Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ETIKOLEGAL

ISSU MORAL

Dosen Pengampu:

Ibu Vonny Khresna Dewi

Disusun Oleh Kelompok 6:

1. Elrana Salsabila
2. Indah Rahmatul Jannah
3. Nor Kholifah
4. Nur Raudhathul Jannah
5. Nur Rima Putri.M
6. Salma Mariesa
7. Shinta Mardiana

Kelas
2B KEBIDANAN SEMESTER II

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2018/2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Issu Moral ” dengan tepat
waktu. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah
Etikolegal yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, tetapi kami berharap
makalah ini bisa membantu teman-teman dalam menambah pengetahuan tentang ilmu
kebidanan.
Semoga makalah ini bisa berguna untuk kedepannya, dan jika ada kata-kata yang kurang
berkenan kami mohon maaf, karena kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan. Dan kami berharap saran dan masukan untuk perbaikan dimasa depan. Terima kasih.

Banjarbaru, 16 Maret 2019


Hormat Kami

Kelompok 6
Daftar Isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Kesehatan Reproduksi
B. Gangguan Atau Penyakit Kesehatan Reproduksi
C. Kasus Semu
D. Solusi Masalah

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi (Kespro) mulai dimasukkan dalam Riskesdas 2010 yang
hanya memberikan gambaran nasional dan provinsi. Riskesdas 2013 menyediakan
informasi kesehatan reproduksi baik tingkat nasional, provinsi, bahkan kabupaten/kota
(terbatas untuk indikator tertentu), sehingga provinsi dapat menilai cakupan pelayanan
kesehatan ibu berbasis komunitas sebagai komplemen dari data rutin.
Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-
kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna
untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali,
dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40 tahun ke atas
wanita masih mampu hamil, tetapi fertilitas menurun cepat sesudah usia tersebut.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan
atau spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri
atau perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan
kesejahteraan meraka.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kesehatan reproduksi.
2. Untuk mengajarkan bagaimana cara merawat kesehatan reproduksi.
3. Untuk dapat memahami kasus dan memecahkan masalah yang ada.
4. Untuk dapat menganalisa masalah yang ada pada kesehatan reproduksi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KESEHATAN REPRODUKSI
Kesehatan Reproduksi. Hal ini merupakan suatu hak asasi manusia yang, seperti
semua hak asasi manusia lainnya,. dalam mewujudkan hak tersebut, harus memiliki akses
ke informasi dan layanan kesehatan reproduksi komprehensif sehingga mereka bebas
membuat pilihan berdasarkan informasi terkait kesehatan serta kesejahteraan mereka.
Berikut adalah definisi tentang kesehatan reproduksi:

1. Kesehatan, bukan saja berarti "tidak adanya penyakit" di dalam tubuh. Kesehatan
adalah kesejahteraan jasmani, rohani , mental dan spiritual.
2. Reproduksi, berarti "menghasilkan kembali", yaitu suatu proses dalam menghasilkan
atau melahirkan keturunan demi kelestarian hidup manusia. Remaja, adalah
sekelompok orang yang berada dalam masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Masa ini lazim disebut "pubertas" yang ditandai oleh perubahan fisik yang cukup
menyolok pada laki-laki maupun perempuan. Selain itu perubahan juga terjadi pada
pikiran, perasaan clan perilaku.

Kesehatan reproduksi dapat juga diartikan sebagai keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang menyeluruh -dan tidak tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau
kecacatan- dalam semua hal berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta
prosesnya. Kesehatan reproduksi oleh karena itu menyatakan bahwa seseorang mampu
memiliki kehidupan seks yang memuaskan dan aman dan bahwa mereka memiliki
kemampuan untuk bereproduksi dan bebas untuk memutuskan, kapan dan seberapa
sering melakukannya.
Berdasarkan pendapat lain Kesehatan Reproduksi , adalah kondisi sehat menyangkut
sistem, fungsi, dan proses alat reproduksi yang dimiliki . Sehat tidak semata-mata berarti
bebas penyakit atau bebas dari kecacatan, melainkan juga sehat secara mental, sosial dan
kultural. Penyediaan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan berkualitasi
tinggi membutuhkan pendekatan terpadu yang bersifat multisektoral. Personel dari
berbagai sektor seperti perlindungan, kesehatan, nutrisi, pendidikan, dan layanan
masyarakat; semua memainkan peranan penting dalam merencanakan dan memberikan
layanan kesehatan produksi. Cara terbaik memenuhi kebutuhan adalah dengan
melibatkan masyarakat yang terkena dampak dalam tiap-tiap fase respon: mulai dari
menilai kebutuhan sampai merancang program, meluncurkan dan melaksanakan program,
dan mengevaluasi dampaknya. Layanan kesehatan reproduksi mencakup berbagai
layanan. Layanan-layanan tersebut ditetapkan sebagai berikut dalam Program Aksi
Konferensi Internasional mengenai Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) yang
diselenggarakan di Kairo, Mesir, pada September 1994:
1. Konseling, informasi, pendidikan, komunikasi, dan layanan keluarga berencana;
2. Pendidikan dan layanan untuk perawatan pranatal, persalinan yang aman, dan
perawatan nifas, serta perawatan kesehatan bayi dan perempuan;
3. Pencegahan dan perawatan yang tepat untuk infertilitas/kemandulan;
4. Pencegahan aborsi dan penanganan akibat dari aborsi;
5. Perawatan infeksi saluran reproduksi, penyakit menular seksual, termasuk
HIV/AIDS;
6. Pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kanker payudara dan kanker system
reproduksi, serta kondisi kesehatan reproduksi lainnya;
7. Pencegahan secara aktif atas praktik tradisional yang berbahaya, seperti Female
Genital Mutilation (FGM)/sunat perempuan.

Dalam menyediakan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan


berkualitas tinggi membutuhkan pendekatan multisektoral yang terpadu. Personel
perlindungan, kesehatan, gizi, pendidikan, dan pelayanan masyarakat, semua memainkan
peran dalam merencanakan dan menyediakan layanan kesehatan reproduksi. Cara yang
terbaik untuk menjamin bahwa layanan kesehatan reproduksi memenuhi kebutuhan
penduduk yang terkena dampak adalah dengan melibatkan masyarakat dalam tiap-tiap
fase pengembangan layanan tersebut, mulai dari merancang program sampai
meluncurkan dan menjalankan program, kemudian mengevaluasi dampaknya. Hanya
dengan cara ini masyarakat akan memperoleh manfaat dari layanan-layanan yang
disesuaikan secara khusus dengan kebutuhan dan permintaan mereka, dan hanya dengan
cara ini mereka akan memiliki andil dalam masa depan.

B. GANGGUAN ATAU PENYAKIT KESEHATAN REPRODUKSI

1. Apa itu penyakit reproduksi?


Penyakit reproduksi adalah penyakit yang terjadi pada organ-organ
reproduksi. Organ-organ reproduksi wanita meliputi sel telur, ovarium, tuba fallopi,
uterus dan vagina. Organ reproduksi pria terdiri dari sperma, testis, epididimis, vas
deferens, uretra, dan penis. Jadi, apabila organ-organ tersebut memiliki masalah
medis berupa penyakit maka itu disebut penyakit reproduksi. Penyakit reproduksi
wanita sering kali juga meliputi bagian payudara.

2. Penyebab Umum penyakit kesehatan reproduksi


Pada umumnya, penyakit reproduksi disebabkan oleh hal-hal tertentu. Ada
penyakit sistem reproduksi yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti jamur,
bakteri, atau virus. Ada pula penyakit reproduksi yang bisa disebabkan oleh kelainan
atau disfungsi. Penting bagi Anda untuk mengetahui penyebab dari penyakit sistem
reproduksi yang diderita. Ini dikarenakan pengobatan suatu penyakit reproduksi
tertentu sangat dipengaruhi oleh penyebabnya.

3. Macam-macam penyakit reproduksi pada wanita


Sudah disinggung sebelumnya bahwa penyakit reproduksi wanita menyerang
organ reproduksi wanita. Ada beberapa penyakit reproduksi wanita yang umumnya
terjadi. Jika Anda adalah seorang wanita maka penting untuk menyimaknya.

a. Vaginitis
Vaginitis adalah penyakit reproduksi wanita dengan kondisi vagina yang
mengalami infeksi. Infeksi pada vagina disebabkan oleh beberapa jenis
mikroorganisme, yaitu seperti bakteri, jamur, dan parasit.
Penyakit sistem reproduksi ini bisa menyerang vagina langsung atau melalui
perineum. Penyakit vaginitis bisa disebabkan oleh jamur Candida Albicans,
bakteri Gardnerella, parasit Trichomonas Vaginalis, dan virus.
Penderita vaginitis memiliki beberapa gejala yang bisa diamati. Beberapa gejala
penyakit vaginitis seperti nyeri hebat pada vagina, disuria, pruritas di vulva, ruam
bibir vagina, edema vukva, vagina bau busuk, dan perdarahan vagina.
b. Bartolinitis
Penyakit reproduksi wanita lainnya adalah bartolinitis. Bartolinitis adalah sebuah
penyakit sistem reproduksi yang terdapat infeksi pada kelenjar bartolin. Kelenjar
bartolin yang terinfeksi ini akan mengalami pembengkakan. Penyebab dari
penyakit bartolinitis adalah jamur Candida Albicans, bakteri Neiseria Gonore,
virus (Kondiloma Akuminata dan Herpes Simpleks), dan protoazoa (Amoebiasis
dan Trikomoniasis). Para wanita yang mengalami penyakit bartolinitis akan
merasakan rasa nyeri yang cukup hebat. Rasa nyeri ini disertai demam, alat
kelamin memerah bahkan Anda tidak bisa berjalan, dan sakit saat berhubungan
seksual
c. Condiloma Accuminata
Condiloma Accuminata adalah penyakit reproduksi wanita yang disebabkan oleh
virus yang tak asing lagi. Virus yang dimaksud adalah virus Human Papiloma.
Virus tersebut juga merupakan virus penyebab kutil. Wanita yang mengalami
penyakit condiloma accuminata sebaiknya segera diobati. Hal ini dikarenakan
obat condiluma accuminta bisa berkembang menjadi kanker pada organ lainnya
seperti rahim wanita.
d. Kanker ovarium
Kanker ovarium juga termasuk ke dalam penyakit reproduksi wanita. Penyakit ini
berawal dari kista ovarium yang merupakan tumor jinak dan kecil di dalam rahim.
Kista ovarium yang paling sering terjadi adalah kista dermoid, kista lutein, dan
kista cokelat. Tumor jinak atau kista ovarium tersebut lambat laun akan
berkembang menjadi semakin besar dan ganas yang menjadi kanker ovarium.
Tahukah Anda bahwa kanker ovarium bisa menyebabkan letak janin mengalami
kelainan? Ya, tumor ganas ovarium (kanker ovarium) dengan ukuran besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin. Penyebab penyakit kanker ovarium disebabkan
oleh gaya hidup yang keliru, asupan, kurang olahraga, dan lainnya. Berhati-hatilah
Anda jika memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur karena itu merupakan
gejala dari penyakit kanker ovarium. Selain itu, beberapa gejala kanker ovarium
lainnya adalah nyeri saat berhubungan, pendarahan, dan asites.
e. Kanker serviks
Kanker serviks adalah penyakit reproduksi wanita yang juga umum terjadi.
Penyakit ini disebabkan karena adanya sel-sel abnormal yang tumbuh pada
lapisan epitel serviks. Sel abnormal tersebut akan terus tumbuh dengan ganas.Hal
tersebut membuat jaringan yang ada di sekitar leher rahim jadi kurang berfungsi.
Pengobatan kanker serviks umumnya dilakukan dengan mengangkat rahim,
oviduk, ovarium, sepertiga dari vagina (bagian atas).

4. Macam-macam penyakit reproduksi pria


Tak hanya wanita, pria pun bisa terserang penyaki sistem reproduksi. Ada beberapa
penyakit reproduksi pria yang sering terjadi. Para pria perlu menyimak penjelasan
tentang macam-macam penyakit reproduksi pria.Penyaki reproduksi pria yang umum
sering terjadi bisa dilihat di bawah ini:

a. Prostatitis
Penyakit reproduksi pria yang umumnya sering terjadi adalah prostatitis.
Prostatitis adalah penyakit reproduksi pria di mana kelenjar prostat mengalami
infeksi. Penyebab dari prostatitis adalah bakteri.Bakteri yang menginfeksi kelenjar
prostat pria adalah E. coli, Klebsiella, dan Proteus. Pria yang mengalami
prostatitis akan memiliki beberapa gejala seperti sulit ejakulasi, gagal ereksi,
disuria, dan demam.

b. Epididimitis
Selain prostatitis, ada lagi penyakit reproduksi pria yang disebabkan karena
adanya infeksi pada organ reproduksi pria. Penyakit tersebut adalah epididimitis.
Epididimitis adalah kondisi di mana bagian epididimis mengalami
peradangan.Beberapa bakteri yaitu Chlamydia trachomatis, E. coli, dan Neisseria
gonorrhoeae adalah jenis bakteri yang sering menyebabkan penyakit epididimitis.
Penyakit ini sering menimpa para pria yang suka berganti-ganti pasangan
seks.Ada beberapa gejala dari penyakit epididimitis, yaitu nyer pada testis, ada
darah di dalam sperma, sakit saat ejakulasi, nyeri pada testis, dan disuria. Apabila
Anda mengalami beberapa gejala tersebut maka periksakan diri Anda segera.
c. Sifilis
Penyakit reproduksi pria lainnya adalah sifilis. Penyakit sifilis juga biasa disebut
‘raja singa’. Sifilis bisa terjadi karena aktivitas seksual. Selain itu, bisa juga
karena transfusi darah. Bakteri yang menyebabkan sifilis adalah bakteri
Reponema Pallium.

d. Gonorhea
Gonorhea atau kencing nanah juga merupakan penyakit reproduksi pria yang
sering terjadi. Penyebab dari gonorhea adalah bakteri Neisseria Gonorrheae.
Penyakit ini ditularkan melalui aktivitas seksual yang bebas dan menyimpang.

e. Hipogonadisme
Penyakit sistem reproduksi lainnya pada pria adalah hipogonadisme.
Hipogonadisme adalah kondisi di mana testis pria tidak dapat memproduksi
hormon testosteron yang cukup. Masalah ini bisa dialami sejak janin berkembang
di perut, Penyebab dari hipogonadisme adalah infeksi testis, trauma pada testis,
radang buah zakar,, sindrom Klinefelter, dan sindrom Kallman. Pria yang
mengalami hipogonadisme ini memiliki bentuk alat kelamin yang kurang
sempurna dan disfungsi ereksi.

C. KASUS SEMU
Ny. Suminah berumur 19 tahun datang ke Puskesmas untuk periksa hamil tanggal 7
Maret 2017. Hamil ini adalah kehamilan yang kedua, belum pernah abortus dan
menyatakan mengunakan pil KB sebelum hamil , namun Ny.Sumiah menyatakan bahwa
kehamilanya tidak diinginkan karena satu anak saja sudah cukup dan karena pengalaman
hamil yang pertama banyak gangguan yang tidak nyaman yang dirasakan ibu serta
mengalami hipertensi pada kehamilan sebelumnya HPHT : 28 Mei 2016. Ibu
mengatakan merasa gatal dan panas disekitar vagina, dorongan buang air kecil lebih
sering, nyeri saat hubungan seksual, menggigil, nyeri perut atau kram Dari hasil
pemeriksaan ditemukan TD : 110/70 mmhg, S : 36 C, M : 80 x / mnt, Rr “ 20 x / mnt, Hb
: 8 gram%, kunjungtiva merah muda dan DJJ 144 x / mnt teratur, terdengar di perut ibu
sebelah kiri.
1. Kata Kunci Masalah:
a. Kehamilan yang tak diinginakan.
b. Terasa gatal dan panas di sekitar vagina.
c. Buang air menjadi lebih sering.
d. Nyeri berhubungan seksual.
e. Mengigil dan keramperut.
f. HPHT : 28 Mei 2016.

2. Pertanyaan Masalah
Yang harus dilakukan adalah membuat analisa dengan 5W1H yang akan muncul pada
pertanyaan masalah tersebut, yaitu:
a. What (Apa) apa inti permasalahn kasus tersebut?
b. Who (Siapa) siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut?
c. Why (Kenapa) Kenapa masalah tersebut muncul?
d. When (Kapan) sejak kapan masalah itu muncul?
e. Where (Dimana) Diman biasanya masalah tersebut muncul?
f. How (Bagaimana) bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?

D. ANALISA MASALAH
1. What (Apa) apa inti permasalahn kasus tersebut?
Yang menjadi inti masalah dalam penelitian ini adalah keadaan Ny.Sumiah
berusia 19 tahun yang sedang cemas karena mengandung anak kedua padahal sudah
mengunakan Pil KB. Ny,Sumiah mengatakan bahwa dirinya menggunakan pil KB
agar tidak kembali hamil dikarenakan kehamilan sebelumnya Ny.Sumiah mengalami
hipertensi, merasa gatal dan panas di area vagina, sakit saat berhubungan intim,
frekuensi buang air kecil meningkat, keram perut dan gangguan lain yang
membuatnya tidak nyaman. Pada keadaan ini Ny.Sumiah disebut Ibu hamil risiko
tinggi komplikasi dengan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung
menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayinya dan kehamilan
terebut termasuk dalamkehamilan yang tidak diinginkan antara lain ada beberapa
alasan untuk tidak menginginkan kehamilan antara lain karena perkosaan, kurang
pengetahuan yang memadai tentang kontrasepsi, terlalu banyak anak, alasan
kesehatan, janin cacat, usia muda atau belum siap menikah, pasangan tidak
bertanggung jawab atau hubungan dengan pasangan belum mantap, kendala ekonomi
dan lainnya. Sehingga membuat banyak keluhan yang terjadi.

2. Who (Siapa) siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut?


Dari permasalahan kasus tersebut pihak-pihak yang menyebabkan permasalahan
ini diantaranya kurangnya pengetahuan Ny.Sumiah tentang pemakaian kB dan angka
kegagalan kontrasepsi serta kurangnya sosialisasi dan kajian pemerintah tentang KB.
Serta Ny.Sumiah yang kurang memperhatikan kesehatan vaginanya sendiri, untuk
seperti vagina yang panas dan gatal biasanya di sebakan oleh jamur dikarenakan
pemakaian celana dalam yang ketat, tidak bersihnya saat buang air kecil, tidak
menjaga kelembapan vagina, mau pun keputihan.

3. Why (Kenapa) Kenapa masalah tersebut muncul?


keadaan kualitas pelayanan yang belum maksimal menjadi jawaban dari
adanyamasalah tersebut. Kualitas pelayanan menjadi penting, karena:
a. kualitas pelayanan memang diperlukan bagi keberhasilan gerakan KB,
b. adanya peningkatan modernitas dan rasionalitas masyarakat
c. adanya kaitan yang erat antara kualitas pelayanan KB dengan kesehatanreproduks
d. perbaikan kualitas pelayanan merupakan satu cara evektif untuk memperkecil
kegagalan kontrasepsi atau KDT bagi para akseptor
e. kurangnya informasii tentang kesehatan reproduksi
f. tidak adanya timbal balik antara pemahaman
g. kurangnya informasi saat hamil
Berawal dari kegagalan dalam menggunakan alat kontrasepsi maka akan
terjadi kehamilan tidak Diinginkan KTD. Terdapat dua tindak lanjut berbeda yang
dilakukan masyarakat setelah mengalami yaitu tetap mempertahankan kehamilan
tersebut hingga bayi dilahirkan karena alasan takut dosa bila melakukan aborsi
atau akan dilakukan aborsi apabila ada indikasi kedaruratan medis sesuai dengan
peraturan pemerintah nomor 61 tahun 2014 pada pasal 31 S/D 39 tentang tindakan
aborsi yang dapat dilakukan hanya berdasarkan indikasi kedaruratan medisatau
kehamilan akibat perkosaan.

4. When (Kapan) sejak kapan masalah itu muncul?


Masalah itu muncul sejak kegagalanya kontrasepri serta kurangnya
pemahaman dan perhatian dalam kebersihan diri. Ny.Sumiah yang dimana masih
terbilang sangat muda dan banyak resiko yang akan di dapat saat mengandung apa
lagi saat melahirkan.

5. Where (Dimana) Diman biasanya masalah tersebut muncul?


Masalah akan muncul jika pasangan menggunakan KB dan tidak
mengetahui kekurangan dari KB tersebut misalnya saja seperti Pil KB ynag
dimana familiar di gunakan. Ada pun yang dima pil KB ini mencegah kehamilan
kira kira 80% , yang dimana bertujuan Mencegah ovulasi, sehingga sel telur tidak
dapat dilepaskan dari indung telur. Mengubah kondisi leher rahim, mengentalkan
lendir yang terdapat di leher rahim sehingga sperma susah untuk bergerak menuju
uterus. Mencegah pematangan dinding rahim, yang digunakan sebagai tempat
menempel dan tubuhnya janin. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang sudah
dibuahi tersebut tidak dapat menempel pada dinding rahim.walau ada
efeksampingnya seprti mual, bercak darah, nyeri payudara, bahkan keputihan dan
lain-lain. Namun pil Kb pun bisa gagal sama seperti alat kontrasepsi lainya

E. SOLUSI MASALAH

1. How (Bagaimana) bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?


Seharusnya lebih banyak mendapat perhatian dan pemberian konseling
terhadap KB agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan serta
pemeberitahuan informasi pada Ny.Sumiah agar menjaga alat reproduksinya dan
dirinya agar tetap sehat dan menjaga kebersihan dirinya dan area intinya agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak dinginkan. Serta pasangan tersebut harus bisa
menjaga alat reproduksi mereka sendiri bahkan lebih memperhatikan diri mereka
dari hal berhubungan badan maupun kebersihan reprodksi.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai seorang bidan, bukan hanya menetahui tetapi kita harus memahami betul apa
itu manajemen kebidanan dan 7 asuhan kebidanan yang terdapat di dalamnya. Apabila kita telah
memahami betul apa itu manajemen kebidanan dan 7 langkah asuhan kebidanan, sebagai seorang
bidan kita bisa memberikan pelayanan kepada klien dengan memuaskan.

B. SARAN

Sebagai calon seorang bidan , mulai dari sekarang kita harus memahami betul makna
dari manajemen kebidanan dan 7 langkah asuhan kebidanan, agar bisa memberikan pelayanan
yang memuaskan bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA

Soepardan, Suryani . 2007. Konsep Kebidanan. Bandung

Hombar Pakpahan Label: Manajemen kebidan

Anda mungkin juga menyukai