Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

”S” UMUR 23 TAHUN P1A0


AKSEPTOR KELUARGA BERENCAN SUNTIK 3 BULAN
DI PUSKESMAS SENTANI

Dosen Pembimbing :
Tiyan Febriyani Lestari S. ST., M. Keb

Oleh :

NAMA : Daningtias Melini Fitri


NIM : A022817009

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES JAYAPAPURA


PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEBIDANAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan pratikum
ini dapat diselesaikan. Laporan pratikum ini dibuat untuk memenuhi tugas di
PKK1 dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.”S” Umur 23 Tahun P1A0
Dengan Akseptor Keluarga Berencan Suntik 3 Bulan Di Puskesmas Sentani“
Dalam penyusunan laporan ini, tentu banyak kekurangan yang masih
luput dari pencermatan saya, semata-mata kekurang mampuan saya dalam hal
bahasa ataupun penguasaan materi. Kritik, masukan, dan saran yang
membangun sangat diharapkan oleh saya demi perbaikan laporan ini.
Demikian laporan pratikum ini saya susun semoga bermanfaat bagi
saya dan kita semua.

Senin, 17 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................. 2
D. Pelaksanaan Praktik Klinik ........................................................... 2
E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 4
A. Teori Umum..................................................................................... 4
1. Definisi KB ................................................................................. 4
2. Tujuan KB ................................................................................. 4
3. Macam-macam Metode Kontrasepsi ...................................... 5
B. Teori Khusus ................................................................................... 5
BAB III TINJAUAN KHUSUS ............................................................ 13
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................... 21
A. Kesenjangan Antara Teori dan Praktek ....................................... 21
B. Kesulitan yang dialami penulis selama proses pengkajian ......... 21
BAB V PENUTUP ................................................................................. 22
A. Kesimpulan ...................................................................................... 22
B. Saran ................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal jenis suntikan yang
dibedakan menjadi dua macam yaitu DMPA (depot medroksiprogesterone
asetat) dan kombinasi. Suntik DMPA berisi depot medroksiprogesterone
asetat yang diberikan dalam suntikan tunggal 150 mg/ml secara intramuscular
(IM) setiap 12 minggu (Baziad, 2002).
Menurut World Health Organization (WHO) 2014 penggunaan kontrasepsi
telah meningkat di banyak bagian di dunia, terutama di Asia dan Amerika
Latin dan terendah Sub-Sahara Afrika. Secara global, di Asia pengguna
kontrasepsi modern telah meningkat menjadi 57,4% dan secara regional, di
Asia meningkat menjadi 61,6%.
Cakupan penggunaan peserta KB baru khususnya KB suntik di Indonesia
pada tahun 2014 mencapai 49,67%, sedangkan peserta KB aktif sebanyak
47,54%. (Depkes RI, 2014). Di Papua merupakan provinsi dengan cakupan
penggunaan KB aktif terendah sebesar 67,15% (BKKBN, 2014). Sedangkan
di Kabupaten Jayapura penggunaan KB suntik mencapai 85,72% (Dinkes Kab.
Jayapura, 2014) dan berdasarkan data dari Puskesmas Sentani, penggunaan
KB suntik diperkirakan sebanyak 2.931 orang.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan “Asuhan Kebidanan Pada Ny.”S” Umur 23 Tahun
P1A0 Akseptor Keluarga Berencana Suntik 3 Bulan Di Puskesmas
Sentani”?

1
C. Tujuan
1. Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan akseptor KB suntik tentang
melalui pengalaman yang nyata di Puskesmas Sentani dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu akseptor KB melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Helen Varney.
2. Khusus
a. Penulis mampu
1) Mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisis pada
data yang terkumpul dari Ny. S akseptor KB suntik 3 bulan
2) Mampu menginterpretasikan data dasar/diagnosa yang
terkumpul baik dalam bentuk diagnosa serta masalah dan
kebutuhan pada Ny.S akseptor KB suntik 3 bulan
3) Mampu mengidentifikasi masalah potensial pada Ny.S akseptor
KB suntik 3 bulan
4) Mampu mengidentifikasikan kebutuhan dan melakukan
tindakan segera pada Ny.S akseptor KB suntik 3 bulan
5) Mampu membuat rencana asuhan pada Ny.S akseptor Kb
suntik 3 bulan
6) Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat
pada Ny.S akseptor KB suntik 3 bulan
7) Mampu mengevaluasi sejauh mana tinkat keberhasilan rencana
manajemen yang telah dicapai pada Ny.S akseptor KB suntik 3
bulan

2
D. Manfaat
1. Bagi Individu
Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang
asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal serta menerapkan ilmu
yang telah didapat.
2. Bagi Lahan Praktik
Memberi masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta
menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara institusi, puskesmas dan mahasiswa yang melaksanakan
kegiatan tersebut. Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
normal.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi memperoleh gambaran tentang sejauh mana para mahasiswa
memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan tentang asuhan
kebidanan pad aibu bersalin normal yang telah diberikan oleh institusi
pendidikan selama proses pembelajaran serta menambah bahan bacaan
dan ilmu pengetahuan

E. Pelaksanaan Praktek Klinik


Praktek dilaksanakan di Puskesmas Sentani ruang KB
Tanggal : 15 Januari 2020 – 17 Januari 2020

F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang
masalah, tujuan penulisan yang meliputi tujuan khusus dan tujuan umum
serta sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang teori umum yang meliputi alat kontrasepsi
suntik 3 bulan

3
BAB III Tinjauan Khusus
Bab ini berisi tentang tinjauan kasus asuhan kebidanan ibu akseptor KB
secara nyata sesuai dengan manajemen kebidanan menurut 7 langkah
Varney mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
BAB IV Pembahasan
Bab ini berisi kesenjangan antara teori dan kasus serta kesulitan yang
dialami penulis selama proses pengkajian.
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari
tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus asuhan kebidanan ibu
akseptor KB. Sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan dan
tanggapan dari kesimpulan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Secara Umum


1. Definisi KB
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan
baik bersifat permanen atau menetap yang dapat di lakukan secara
mekanis,menggunakan alat,tanpa alat atau dengan operasi
(Wiknjosastro H, 2007).
Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur
jumlah dan jarak anak yang di inginkan. Usaha yang dimaksud
termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan
keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah prinsip mencegah
sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau
mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan
berkembang di dalam rahim.
Keluarga berncana atau KB yaitu membatasi jumlah anak, hanya
dua, tiga dan lainnya. Keluarga berencana yang di bolehkan syariah
adalah suatu usaha pegaturan atau penjarangan kelahiran atau usaha
pencegahan kehamilan sementara atau kesepakatan suami istri karna
situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga,
masyarakat maupun keluarga.

2. Tujuan KB
a. Tujuan umum: meningkatkan kesejateraan ibu dan anak dalam
rangka mewujudkan NKKBS (norma keluarga kecil bahgia
sejatera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejatera
dengan mengandalkan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.

5
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi
3) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara
penjarangan kelahiran .

3. Macam-macam Metode Kontrasepsi


a. Metode Sederhana
1) Tanpa Alat
a) Metode kalender (metode ritmik)
Berdasarkan temuan bahwa ovulasi terjadi pada suatu hari
tertentu, kurang lebih 14 hari sebelum periode menstruasi.
b) Metode ovulasi (metode lendir serviks)
Didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lender
serviks selama siklus menstruasi, yang menggambarkan
masa subur dalam siklus dan waktu fertilisasi maksimal
dalam masa subur.
c) Metode suhu basal
Didasarkan pada perubahan suhu yang terjadi karena
progesterone, yang dihasilkan oleh korpus luteum,
menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh. Suhu tubuh
harus sedikitnya 0.40F di atas enam kali perubahan suhu
sebelumnya diukur.

d) Metode Amenore Laktasi


Berdasarkan penelitian bahwa kehamilan jarang terjadi
selama enam bulan pertama setelah melahirkan pada wanita
menyusui dan wanita yang member bayinya ASI ditambah
susu botol. Ovulasi dapat dihambat oleh kadar prolaktin
yang tinggi.
e) Koitus Interuptus

6
Metode ini bergantung pada penarikan penis dari vagina
pada saat yang tepat dan melakukan ejakulasi di luar vagina
(Varney H, 2006).
2) Dengan Alat
a) Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat
dari berbagai bahan seperti latex (karet), plastic (vinil) atau
bahan alami (produksi hewan) di pasang pada penis pada saat
hubungan seksual. Cara kerjanya menghalangi terjadinya
pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma
di ujung selubung karet dan mencengah penularan
mikroorganisme (Saifuddin A.B, 2006).
b) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cebung, terbentuk dari
lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya
menahan sperma agar tidak mendapat akses, mencapai saluran
alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai
alat tempat spermisida.
c) Spermisida Vaginal
Spermisida vaginal adalah bahan kimia yang digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma di dalam vagina
sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus genitalia
internal (Saifuddin A.B, 2006).

b. Metode Modern (hormonal)


1) Pil KB
Pil kombinasi adalah pil yang mengandung estrogen maupun
progesterone. Dosis estrogen ada yang 0,05 mg, 0,08 mg dan
0,1 mg pertablet. Sedangkan dosis dan jenis progesteronnya
bervariasi dari masing – masing pabrik pembuatannya
(Saifuddin A.B, 2006)

7
Pil kombinasi terdiri dari :
a) Monofaksi adalah jumlah dari tipe estrogen dan progestin
yang dimakan sama setiap hari selama 20 atau 21 hari.
Diikuti dengan tidak meminum obat hormonal selama 7
hari.
b) Bifasik adalah dosis dan jenis estrogen yang digunakan
tetap konstan dan jenis progestin tetap sama, tetapi kadar
progestin berubah antara minggu pertama dan minggu
kedua pada siklus pil 21 hari, yang diikuti dengan tidak
meminum obat hormonal selama 7 hari.
c) Trifasik adalah jenis estrogen tetap sama, tetapi kadar tetap
konstan atau dapat dapat berubah sesuai kadar progestin.
Jenis progestin tetap sama, tetapi memiliki tiga kadar yang
berbeda selama siklus pil 21 hari, yang diikuti dengan tidak
meminum obat hormonal selama 7 hari (Varney H, 2006).
2) Pil mini
Pil mini (low dose continous progesterone) adalah pil yang
hanya mengandung progesterone yang rendah (0,5 mg atau
kurang) dan diminum tiap hari pada waktu yang sama.
Mekanisme kerja terutama bertujuan menciptakan lingkungan
lendir serviks yang lembab dan tidak dapat dimasuki oleh
sperma. Dan menekan ovulasi yang menyebabkan
endometrium menjadi tipis dan atrofi sehingga tidak akan
mendukung implantasi sel telur (Varney H, 2006).

3) Suntikan KB
a) Depo Progestin yang mengandung Medroxy progesteron
asetat sebanyak 150 mg.
b) Cyclofem yang mengandung Medroxy progesterone asetat
50 mg dan komponen estrogen.
c) Norigest 200 mg yang merupakan derivate testosterone
(Manuaba, 2002).

8
4) Susuk KB yaitu :
a) Norplant
b) Implanon
c) Indoplanon
d) Siplanon
e) Jeneda
5) Implant
a) Norplan, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm yang diisi dengan
36 m
b) Levenorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
c) Implanon, terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang
kira-kira 40 mm, yang diisi dengan 68 mg 3
Ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
d) Jedena dan Indoplan, terdiri dari 2 batang yang diisi dengan
75 mg Levenorgestrel, yang berdaya kerja 3 tahun
(Saifuddin A.B, 2006).
e) Nonhormonal/Mekanis ( AKDR/IUD)
AKDR merupakan alat kontrasepsi dalam rahim yang cara
kerjanya menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke
dalam tuba fallopi dan mempengaruhi fertilitas sebelum
ovum mencapai kavum uteri. Gambar 4. AKDR (Saifuddin
A.B, 2006).

c. Metode Mantap
1) Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk
menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara
permanen dengan mengoklusi tuba fallopi (mengikat dan
memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak
dapat bertemu dengan ovum (Saifuddin A.B, 2006).

9
2) Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan
kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa
deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilitas (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (
Saifuddin A.B, 2006).

B. Teori Secara Khusus


1. KB suntik 3 bulan
a. Pengertian KB suntik
Kontrasepsi suntikan adalah alat kontrasepsi berupa cairan
yang berisi hormone progesterone yang di suntikkan dalam
tubuh wanita secara priodik 3 bulan sekali. Keuntungan
menggunakan KB suntik adalah praktis, efektif dan aman
dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%. Tidak membatasi
usia dan obat KB suntuk yang 3 bulan sekali tidak
mempengaruhi asi dan cocok untuk ibu menyusui .
Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali.
Suntikan kontrasepsi mengandung hormon progesterone yang
menyerupai hormon progesterone yang diproduksi oleh wanita
selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi.
Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel
telur sehingga memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik
kesehatan yang menyarankan penggunaan kondom pada
minggu pertama saat suntik kontrasepsi.Banyak klinik
kesehatan yang menyarankan kondom pada minggu pertama
saat suntik kontrasepsi. Sekitar 3 dari 100 orang penggunaan
kontrasepsi suntik dapat mengalami kehamilan pada tahun
pertama pemakaiannya.

10
b. Maanfaat KB suntik
1) Mencegah ovulasi
2) Mengentalkan lendir serviks/kemampuan penetrasi sperma
menurun
3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
4) Menghambat transportasi sperma oleh tuba

c. Jenisnya
Golongan progestin, misalnya Depoprovera 150mg isi 1 cc
(disuntikkan tiap 3 bulan), depo progestin 150mg isi 3 cc
(disuntik tiap 3 bulan)

d. Profil
1) Sangat efektif
2) Aman
3) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
4) Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
5) Cocok untuk laktasi karena tidak menekan produksi ASI

e. Efektifitas
1) Memiliki efektifitas tinggi
2) Kegagalan yang terjadi pada umumnya dikarenakan oleh
ketidakpatuhan akseptor untuk datang pada jadwal yang
telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah, injeksi
harus benar-benar intragluteal (Baziad, 2002).

f. Cara kerja kontrasepsi suntikan


1) Kontrasepsi suntikan hanya berisi progesterone dan tidak
mengandung estrogen.
2) Progesterone yang mempunyai daya lama dapat diberikan
dengan suntikan intramuskuler (IM) sekali tiap 3 bulan.

11
3) Progesterone ini mempengaruhi pengeluaran hormone dari
glandula pituitaria yang megatur ovulasi, dan
menyebabkan lendir serviks menjadi lebih kental
sehinggah lebih susah ditembus oleh spermatozoa.

g. Keuntungan menggunakan KB suntik


1) Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih
dari 99%.
2) Tidak membatasi usia
3) Pada KB suntik yang 3 bulan sekali tidak mempengaruhi
asi dan cocok untuk ibu menyusui,
4) Sedikit efek samping
5) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
6) Dapat digunakan pada wanita usia > 35 tahun sampai
perimenopause
7) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik

h. Efek samping (komplikasi) KB suntik


1) Di bulan – bulan pertama pemakaian terjadi muial,
perdarahan berupa bercak diantara masa haid, sakit kepala
dan nyeri payudara.
2) Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS

i. Lokasi Penyuntikan
Lokasi penyuntikan di bokong yaitu pada musculus ventro
gluteal dalam. Musculus ini dapat di ukur dari spina iliaca
anterior superior (SIAS) sampai dengan os.coccygeus
kemudian di ambil 1/3 bagian dari SIAS.
Atau jika dianalogikan dengan kotak, kemudian kita bagi ke
dalam 4 bagian, maka yang akan di suntikan adalah bagian
kuadran luar.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “S” UMUR 23 TAHUN P1A0


AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA SUNTIK 3 BULAN
DI PUSKESMAS SENTANI

Tanggal pengkajian : 17-01-2020


Tempat pengkajian : PKM Sentani
Jam pengkajian : 10.00 WIT
Oleh : Mhs.Daningtias

I. PENGKAJIAN DATA DASAR


A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama istri : Ny. S Nama suami : Tn A
Umur : 23 thn Umur : 25 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Suku/Bangsa : Makassar/
Indonesia Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Hawai Alamat : Hawai

2. Alasan kunjungan :
Ibu mengatakan baru pertama kali ingin ber-KB suntik 3 bulan untuk
menjarakan kehamilannya.

3. Keluhan utama :
Tidak ada

13
4. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 13 Tahun
b. Siklus : 28 Hari
c. Lama : 5-7 Hari
d. Volume : 2x ganti pembalut/hari
e. Sifat darah : Encer
f. Dismenorhea : Tidak ada
g. HPHT : Ibu mengatakan baru saja selesai haid hari ini.

5. Riyawat obstetric yang lalu

Penyulit Persalinan Nifas KB


Anak
persalina
ke Penol Temp Keluha
n Jenis BB PB JK ASI Jenis Lama
ong at n
PKM
Tidak Norm Bida 2,680 49 Tidak Tidak Tidak
1. Senta L ASI
ada al n gram cm ada ada ada
ni

6. Riwayat kesehatan
a. Sekarang : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular
(TBC, Hepatitis), Menahun (Stroke, Jantung),
Keturunan (Diabetes Melitus,Asma)
b. Yang lalu : Ibu mengatakan yang lalu tidak menderita
penyakit menular (TBC, Hepatitis), Menahun
(Stroke, Jantung), Keturunan (Diabetes
Melitus,Asma)
c. Keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis),
Menahun (Stroke, Jantung), Keturunan (Diabetes
Melitus, Asma)

14
7. Riwayat social ekonomi
a. Riwayat pernikahan
Status pernikahan : Menikah
Umur istri saat menikah : 21 tahun
Umur suami saat menikah : 23 tahun
Lama menikah : 2 tahun

b. Kesadaran psikososial
1) Suami dan keluarga sangat mendukung ibu untuk ber-KB
2) Kebiasaan ibu hidup sehat : Ibu mengatakan tidak memiliki
kebiasaan merokok dan minum-
minuman beralkohol.

8. Riwayat perekonomian
a. Pekerjaan suami : Swasta
b. Pendapatan suami : Cukup untuk kebutuhan sehari-hari
c. Pekerjaan istri : IRT

9. Pola kebutuhan sehari-hari


NO. Pola kebutuhan Sebelum ber-KB Sesudah ber-KB
1 Nutrisi
Frekuesi Makan : 3x/hari 3x/hari
Nafsu Makan : Baik Baik
Jenis Makanan : Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
Frekuensi Minuman : 3-5x/hari 3-5x/hari
Jenis Minuman : Air putih, teh, jus buah Air putih, teh, jus
buah

15
2. Eliminasi BAB
Frekuensi : 1x/hari 1x/hari
Bau/warna : Khas/kuning Khas/kuning
kecoklatan kecoklatan
Eliminasi BAK
Frekuensi : 3x/hari 3x/hari
Bau/Warna : Amoniak/kuning Amoniak/kuning jernih
jernih
3. Pola istirahat
Tidur siang : 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari
Tidur malam : 8 jam/hari 8 jam/hari

4. Personal hygiene
Frekuensi mandi : 2x/hari 2x/hari
Sikat gigi : 2x/hari 2x/hari
Bersihkan alat Saat mandi, BAB, Saat mandi, BAB,
kelamin: BAK BAK

Ganti pakaian dalam Setelah mandi, jika Setelah mandi, jika


: lembab lembab

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tinggi Badan : 156 cm
d. Berat badan sekarang : 50kg
e. IMT [BB(Kg):TB(m)xTB(m)] : [50:1,56x1,56]
= 20,5 (BB ideal)

16
2. TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 88x/m
SB : 36,80C
R : 22x/m

3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Warna rambut : Hitam
Nyeri tekan : Tidak ada
b. Wajah
Oedem : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
c. Mata
Bentuk : simetris
Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Penglihatan : tidak kabur
d. Telinga
Bentuk : simetris
Nyeri tekan : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
e. Mulut dan gigi
Stomatitis : tidak ada
Karies : tidak ada
Mukosa mulut : tidak ada
f. Leher
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar linfe : tidak ada pembesaran
Vena jugolaris : tidak ada pembekakan

17
g. Dada
Bentuk : simetris
Pernafasan : teratur
h. Abdomen
Nyeri tekan : tidak ada
i. Genetalia dan anus : tidak dilakukan
j. Ekstremitas atas : simetris
Kelengkapan jari : lengkap
Gerakan : +/+

k. Ekstremitas bawah
Kelengkapan : lengkap
Oedema : tidak ada
Gerakan : +/+
Reflex patella : +/+

II. INTERPRETASI DATA DASAR/DIAGNOSA


Diagnosa : Ny.”S” umur 23 tahun P1A0 Akseptor KB Suntik 3 Bulan.
DS : Ibu mengatakan baru pertama ingin menjadi akseptor
suntik KB 3 bulan
DO :
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 88x/m
SB : 36,80C
R : 22x/m

III. MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

18
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V. PERENCANAAN ASUHAN
1. Beritahu ibu tentang kondisi saat ini
R/ agar ibu mengetahui kondisinya saat ini
2. Beritahu ibu tentang efek samping KB suntik 3 bulan
R/ agar ibu siap dengan perubahan fisiologi ibu atau efek samping
dari KB Suntik 3 bulan
3. Siapkan alat spuit 3cc, sarung tangan, kapas alkohol dan obat KB
suntik 3 bulan (midroxyprogesterone asetat 150mg/3ml)
R/untuk menyapkan alat dan obat agar segera dilakukan tindakan
pebyuntikan
4. Suntikkan KB suntik 3 bulan
R/ untuk memasukan obat ke dalam tubuh ibu
5. Lakukan pencatatan pada kartu KB ibu dan register
R/ agar bisa mengontrol kunjuan ulang ibu dan data riwayat
penggunaan KB ibu dapat tersimpan
6. Beritahu ibu tanggal kunjungan ulang
R/ Agar ibu mengetahui kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 17-01-2020 Jam : 10.05 WIT oleh : Mhs.Daningtias
1. Memberitahu ibu kondisi saat ini
TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 88x/m
SB : 36,80C
R : 22x/m

19
2. Memberitahu ibu tentang efek samping KB suntik 3 bulan
Perubahan siklus haid yang tidak teratur, BB naik, sakit kepala,
nyeri pada payudara, dan berjerawat
3. Siapkan alat spuit 3cc, sarung tangan, kapas alkohol dan obat KB
suntik 3 bulan (midroxyprogesterone asetat 150mg/3ml)
4. Menyuntikkan KB di ⅓ paha kanan atas
5. Melakukan pencatatan pada kartu KB ibu dan register
6. Memberitahu ibu tanggal kunjungan ulang tanggal 11 April 2020

VII. EVALUASI
1. Ibu telah mengerti tentang kondisinya saat ini
2. Ibu telah mengerti tentang efek samping KB suntik 3 bulan dan
menerimanya
3. Sudah menyiapkan alat dao obat
4. Sudah dilakukan penyuntikan pada ibu
5. Sudah dilakukan pencatatan pada kartu ibu dan buku register
6. Ibu telah mengerti tanggal kembali pada tanggal tanggal 11 April
2020

20
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Antara Teori dan Praktek


Tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Semua teori yang
dipelajari sesuai dengan yang terjadi dilahan praktek.
Setelah penulis melakukann Asuhan kebidaanan pada Ny.S umur 23
tahun P1A0 akseptor KB suntik 3 bulan ditemukan hasil sebagai berikut:
1. Pengkajian Data Dasar
a. Data Subjektif
1) Biodata
a) Umur
(1) Tinjauan teori
Untuk mengetahui faktor resiko. Pada akseptor KB
suntik 3 bulanitu dapat diberikan pada usia reproduksi
dan pada usia > 35 tahun sampai perimenopause
(2) Tinjauan kasus
Pada kasus ini Ny. S berumur 23 tahun.
(3) Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan tinjauan kasus karena Ny. S
berumur 23 tahun, dan pada umur 23 tahun termasuk
dalam usia reproduksi.
b) Suku
(1) Tinjauan teori
Untuk mengetahui faktor pembawa ras.
(2) Tinjauan kasus
Ibu bersuku Jawa dan selama ini ibu tidak memiliki
kebiasaan-kebiasaan yang berpengaruh terhadap
penggunaan KB suntik 3 bulan.

21
(3) Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan hasil tinjauan kasus karena ibu tidak
memiliki kebiasaan adat istiadat yang berpengaruh
terhadap KB.
c) Pendidikan
(1) Tinjauan teori
Mengetahui tingkat intelektual
(2) Tinjauan kasus
Dalam kasus ini pendidikan terakhir Ny. S adalah SMA
(3) Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan tinjauan kasus karena Ny.S
memiliki pendidikan SMA dimana ibu lebih mudah
untuk memahami informasi yang diberikan.
d) Alamat
(1) Tinjauan teori
Mengetahui lingkup tempat tinggal
(2) Tinjauan kasus
Alamat rumah Ny.S di Jln. Youmakhe
(3) Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan tinjauan kasus karena Ny.S
2) Alasan kunjungan
a) Tinjauan teori
Alasan yang menyebabkan klien berobat
b) Tinjauan kasus
Penulis telah mengkaji alasan kunjungan ibu. Ibu
mengatakan baru pertama kali ingin ber-KB suntik 3 bulan
untuk menjarakan kehamilannya.

22
c) Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak ada kesenjangan karena ibu
belum pernah menggunakan KB sebelumnya.
3) Riwayat menstruasi
a) Tinjauan teori
Untuk mengetahui menarche, siklus, lama, sifat darah
menstruasi banyak darah menstruasi, keluhan-keluhan yang
dirasakan pada waktu menstruasi, keluhan disminore, dan
HPHT ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
mengenai fungsi alat reproduksi
b) Tinjauan kasus
Penulisan telah melakukan pengkajian pada Ny.S dengan
hasil :
(1) Menarche : 13 Tahun
(2) Siklus : Teratur
(3) Lama : 5-7 Hari
(4) Volume : 2x ganti pembalut/hari
(5) Sifat darah : Encer
(6) Dismenorhea : Tidak ada
(7) HPHT : ibu mengatakan baru saja selesai
haid hari ini
c) Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak terdapat kesenjangan antara
teori dengan tinjauan kasus Ny.S karena pada pengkajian
diketahui hasilnya normal dan dapat dilakukan manajemen
asuhan kebidanan suntik 3 bulan yang tidak mempengaruhi
fungsi alat reproduksi
4) Riwayat obstetri
a) Tinjauan teori
Untuk mengetahui apakah keadaan ibu saat hamil, bersalin,
nifas yang lalu mengalami gangguan atau tidak.

23
b) Tinjauan kasus
Penulis telah melakukan pengkajian pada Ny.S dan di dapat
hasil keadaan ibu saat hamil, bersalin dan nifas yang lalu
tidak mengalami gangguan.
c) Pembahasan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan karena
pada kasus Ny.S diatas riwayat obstetri ibu yang lalu tidak
ada gangguan
5) Riwayat kesehatan
a) Tinjauan teori
Meliputi riwayat penyakit sekarang dan lalu, keluarga untuk
memastikan bahwa tidak ada kontraindikasi pemakaian KB
suntik 3 bulan. Selain itu juga tentang riwayat penyakit
keluarga.
b) Tinjauan kasus
Penulis telah melakukan pengkajian dengan hasil riwayat
kesehatan ibu sekarang, lalu dan dalam keluarga tidak
terdapat penyakit menular, keturunan dan menahun.
c) Pembahasan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan karena
pada Ny.S tidak terdapat penyakit sekarang, lalu, dan dalam
keluarga sehingga tidak ada kontraindikasi dalam
pemakaian KB suntik 3 bulan.
6) Riwayat sosial ekonomi
a) Tinjauan teori
(1) Riwayat pernikahan
Untuk mengetahui ibu sudah menikah,usia pertama
menikah dan lama menikah
(2) Kesadaran psikososial
Untuk mengetahui apakah ada konflik mental atau tidak
selama ibu menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan

24
b) Tinjauan kasus
(1) Riwayat pernikahan
Penulis telah melakukan pengkajian tentang riwayat
pernikahan ibu
(2) Kesadaran psikososial
Penulis telah melakukan pengkajian terhadap kondisi
mental ibu
c) Pembahasan
(1) Riwayat pernikahan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan
karena status pernikahan jelas
(2) Kesadaran psikososial
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan
karena keadaan mental ibu dalam keadaan baik
7) Riwayat perekonomian
a) Tinjauan teori
Untuk mengetahui apakah penghasilan cukup untuk
kebutuhan sehari-hari
b) Tinjauan kasus
Penulis telah melakukan pengkajian tentang penghasilan
suami sehari-hari
c) Pembahasan
Dari hasil pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan
karena penulis telah mengkaji tentang penghasilan sehari-
hari dan penghasilan cukup
8) Pola kebutuhan sehari-hari
a) Tinjauan teori
Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan sehari-hari ibu
dalam menjaga kebersihan dirinya dan bagaimana pola
makan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak.

25
b) Tinjauan kasus
Penulis telah melakukan pengkajian tentang kebiasaan
sehari-hari ibu dalam menjaga kebersihan dirinya dan
bagaimana pola makan sehari-hari
c) Pembahasan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan karena
penulis telah melakukan pengkajian terhadap kebiasaan
sehari-hari ibu dalam menjaga kebersihan dirinya dengan
hasil ibu memiliki kebiasaan sehari-hari dalam menjaga
kebersihan dirinya baik
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
a) Tinjauan teori
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum Ibu
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu
(3) Tinggi dan Berat Badan
Untuk mengetahui IMT ibu
b) Tinjauan kasus
(1) Keadaan umum
Penulis telah melakukan pengkajian keadaan umum
Ny.S
(2) Kesadaran
Penulis telah melakukan pengkajian kesadaran Ny.S
(3) Tinggi dan Berat Badan
Penulis telah melakuka pengkajian tinggi dan berat
badan Ny.S

26
c) Pembahasan
(1) Keadaan umum
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan
karena penulis telah melakukan pengkajian tentang
keadaan umun Ny.S dengan hasil keadaan umum baik
(2) Kesadaran
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan
karena penulis telah melakukan pengkajian tentang
kesadaran Ny.S dengan hasil kesadaran composmentis
(3) Tinggi dan Berat Badan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan
karena penulis telah melakukan pengkajian tentang
tinggi dan berat badan Ny.S dengan hasil tinggi badan
156 cm, berat badan 50kg
2) Tanda-tanda vital
a) Tinjauan teori
Untuk mengetahui tanda-tanda vital ibu
b) Tinjauan kasus
Penulis telah melakukan pengkajian tanda-tanda vital pada
Ny.S
c) Pembahasan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan karena
penulis telah melakukan pengkajian tanda-tanda vital pada
Ny.S dengan hasil :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu Badan : 36,8 0C
Respirasi : 22 x/menit

27
3) Pemeriksaan fisik
a) Tinjauan teori
Untuk mengetahui keadaan fisik ibu dari ujung kepala
sampai kaki
b) Tinjauan kasus
Penulis telah melakukan pemeriksaan fisik pada Ny.S
c) Pembahasan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan karena
penulis telah melakukan pemeriksaan fisik pada Ny.S
dengan hasil pemeriksaan baik
2. Langkah II : Interpretasi Data Dasar/Diagnosa
a. Tinjauan teori
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar
terhadap diagnosis atau masalah kebutuhan pasien. Masalah atau
diagnosis yang spesifik dapat ditemukan berdasarkan interprestasi
yang benar terhadap data dasar.

b. Tinjauan kasus
Penulis telah mengidentifikasi data dasar/diagnosa pada Ny.S
c. Pembahasan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan karena penulis
telah mengidentifikasi data dasar/diagnosa pada Ny.S
3. Langkah III : Masalah Potensial
a. Tinjauan teori
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau
diagnosis potensial lain yang berdasarkan beberapa masalah dan
diagnosis yang sudah cukup di identifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi yang cukup dan apabila memungkinkan
dilakukan proses pencegahan atau dalam kondisi tertentu pasien
membutuhkan tindakan segera.
b. Tinjauan kasus
Penulis telah mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
pada Ny.S

28
c. Pembahasan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan karena penulis
telah mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial dengan
hasil tidak ada diagnosa potensial

4. Langkah IV : Tindakan Segera


a. Tinjauan teori
Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan
menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah
yang ditegakkan
b. Tinjauan kasus
Penulis telah melakukan identifikasi tindakan segera pada Ny.S
c. Pembahasan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan dengan hasil
tidak ada tindakan segera
5. Langkah V : Perencanaan
a. Tinjauan teori
Langkah ini dilakukan untuk memeberikan perencanaan asuhan
kebidanan pada ibu
b. Tinjauan kasus
Penulis telah melakukan perencanaan asuhan pada Ny.S
c. Pembahasan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan karena penulis
telah melakukan perencanaan asuhan pada Ny.S
6. Langkah VI : Pelaksanaan
a. Tinjauan teori
Langkah ini dilakukan dari pelaksanaan rencana sebelumnya, baik
terhadap masalah pasien, ataupun diagnosis yang ditegakkan.
b. Tinjauan kasus
Penulis telah melakukan pelaksanaan rencana asuhan kebidanan
pada Ny.S

29
c. Pembahasan
Dari pembahsan diatas tidak terdapat kesenjangan karena penulis
telah melakukan pelaksanaan rencana asuhan kebidanan pada Ny.S
7. Langkah VII : Evaluasi
a. Tinjauan teori
Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan yakni
dengan melakukan evaluasi dari perencanaan dan pelaksanaan
yang dilakukan oleh bidan.
b. Tinjauan kasus
Penulis telah melakukan evaluasi dari perencanaan yang telah
dibuat pada Ny.S
c. Pembahasan
Dari pembahasan diatas tidak diterdapat kesenjangan karena
penulis telah melakukan evaluasi dai perencanaan yang diberikan
pada Ny.S

B. Kesulitan yang dialami penulis selama proses pengkajian


Saya tidak merasa kesulitan yang berarti selama penulisan dan pengkajian
kasus ini.

30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Langkah I : Pengkajian
Telah dilakukan pengkajian sesuai teori secara berurutan dan sistematis
sehingga dapat menentukan diagnose kebidanan, di lahan karena
keterbatasan waktu dan tenaga, pengkajian secara mendalam dan
sistematis jarang dilakukan.
Langkah II : Interpretasi Data
Dari data yang telah dikaji maka penulis menentukan diagnose yang tepat
terhadap Ny.S sesuai dengan kondisi yang ditemukan, yaitu Ny.S umur 23
tahun P1A0 Akseptor KB suntik 3 bulan
Langkah III : Diagnosa Potensial
Dari data dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada Ny.S tidak ada yang
mengarah pada potensial suatu masalah.
Langkah IV : Antisipasi Masalah Segera
Karena tidak ada diagnose potensial maka tidak diperlukan antisipasi
masalah.
Langkah V : Intervensi
Sebelum melaksanakan tindakan, telah direncanakan tindakan apa saja
yang akan dilakukan sesuai protap dan kewenangan yang diberikan,
sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan dengan melihat
kesenjangan antara perencanaan dan pelaksanaan yang telah dilakuakn
sehingga dapat sebagai bahan evaluasi dan introspeksi. Di lahan lebih
sering langsung ke arah pelaksanaa tanpa terlalu.

31
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Sentani, dapat menjadi puskesmas yang bermutu
dengan bangunan baru yang lebih nyaman dan sistem pelayanan yang
meningkat. Khususnya untuk ruang KB dapat menjadi evaluasi untuk
memberikan asuhan pelayanan dan edukasi tentang program KB.
2. Bagi Kampus Stikes Jayapura, dapat menjadi kampus yang bermutu
dan mencetak penerus tenaga kesehatan yang bermutu, tulus dan
terlatih. aran.
3. Bagi mahasiswa, kasus ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/I lain
sebagai acuan pembelajaran dan sebagai reverensi perbaikan dengan
ilmu ter-update nantinya.
.

32
DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan Edisi II. Jakarta : yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Melani Niken, Setiyawan Nanik, Estiwidani Dwiana, Suherni.2012.Pelayanan


Keluarga Berencana. Yogyakarta: Citramaya

Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : YBP-Sarwono. ISBN : 979-


8150-14-7

Wijayanegara Hidayat.2017.Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Jakarta :


CV. Trans Info Media

Varney, Helen, 2006. Buku Ajar Asuhan kebidanan. Jakarta: EGC.

33

Anda mungkin juga menyukai