Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA

NY “W” DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT


DI RUMAH SAKIT ELIM RANTEPAO
TANGGAL 2 APRIL 2021

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan


di Akademi Kebidanan Bina Sejahtera Rantepao

OLEH

MARIA FATIMA GEGA KEWA


NIM :15401201813

AKADEMI KEBIDANAN BINA SEJAHTERA RANTEPAO


KABUPATEN TORAJA UTARA
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Intranatal Pada

Ny “W” Dengan Preeklampsia Berat Tanggal 2 April 2021 di Rumah Sakit

Elim Rantepao”, telah disetujui untuk di pertahankan dalam Ujian Karya Tulis

Ilmiah dihadapan Tim Penguji Akademi Kebidanan Bina Sejahtera Rantepao pada

hari Jumat, 16 Juli 2021.

Mengetahui

Pembimbing

THERESIA T. BATHARA, S.KM, M.Kes


NIDN: 0912064801
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis dengan judul : “Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny “W”


Dengan Preeklampsia Berat Tanggal 2 April 2021 di Rumah Sakit Elim
Rantepao“, telah di periksa dan disahkan oleh Tim Penguji Pada ujian Akhir
Program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Bina Sejahtera Rantepao.

Hari / tanggal : Jumat, 16 Juli 2021

Jam : ……..-……. WITA

Tempat : Kampus Akademi Kebidanan Bina Sejahtera Rantepao

Menyetujui

Tim penguji / Pembimbing

I. Ketua : Theresia T.Bathara, S.SKM, M.Kes ( )

II. Anggota : Dr,Ns, Agustina Palamba’, S.Sos, S.Kep,M.Kes ( )

III. Anggota : ( )

Mengetahui

Direktur AKBID Bina Sejahtera Rantepao

DR, Ns, AGUSTINA PALAMBA’, S.Sos, S.Kep,M.Kes


NIDN : 0926085601

BIODATA PENULIS
A. IDENTITAS PENULIS

1. Nama : Maria Fatima Kewa Gega

2. NIM : 15401201813

3. Tempat / Tgl. Lahir : Malaysia, 12 Desember 1996

4. Suku / Bangsa : Toraja / Indonesia

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Agama : Katolik

7. Alamat : Tampan Bonga

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tamat SD Katolik Lambunga, Tahun 2007/2008

2. Tamat SMP Negeri I Larantuka, Tahun 2010/2011

3. Tamat SMK Kesehatan Suradewa, Tahun 2013/2014

4. Melanjutkan Pendidikan pada Akademi Kebidanan Bina Sejahtera Rantepao

Tahun 2018 sampai sekarang.


KATA PENGANTAR

Hanya kepada Tuhan sajalah penulis berharap, tiada rangkaian kata yang paling

indah yang dapat penulis ungkapkan selain mengucap syukur atas segala kebaikan-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

judul “Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny “W” Dengan Preeklampsia Berat

di Rumah Sakit Elim Rantepao Tanggal 2 April 2021” penyusunan hingga

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis menemukan banyak hambatan dan

rintangan namun penulis tetap yakin dan percaya bahwa Sang Bapa tidak pernah

menutup mata, hati dan telinga-Nya unutuk tetap mencurahkan berkatnya bagi

penulis.

Terwujudnya penulisan karya tulis ilmiah ini karena adanya semangat dan

dukungan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya

kepada Theresia Tudang Bathara, SKM, M.Kes yang telah meluangkan waktunya

dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Dalam kesempatan ini pula dengan rasa hormat penulis mengucapkan terimah

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. DR, Ns, Agustina Palamba’, S.Sos, S.Kep, M.Kes, selaku Ketua Yayasan dan

Direktur Akademi Kebidanan Bina Sejahtera Rantepao.

2. Direktur Rumah Sakit Elim Rantepao yang telah memberikan izin bagi penulis

untuk melakukan praktek.


3. Segenap dosen dan Staf Akademi Kebidanan Bina Sejahtera Rantepao yang

telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan selama penulis

mengikuti pendidikan

4. Rekan-rekan seperjuangan Akademi Kebidanan Bina Sejahtera Rantepao yang

telah memberikan motivasi dan Doa sehingga penyusunan karya tulis ilmiah ini

dapat terselesaikan.

5. Saudara beserta keluarga yang terus mendukung penulis baik berupa dukungan

doa maupun materi

6. Terlebih khusus kedua orang tua tercinta, yang tidak pernah lelah dan penuh

kesabaran mendoakan, mendukung, membimbing dan memotivasi penulis

7. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dari lubuk hati yang paling dalam

penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan,

olehnya itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

setiap pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Besar harapan penulis agar Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita

semua terutama bagi penulis, semoga Tuhan yang Maha Esa Selalu memberkati

dan melindungi kita semua.

Rantepao, Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

BIODATA PENULIS .......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Ruang Lingkup Pembahasan ...................................................... 5

C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 5

D. Manfaat Penulisan ..................................................................... 6

E. Metode Penulisan ....................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9

A. Konsep Dasar Tentang Persalinan.................................................... 9

B. Tinjauan Tentang Preeklampsia........................................................ 11

C. Standar Asuhan Kebidanan.............................................................. 27

BAB III STUDI KASUS ..................................................................................... 32

A. Pengkajian....................................................................................

... 32

B. Diagnosa dan Masalah Kebidanan ...........................…… 35


C. Perencanaan.................................................................................

. 36

D. Implementasi...............................................................................

36

E. Evaluasi........................................................................................

37

F. Pendokumentasian.......................................................................

. 39

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. . 52

BAB V PENUTUP............................................................................................ 56

A. Kesimpulan.................................................................................... 56

B. Saran.............................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Usulan Judul Karya Tulis Ilmiah

Lampiran II : Lembar Kegiatan Konsultasi Pada Pembimbing

Lampiran III : Surat Izin Pengambilan Data di Rumah Sakit Elim Rantepao

Lamiran IV : SAP Pemberian ASI Eksklusif


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan serta persalinan merupakan suatu peristiwa alamiah dan hal yang

sangat dinanti setiap ibu yang sedang menunggu proses kelahiran bayinya.

Meskipun persalinan merupakan peristiwa fisiologis namun setiap proses

persalinan yang terjadi beresiko mengalami komplikasiselama persalinan. Hal

tersebut dapat memperburuk kondisi baik ibu maupun bayi selama persalinan

berlangsung sehingga berdampak terjadinya kematian pada ibu dan bayi

(Winancy,2019).

Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh

komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Angka

kematian ibu yang begitu besar banyak disebabkan karena kurangnya

pengetahuan mengenai tanda–tanda kehamilan, usia hamil yang terlalu muda atau

terlalu tua, pendidikan yang rendah, pendapatan keluarga yang rendah selain itu

juga aspek medis juga sangat berpengaruh dalam meningkatnya angka kematian

ibu melahirkan, selain itu penyebab kematian ibu yang cukup penting di
Indonesia adalah pre-eklampsia – eklampsia selain pendarahan dan sepsis.

(Wiknjosastro, H, 2016)

Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah

preeklampsia (PE) yang menurut WHO angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-

38,4%. Di negara maju angka kejadian preeklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia

0,1-0,7%. Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah

preeklampsia (PE) yang menurut WHO angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-

38,4%. Di negara maju angka kejadian preeklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia

0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan preeklampsia di

negara berkembang masih tinggi. Preeklampsia adalah salah satu sindrom yang

dijumpai pada ibu hamil diatas 20 minggu terdiri dari hipertensi, dan proteinuria

dengan atau tanpa edema. (library.helvetia.ac.id, diakses 9 Mei 2021).

Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012 menunjukkan AKI

sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei Penduduk Antar

Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran

hidup, masih sangat tinggi dibandingkan perkiraan Kementerian Kesehatan. Data

lain ditunjukkan oleh Bank Dunia yang menyatakan bahwa sejak 2000, AKI di

Indonesia menunjukkan tren menurun, dengan menyebutkan bahwa rasio AKI di

Indonesia sebesar 177 per 100.000 kelahiran hidup pada 2017. Dalam Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), target AKI

adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Untuk mencapai target

tersebut diperlukan kerja keras, terlebih jika dibandingkan dengan beberapa

negara ASEAN, AKI di Indonesia relatif masih sangat tinggi. AKI di negara-
negara ASEAN rata-rata sebesar 40-60 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan, AKI

di Singapura sebesar 2-3 per 100.000 kelahiran hidup (berkas.dpr.go.id, diakses 9

Mei 2021).

Preeklampsia sebagai salah satu komplikasi persalinan didefinisikan

sebagai suatu kumpulan gejala pada ibu hamil ditandai dengan peningkatan

tekanan darah sistolik ≥ 140/90 MmHg dan tingginya kadar protein pada urine

(proteinuria) yang sering muncul pada usia kehamilan ≥ 20 minggu. Kedua

kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia,sedangkanuntuk edema

tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak ditemukan

pada wanita dengan kehamilan normal (POGI, 2016).

Pre-eklampsia berakibat buruk pada ibu maupun janin yang dikandungnya.

Komplikasi pada janin berupa prematuritas, gawat janin, berat badan lahir rendah

atau intra uterine fetal death (IUFD). (Wijayarini, 2010).

Sampai dengan saat ini penyebab preeklampsi belum diketahui secara

pasti, beberapa faktor resiko yang menjadi dasar perkembangan kasus

preeklampsi diantaranya adalah usia, primigravida, multigravida, jarak antar

kehamilan, janin besar dan kehamilan dengan janin lebih dari satu (POGI, 2016).

Pentingnya dilakukan serangkaian pemeriksaan serta bagaimanan proses

penanganan persalinan berlangsung sangat berpengaruh terhadap kondisi ibu

pasca persalinan, oleh karena itu penatalaksanaan awal pada masalah preeklampsi

perlu dilakukan dengan mengidentifikasi faktor resiko untuk setiap ibu hamil

melalui asuhan antenatal care sebab masalah preeklamsi pada awalnya tidak

memberikan gejala dan tanda, namun dapat memperburuk kondisi ibu dan bayi
dengan cepat. Tujuan utama penatalaksanaan preeklampsia adalah kondisi ibu

yang aman dan persalinan bayi yang sehat. (POGI, 2016).

Setelah mengidentifikasi faktor resiko pada masa kehamilan,

penatalaksanaan preeklampsia selanjutnya adalah tergantung dari usia gestasi ibu.

Penatalaksanaan terapi definitif pada pasien preeklampsia dengan segera

melakukan persalinan atau terminasi kehamilan atas indikasi mengancam nyawa

ibu dan bayi baik dengan tindakan operatif Sectio Caesarian ataupun dengan

persalinan normal (Khairani, 2020).

Perubahan kondisi pasca persalinan pada setiap ibu dengan preeklampsia

tidak sama, hal ini dipengaruhi proses adaptasi ibu selama mengalami perubahan

tersebut. Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan selama masa nifas

mempengaruhi kebutuhan ibu baik secara fisiologis maupun psikologisnya.

Dengan memberikan asuhan pada masa nifas diharapkan mampu memenuhi

kebutuhan tersebut sehingga ibu dapat melakukan dan meningkatkan kemampuan

secara mandiri terhadap perubahan yang terjadi pasca melahirkan (Rusniati,

2017).

Data tahun 2020 di Rumah Sakit Elim Rantepao yang mengalami Pre-

eklampsia sebanyak 37 orang .

Peran bidan dengan memberikan asuhan kebidana pada pasien preeklampsia

bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi selama masa nifas serta

mencegah terjadinya komplikasi pasca persalinan. Oleh sebab itu asuhan

kebidanan pasien dengan preeklamsi dilakukan untuk meningkatkan

penyesuaian diri pasien dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan


dengan kondisinya pasca melahirkan serta memfasilitasi potensi pasien untuk

beradaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.

Berdasarkan uraian diatas dan kejadian komplikasi yang banyak

memberi dampak terhadap ibu dan bayi, peneliti tertarik melakukan studi kasus

penelitian tentang“Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny W Dengan

Preeklampsia Berat di Rumah Sakit Elim Rantepao”.

B. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah adalah : Asuhan Kebidanan

Intranatal dengan Preeklampsia Berat

C. Tujuan Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini, tujuan yang diharapkan adalah sebagai

berikut :

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Intranatal dengan Preeklampsia

Berat dengan menggunakan standar asuhan kebidanan sesuai wewenang

bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian pada Ny “W” dengan Preeklampsia

Berat

b. Dapat merumuskan diagnosa / masalah kebidanan pada Ny “W” dengan

Preeklampsia Berat
a. Dapat merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “W” dengan

Preeklampsia Berat

b. Dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada Ny “W” dengan

Preeklampsia Berat

c. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny Ny “W” dengan

Preeklampsia Berat

d. Dapat melakukan pencatatan semua asuhan kebidanan pada Ny “W”

dengan Preeklampsia Berat

D. Manfaat Penulisan

1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian akhir dan penerapan

ilmu yang telah didapatkan pada jenjang pendidikan Diploma III Jurusan

Kebidanan Bina Sejahtera Rantepao.

2. Sebagai bahan masukan bagi institusi dalam pengembangan program

pendidikan sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan yang aktual

dan profesional pada masyarakat.

3. Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam penerapan proses

asuhan kebidanan intranatal dengan Preeklampsia Berat.

4. Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menambah

pengalaman dalam penerapan asuhan kebidanan dengan Preeklampsia Berat.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan karya ilmiah ini metode yang digunakan sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan
Yaitu penulis mempelajari literatur-literatur yang relevan dalam pembahasan

karya tulis ini.

2. Studi Kasus

Yaitu penulis melaksanakan studi kasus dengan menggunakan metode

pelaksanaan pemecahan masalah dalam kebidanan yang meliputi : pengkajian,

merumuskan diagnosa/masalah kebidanan, rencana asuhan kebidanan,

melaksanakan tindakan dan mengevaluasi asuhan kebidanan serta pencatatan

hasil asuhan kebidanan.

Untuk memperoleh data / informasi akurat penulis menggunakan teknik :

a. Anamnese

Penulis mengadakan tanya jawab dengan klien, suami serta keluarga yang

dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain : inspeksi, palpasi,

pemeriksaan dalam dan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan

format pengkajian

c. Pengkajian psikososial

Pengkajian psikososial meliputi status emosional, respon terhadap kondisi

yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas

kesehatan dan lingkungannya serta pengetahuan tentang kesehatan.

d. Diskusi
Penulis mengadakan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan

atau dokter yang menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi

dengan dosen pembimbing karya tulis ilmiah.

3. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan

BAB II KONSEP DASAR

Didalam bab ini diuraikan konsep-konsep teori yang mendasari judul penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini yaitu tinjauan umum tentang anatomi jalan lahir,

tinjauan umum tentang proses persalinan, tinjauan Umum konsep dasar

tentang abortus inkomplit dan konsep dasar standar asuhan Kebidanan.

BAB III STUDI KASUS

Pada bab ini diuraikan tentang Asuhan Kebidanan pada abortus inkomplit

dengan pendekatan asuhan kebidanan 6 standar

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

Pada bagian ini akan dibahas secara sistematis tentang kesenjangan antara teori

dengan praktek Asuhan kebidanan mulai dari pengkajian sampai evaluasi

asuhan kebidanan

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah di mana bayi, placenta dan selaput ketuban keluar

dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah 37-42 minggu) tanpa disertai adanya

penyulit. Sedangkan persalinan normal adalah serangkaian kejadian yang

berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan

pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh bayi (Depkes, 2017).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, dkk, 2011).

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam

kehidupan.

2. Pembagian Persalinan

Syaifuddin, dkk (2019) menjelaskan bahwa persalinan dibagi dalam 4

kala, yaitu:
a. Kala I dimulai dari saat persalinan dimulai sampai pembukaan lengkap

(10 cm). proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks

membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) servik membuka dari 3

sampai 10 cm.

b. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.

Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada

multi.

c. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

d. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama

postpartum.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

3 faktor utama yang menentukan prognosis persalinan (Sumarah, 2010 ;

23) yaitu :

a. Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar

panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina)

b. Passenger (janin dan plasenta)

Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat

interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentase, letak,

sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan

lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian dari passenger yang

menyertai janin.
c. Power (kekuatan)

Kekuatan terdiri dari kemampuan Ibu melakukan kontraksi involunter dan

volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta

dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer

menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha

volunteer dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan sekunder

dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi involunter.

B. Tinjauan Tentang Preeklampsia

1. Pengertian Pre-eklampsia

a. Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi

dalam trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya

pada molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007:147).

b. Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kumpulan kumpulan gejala

yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri

dari trias : proteinuri, hipertensi,dan edema, yang kadang-kadang

disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-

tanda kelainan-kelainan vaskular atau hipertensi sebelumnya ( Mochtar,

2017)

c. Menurut Mansjoer (2017), Pre-eklampsia adalah timbulnya hipertensi

disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan


20 minggu. Perkembangan penelitian terbaru menyatakan bahwa edema

tidak lagi dimasukkan dalam penegakan diagnosis pre-eklampsia.

d. Definisi pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan edema

akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah

persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi

penyakit trofoblastik (Wibowo dan Rachimhadi, 2010).

Pre-eklampsia adalah gejala terjadinya hipertensi pada masa kehamilan

yang ditandai dengan 3 gejala khas, yakni naiknya tekanan darah di atas

140/90 mmHG, pembengkakan anggota tubuh, dan adanya protein di dalam

air seni ibu. Kehamilan ganda, obesitas, sejarah medis adanya darah tinggi,

diabetes atau kelainan ginjal dan kehamilan pada masa remaja atau di atas

40 tahun merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko pre-

eklampsia.

Tingginya tekanan darah mengakibatkan mengecilnya pembuluh

darah di uterus, yang berfungsi memberi janin oksigen serta semua nutrisi

yang diperlukan. Akibatnya, perkembangan bayi pun terhambat. Karena itu

sangat penting mewaspadai bahaya Pre-eklampsia, terutama bagi Anda yang

beresiko tinggi terkena Pre-eklampsia. Jika Pre-eklampsia makin parah

bisanya akan ditandai dengan kejang bahkan hingga koma. Solusi yang

ditawarkan biasanya adalah dengan melahirkan bayi lebih awal jika dirasa

janin sudah matang atau jika Pre-eklampsia ini sudah pada taraf yang sangat

membahayakan bagi ibu dan janin. (hayahbunda.co.id, diakses tanggal 5

Mei 2021)
Gambaran klinik pre-eklampsia bervariasi luas dan sangat individual.

kadang kadang sukar untuk menentukan gejala preklampsia yang timbul

dahulu. Pre-eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat

terjadi ante, intra, dan post partum.dari gejala klinik pre eklampsi di bagi

menjadi dua pre-eklampsia ringan dan berat (Prawirohardjo, 2016)

Pre-eklampsia dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Pre-eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan

/atau edema pada umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas

(Nugroho, 2011)

Gejala klinis pre-eklampsia ringan meliputi

1) Hipertensi : sistolik /distolik 140/90 mm Hg

2) Proteteinuria : secara kuantitatif lebih 0’3gr / literDalam 24 jam

atau secara kuantitatif positif 2 (+2)

3) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau

tangan

4) Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda tanda preklampsia

berat (Nugroho, 2011)

b. Pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai

dengan timbulnya pertensi 160/110 mm hg atau lebih disertai

proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.

(Nugroho, 2011)

Pre-eklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:

1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.


2) Proteinuria ≥ 5gr per liter.

3) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.

4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di

epigastrium.

5) Terdapat edema paru dan sianosis. (Mokhtar 2018)

2. Etiologi

Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia sampai sekarang belum

diketahui. Telah banyak terdapat teori yang mencoba yang menerangkan

sebab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban

yang memuaskan.Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal

hal berikut:

a. sebab bertambahnya prekuesi pada primigraviditas, kehamilan ganda,

hidramnion, dan molahidatidosa;

b. sebab bertambahnya prekuensi dengan makin tuanya kehamilan ;

c. sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian

janin dalam uterus ;

d. sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.

(Prawirohardjo, 20165)

Menurut Mochtar (2017), Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum

diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang

mencoba menerangkan penyebabnya.oleh karena itu disebut ”Penyakit

teori”, namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan.

Teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab pre-eklampsia adalah teori


”iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal

yang bertalian dengan penyakit ini.

Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan :

a. Mengapa frekuensi menjadi tinggi pada: primigravida, kehamilan

ganda, hidramnion, dan molahidatidosa;

b. Mengapa frekuensi bertambah seiring dengan tuanya kehamilan,

umumnya pada triwulan ke III;

c. Mengapa terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian

janin dalam kandungan;

d. mengapa frekuensi menjadi lebih rendah pada kehamilan berikutnya;

dan

e. Penyebab timbulnya hipertensi, proteinuria, edema dan konvulsi

sampai koma. Dari hal-hal tersebut diatas, jelaslah bahwa bukan

hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-

eklampsia dan eklampsia.

Adapun teori-teori yang dihubungkan dengan terjadinya pre-

eklampsia adalah :

a. Peran prostasiklin dan trombiksan

Pada pre-eklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel

vaskular, sehingga terjadi penurunan produksi prostsiklin (PGI 2) yang

pada kehamilan normal meningkat, aktifasi pengumpulan dan fibrinolisis,

yang kemudian akan digant trombin dan plasmin,trombin akan

mengkonsumsi anti trombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi


trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin,

sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.

b. Peran faktor imunologis

Menurut Rukiyah (2010), Pre-eklampsia sering terjadi pada kehamilan

pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat

ditererangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking

antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin

sempurna pada kehamilan berikutnya. Beberapa data yang mendukung

adanya sistem imun pada penderita Pre-Eklampsia - Eklampsia, beberapa

wanita dengan Pre-Eklampsia - Eklampsia mempunyai komplek imun

dalam serum, beberapa studi juga mendapatkan adanya aktifasi sistem

komplemen pada Pre-Eklampsia - Eklampsia diikuti proteinuria.

c. Faktor genetik

Beberapa bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian Pre-

Eklampsia - Eklampsia antara lain:

1) pre-eklampsia hanya terjadi pada manusia;

2) terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi Pre-Eklampsia -

Eklampsia pada anak-anak dari ibu yang menderita Pre-Eklampsia -

Eklampsia;

3) kecenderungan meningkatnya frekuensi Pre-Eklampsia - Eklampsia

pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat Pre-Eklampsia -

Eklampsia dan bukan pada ipar mereka;

4) peran renin-angiotensin-aldosteron sistem (RAAS).


Yang jelas pre-eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian

pada ibu hamil, disamping infeksi dan perdarahan, Oleh sebab itu, bila ibu

hamil ketahuan beresiko, terutama sejak awal kehamilan, dokter kebidanan

dan kandungan akan memantau lebih ketat kondisi kehamilan tersebut.

Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat

menunjang terjadinya pre-eklampsia dan eklampsia. Faktor-faktor tersebut

antara lain,gizi buruk, kegemukan, dan gangguan aliran darah kerahim.

Faktor resiko terjadinya pre-eklampsia, pre-eklampsia umumnya terjadi

pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan

pada wanita diatas usia 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah riwayat

tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami

pre-eklampsia sebelumnya, riwayat pre-eklampsia pada ibu atau saudara

perempuan, kegemukan,mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat

kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid artritis.

3. Patologi

Pre-eklampsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh

karena itu, sebagian besar periksaan anatomi patologi berasal dari penderita

pre-eklampsia yang meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan

biosi hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomi-patologi pada alat

alat itu pada preklmpsia tidak banyak berbeda dari pada yang ditemukan

eklampsia.perlu dikemukakan di sini bahwa tidak ada perubahan

histopatologi yang khas pada pre-eklampsia. (Pudiastuti, 2011)


Kelainan patofisiologi yang mendasari preklampsia pada umumnya

karena vasospasme. Peningkatan tekanan darah dapat ditimbulkan oleh

peningkatan cardiac output dan resistensi sistem pembuluh darah. Aliran

darah renal dan angka filtrasi glomerulus pada pasien pre-eklampsia lebih

rendah dibandingkan pada pasien dengan kehamilan normal dengan usia

kehamilan yang sama. Penurunan aliran darah renal diakibatkan oleh

konstriksi di pembuluh darah afferen yang dapat mengakibatkan kerusakan

membran glomerulus dan kemudian meningkatkan permeabilitas terhadap

protein yang berakibat proteinuria. Resistensi vaskular cerebral selalu tinggi

pada pasien pre-eklampsia. Pada hipertensi aliran darah cerebral dan

konsumsi oksigen lebih sedikit dibandingkandengan wanita hamil biasa dan

terdapat penurunan aliran darah dan peningkatan tahanan vaskuler pada

sirkulasi utero plasenta pada pasien pre-eklampsia (Castro, 2014)

Menurut Mochtar (2011) pada penderita pre-eklampsia dapat terjadi

perubahan pada organ-organ, antara lain :

a. Otak

Pada pre-eklampsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam

batas-batas normal. Pada eklampsia, resistensi pembuluh darah meninggi,

ini terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema yang terjadi pada otak

dapat menimbulkan kelainan serebral dan gangguan visus, bahkan pada

keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.

b. Plasenta dan rahim


Aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta,

sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan

oksigen terjadi gawat janin. Pada pre-eklampsia dan eklampsiasering

terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaanya terhadap rangsang,

sehingga terjadi partus prematus.

c. Ginjal

Filtrasi glomerolus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun. Hal

ini menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerolus menurun, sebagai

akibatnya terjadilah retensi garam dan air. Filtrasi glomerolus dapat turun

sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan lanjut dapat terjadi

oliguria dan anuria.

d. Paru-paru

Kematian ibu pada pre-eklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan

oleh edema paru yang menimbulkan decompensasi cordis. Bisa pula

karena terjadinja aspirasi pnemonia,atau abses paru.

e. Mata

Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Bila

terdapat hal-hal tersebut, maka harus di curigai terjadinya pre-eklampsia

berat. Pada eklampsia dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan odema

intra-okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan

terminasi kehamilan. Gejala lain yang dapat menunjukkan tanda pre-

eklampsia berat adalah adanya skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini
disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan

di korteks serebri,atau di dalam retina.

f. Keseimbangan air dan elektrolit

Pada pre-eklampsia ringan biasanya tidak dijumpai perubahan yang nyata

pada metabolisme air, elektrolit, kristaloit, dan protein serum. Jadi, tidak

terjadi gangguan keseimbangan elektrolit. Gula darah, kadar natrium

bikarbonat dan pH darah berada berada pada batas normal. Pada pre-

eklampsia berat dan eklampsia, kadar gula darah naik sementara, asam

laktat dan asam organik lainya naik,sehingga cadangan alkali akan turun.

Keadaan ini biasanya disebabkan oleh kejang-kejang. Setelah konvulsi

selesai zat-zat organik dioksidasi, dan dilepaskan natrium yang lalu

bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk natrium bikarbonat.

Dengan demikian cadangan alkalidapat kembali pulih normal.

4. Gambaran Klinik

Gambar klinik mulai dengan kenaikan BB oedema kaki atau tangan,

kenaikantekanan darah terakhir terjadi protein urin. Pada pre-eklampsia

ringan tidak ditemukan gejala-gejala subjektif. Pada pre-eklampsia

ditemukan sakit kepala terutama daerah frontalis, rasa nyeri di daerah

epigastrium, penglihatan kabur, mual disertai muntah. Gejala ini sering

ditemukan pada pre-eklampsia yang mana merupakan petunjuk bahwa pre-

eklampsia akibat timbul tekanan darah akan meningkat lebih tinggi, oedema

terjadi lebih umum dan proteinuria bertambah. (Winkjasastro.H.2016)


Pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan

timbul proteinuria. Gejala subjektif: sakit kepala didaerah frontal, nyeri

epigastrium; gangguan visus; penglihatan kabur, skotoma, diplopia;  mual

dan muntah. Mochtar (2011)

Gambaran klinik pre-eklampsia

a. Hipertensi

Gejala yang terlebih dahulu timbul ialah hipertensi yang terjadi

secara tiba-tiba, sebagai batas diambil tekanan darah sistolik 140 mmHg

dan diastolik 90 mmHg, tapi juga kenaikan sistolik 30 mmHg atau

diastolik 15 mmHg diatas tekanan yang biasa merupakan petanda.

Tekanan darah sistolik dapat mencapai 180 mmHg dan diastolik

11o mmHg, tetapi jarang mencapai 200 mmHg. Jika tekanan drah

melebihi 200 mmHg maka sebabnya biasanya hipertensi asensial.

b. Oedem

Timbulnya oedem didahului oleh pertambahan berat badan yang

berlebihan. Pertambahan berat 0,5 kg pada seseorang yang hamil

dianggap normal, tetapi jika mencapai 1kg per minggu atau 3 kg dalam

satu bulan , pre-eklampsia harus dicurigai. Oedem ini tidak hilang dengan

istirahat.

c. Proteinuria

Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar 0.19/L (> positif

2 dengan cara dipstik) atau lebih dalam sekurang-kurangnya dua kali

spesimen urin yang dikumpulkan sekurang-kurangnya dengan jarak 6


jam. Pada spesimen urin 24 jam. Proteinuria didefinisikan sebagai suatu

konsentrasi protein 0,3 per 24 jam.

Gejala-gejala subyektif

a.    sakit kepala yang keras karena vasospasmus atau oedem otak.

b.    nyeri ulu hati karena regangan selaput hati oleh haemorhagia atau oedem

atau sakit karena perubahan pada lambung.

c.    gangguan penglihatan, penglihatan menjadi kabur. Gangguan ini

disebabkan karena vasospasme, oedem atau ablasioret

5. Penanganan

Menurut Winkjasastro Hanif (2016), Pengobatan hanya dapat

dilakukan secara simtomatis karena etiologi pre-eklampsia dan faktor – faktor

apa dalam kehamilan yang menyebabkannya belum diketahui, tujuan

penanganan ialah :

a.    Mencegah terjadinya pre-eklampsia berat dan eklampsia

b.    Melahirkan janin hidup

c.    Melahirkan janin dengan trauma sekecil – kecilnya

Menurut Cuningham (2015), Tujuan dasar penatalaksanaan untuk setiap

kehamilan dengan penyulit pre-eklampsia adalah :

1) Terminasi kehamilan dengan trauma sekecil mungkin bagi ibu dan

janinya.

2) Lahirnya bayi yang kemudian dapat berkembang.

3) Pemulihan sempurna kesehatan ibu


Pada kasus pre eklamia tertentu, terutama pada wanita menjelang atau

sudah aterm, tiga tujuan tersebut dapat terpenuhi oleh induksi persalinan.

Dengan demikian, informasi terpenting yang perlu dimiliki oleh ahli obstetri

agar penanganan kehamilan berhasil dan terutama kehamilan dengan penyulit

hipertensi, adalah kepastian usia janin.

Penanganan Pre-eklampsia ringan menurut Rukiyah (2010), dapat

dilakukan dengan dua cara tergantung gejala yang timbul yakni :

a. Pre-eklampsia ringan

1) Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre-eklampsia ringan, dengan

cara : ibu dianjurkan banyak istirahat (berbaring,tidur/miring), diet :

cukup protein, rendah karbohidrat,lemak dan garam; pemberian

sedativa ringan : tablet phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2

mg/oral selama 7 hari (atas instruksi dokter); roborantia; kunjungan

ulang selama 1 minggu; pemeriksaan laboratorium: hemoglobin,

hematokrit, trombosit, urin lengkap, asam urat darah, fungsi hati,

fungsi ginjal.

2) Penatalaksanaan rawat tinggal pasien pre-eklampsia ringan

berdasarkan kriteria : setelah dua minggu pengobatan rawat jalan tidak

menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala pre-eklampsia;

kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih/minggu selama 2 kali

berturut-turut (2 minggu); timbul salah satu atau lebih gejala atau

tanda-tanda pre-eklampsia berat.


Bila setelah satu minggu perawatan diatas tidak ada perbaikan maka

pre-eklampsia ringan dianggap sebagai pre-eklampsia berat. Jika dalam

perawatan dirumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan

kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat selama 2 hari lagi

baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan perawatan rawat

jalan.

Perawatan obstetri pasien pre-eklampsia menurut Rukiyah (2010) adalah:

a) Kehamilan preterm (kurang 37 minggu) : bila desakan darah mencapai

normotensi selama perawatan, persalinan ditunggu sampai aterm; bila

desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensi selama

perawtan maka kehamilanya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37

minggu atau lebih.

b) Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih) : persalinan ditunggu sampai

terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan

persalinan pada tanggal taksiran persalinan

c) Cara persalinan: Persalinan dapat dilakukan secara spontan bila perlu

memperpendek kala II.

b. Pre-eklampsia Berat

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-

eklampsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :

1) Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah

pengobatan medicinal; 2) Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap

dipertahankan ditambah pengobatan medicinal.


2) Perawatan aktif, sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap

penderita dilakukan pemeriksaan fetal assessment yakni pemeriksaan non

stress test (NST) dan ultrasonografi (USG) dengan indikasi salah satu atau

lebih yakni :

a) Ibu: Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, adanya tanda – tanda

impending eklampsia, kegagalan terapi konserfatif yaitu setelah 6 jam

pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan tekanan darah atau

setelah 24 jam perawatan medicinal, ada gejala – gejala status quo

(tidak ada perbaikan)

b) Janin: Hasil fetal assasemen jelek (NST dan USG) adanya tanda

IUGR

c) Hasil laboratorium: Adanya HELLP syndrome

d) Pengobatan medisinal pasien PEB dilakukan di RS dan atas instruksi

dokter yaitu segera masuk RS, tirah baring miring ke satu sisi. Tanda

vital diperiksa setiap 30 menit, reflek patela setiap jam, infus dextrose

5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60 – 125 cc/jam)

500cc berikan antasida : diet cukup protein, rendah karbohidrat lemak

dan garam, pemberian obat anti kejang MgSO4 diuretikum tidak

diberikan kecuali bila ada tanda – tanda edema paru, payah

jantungkongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi

40 mg/IM.

e) Antihapertensi diberikan bila tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg

(diastol lebih 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg sasaran
pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg bukan kurang

90 mmHg karena akan menurunkan perfusi plasenta dosis

antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.

f) Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya diberikan obat–

obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu) catapres injeksi.

Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau pres

disesuaikan dengan tekanan darah.

g) Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat di berikan tablet

anti hipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam maksimal 4 – 5

kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang

sama mulai diberikan secara oral.

h) Pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda – tanda

menjurus payah jantung diberikan digitalisasi cepat dengan cedilanid

D.

i) Lain – lain : Konsul penyakit dalam/jantung, mata, obat – obat anti

piretik diberikan bila suhu rectal 38,5ºC dapat dibantu dengan

pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc IM,

antibiotik diberikan atas indikasi. Diberikan ampicilin 1 gr/ 6 jam/

IV/hari, anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena

kontraksi uterus dapat diberikan petidin HCL 50 – 75 mg sekali saja,

selambat lambatnya 2 jam sebelum janin lahir.

C. Standar Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Standar Asuhan Kebidanan


Standar Asuhan Kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang

dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai

dari pengkajian, perumusan diagnosa, atau masalah kebidanan, perencanaan,

implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

2. Tahapan dalam standar asuhan kebidanan

Kerangka kerja tahap asuhan kebidanan :

a. Pengkajian Data.

b. Perumusan Diagnosa

c. Perencanaan

d. Implementasi

e. Evaluasi

f. Pencatatan Asuhan Kebidanan

Dari keenam kerangka kerja asuhan kebidanan dapat dijelaskan proses

standar asuhan kebidanan.

a. Standar I : Pengkajian Data

1) Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2) Kriteria Pengkajian

a) Data tepat, akurat dan lengkap


b) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnese : biodata, keluhan

utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya )

b. Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

1) Pernyataan Standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikannya secara aktual dan logis untuk

menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

2) Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah

a) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan.

c. Standar III : Perencanaan

1) Pernyataan Standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan

2) Kriteria Perencanaan

a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan

secara komprehensif.

b) Melibatkan klien / pasien atau keluarga


c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien /

keluarga.

d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien.

e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku

sumberdaya serta fasilitas yang ada.

d. Standar IV : Implementasi

1) Pernyataan Standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,

efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/

pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kutatif, dan

rehabilitatif dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan

2) Kriteria

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-

spiritual-kultural.

b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien

atau keluarganya (inform consent).

c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.

d) Melibatkan klien / pasien dalam setiap tindakan

e) Menjaga privacy klin / pasien.

f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

g) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.


h) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan

sesuai.

i) Melakukan tindakan sesuai standar.

j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

e. Standar V : Evaluasi

1) Pernyataan Standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk

melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan

perubahan perkembangan kondisi klien.

2) Kriteria Evaluasi

a) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan

sesuai kondisi klien.

b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien /

keluarga.

c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

d) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien / pasien

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

1) Pernyataan Standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas

mengenai keadaan / kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan.

2) Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan


a) Pencatatan dilakukan segera setelah melakukan asuhan pada

formulir yang tersedia ( rekam medis / KMS /status pasien / buku

KIA ).

b) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

c) S data subjektif, mencatat hasil anamnese.

d) O data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.

e) A hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.

f) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif ; penyuluhan,

dukungan, kolaborasi evaluasi / follow up dan rujukan.

BAB III

STUDI KASUS

No rekam medik : 21-47-45

Tgl Masuk/jam : 02 April 2021 Pukul 10.15 WITA

Waktu Pengkajian : 02 April 2021 Pukul 10.25 WITA

Nama Pengkaji : Maria Fatima Kewa Gega

PENGKAJIAN

A. Data Subjektif

1. Identitas ibu / suami

Nama : Ny “W” / Tn “A”


Umur : 27 tahun/ 29 tahun

Suku : Toraja

Agama : Kristen

Pendidikan : SMA / SMK

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat : La’ang Tanduk

2. Keluhan Utama

Ibu datang dengan surat rujukan dari puskesmas Rantepao masuk Ruangan

Obgyn dengan keluhan sakit kepala, pusing, pembengkakan pada kaki

disertai pelepasan lendir dan darah. Pukul 06.00 WITA Ibu merasakan mules

pada perut dan keluar air dari jalan lahir

3. Riwayat Keluhan Utama

Ibu datang memeriksakan diri di Puskesmas Rantepao dan dirujuk ke RS

Elim Rantepao pada tanggal 2-04-2021 Jam 10: 15 WITA, ibu mengatakan

sakit kepala serta pembengkakan pada kaki sejak 1 minggu yang lalu.

4. Riwayat Persalinan Sekarang

Ibu hamil anak pertama dan tidak pernah keguguran. HPHT tanggal 2 Juli 2020,

TP 9 April 2021, umur kehamilan 39 minggu 1 hari, gerakan janin 2 kali

dalam 1 jam. Ibu memeriksakan kehamilan sebanyak 5x dan obat yang

diberikan adalah tablet tambah darah, Vitamin C dan kalsium. Ibu makan 3x

sehari jenis makanan nasi, sayur, ikan. Ibu tidur malam ± 8 jam, tidur siang ±

1 jam
5. Riwayat Mestruasi

Menarche : 13 tahun

Sikhlus Haid : 28 hari

Lamanya haid : 4-5 hari

HPHT : 29 April 2017

6. Riwayat KB

Ibu belum pernah menjadi akseptor KB

7. Riwayat kesehatan/penyakit

Ibu tidak pernah mengalami penyakit jantung, hipertensi kronis, malaria, dan

diabetes melitus, tidak ada riwayat operasi dan transfusi darah, tidak ada

riwayat alergi obat-obatan, makanan maupun minuman, tidak ada riwayat

ketergantungan obat-obatan dan alkohol.

8. Riwayat psikososial

Ibu menikah 1 kali, lama menikah ± 2 tahun, pengambil keputusan dalam

keluarga yaitu suami, biaya kebutuhan sehari-hari dalam keluarga tercukupi,

hubungan ibu dengan suami, anak, dan keluarga baik ibu dan keluarga rajin

beribadah.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan fisik

Keadaan ibu lemah kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam batas

normal, TD: 170/100 mmHg, N: 98x/i, P: 20x/i, S: 36,50C, ekspresi wajah

cemas meringis bila merasa nyeri, tidak oedema, konjungtiva merah muda,
sklera tidak ikterus, hidung bersih tidak ada polip, bibir lembab mulut bersih,

pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan vena

jugularis. Payudara simetris, aerola hiperpigmentasi. Pada abdomen tidak ada

luka bekas operasi, tampak penebalan linea nigra, tidak ada striae alba dan

striae livid.

- Leopold I, pada fundus teraba bagian lunak, agak bulat dan tidak

melenting, tinggi fundus 30cm,

- Leopold II teraba bagian panjang dan keras seperti papan pada sebelah kiri

ibu dan dibagian sebaliknya teraba bagian kecil janin,

- Leopold III, pada segmen bawah rahim teraba bulat, keras dan melenting,.

Bagian ini tidak dapat digoyangkan,

- Leopold IV bagian terendah janin telah masuk pintu atas panggul

(divergen); penurunan kepala 2/5

kandung kemih kosong; Auskultasi DJJ: terdengar jelas, teratur, frekuensi 140

x/menit.

Anus : Tidak tampak hemoroid

Ekstremitas : Tidak tampak varises dan terdapat oedema pada tungkai.

Pada Ekstremitas atas terpasang infus di tangan kanan, infus

RL 20 tetes/menit.

Pemeriksaan penunjang

HB : 12 gr%, Protein urin +3

Pemeriksaan His

Pada pukul 10.30-10.40 Frekuensi 3x/10 menit, durasi 30 detik.


Pemeriksaan dalam Pada pukul 10.30

Keadaan vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio lunak dan tebal,

Pembukaan 6 cm, Ketuban negatif (-), presentase kepala, Penurunan kepala

hodge III-IV, UUK kiri depan, kesan panggul normal, tidak ada moulage,

tidak ada penumbangan tali pusat, pelepasan air, lendir,darah positif.

PERUMUSAN DIAGNOSA / MASALAH KEBIDANAN

G1 P0 A0, Umur Kehamilan 39 minggu 1 hari, intrauterin, janin tunggal dan hidup,

kala 1fase aktif dengan preeklampsia berat

PERENCANAAN

1. Beritahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

2. Anjurkan ibu untuk tidur miring ke arah kiri

3. Bimbing ibu teknik relaksasi

4. Berikan ibu dan keluarga dukungan serta semangat agar mampu melewati proses

persalinan ini dengan mudah dan lancar

5. Siapkan perlengkapan bayi dan perlengkapan ibu

6. Siapkan partus set dan APD

7. Berikan ibu kembali MgSO4 40% dengan dosis rumatan 6 gram di drip RL 500

cc dengan tetesan 28 tetes/menit. MgSO4 telah didrip


8. Pantau kemajuan persalinan

IMPLEMENTASI

Tanggal 2 April 2021, Pukul 10.30-14.00 WITA

1. Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

bahwa ibu mengalami keracunan pada kehamilan dimana tensi ibu tinggi yaitu

170/100 mmHg dan protein urine +3, tetapi keadaan janin dalam keadaan baik.

2. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke arah kiri karena jika ke arah kanan atau

terlentang suplai oksigen janin akan terhambat.

3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika rasa kontraksi terasa kuat dengan cara

ibu menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkan lewat mulut.

4. Memberikan ibu dan keluarga dukungan serta semangat agar mampu melewati

proses persalinan ini dengan mudah dan lancar

5. Menyiapkan perlengkapan bayi dan perlengkapan ibu

6. Menyiapkan alat partus set dan APD

7. Memberikan ibu kembali MgSO4 40% dengan dosis rumatan 6 gram di drip RL

500 cc dengan tetesan 28 tetes/menit. MgSO4 telah didrip

8. Memantau kemajuan persalinan setiap 30 menit

EVALUASI

Tanggal 2 April 2021, Pukul 11.00-14.00 WITA


1. Ibu dan keluarga mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan bahwa dalam

keadaan keracunan kehamilan (preeklampsia berat), keadaan jani baik

2. Ibu mengerti dan tidur miring ke arah kiri

3. Ibu menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkan lewat mulut

4. Ibu dan keluarga mengerti

5. Perlengkapan ibu dan bayi telah disiapkan

6. Alat partus set dan APD telah disiapkan.

7. Infus terpasang dan MgSO4 telah didrip MgSO4 40% dengan dosis rumatan 6

gram di drip RL 500 cc dengan tetesan 28 tetes/menit.

8. Hasil pemantauan kemajuan persalinan

NO PUKUL TD NADI DJJ HIS


PD
 Frekuensi 2 x/10 menit,
1. 11.00 170/ 90x/menit 140x/menit  Durasi his 30 detik
100
 Frekuensi 2 x/10 menit,
2. 11.30 150 90x/menit 140x/menit  Durasi his 30 detik
100
 Frekuensi 3 x/10 menit,
3. 12.00 140/ 90x/menit 138x/menit  Durasi his 40 detik
100
 Frekuensi 3 x/10 menit,
4. 12.30 140/ 88x/menit 139x/menit  Durasi his 45 detik
100
 Frekuensi 4 x/10 menit,
5. 13.00 140/ 88x/menit 138x/menit  Durasi his 45 detik
100
 Frekuensi 4 x/10 menit,
6 13.30 140/ 92x/menit 139x/menit  Durasi his 45 detik
100
 Frekuensi 4 x/10 menit,
7 14.00 140/ 92x/menit 139x/menit  Durasi his 45 detik
90
 Tidak ada oedema pada
vulva dan vagina,
 Porsio lunak
 Tidak ada moulage
 Ketuban (-)
 Pembukaan lengkap (10
cm)
 Penurunan kepala H IV

PENDOKUMENTASIANASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA


Ny “W” D E N G A N P R E E K L A M P S I A B E R A T
DI RUMAH SAKIT ELIM RANTEPAO
TANGGAL 2 APRIL 2021

No rekam medik : 21-47-45

Tgl Masuk/jam : 02 April 2021 Pukul 10.15 WITA

Waktu Pengkajian : 02 April 2021 Pukul 10.25 WITA

Nama Pengkaji : Maria Fatima Kewa Gega

PENGKAJIAN

Identitas ibu / suami

Nama : Ny “W” / Tn “A”

Umur : 27 tahun/ 29 tahun

Suku : Toraja

Agama : Kristen

Pendidikan : SMA / SMK


Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat : La’ang Tanduk

Data Subjektif

Ibu hamil anak pertama dan tidak pernah keguguran. HPHT tanggal 2 Juli 2020,

TP 9 April 2021, umur kehamilan 39 minggu 1 hari. Ibu datang memeriksakan

diri di Puskesmas Rantepao dan dirujuk ke RS Elim Rantepao pada tanggal 2-

04-2021 Jam 10: 15 WITA, ibu mengatakan sakit kepala serta pembengkakan

pada kaki sejak 1 minggu yang lalu.

Data Objektif

Keadaan ibu lemah kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam batas

normal, TD: 170/100 mmHg, N: 98x/i, P: 20x/i, S: 36,50C, ekspresi wajah

cemas meringis bila merasa nyeri, tidak oedema, konjungtiva merah muda,

sklera tidak ikterus, hidung bersih tidak ada polip, bibir lembab mulut bersih,

pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan vena

jugularis. Payudara simetris, aerola hiperpigmentasi. Pada abdomen tidak ada

luka bekas operasi, tampak penebalan linea nigra, tidak ada striae alba dan

striae livid.

- Leopold I, pada fundus teraba bagian lunak, agak bulat dan tidak

melenting, tinggi fundus 30cm,

- Leopold II teraba bagian panjang dan keras seperti papan pada sebelah kiri

ibu dan dibagian sebaliknya teraba bagian kecil janin,


- Leopold III, pada segmen bawah rahim teraba bulat, keras dan melenting,.

Bagian ini tidak dapat digoyangkan,

- Leopold IV bagian terendah janin telah masuk pintu atas panggul

(divergen); penurunan kepala 2/5

kandung kemih kosong; Auskultasi DJJ: terdengar jelas, teratur, frekuensi 140

x/menit.

Anus : Tidak tampak hemoroid

Ekstremitas : Tidak tampak varises dan terdapat oedema pada tungkai.

Pada Ekstremitas atas terpasang infus di tangan kanan, infus

RL 20 tetes/menit.

Pemeriksaan penunjang

HB : 12 gr%, Protein urin +3

Pemeriksaan His

Pada pukul 10.30-10.40 Frekuensi 3x/10 menit, durasi 30 detik.

Pemeriksaan dalam Pada pukul 10.30

Keadaan vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio lunak dan tebal,

Pembukaan 6 cm, Ketuban negatif (-), presentase kepala, Penurunan kepala

hodge III-IV, UUK kiri depan, kesan panggul normal, tidak ada moulage,

tidak ada penumbangan tali pusat, pelepasan air, lendir,darah positif.

HB : 12 gr%, Protein urin +3

ANALISA

G1 P0 A0, Umur Kehamilan 39 minggu 1 hari, intrauterin, janin tunggal dan hidup,

kala 1fase aktif dengan preeklampsia berat.


PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan bahwa ibu mengalami keracunan pada kehamilan dimana tensi ibu

tinggi yaitu 170/100 mmHg dan protein urine +3, tetapi keadaan janin dalam

keadaan baik. Ibu dan keluarga mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan

bahwa dalam keadaan keracunan kehamilan (preeklampsia berat), tetapi

keadan janin baik ditandai dengan DJJ 140x/menit

2. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke arah kiri karena jika ke arah kanan

atau terlentang suplai oksigen janin akan terhambat. Ibu mengerti dan

memahaminya.

3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika rasa kontraksi terasa kuat dengan

cara ibu menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkan lewat mulut.

Ibu mengerti dan melakukannya

4. Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga untuk mampu

melewati proses persalinan dengan mudah dan lancar. Ibu dan keluarga

mengerti

5. Menyiapkan perlengkapan bayi dan perlengkapan ibu. Perlengkapan bayi dan

ibu telah disiapkan

6. Menyiapkan alat partus set dan APD. Partus set dan APD telah disiapkan

7. Berikan ibu kembali MgSO4 40% dengan dosis rumatan 6 gram di drip RL

500 cc dengan tetesan 28 tetes/menit. MgSO4 telah didrip

8. Memantau kemajuan persalinan setiap 30 menit


NO PUKUL TD NADI DJJ HIS

 Frekuensi 3 x/10 menit,


1. 11.00 170/ 90x/menit 140x/menit  Durasi his 30 detik
90
 Frekuensi 3 x/10 menit,
2. 11.30 160/ 90x/menit 140x/menit  Durasi his 30 detik
90
 Frekuensi 3 x/10 menit,
3. 12.00 160/ 90x/menit 138x/menit  Durasi his 40 detik
90
 Frekuensi 3 x/10 menit,
4. 12.30 160/ 88x/menit 139x/menit  Durasi his 45 detik
90
 Frekuensi 4 x/10 menit,
5. 13.00 160/ 88x/menit 138x/menit  Durasi his 45 detik
80
 Frekuensi 4 x/10 menit,
6 13.30 160/ 92x/menit 139x/menit  Durasi his 45 detik
80
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Jam DIAGNOSA SOAP Paraf

2 April
14.00- KALA II S: Ibu merasa ada dorongan yang kuat untuk
2021 14.35
meneran dan ada tekanan pada anus merasa

ingin BAB, ibu mengatakan sakitnya semakin

bertambah kuat dan lebih sering dan lama

O: TTV: TD: 160/80 mmHg, N: 92 x/m, R:24x/m,

S: 36,20C, his 5 x dalam 10 menit lama 50-55

detik.

Hasil pemeriksaan dalam: tidak ada oedema pada


vulva dan vagina, melesap, ketuban (-)
pembukaan 10cm penurunan kepala HIV,
pelepasan lendir dan darah.
A: Ibu : G1 P0 A0, umur kehamilan 39 minggu 1

hari, inpartu kala kala II dengan preeklampsia

berat

Janin :Tunggal, hidup, keadaan janin baik.

P:

1. Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa


pembukaan sudah lengkap dan boleh meneran
jika ada his
2. Mencuci tangan memakai sabun dan air
mengalir, pakai sarung tangan serta celemek
dan lakukan VT; Tangan dalam keadaan
bersih dan sarung tangan sudah dipakai begitu
juga dengan celemek.
3. Mendekatkan alat-alat partus set dan alat
hecting dekat dengan tempat tidur; Alat-alat
sudah lengkap dan dekat dengan tempat tidur.
4. Memimpin ibu untuk meneran; Pada saat his
ibu meneran dan saat hilang ibu istirahat dan
minum air putih buka partus set, siap-siap
untuk menolong ibu memasang sarung tangan
pada kedua lengan dengan memasang duk
dibawah bokong.
5. Semua peralatan sudah siap dipakai dan
sarung tangan steril sudah terpakai pada kedua
tangan.
6. Memimpin persalinan dengan meyokong
perineum dan menahan puncak kepala bayi
saat sub occiput ada di bawah symphisis
7. Menilaian kemajuan persalinan saat ibu
megedan
8. Membersihkan mulut, hidung bayi dengan
kassa steril saat kepala lahir seluruhnya
9. Memeriksa lilitan tali pusat
10. Menunggu Putaran paksi luar
11. Melahirkan bahu depan, bahu belakng dengan
posisi biparetal
12. Melahirkan sisa baan bayi dengan sangga dan
susur
13. Meletakkan bayi diatas perut ibu dan menilai
keadaanya Bayi lahir tanggal 2 April jam
14.35 WITA.
14. Keringkan bayi dan ganti handuk basah.
15. Memeriksa TFU Kontraksi baik teraba keras
dan bundar
S: Ibu mengatakan banyak darah keluar dari jalan
2 April
14.35- KALA III
2021 14.45 lahir dan ari-arinya belum lahir
Ibu mengatakan nyeri perut pada bagian
bawah, dan dia merasa senang dengan
kelahiran bayinya

O: Bayi lahir tanggal 2 April 2016, pukul 14.35


WITA. PBK, langsung menangis kuat, jenis
kelamin laki-laki, kontraksi uterus baik, TFU
setinggi pusat, perdarahan ± 150 cc.
A:P1 A0 Inpartu Kala III

P:

1. Memeriksa fundus uteri; Janin


tunggal
2. Menyuntikkan oxytocin 1 cc secara IM pada
paha bagian luar; Oxytocin sudah disuntikkan.
3. Melakukan PTT ;
Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat
bertambah panjang dan ada semburan darah
tiba-tiba dari jalan lahir.
Lakukan PTT pertama tangan kiri menekan
uterus kearah dorso cranial dan tangan kanan
menegangkan
4. tali pusat jika tali pusat masih tertarik tunggu
beberapa detik lakukan PTT kedua tanan kiri
menekan uteus kearah dorso cranial dan tangan
kanan menegangkan tali pusat setelah uterus
ditekan dan tali pusat tidak tertarik maka secara
hati-hati tangan kanan menarik tali pusat
kebawah kemudian kearah atas dan setelah
plasenta muncul langsung kedua tangan
menjemput plasenta dan memutar kearah jarum
jam sampai seluruh plasenta lahir.

5. Melahirkan plasenta; pukul 14.45 WITA


Plasenta lahir lengkap

6. Melakukan masase fundus; Kontraksi uterus


baik, teraba bundar dan keras.

7. Memeriksa kelengkapan plasenta

Kotiledon lengkap, selaput korion dan amnion


lengkap, plasenta telah dimasukkan kedalam
kantong plastik

8. Memeriksa adanya ruptur jalan lahir yang


dapat menimbulkan perdarahan dengan ruptur
perineum tingkat 1
Tanggal Jam DIAGNOSA SOAP Paraf

9. Membuka sarung tangan secara tebalik dan


memasukkan kedalam larutan klorin 0,5%.
10.mengukur TD= 160/80 mmHg, N= 80 x/menit,
P= 24 x/menit, S= 36oC
Tanggal Jam DIAGNOSA SOAP Paraf

2 April
14..45- ` KALA IV S: Mengeluh nyeri perut bagian bawah
2021 01.45
WITA O: Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap jam
14.45 wita, kontraksi uterus baik, teraba keras
dan bundar, TFU setinggi pusat, perdarahan ±
150 cc.
A: Kala IV Persalinan
P:1. Mengobservasikan TTV, TFU, kontraksi

uterus, dan jumlah perdarahan tiap 15 menit

pada jam pertama dan 30 menit pada jam

kedua

2. Mengajar ibu untuk memeriksa atau


merasakan kontraksi uterus yang
berkontraksi dengan baik dan ajar ibu untuk
masase fundus apabila tida ada kontraksi; Ibu
dapat melakukan masase fundus uterus dan
memahami tanda bahaya pada ibu dan bayi.
3. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban,
lendir dan darah, mengganti pakaian dengan
pakaian yang bersih; Pakaian ibu telah
diganti dan ibu merasa nyaman dengan posisi
terlentang dan kaki diluruskan.
4. Memberikan posisi yang menyenangkan
yaitu posisi yang terlentang dengan kedua
tangan disamping ibu dan membantu bila
ingin makan dan minum; Ibu istirahat dan
merasa nyaman dengan posisi terlentang dan
kaki diluruskan.
5. Merendam semua peralatan ke dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Semua alat-alat
yang terkontaminasi sudah direndam ke
dalam larutan klorin
6. Membuang bahan yang terkontraminasi ke
dalam tempat sampah; Bahan yang telah
terkontraminsasi sudah di buang ke tempat
sampah.
7. Memberikan ibu kembali MgSO4 40%
dengan dosis rumatan 6 gram yang di drip
dengan RL 500 cc dalam 28 tetes/menit.
MgSO4 telah di drip
Tanggal Jam DIAGNOSA SOAP Paraf

8. Melengkapi partograf dan melanjutkan


pemantauan terhadap tanda-tanda vital,
kontraksi uterus, pendarahan, kandung
kemih, dan TFU setiap 15 menit sekali pada
1 jam pertama dan 30 menit sekali pada jam
ke 2. Observasi telah dilakukan, pertograf
telah lengkap dan keadaan ibu baik
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara konsep dasar

dengan penerapan Asuhan Kebidanan pada Ny.”W” dengan Preeklampsia Berat di

RS Elim Rantepao tanggal 2 April 2021.

Pembahasan ini disusun berdasarakan teori dan alasan nyata dengan standar

asuhan kebidanan yang terdiri dari 6 standar.

A.  Standar I. Pengkajian

Pada langkah awal ini penulis melakukan pengkajian data dasar yang

meliputi biodata, keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar

belakang sosial budaya. Informasi yang diperoleh mengenai data-data tersebut

penulis dapatkan dengan mengadakan wawancara langsung dari klien serta

sebagian bersumber dari pemeriksaan fisik. Data lainnya diperoleh dari petugas

kesehatan yang menangani klien. Dalam mengumpulkan informasi ini penulis

tidak mendapatkan hambatan yang berarti karena sikap serta respon klien cukup

terbuka.

Pada kasus Ny.”W” data yang diperoleh menunjukkan adanya persamaan

gejala yang terdapat pada teori dan fakta,


B. Standar II. Perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan

Berdasarkan dalam konsep dasar bahwa dalam menegakkan suatu

diagnosa/masalah kebidanan harus sesuai dengan nomenklatur kebidanan dan

dirumuskan sesuai dengan kondisi klien serta dapat diselesaikan dengan asuhan

kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Dalam tinjauan pustaka diagnosa preeklampsia berat dapat ditegakkan

apabila ditemukan Pada kasus Ny.”W” data yang diperoleh menunjukkan adanya

persamaan gejala yang terdapat pada teori dan fakta, menurut teori digolongkan

preeklamsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut :

- Tekanan darah sistolik/diastolik > 160/100 mmHg.

- Protein urine +1 (positif 1 atau lebih)

Gangguan visus dan serebral : nyeri kepala. Nyeri epigastrium atau nyeri pada

kuadran kanan atas abdomen. (Sarwono Prawirohardjo, 2014).

Dalam kasus Ny.W, pada pemeriksaan tekanan darah yaitu 170/100 mHg

disertai proteinurine +3, serta mengeluh merasakan sakit kepala sehingga Ny.W

mengalami preeklamsia berat.

Data yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus pada Ny.W.

C. Standar III. Perencanaan

Pada perencanaan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa masalah yang

terjadi pada Ny.”W” berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan

segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif, melibatkan klien /


pasien atau keluarga, mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien /

keluarga, memilih tindakan yang aman sesuai dan kebutuhan klien berdasarkan

evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk

klien, dan mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku sumberdaya

serta fasilitas yang ada.

Dari teori dan asuhan kebidanan pada Ny.”W” berdasarkan pada rencana

tindakan, ditemukaan adanya persamaan antara apa yang ada diteori dengan yang

dilakukan di lahan praktek.

D. Standar IV. Implementasi

Tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai rencana dan pada

tahap pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan ini, penulis tidak menemukan

hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari

pasien yang kooperatif dan adanya sarana dan fasilitas yang mendukung dalam

pelaksanaan tindakan.

E. Standar V. Evaluasi

Evaluasi merupakan dari proses standar asuhan kebidanan dimana pada tahap

ini dinilai keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan dan perkembangan

kondisi klien. dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh pasien. Dalam

evaluasi pada Ny.”W” yang telah dilakukan untuk menangani Preeklampsia berat

dan diperoleh hasil yang menunjukkan adanya perubahan.

Berdasarkan studi kasus Ny ”W” dengan preeklampsia berat tidak ditemukan

hal-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka. Oleh karena itu bila
dibandingkan dengan tinjauan pustaka dan studi kasus Ny. ”W” secara garis

besar tidak ditemukan kesenjangan.

F. Standar VI. Pencatatan Asuhan Kebidanan

Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan kebidanan

dilakukan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaann / kejadian

yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan. pencatatan

dilakukan selama proses persalinan di Rs Elim Rantepao pada Ny “W’’.

Dalam pencatatan asuhan kebidanan pada Ny “W” tidak ada perubahan

antara teoridan praktek yang telah dilakukan di RS Elim Rantepao dan teori yang

telahada dimana asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP (Subjekti, Objektif,

Analisa, Penatalaksanaan).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis membahas dan menguraikan kasus Ny.”W” dengan

Preeklampsia Berat di RS Elim Rantepao tanggal 2 April 2021 maka dalam bab ini

penulis menarik kesimpulan dan membuat saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Preeklampsia berat merupakan suatu kumpulan gejala pada ibu hamil

ditandai dengan peningkatan sitolik160/100 mmHgdan tingginya kadar protein

urine (proteinuria) yang muncul pada kehamilan > 20 minggu.

Penanganan kasus pad Ny.”W” sesuai dengan kondisi yang dialami

oleh ibu dan protap yang berlaku di RS Elim Rantepao serta pedoman pada

standar asuhan kebidanan.

B. Saran

1. Untuk Ibu dan Keluarga

a. Ibu hamil dapat melakukan ANC secara teratur dan selalu waspada

terhadap setiap kemungkinan terjadi komplikasi kehamilan.

b. Bagi ibu hamil segera memeriksakan kehamilannya ke sarana

kesehatan sedini mungkin agar dapat ditemukan kelainan yang timbul


sehingga petugas kesehatan khususnya bidan dapat melakukan

tindakan yang cepat dan tepat.

c. Pentingnya kematangan fisik dan mental dalam setiap kehamilan agar

status kesehatan ibu dan janin tetap optimal.

d. Pentingnya melibatkan suami/ keluarga dalam perawatan untuk

mempercepat pemulihan pasien.

2. Untuk Profesi Bidan

a. Bidan sebagai salah satu ujung tombak pemberi pelayanan kesehatan

khususnya kebidanan terhadap masyarakat juga senantiasa berupaya

untuk terus meningkatkan pelayanan dalam bentuk manajemen

kebidanan yang berorientasi pada keluarga.

b. Dengan adanya Standar Asuhan Kebidanan terhadap klien, bidan

diharapkan dapat menetapkan mulai dari pengkajian, perumusan

diagnosa atau dan masalah kebidanan, Perencanaan, Implementasi,

dan evaluasi serta pendokumentasian dalam bentuk catatan

perkembangan yang sangat penting sebagai pertanggung jawaban.

3. Untuk Rumah Sakit

Rumah Sakit hendaknya lebih meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan

anak.

4. Untuk Institusi

a. Untuk mendapat manajemen Asuhan Kebidanan yang baik perlu

menyediakan tenaga bidan yang professional dalam menunjang

pelaksanan tugas.
b. Demi mendapat hasil yang baik dan memuaskan kiranya menyediakan

fasilitas/ alat-alat yang memadai untuk menunjang pelaksanaan tugas-

tugas.

DAFTAR PUSTAKA

Corstro, Elizabeth J., 2001. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta

Cuningham, F. Gary.Dkk. 2005. Obstetri Williams. EGC: Jakarta

Depkes RI, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JKNP-KR, 52-121. Jawa
Barat dalam Angka .
Hanifa, 2010. Ilmu Kebidanan ed. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.
Jakarta.

Mochtar, Rustam. 2017. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Nugroho, Taufan. 2011, Buku Ajar Obstetri. Nuha Medika: Yogyakarta.

Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal & Patologi.
Nuha Medika: Yogyakarta

Rukiyah, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi.Jakarta : TIM

Saifuddin, 2011 .Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta:YBPMP

Sarwono, Prawirohardjo. 2016, Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka : Jakarta

Wibowo B., Rachimhadi T., 2010. Pre-eklampsia dan Eklampsia, dalam : Ilmu

Winkjosastro, Hanifa. 2016. Ilmu Kebidanan.Yayasan Bina Pustaka: Jakarta

Yeyeh, Rukiyah. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi). CV Trans Info Media:


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai