HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Menentukan Usia Kehamilan Dengan HPHT” sebagai
salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan pada semester 2 D3
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin.
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan membimbing untuk menyumbangkan ide dan pikiran mereka dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna di masa yang akan
datang serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada kita semua.
Aamiin.
Penulis
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menghitung usia kehamilan masih banyak kurang dipahami oleh para ibu
hamil. Padahal hal ini merupakan penting untuk dapat mengetahui usia
kehamilan yang sedang dijalani. Dengan mengetahui usia
kehamilan,seorang ibu hamil dapat mengetahui perkembangan dan
pertumbuhan organ, apa yang sedang terjadi pada janinnya. Kebutuhan apa
yang diperlukan oleh janinnya dan hal apa yan boleh dan tidak boleh
dilakukan selama usia kehamilan tersebut. Selain itu, dengan mengetahui
usia kehamilan, seorang ibu hamil dapat mengetahui kapan jadwal
pemeriksaan yang harus dilakukan baik oleh dokter maupun ke bidan.
Sehingga dengan demikian diharapkan kehamilan yang sedang dijalani
menjadi sehat dan menghasilkan buah hati yang berkualitas. Selama ini
kebanyakan untuk dapat menghitung usia kehamilan mengandalkan para
ahli baik dokter atau bidan, memang hal ini merupakan yang dianjurkan
demi ketepatan penghitungan usia kehamilan. Selain itu, biasanya
menghitung usi kehamilan dilakukan dengan menggunakan USG yang
memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dengan mengukur ukuran
tengkorak, panjang janin, ukuran jantung, ginjal dan sebagainya.
Pengkajian usia kehamilan yang akurat merupakan salah satu
pertimbangan yang paling penting yang dibuat oleh bidan selama
kehamilan berlangsung. Perkiraan usia kehamilan yang tidak tepat dapat
mengakibatkan waktu penapisan yang tidak sesuai. Usia kehamilan
merupakan salah satu alat ukur kesehatan janin yang paling bermanfaat
dan waktu kelahiran sering ditentukan dengan pengkajian usia kehamilan.
Tradisi dalam memperkirakan usia kehamilan dari Hari Pertama haid
Terakhir (HPHT) telah digunakan secara luas karena lebih banyak wanita
menyadari kapan menstruasi terakhirnya dimulai dibandingkan kapan
mereka mengalami ovulasi atau kapan konsepsi terjadi.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menetukan usia kehamilan?
2. Bagaiman metode HPHT?
3. Bagaiman cara Menentukan Usia Kehamilan Dan Hari Perkiraan
Persalinan?
c. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara menentukan usia kehamilan
2. Untuk mengetahui metode HPHT
3. Untuk mengethui cara menentukan usia kehamilan dan hari perkiraan
persalinan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
baik)**
10. Ultrasonografi diameter biparietal pada 26-30 ±2-3 minggu
Minggu
11. Tanggal HPHT dari ingatan (riwayat baik)** 3-4 minggu
12. Ultrasonografi diameter biparietal setelah 30 3-4 minggu
Minggu
13. Pengukuran tinggi fundus uteri 4-6 minggu
14. Tanggal HPHT dari ingatan (riwayat buruk) 4-6 minggu
15. Denyut jantung fetus pertama kali terdengar 4-6 minggu
16. Persepsi adanya gerakan janin 4-6 minggu
Keterangan:
*Kaidahnya adalah untuk selalu menggunakan pilihan indikator yang lebih
akurat daripada yang kurang akurat.
** Riwayat baik mewajibkan adanya pengetahuan panjang siklus sebelumnya
dengan siklus menstruasi yang teratur dan tidak adanya penggunaan pil
kontrasepsi selama 6 bulan dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Sumber : Bowie & Andreotti, 1983
4
B. Metode HPHT
Estimasi usia kehamilan berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) merupakan metode estimasi usia kehamilan yang paling banyak
digunakan di dunia karena mudah digunakan dan tidak memerlukan biaya
(Lynch & Zhang, 2007). Namun metode ini mengharuskan terpenuhinya
beberapa syarat agar memberikan keakuratan yang baik (Bowie &
Andreotti, 1983), yaitu:
1. Mengetahui tanggal HPHT yang akurat dan panjang siklus sebelumnya
dengan siklus menstruasi yang teratur.
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus disertai pelepasan endometrium. Siklus menstruasi adalah jarak
antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi
berikutnya. Hari pertama keluarnya darah menstruasi pada siklus
menstruasi yang terakhir disebut hari pertama haid terakhir. Interval
rata-rata pengulangan menstruasi diperkirakan 28 hari, tetapi terdapat
variasi yang cukup besar diantara wanita secara umum (Hanafiah, 2009)
5
Panjang siklus menstruasi yang normal adalah 21-35 hari (Palter &
Olive, 2002) dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya
berkisar 18-42 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42
hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulatoar)
(Hanafiah, 2009).
Siklus menstruasi normal dapat dipahami dengan baik dengan
membaginya atas dua fase dan satu saat, yaitu fase folikuler, saat ovulasi,
dan fase luteal.
Hari 6-12 adalah proliferative, estrogenic, atau follicular phase. Pada fase
ini FSH dan LH yang disekresi oleh hipofisis anterior menstimulasi
pembentukan kantong berisi cairan yang disebut folikel. Setiap folikel
merupakan tempat dari ovum yang berkembang, namun hanya satu folikel
yang akan mencapai maturitas penuh. FSH kemudian menstimulasi folikel
6
di dalam ovarium untuk mengeluarkan estrogen. Pengeluaran estrogen ini
menyebabkan penebalan endometrium. Peningkatan kadar estrogen akan
menghambat sekresi FSH dan meningkatkan kadar LH yang mencolok.
Lonjakan LH membuat satu folikel menjadi matur.
Hari 13-15 adalah ovulatory phase. Kira-kira 16-24 jam setelah
lonjakan LH. Folikel yang matur akan ruptur dan mengeluarkan ovum
yang telah berkembang. Fertilisasi dapat terjadi dalam rentang waktu ini.
Peristiwa ini disebut ovulasi, yang secara khas terjadi pada hari ke-14.
Hari 16-23 adalah secretory, progestational, atau luteal phase
disaat folikel yang telah kosong berubah menjadi struktur sel endokrin
yang disebut korpus luteum. Korpus luteum ini mensekresikan progesteron
dalam jumlah yang banyak dan estrogen dalam jumlah sedikit. Progesteron
mempertahankan penebalan dinding uterus dan menyebabkan sel-sel
uterus mengeluarkan hormon dan enzim lain untuk mempersiapkan
endometrium sebagai tempat implantasi dari ovum yang sudah difertilisasi.
Hari 24-28 adalah premenstrual phase. Jika ovum yang telah
difertilisasi tidak implantasi pada lapisan uterus, korpus luteum akan
berdegenerasi sehingga kadar progesteron dan estrogen akan menurun.
Penurunan hormon ini akan berakibat dalam spasme pembuluh darah
arteriol yang menyebabkan luluhnya endometrium. Akhirnya, kadar
prostaglandin yang tinggi akan menyebabkan kontraksi otot uterus, yang
akan mengeluarkan jaringan endometrium, darah, dan mucus (Johnson,
2008).
2. Tidak menggunakan pil kontrasepsi dalam 6 bulan terakhir.
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan (Albar, 2009). Metode kontrasepsi dibagi menjadi kontrasepsi
hormonal dan kontrasepsi non-hormonal. Kontrasepsi hormonal adalah
kontrasepsi yang menggunakan hormon seks steroid wanita seperti
estrogen dan progesteron sintetis (Stubblefield & Olive, 2002).
Kontrasepsi ini tersedia dalam bentuk oral, injeksi dan implan. Kontrasepsi
oral adalah kombinasi estrogen dan progestin atau hanya progestin—mini
pil dan merupakan jenis kontrasepsi hormonal yang paling banyak
7
digunakan di dunia.
8
1) Panjang siklus menstruasi normal yang dapat berbeda-beda pada wanita.
Bahkan pada wanita dengan panjang siklus menstruasi rata-rata, waktu
terjadinya ovulasi dapat berbeda. Baird et al. melaporkan bahwa hanya
10% wanita dengan siklus menstruasi 28 hari dan teratur ovulasi terjadi
tepat pada hari ke-14. Ditemukan dari 75% wanita yang diteliti, ovulasi
terjadi dalam ± 4 hari dari hari ke-13 (Lynch & Zhang, 2007).
2) Wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur atau anovulatoar tidak
dapat disertakan dalam asumsi bahwa ovulasi terjadi pada hari ke-14;
pada kenyataannya episode perdarahan yang tidak teratur terkadang dapat
merupakan keguguran kandungan spontan yang tidak diketahui.
3) Perdarahan pada awal kehamilan mungkin sering disalahartikan sebagai
periode menstruasi yang terlambat. Dengan demikian, dapat terjadi
kesalahan dalam tanggal periode menstruasi terakhir sebanyak 4 minggu.
4) Kesalahan dalam mengingat tanggal hari pertama haid terakhir.
9
Perlu dipastikan juga apakah wanita yang bersangkutan
menggunakan kontrasepsi steroid sebelum hamil. Wanita yang
mengalami perdarahan lucut berulang teratur selagi menggunakan
kontrasepsi biasanya menghentikan pemakaian kontrasepsi tersebut
secara siklis dan langsung hamil tanpa mengalami perdarahan mirip
menstruasi lebih lanjut. Namun, ovulasi mungkin belum pulih dalam 2
minggu setelah awitan perdarahan lucut terakhir, tetapi mungkin terjadi
pada tanggal-tanggal selanjutnya yang sangat bervariasi. Dalam hal ini
kita sulit memperkirakan waktu ovulasi (Cunningham et al., 2006).
10
b. Menggunakan cara manual atau menghitung
4) Daftar jumlah minggu dan hari dibuat mulai dari sisa hari
dalam bulan HPHT sampai dengan jumlah minggu dan hari di
bulan saat pasien melakukan pemeriksaan.
6) Contoh kasus :
11
(5). Februari = 28 hari atau 4 minggu
Rumusnya adalah :
Contoh kasus 1 :
Ada seorang ibu hamil yang ingin menghitung usia kehamilan. Kebetulan, pada
hari ini tanggal 17 November 2017.Kira – kira berapa usia kehamilan hingga hari
ini ?
Usia kehamilan :
(17-11-2017) – (10-5-2017)
Keterangan : kurangi hari dengan hari, bulan dengan bulan. Tahun tidak
perlu digunakan.
Hari tidak perlu dikalikan. Yang dikalikan dengan 4 1/3 hanya bulannya
saja.
7 hari + 26 minggu
12
1 minggu +26 minggu
27 minggu
Contoh kasus 2 :
Ibu Risna saat ini pada tanggal 28 Agustus 2017 berkunjung ke PMB untuk
mengetahui usia kehamilannya. Diketahui HPHT Ibu Risna 17 Mei 2017
Usia kehamilan :
Keterangan : kurangi hari dengan hari, bulan dengan bulan. Tahun tidak
perlu digunakan.
Hari tidak perlu dikalikan. Yang dikalikan dengan 4 1/3 hanya bulannya
saja.
4 hari + 14 minggu
2. Menentukan HPL
13
Namun, rumus ini tidak bisa digunakan pada :
Contoh kasus :
20 – 3 – 2008
+7 – 3 + 1
27 – 12 – 2009
14
2. USG
Cara ini paling mudah dan paling sering dilakukan oleh dokter. Tingkat
akurasinya cukup tinggi, yakni sekitar 95%. Dengan USG maka usia kehamilan
dan perkiraan waktu kelahiran bisa dilihat dengan jelas melalui “gambar” janin
yang muncul pada layar monitor.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Sari Angrita, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Bogor :
IN Media
17