Oleh :
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nyalah kami dapat membuat laporan ini.
Laporan ini berisikan materi tentang plasenta previa dan juga asuhan kebidanan
pada palsenta previa. Palsenta diangkat untuk menjadi laporan kami karena kejadian
kematian ibu salah satunya diakibatkan karena perdarahan dan salah satunya akibat
plasenta previa. Dalam penulisan laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaanmakalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaatbagi kita
semua.
Penulis
i
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
ii
3.2 Pendokumentasian SOAP .............................................................................. 16
BAB IV PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada
keadaan normal, plasenta terletak di bagian atas uterus, biasanya di depan atau di
belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Angka kejadian plasenta
previa adala 0,4-0,6% dari keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan yang baik
mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup. Pada awal kehamilan, plasenta
mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa organ datar yang bertanggung jawab
menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan bayi dan membuang produk
sampah dari darah bayi. Plasenta melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi,
yang membentuk hubungan penting antara ibu dan bayi (Davood, 2008).
1
6. Apa diagnosa plasenta previa?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
2. Manfaat Bagi Mahasiswa
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Plasenta previa adalah keadaan plasenta berimplantasi rendah pada segmen bawah
rahim, menutupi atau tidak menutupi ostium uteri internum pada usia kehamilan lebih
dari 20 minggu dan janin mampu hidup diluar rahim (Sumapraja dan Rachimhadi,
2007).
Plasenta previa adalah komplikasi obstetri yang terjadi pada trimester kedua dan
ketiga kehamilan. Hal itu dapat menyebabkan kematian yangserius baik bagi janin dan
ibu. Ini adalah salah satu penyebab utama perdarahan vagina pada trimester kedua dan
ketiga (Patrcik, 2009).
4
Pinggir bawah plasenta sampai pada pinggir ostium uteri internum.
Menurut Sheiner (2001) etiologi plasenta previa sampai saat ini belum diketahui
secara pasti, namun ada beberapa teori dan faktor risiko yang berhubungan dengan
plasenta previa, diantaranya:
4)Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil
konsepsi.
7) Kejadian plasenta previa tiga kali lebih sering pada wanita multipara daripada
primipara. Pada multipara, plasenta previa disebabkan vaskularisasi yang
berkurang dan perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan masa lampau.
Aliran darah ke plasenta tidak cukup dan memperluas permukaannnya sehingga
menutupi pembukaan jalan lahir (Sumapraja dan Rachimhadi, 2005).
5
9) Ibu dengan usia lebih tua. Risiko plasenta previa berkembang 3 kali lebih besar
pada perempuan di atas usia 35 tahun dibandingkan pada wanita di bawah usia 20
tahun (Sheiner, 2001).
Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke
arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri
lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat-tempat
tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk
menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu
ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di
atas. Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap
menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu.
Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung.
Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari
lapisan sitotropoblast sel-sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai
kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung
fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati
lapisan tropoblast (Kay, 2003).
6
Menurut Davood (2008) Sebuah penyebab utama perdarahan trimester ketiga,
plasenta previa memiliki tanda yang khas, yaitu pendarahan tanpa rasa sakit.
Pendarahan diperkirakan terjadi dalam hubungan dengan perkembangan segmen bawah
uterus pada trimester ketiga.
Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar
lagi, dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus,
pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus.
Pada saai itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar berlainan
dengan darah yang disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman.
Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari
dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannnya tak
dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk
berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut otot uterus
menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang letaknya normal. Makin
rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada
plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang
mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai (Oxorn, 2003).
Kay (2003) menyebautkan bahwa gejala plasenta previa mencakup satu atau kedua
hal berikut:
1) Tiba-tiba, tanpa rasa sakit pendarahan vagina yang berkisar dari ringan sampai
berat. Darah sering berwarna merah terang. Pendarahan dapat terjadi pada awal
minggu ke-20 kehamilan tetapi yang paling umum selama trimester ketiga.
7
2) Gejala persalinan prematur. Satu dari 5 wanita dengan tanda-tanda plasenta
previa juga memiliki kontraksi rahim.
Perdarahan plasenta previa mungkin taper off dan bahkan berhenti untuk
sementara. Tapi itu hampir selalu dimulai lagi hari atau minggu kemudian. Beberapa
wanita dengan plasenta previa tidak memiliki gejala apapun. Dalam kasus ini, plasenta
previa hanya dapat didiagnosis oleh USG dilakukan untuk alasan lain (Kay, 2003).
Apabila janin dalam presentasi kepala, kepalanya akan di dapatkan belum masuk
ke dalam pintu-atas panggul yang mungkin karena plasenta previa sentralis; mengolak
ke samping karena plasenta previa posterior; atau bagian terbawah janin sukar
ditentukan karena plasenta previa anterior. Tidak jarang terjadi kelainan letak, seperti
letak lintang atau letak sungsang (Scearce, 2007).
3. Syok
8
2.7 Penatalaksanaan Plasenta Previa Menurut Scearce (2007)
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat
tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis
dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik.
iii. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).
2) Terapi aktif
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin.
Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa
i. Seksio sesarea
9
A. Amniotomi dan akselerasi
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian beri beban
secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk
menekan plasenta dan seringkali menyebabkan pendarahan pada kulit kepala.
Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan perdarahan
tidak aktif
10
2.8 Komplikasi
Berikut ini adalah kemungkinan komplikasi plasenta previa oleh Usta (2005) :
2) Anemia janin
8) Cacat lahir. Cacat lahir terjadi 2,5 kali lebih sering pada kehamilan yang
dipengaruhi oleh plasenta previa daripada kehamilan tidak terpengaruh. Penyebab
saat ini tidak diketahui (Cunningham, 2006).
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Data
11
A. Data Subyektif
1. Identitas pasien
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Telp : -
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Telp : 081111222333
12
3. Keluhan utama :Ibu mengeluhtiba-tiba perdarahan pervaginam dalam jumlah
yang banyak.
4. Riwayat menstruasi
Siklus : teratur
Lamanya : 7 hari
HPHT : 5 – 4 – 2012
TP : 12 – 1 – 2013
5. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan ini pernikahannya yang pertama, status pernikahan sah. Ibu
mengatakan sudah memiliki anak 1.
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang kedua, tidak pernah keguguran, anak
pertama kini berusia 1,5 tahun. Saat kehamilannya pertama, ibu melahirkan di RSUD
yang ditolong oleh bidan. Ibu tidak mengalami komplikasi saat kehamilannya,
persalinan, dan masa nifasnya.
13
7. Riwayat kehamilan ini
Pada TM 1 ibu mengatakan mengeluh mual pada pagi hari. Ibu mendapatkan
vitamin dan penambah darah dari bidan. Ibu mengatakan tidak mengalami tanda-tanda
bahaya kehamilan.
Pada TM 2 ibu mengatakan keluar darah pervaginam tanpa rasa nyeri. Ibu
mendapatkan konseling dari bidan untuk istirahat. Ibu memeriksakan keadaannya ke
dokter spesialis kandungan. Ibu mendapatkan imunisasi TT di bidan pada usia
kehamilan 6 dan 7 bulan.
Pada TM 3 ibu mengatakan keluar darah segar. Ibu mendapat konseling untuk
beristirahat.
8. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat atau sedang menagalmi penyakit jantung,
hipertensi, diabetes, asma, TBC, hepatitis, epilepsi dan PMS. Ibu mengatakan tidak
pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi dan tidak
pernah mengalami operasi.
Ibu juga mengatakan suami beserta keluarga besarnya tidak ada pernah atau
mengalami penyakit jantung, hipertensi, diabetes, asma, TBC, hepatitis, epilepsi dan
PMS.
9. Riwayat KB
14
10. Riwayat biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
3. Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAK 8x/sehari, air kencing berwarna kuning jernih, berbau
amis khas urin, tidak ada keluhan saat kencing. Ibu mengatakan BAB 1x/sehari,
konsistensi lembek, tidak ada keluhan saat buang air besar.
Ibu mengatakan tidur siang kurang lebih 2 jam dan tidur malam kurang lebih 8
jam.
5. Pekerjaan
6. Personal hygiene
7. Perilaku seksual
Ibu mengatakan pada usia kehamilannya yang sekarang ibu dan suami tidak
pernah melakukan hubungan seksual, suami juga tidak mempermasalahkan hal itu.
15
Ibu mengatakan suami dan keluarga besar menerima kehamilannya sekarang.
Dan anak pertama juga menerimanya.
11. Pengetahuan
B. Data Obyektif
2. Tanda vital
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 36.50c
BB sekarang : 63kg
Lila : 24cm
TB : 155cm
4. Pemeriksaan Fisik
1. Muka
16
Oedema : Tidak ada
2. Leher
3. Dada
Simetris : Ada
Mamae : Membesar
Striae : Ada
Areola : Menghitam
4. Abdomen
TFU : 37cm
Leopold I : TFU 3 jari bawah px, teraba bagian yang besar dan
bulat.
17
Leopopod II : Pada sisi kiri perut ibu teraba bagian yang datar,
memanjang, dan ada tahanan. Pada bagian kanan perut
ibu teraba bagian kecil janin.
Leopold III : Teraba bagian yang bulat, melenting, keras, dan tidak
dapat digoyangkan.
5. Anogenital
6. Ekstremitas
5. Pemeriksaan penunjangn
USG
18
Hasil :
Letak kepala
Janin tunggal
DJJ ( + )
Ny. R Umur 22 tahun G2P1A0 UK 37 Minggu Preskep Puki Janin Tunggal Hidup Intra
Uteri dengan Plasenta Previa Parsialis
1. Data subyektif
Nama : Ny R
Keluhan : keluar darah segar pervaginam dan nyeri perut sejak 2 hari yang lalu
Riwayat kehamilan : ini merupakan kehamilan yang kedua, ibu tidak pernah abortus.
HPHT : 5 – 4 – 2012
TP : 12 – 1 – 2013
UK : 37 minggu
2. Data Obyektif
KU : stabil
19
TTV : Tekanan darah : 110 / 80mmHg
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 36.50c
Pemeriksaan Leopold
L1 : 3 jari dibawah px
L2 : PUKA
L3 : Kepala
Pemeriksaan USG
Hasil :
Letak kepala
Janin tunggal
DJJ ( + )
1. Perdarahan
2. Syok
3. Gawat janin
4. Kematian
20
IV. Identifikasi kebutuhan dan tindakan segera
2. Pemberian infus
3. Lakukan SC
V. Perencanaan
5. Merencanakan SC
VI. Implementasi
1. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami plasenta previa parsialis yaitu plasenta
menutupi sebagian jalan lahir.
4. Menjadwalkan operasi SC kepada ibu, yaitu dilakukan pada tanggal 13 Januari 2013
21
6. Sebelum hari operasi, menganjurkan ibu untuk beristirahat.
VII. Evaluasi
4. Ibu dan suami setuju akan dilakukan operasi SC pada tanggal yang sudah ditentukan.
1. Subyektif
2. Obyektif
2. Tanda vital
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 36.50c
22
3. Pemeriksaan Leopold
L1 : 3 jari dibawah px
L2 : PUKA
L3 : Kepala
4. Pemeriksaan penunjangn
USG
Hasil :
Letak kepala
Janin tunggal
DJJ ( + )
3. Analisa
Ny. R Umur 22 tahun G2P1A0 UK 37 Minggu Preskep Puki Janin Tunggal Hidup Intra
Uteri dengan Plasenta Previa Parsialis
4. Penatalaksanaan
1. Memberitahu keadaan ibu saat ini yaitu ibu mengalami perdarahan karena
plasenta previa. Ibu mengerti dengan keadaanya saat ini
23
2. Mengobservasi keadaan ibu, TTV ibu dalam batas normal
3. Melakukan informed consent kepada ibu dan juga keluarga, ibu dan keluarga
menyetujui lembar informed consent.
6. Memberikan motivasi pada ibu, setelah diberikan motivasi ibu tampak lebih
tenang.
24
CATATAN PERKEMBANGAN
13-01-2013, S: Ibu mengatakan sangat lega dan senang karena proses opersai Dokter
pukul 10.00 telah selesai dilakukan. “A”
WITA
O:
25
Keadaan umum : Baik
Konsisstensi : cair
Perdarahan pervaginam : 40 cc
IVFD : RL 20 tetes/menit
TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 37,5 0C
A:
P:
26
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan
- Hasil normal
- Keluarga mengerti
- Keluarga bersedia
14-01-2013, S: Dokter
pukul 08.00 “A”
Ibu mengatakan bahagia atas keberhasilan persalinannya dan
WITA
kelahiran bayinya.
O:
KU: Baik
TTV:
27
TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 37,5 0C
A:
P:
28
7. Memberitahu ibu untuk mandi, ibu akan mandi setelah
menyusui bayinya.
BAB IV
PENUTUP
29
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Setelah penulis menyimpulkan hasil kegiatan ini, maka ada beberapa hal yang
ingin penulis sampaikan, yaitu saran yang semoga dapat bermanfaat dalam usaha
peningakatan mutu pelayanan kesehatan, adapun saran terasebut sebagai berikut :
1. Perawatan yang dilakukan dengan baik, cermat dan teliti agar lebih ditingkatkan.
30
31
Daftar Pustaka
Abdat, Amirah Umar. 2010. Hubungan antara Paritas Ibu dengan Kejadian Plasenta
Previa di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
http://clarahusna.blogspot.co.id/2013/02/manajemen-asuhan-kebidanan-pada-nyr.html
iii