar Tabel...........................................................................................................v
Daftar Gambar.......................................................................................................vi
Daftar Lampiran....................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan Umum dan Khusus.................................................................3
C. Capaian Kompetensi Praktik..............................................................3
D. Waktu dan Tempat..............................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................5
1. Indikator PWS KIA............................................................................5
2. Peran Bidan Di Komunitas.................................................................6
BAB III HASIL SURVEI......................................................................................9
A. Hasi Analisis Data..............................................................................9
B. Rumusan Masalah...............................................................................9
C. Prioritas Masalah................................................................................10
BAB IVPERENCANAAN,IMPLEMENTASI DAN EVALUASI......................11
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................12
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................13
B. Saran...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Analisa Data..................................................................... 9


Tabel 3.2 Prioritas masalah...................................................................... 10

DAFTAR GAMBAR

v
Gambar1.1 BLUD UPT Pahandut .................................................................. 4

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia upaya peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan
salah satu program prioritas. Hal ini dikarenakan, masalah kesehatan ibu dan
anak masih menjadi salah satu permasalahan utama di bidang kesehatan.
Menurut UNICEF, setiap tiga menit, di suatu tempat di Indonesia, anak di bawah
usia lima tahun meninggal. Selain itu setiap jam seorang perempuan meninggal
karena melahirkan atau sebab-sebab yang berkaitan dengan kehamilan.1 Menurut
WHO, upaya peningkatan status kesehatan ibu dan anak, ditargetkan untuk
menurunkan angka kematian dan kejadian sakit pada ibu dan anak. Untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak tersebut dilakukan melalui
upaya peningkatan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan
kesehatan ibu dan pelayanan rujukan. Selama ini, berbagai program terkait
penanggulangan masalah kesehatan ibu dan anak sudah diupayakan. Program-
program tersebut menitik beratkan pada upaya menurunkan angka kematian ibu
dan bayi.(Wondasari, 2021).
Pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan melalui
pelayanan asuhan secara langsung terhadap individu, keluarga, dan kelompok
dalam konteks komunitas. Selain itu juga diperlukan perhatian langsung terhadap
kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah
kesehatan masayarakat memepengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Sasaran kebidanan komunitas adalah mulai dari individu, keluarga, kelompok
dan masayarakat. Tujuan asuhan kebidanan komunitas adalah untuk kesalamatan
ibu. Pada prinsipnya asuhan kebidanan yang diberikan di komunitas sama dengan
asuhan kebidanan yang diberikan di klinik, baik yang diberikan di Puskesmas
ataupun rumah sakit. Namun asuhan kebidanan di komunitas lebih
memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat.(Sukesi,
Astuti Setiyani, 2016).
Indikator yang digunakan untuk menilai program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) antara lain kunjungan ibu hamil pertama (K1), cakupan kunjungan
keempat ibu hamil (K4), cakupan buku KIA, deteksi dini kehamilan berisiko oleh
tenaga kesehatan, persalinan oleh tenaga kesehatan, penanganan komplikasi
obstentrik, pelayanan nifas, pelayanan neonatal, penanganan komplikasi
neonatal, pelayanan kesehatan anak balita, pelayanan kesehatan anak balita sakit.

1
2

Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah
alat manajemen untuk melakukan pemantauan program Kesehatan Ibu Anak
(KIA) di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak
lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA yang meliputi 4 pelayanan kesehatan
yaitu tentang ibu hamil atau ibu bersalin, kesehatan anak, imunisasi dan gizi.
Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan
pihak/instansi terkait untuk tindak lanjut.(Zaki et al., 2018).

Pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan melalui


pelayanan asuhan secara langsung terhadap individu, keluarga, dan kelompok
dalam konteks komunitas. Selain itu juga diperlukan perhatian langsung terhadap
kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah
kesehatan masayarakat memepengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Sasaran kebidanan komunitas adalah mulai dari individu, keluarga, kelompok
dan masayarakat. Tujuan asuhan kebidanan komunitas adalah untuk kesalamatan
ibu. Pada prinsipnya asuhan kebidanan yang diberikan di komunitas sama dengan
asuhan kebidanan yang diberikan di klinik, baik yang diberikan di Puskesmas
ataupun rumah sakit. Namun asuhan kebidanan di komunitas lebih
memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat.(Sukesi,
Astuti Setiyani, 2016).
BLUD UPT Puskesmas Pahandut merupakan satu dari sepuluh Puskesmas
yang ada di Kota Palangka Raya. Dalam Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan
kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pahandut di bantu oleh 4 (empat)
Puskesmas Pembantu, yang di Wilayah Kecamatan Pahandut Kota Palangka
Raya Puskesmas Pembantu itu, antara lain sebagai berikut: Pustu Pahandut
Seberang, Pustu Timbang Rungan, Pustu dr. Murjani, dan Pustu Rindang.
Salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat
adalah angka kematian, di mana indikator ini menunjukkan tingkat kesehatan,
mutu pelayanan serta keadaan sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan data
yang diperoleh di UPT Puskesmas Pahandut tahun 2015 tidak terdapat angka
kematian bayi (IMR) Nol orang kematian bayi, dari 1125 bayi atau dari
kelahiran hidup. Sedangkan untuk tahun 2014 terdapat 11 orang kematian bayi
dari sebanyak 1080 bayi kelahiran hidup, dan pada tahun 2013 angka kematian
Bayi sebanyak 0 orang dari sebanyak 1140 bayi lahir hidup. Sedangkan untuk
tahun 2016 dari 1060 bayi baru lahir, juga tidak terdapat angka kematian bayi
atau IMR Nol. Data BLUD UPT Puskesmas Pahandut untuk tahun 2017 tidak
terdapat angka kematian ibu melahirkan, atau (0) kematian ibu melahir, dari 1060
3

jumlah partus normal, demikian juga pada tahun 2015, 2014 dan tahun 2013.
(Profil PKM,2018).

B. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan di komunitas dengan memperhatikan aspek
budaya yang berfokus pada upaya preventif, promotif, deteksi dini dan
rujukan serta berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan
kebidanan komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan analisis terhadap data Indikator PWS-KIA yang tersedia di
Puskesmas dan Target Cakupan sesuai dengan Puskesmas tempat
berpraktik, analisis pelaksanaan program-program kegiatan berbasis
pemberdayaan masyarakat bidang KIA.
b. Merumuskan diagnosis/masalah Kesehatan dan prioritas masalah
c. Menyusun perencanaan kegiatan.
d. Melakukan implementasi dari perencanaan yang dibuat.

C. Capaian Kompetensi Praktik


1. Melakukan analisis terhadap capaian indikator data PWS –KIA dipuskesmas
dan program –program kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat dalam
bidang KIA.
2. Membina keluarga yang rawan permasalahan terkait kesehatan ibu dan anak
(KIA) dan kesehatan reproduksi.
3. Pemberdayaan masyarakat melalui promosi kesehatan

D. Waktu dan Tempat


1. Waktu
Praktik komunitas dilakukan dari tanggal 9 Juni 2021 sd 15 Juni 2021
2. Tempat
BLUD UPT Puskesmas Pahandut
BLUD UPT Puskesmas Pahandut secara administrasi terletak di
kecamatan Pahandut Kota palangka Raya. BLUD UPT Puskesmas
Pahandut merupakan satu dari sepuluh Puskesmas yang ada di Kota
Palangka Raya. Lokasi Puskesmas Pahandut terletak di Jalan Letkol
Dharmosugondo No. 1 Kota Palangka Raya.
4

Gambar1.1 BLUD UPT Puskesmas Pahandut


BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Indikator PWS KIA


a. Pengertian PWS KIA
PWS KIA merupakan alat manajemen program kesehatan ibu dan
anak dan untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah kerja
secara terus-menerus Agar dapat dilakukan tindak lanjut secara cepat dan
tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah.
b. Tujuan PWS KIA
Tujuan umum PWS-KIA yaitu meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan KIA secara terus menerus di wilayahnya. Sedangkan tujuan
khusus KIA adalah memantau cakupan pelayanan KIA dengan mutu yang
memadai dipilih sebagai indikator, secara teratur (bulanan) dan
berkesinambungan( terus menerus) untuk tiap wilayah/ , menilai kesenjangan
antara target yang ditetapkan dan pencapain sebenarnya untuk desa,
Menentukan urutan desa prioritas yang akan di tangani secara intensif
berdasarkan besarnya kesenjangan antara target dan pencapaian,
merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
dang dapat di gali dan membangkitkan peran pamong setempat dalam
pergerakan sasaran dan moblisasi sumber daya. (Wahyuni,2018).
c. Indikator
PWS KIA memiliki 13 indikator yaitu :
1) Akses pelayanan antenatal K1
2) Cakupan pelayanan ibu hamil K4
3) Cakupan persalinan oleh tenaga Kesehatan
4) Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan
5) Penjaringan (deteksi) ibu hamil, bersalin dan nifas dengan
risiko/komplikasi oleh tenaga kesehatan
6) Penjaringan (deteksi) ibu hamil, bersalin dan nifas dengan
risiko/komplikasi oleh masyarakat
7) Penanganan komplikasi obstetric (PK)
8) Peserta KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate)
9) Cakupan pelayanan neonates pertama (KN 1)
10) Cakupan pelayanan neonates 0 – 28 hari (KN Lengkap)
11) Cakupan pelayanan anak balita (12 – 59 bulan)
12) Penanganan komplikasi neonata

5
6

13)Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari – 12 bulan (Kunjungan


Bayi)

2. Peran Bidan di Komunitas


Peran bidan dalam komunitas adalah sebagai berikut :
a. Memberikan Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal, bermasalah dan
gawat darurat secara mandiri, kolaborasi dan rujukan dengan pendekatan
manajemen kebidanan di komunitas.
b. Memberikan Asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal, bermasalah dan
gawat darurat secara mandiri, kolaborasi dan rujukan dengan pendekatan
manajemen kebidanan di komunitas.
c. Memberikan Asuhan kebidanan pada ibu nifas normal, bermasalah dan gawat
darurat secara mandiri, kolaborasi dan rujukan dengan pendekatan
manajemen kebidanan di komunitas.
d. Memberikan Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita normal,
bermasalah dan gawat darurat secara mandiri, kolaborasi dan rujukan dengan
pendekatan manajemen kebidanan di komunitas.
e. Memberikan Asuhan kebidanan pada wanita usia reproduksi (termasuk:
Kesehatan Reproduksi Remaja, akseptor keluarga berencana dan lanjut usia),
pada kasus normal, bermasalah, maupun gawat darurat secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan dengan pendekatan manajemen kebidanan komunitas.
f. Membina Keluarga yang rawan permasalahan terkait Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) dan Kesehatan Reproduksi .

Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas adalah sebagai berikut.(Wahyuni,


2018)

a. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan


masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung
peran bidan di komunitas.
b. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan
martabat kemanusiaan klien.
c. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis.
Populasi bisa berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepala
Keluarga (KK),jumlah laki-laki, jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah
lansia) dalam area yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan. Contohnya adalah
jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1 kelurahan/ kawasan
perumahan/ perkantoran.
d. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi hasil
kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu pengajian,
kader kesehatan,perawat, PLKB, dokter, pekerja sosial, dll.
7

e. Sistem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik.


Sistem pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja
yang menjadi tanggung jawabnya.

Sedangkan tanggung jawab bidan pada pelayanan kebidanan komunitas


meliputi kemampuan memberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga,
dan masyarakat. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menilai mana tradisi
yang baik dan membahayakan, budaya yang sensitif gender dan tidak, nilai-nilai
masyarakat yang adil gender dan tidak, dan hukum serta norma yang ternyata
masih melanggar hak asasi manusia. Di samping itu, bidan harus mampu
bertindak profesional dalam bentuk:

a. Mampu memisahkan antara nilai-niai dan keyakinan pribadi dengan tugas


kemanusiaan sebagai bidan, dan
b. Mampu bersikap non judgemental (tidak menghakimi), non discriminative
(tidak membeda-bedakan), dan memenuhi standar prosedur kepada semua
klien (perempuan, laki-laki, transgender).

Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas adalah sebagai berikut.

a. Peningkatan kesehatan (promotif)


Bidan lebih mengutamakan langkah promotif dalam setiap asuhannya,
seperti ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di
tenaga kesehatan. Bayi dan balita dilakukan pemantauan tumbuh kembang
di posyandu.
b. Pencegahan (preventif)
Salah satu contoh tindakan preventif bidan yang dapat dilakukan adalah
pemberian imunisasi pada bayi dan balita serta ibu hamil.
c. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan.
Bidan diharapkan mempunyai kemampuan dalam deteksi dini komplikasi
melalui keterampilan tambahan yang dimiliki untuk menangani kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal sehingga dalam proses rujukan
tidak mengalami keterlambatan.
d. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan.
Dalam memberikan asuhan bidan melakukan pendekatan secara fisiologis,
dengan meminimalisir intervensi yang berlebihan sesuai dengan kondisi
klien.

e. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi).


Pada masa pemulihan bidan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
(dokter kandungan) untuk mengobservasi kemajuan kesehatan klien.
8

Sebagai contoh adalah bidan melakukan perawatan pasca operasi pada


klien dengan tindakan persalinan caesar.
f. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial,
kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan
individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat. Terutama pada kondisi
bahwa stigma masyarakat perlu dikurangi seperti Tuberculosis (TB), kusta,
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), kehamilan tidak
diinginkan (KTD), kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), prostitusi,
korban perkosaan, dan injecting drug user (IDU).
BAB III
HASIL SURVEI

A. Hasi analisis data


Tabel 3.1 Hasil Analisa Data

No Indikator PWS KIA Target 1 Pencapaian Persentase


tahun) (januari- (%)
maret)
1 Akses pelayanan antenatal 452 149 32,9
K1
2 Cakupan pelayanan ibu 452 92 21
hamil K4
3 Cakupan persalinan oleh 431 97 22,5
tenaga Kesehatan
4 Cakupan pelayanan nifas
oleh tenaga kesehatan
KF 1 431 97 22,5

KF 2 93 21,5

KF 3 74 17,2

5 Penjaringan (deteksi) ibu 67 15 22,4


hamil, bersalin dan nifas
dengan risiko/komplikasi
oleh tenaga kesehatan
6 Penjaringan (deteksi) ibu 0 0 0
hamil, bersalin dan nifas
dengan risiko/komplikasi
oleh masyarakat
7 Penanganan komplikasi 0 0 0
obstetric (PK)
8 Peserta KB aktif ? (target 78 ?
(Contraceptive Prevalence belum
Rate) dikelurkan
dinkes
kota)
9 Cakupan pelayanan 411 97 24
neonates pertama (KN 1)

9
10

10 Cakupan pelayanan 411 82 20


neonates
0 – 28 hari (KN Lengkap)
11 Cakupan pelayanan anak 1641 768 47
balita (12 – 59 bulan)
12 Penanganan komplikasi 0 0 0
neonatal
13 Cakupan pelayanan 411 99 24
kesehatan bayi 29 hari –
12 bulan (Kunjungan Bayi

A. Rumusan masalah
Berdasarkan data PWS KIA bulan Januari sd Maret 2021 di BLUD UPT PKM
Pahandut kota Palangka Raya didapatkan capaian bererapa indikator PWS KIA
yang masih kurang. Cakupan PWS KIA yang kurang antara lain :
1. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan KF 3
2. Cakupan pelayanan neonates 0 – 28 hari (KN Lengkap)
3. Cakupan pelayanan ibu hamil K4

B. Prioritas masalah
Tabel 3.2 Prioritas masalah

Masalah U S G Total Prioritas


Cakupan pelayanan nifas 3 3 3 9 III
oleh tenaga kesehatan KF 3
Cakupan pelayanan 3 4 4 11 II
neonates 0 – 28 hari (KN
Lengkap)
Cakupan pelayanan ibu 5 5 5 15 I
hamil K4
BAB IV
PERENCANAAN, IMPLEMENTASI, EVALUASI

A. Perencanaan

1. Kerjasama dengan bidan jejaring

2. Aktifkan kembali laporan K4 dengan bidan jejaring

3. Berikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang pemeriksaan kehamilan dan

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

4. Diskusi bersama dengan bidan koordinator

B. IMPLEMENTASI
1. Bekerjasama dengan bidan jejaring.

2. Mengaktifkan kembali laporan K4 dengan bidan jejaring.

3. Memberikan KIE dengan leaflet kepada ibu dan keluarga tentang pemeriksaan

kehamilan dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K).

4. Berdiskusi bersama dengan bidan koordinator dilaksanakan tanggal

15/06/2021

C. EVALUASI
1. Sudah terbentuk kerjasama dengan bidan jejaring dalam grup WhatsApp (WA)
2. Ada lembar laporan yang dibuat lebih ringkas dalam bentuk excel yang
dikirimkan dalam grup WhatsApp (WA).
3. Ibu dan keluarga memahami pentingnya pemeriksaan kehamilan dan bersedia
untuk memeriksakan diri.
4. Diskusi bersama bidan koordinator telah dilaksanakan tanggal 15/06/2021

11
BAB V
PEMBAHASAN

Ketercapaian pelaksanaan kegiatan, kesenjangan, hambatan atau


permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan :

Ketercapaian Pelaksanaan Kesenjangan Hambatan


Kegiatan
Kerjasama dengan bidan Hanya dapat Kurangnya ketepatan
jejaring dalam dalam grup mengakomodir data waktu dalam waktu
WhatsApp (WA) untuk ibu hamil yang pengumpulan data.
memudahkan pelaporan memeriksakan ke
bidan
Memberikan edukasi pada ibu Ibu hamil yang datang Ibu hamil periksa di
hamil untuk selalu ke Puskesmas sedikit bidan yang dekat
memeriksakan hamil dengan rumahnya.
Diskusi dengan bidan Permasalahan yang Keterbatasan waktu
koordinator dan bidan di ada dipengaruhi juga untuk menyelesaikan
ruang KIA tentang oleh pandemi yang permasalahan
permasalahan yang terjadi sekarang ini
ditemukan.

12
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisis data PWS KIA di BLUD UPT Puskesmas


Pahandut diketahui bahwa ada beberapa indikator PWS KIA yang capaiannya
lebih kecil dari sasaran yang telah ditetapkan. Prioritas I masalah di UPT
Puskesmas Pahandut adalah rendahnya capaian cakupan pelayanan ibu hamil K4.
Hal itu di karenakan selama Pandemi Covid 19 ini kebanyakan ibu hamil takut
untuk periksa hamil di Puskesmas Pahandut. Telah dilakukan beberapa intervensi
masalah untuk membantu meningkatkan capaian.

B. SARAN
Kepada Puskesmas diharapkan agar lebih meningkatkan promosi
kesehatan, edukasi dan pelayanan yang optimal agar kesehatan ibu dan anak
lebih meningkat, serta memperkuat kerjasama lintas sektor untuk menyelesaikan
permasalahan kesehatan ibu dan anak. Bagi mahasiswa diharapkan agar tetap
mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan yang telah ada dan selalu
menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dan disesuaikan dengan kondisi
lapangan sehingga tetap tercermin citra bidan yang profesional.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sukesi, Astuti Setiyani, E. (2016). Praktikum Asuhan Kebidanan


Neonatus,Bayi,Balita danAnak Pra Sekolah. KEMENKES.
Wahyuni, E. D. (2018). Buku Ajar Kebidanan Asuhan Kebidanan Komunitas.
KEMENKES RI.
Wondasari, N. E. (2021). PWS KIA(Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
Anak).
Zaki, I., Jaenudin, J., & Eosina, P. (2018). Sistem Informasi Pelaporan PWS KIA
Berbasis Web Studi Kasus Imunisasi Di Puskesmas Gunung Sindur. Sainstech:
Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Sains Dan Teknologi, 28(1), 24–28.
https://doi.org/10.37277/stch.v28i1.264

Anda mungkin juga menyukai